PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu usaha dalam pendidikan yang memiliki
keteraturan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelum proses dilaksanakan dan
pelaksanaannya terarah sehingga terjadi proses belajar mengajar. Dalam
melaksanakan pembelajaran perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran
agar mencapai hasil yang optimal. Salah satu prinsip pembelajaran yang
dikemukakan dalam buku Condition of Learning Gagne (1977) yaitu menilai hasil
belajar (assesing performance). Menilai hasil belajar merupakan proses untuk
mengetahui kemampuan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan untuk mengetahui penguasaan peserta
didik terhadap tujuan pembelajaran. Proses evaluasi hasil belajar erat kaitannya
dengan pengukuran dan penilaian. Pengukuran merupakan kegiatan awal dari
proses penilaian. Penilaian berarti menilai sesuatu. Melalui proses penilaian, guru
dapat mengetahui kemampuan yang harus dikuasai peserta didik, ketepatan metode
mengajar yang digunakan dan keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan penilaian yaitu untuk membantu belajar peserta didik,
mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik, membantu dalam menilai
efektivitas strategi pembelajaran, program kurikulum, pembelajaran dan
menyediakan data untuk mengambil keputusan serta berkomunikasi dengan orang
tua peserta didik. Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya.
Alat evaluasi dikenal dengan instrumen evaluasi. Alat evaluasi pada
dasarnya digolongkan menjadi dua yaitu tes dan non tes. Alat evaluasi tes dapat
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek kognitif. Alat evaluasi non tes
digunakan untuk mengevaluasi hasil bel ajar aspek afektif dan aspek psikomotor.
Adapun reliabiilitas adalah salah satu instrumen evaluasi untuk mengukur
keabsahan atau kevalidan suatu tes.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Realibilitas?
2. Apa sajakah Jenis- Jenis Realibilitas?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi Koefisien Reliabilitas?
4. Apa saja tipe pengujian reliabilitas?
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih tentang Realibilitas instrumen evaluasi meliputi; pengertian,
jenis, faktor serta tipe pengujian realibilitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reliabilitas
Menurut Sukardi (2008: 43) relaibelitas adalah karakter lain dari evaluasi.
Reliabelitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu
instrument evaluasi dikatakan mempunyai nilai reliabelitas tinggi, apabila tes yang
dibuat mempunyai hasil konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Menurut Dr. Saifudin Azwar (2011:4) Reliabilitas dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi
disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Konsep reliabilitas adalah sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya seperti pendapat dari Masri Singarimbun,
realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Dapat disimpulkan reliabilitas tes merupakan suatu alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan
(konsisten). Seorang dikatakan dapat di percaya apabila orang tersebut berbicara
3
konsistensi, tidak berubah- ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu. Dalam sebuah
tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang
didapat.
4
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik
pengukuran yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan
medis. Skor- skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan
skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah”
orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama
bila tekanan darahnya yang diukur.
1. Panjang Tes.
Pada umumnya semakin panjang tes semakin tinggi reliabilitasnya. Hal
ini disebabkan tes yang cacah butirnya banyak akan memuat cukup banyak
tingkah laku yang diukur.
2. Penyebaran Skor.
Koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh penyebaran skor. Makin lebar
penyebaran skor makin tinggi estimasi koefisien reliabilitasnya. Hal ini
disebabkan koefisien reliabilitas akan semakin tinggi apabila individu-
individu cenderung tetap pada kedudukan terhadap kelompoknya.
D. Pengujian Realibilitas
Menurut Sukardi (2008) Ada beberapa tipe reliabelitas yang digunakan dalam
kegiatan evaluasi dan masing-masing reliebelitas mempunyai konsistensi yang
berbeda-beda. Beberapa tipe reliebelitas di antaranya: tes-retes, ekivalen, dan belah
5
dua yang ditentukan melalui korelasi. Pendekatan dan Teknik pengujian realibilitas
antara lain :
6
2. Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)
Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal
peneliti harus sudah menyusun dua perangkat instrument yang parallel
(ekuivalen), yaitu dua buah instrument yang disusun berdasarkan satu buah
kisi- kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu selalu harus dapat
dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen tersebut diuji
cobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil instrumen
tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment
(korelasi Pearson).
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Realibilitas menunjuk pada pengertian konsistensi pengukuran yaitu seberapa
konsisten skor tes atau hasil evaluasi dari suatu pengukuran ke pengukuran lain.
DAFTAR PUSTAKA
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Reliabilitas