Anda di halaman 1dari 19

UJI RELIABILITAS

A. Konsep Reliabilitas
Berbicara tentang konsep dasar dari reliabilitas, dapat dipahami dari asal
kata reliable yang artinya keandalan, terpercaya. Berikut dijelaskan beberapa
pengerian dari reliabilitas menurut para hali yaitu:
1. A.Muri Yusuf (2011:79) mendefinisikan suatu alat ukur dikatakan reliabel
apabila alat ukur itu dicobakan kepada objek atau subjek yang sama secara
berulang-ulang, maka nya akan tetap sama, konsisten, stabil, atau relatif
sama (tidak berbeda secara statistik).
2. Nana Sudjana (2010:16) adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Tes dikatakan ajeg
apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat
yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama.
3. Menurut Mardialis (2004:62) pengertian reliabilitas dimaksudkan, jika kita
mengukur atau menanyakan sesuatu pada orang yang sama atau berlainan
hasilnya akan sama, dengan demikian dikatakan reliabilitasnya tinggi atau
baik.
4. Asep Jihad & Abdul Haris (2013:180) juga mengemukakan bahwa
reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes.
5. Supardi (2015:111) reliabelitas diartikan dengan keajegan bilamana butir
instrumen penilaian tersebut digunakan untuk melakukan penilaian berkali-
kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama tes berikutnya
dikolerasikan terdapat hasil kolerasi yang signifikan.
6. Menurut Ngalim Purwanto (2013:139) keandalan (reliability) adalah
ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Keandalan suatu tes
dinyatakan dengan coeficient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari
kerelasi. Misalnya: dengan metode dua tes, dengan menggunakan satu tes,
metode split-half (masih dengan satu tes), termasuk split-half method,
dan dengan metode Kuder-Richardson.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suatu
instrumen dikatakan reliabel jika isntrumen tersebut diujikan kepada subjek
yang sama secara berulang kali pada kesempatan yang berbeda maka akan
menunjukkan hasil yang tetap sama, stabil ataupun relatif sama.
B. Jenis Reliabilitas
Adapun jenis reliabilitas menurut Ismet Basuki dan Hariyanto (2014:100)
yaitu:
1. Reliabilitas antar-Pemeriksa (inter rater reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika pemeriksa yang berbeda memeriksa
hasil tes yang hasilnya mirip atau sedikit bebrbeda variasinya. Dua cara
terkait penggunaan reliabilitas antar-pemeriksa adalah:
a. Menguji kemiripan pemeriksa dalam mengategorisasikan butir soal
b. Menguji bagaimana pemilihan pemeriksa dalam memberi skor butir
soal.
Reliabilitas jenis ini juga disebut inter-observer reliability atau inter-
coder reliability.
2. Reliabilitas Tes-Tes Ulang (test-retest reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika pemeriksa yang sama pada saat yang
berlaianan memperoleh hasil tes yang mirip. Reliabilitas dapat bervariasi
karena pengaruh berbagai faktor, antara lain disebabkan oleh:
a. bagaiamana tanggapan sseorang terhadap tes,
b. suasana hatinya,
c. adanya interupsi waktu pengambilan tes dan sebagainya.
3. Reliabilitas Bentuk Paralel (parallel form reliability)
Reliabilitas bentuk paralel dapat dilihat tatkala pada saat yang sama,
pemeriksa-pemeriksa yang berbeda melaksanakan pengujian tes yang
berbeda dengan hasil yang mirip. Jenis-jenis pertanyaan pada tes berbeda
tetapi memiliki konstruksi tes yang sama. Reliabilitas jenis ini digunakan
untuk menilai hasil dari dua buah tes yang memiliki kosntruksi yang sama.
Penilaian bentuk paralel ini dapat dilaksanakan dalam kombinasi dengan
metode lain misalnya metode belah dua.
4. Reliabilitas konsistensi internal (internal consistency reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika seorang pemeriksa memberikan tes
yang berbeda jenis pertanyaannya tetapi konstruksinya sama dengan hasil
yang mirip. Reliabilitas jenis ini digunakan untuk menilai konsistensi
seluruh butir soal dalam suatu tes. Ada dua sub-tipe dari reliabilitas
konsistensi internal, yaitu sebagai berikut:
a. Rerata korelasi antar butir (average inter-item correlation)
Yang diperoleh dengan cara mengambil seluruh item pada suatu tes
yang menyelidiki konstruk yang sama.
b. Reliabilitas belah dua (split half reliability)
Proses untuk mendapatkan reliabilitas belah dua dimulai dengan
membagi dua seluruh item tes secara acak. Sehingga kita memiliki
pasangan item yang jumlahnya sama di kedua belahan.
C. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Menurut A.Muri Yusuf (2011: 79) dalam penelitian kuantitatif banyak
faktor yang mempengaruhi reliabilitas alat ukur diantaranya:
1. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak punya daya beda yang kuat.
Misalnya: karena alat ukur yang salah konstruksinya siswa yang cerdas salah
dalam melaksanakan tes tersebut.
2. Panjang/pendek Instrument, instrument panjang dengan item yang
representative akan lebih baik dibanding instrument yang pendek, akan tetapi
jikalau instrument terlalu panjang akan mempengaruhi dari jawaban
responden karena factor kelelahan, kebosanan responden dan hal ini akan
mempengaruhi relliabilitas skor pada alat ukur tadi.
3. Evaluasi yang subjektif akan menurunkan reliabilitas alat ukur, bisa
disebabkan oleh kelelahan guru atau peneliti dalam memeriksa hasil suatu
instrument juga akan mempengaruhi reliabilitas tersebut. Salah satunya
hubungan dekat dengan responden, tulisan yang rapi atau buruk dll.
4. Ketidak tepatan waktu yang diberikan, maksudnya yaitu setiap instrument
akan diberikan waktu untuk menyelesaikan sesuai dengan tingkat kesulitan
item instrument tadi. Apabila terjadi ketimpangan/ketidak sesuaian antara
beban item instrument atau kemampuan responden dengan waktu, itu akan
menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dan mengganggu reliabilitas alat
ukur.
5. Kemampuan yang ada dalam kelompok, makin berbeda kemampuan
siswa/responden dalam suatu kelas yang mengikuti instrument, makin tinggi
reliabilitas instrument.
6. Luas/tidaknya salmpel yang diambil, makin luas sampel yang diambil makin
tinggi pula reliabilitas suatu instrument, sebab makin luas cakupan responden
dan makin bervariasi individu yang terlibat.
7. Kondisi dan situasi pada pendistribusian alat ukur, maksudnya makin baik
peneliti mengontrol situasi pada pendistribusian instrument, makin reliable
instrument yang diberikan. Karena kondisi akan mempengaruhi jawaban dari
responden.
8. Jarak waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test, maksudnya
makin dekat waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test akan
makin tinggi korelasinya. Korelasi yang didapat belum menunjukkan
reliabilitas instrument tersebut, karena harga r yang didapat telah dipengaruhi
karena masih diingatnya butir soal yang lalu oleh testee. Maka hendaklah
tester harus arif dalam menentukan waktu untuk melakukan re-test.
Grounlund (dalam Zainal Arifin, 2011:285) mengemukakan ada faktor
yang dapat mempengaruhi reliabelitas, yaitu :

1. Panjang tes (length of test)


Panjang tes berarti banyaknya soal ntes. Ada kecendrungan, semakin
panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabelitas suatu tes, karena
semakin banyak soal, maka akan semakin banyak sampel yang diukur dan
proporsi jawaban yang benar semakin banyak, sehingga faktor tebakan
(guessing) akan semakin rendah.
2. Sebaran skor (spread of scores)
Besarnya sebaran skor akan membuat tingkat reliabilitas menjadi lebih
tinggi, karena koefisien reliabilitas yang lebih besar diperoleh ketika peserta
didik tetap pada posisi yang relatif sama dalam kelompok pengujian ke
pengujian berikutnya
3. Tingkat kesukaran (difficulty indeks)
Dalam penilaian yang mengguanakan penilaian secara norma, baik untuk
soal yang mudah maupun sukar, cendrung menghasilkan tingkat reliabilitas
yang rendah. Tingkat kesukaran soal idealnya untuk meningkatkan koefisien
reliabilitas adalah soal yang menghasilkan sebaran skor berbentuk genta atau
kurva normal.
4. Objektifitas (objektivity)
Yang dimaksud dengan objektif yaitu derajat dimana siswa dengan
kompetensi sama, mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes memiliki
objektivitas tinggi maka reliabelitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur
teknik penskoran. Objektivitas di sini menunjukkan skor tes kemampuan yang
sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya.

D. Cara Menentukan Reliabilitas


Untuk menentukan reliabilitas suatu instrumen, maka langkah pertama
yang ditempuh yaitu menentukan kisi-kisi intrumen dan membuat
angket/kuesioner yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Pengembangan Kisi-Kisi Angket
No
Variabel Sub variabel Indikator
Item
Minat Belajar a. Perasaan Senang 1. Merasa senang mengikuti proses 1-4
siswa pembelajaran
(Sabri, 2007) 2. Rasa puas telah mengikuti kegiatan 5-8
belajar dengan baik
3. Mengikuti kegiatan belajar tanpa paksaan 9-12
dari orang lain
d. Keaktifan siswa 1. Pastisipasi siswa dalam kegiatan belajar 13-16
mengajar
2. Kemauan siswa untuk mengulang 17-20
kembali pelajaran
3. Berusaha melengkapi materi pelajaran di 21-24
sekolah
g. Ketertarikan 1. Siswa mengikuti kegiatan belajar dengan 25-28
siswa antusias
2. Keinginan untuk memahami materi 29-32
perlajaran
i. Perhatian siswa 1. Konsentrasi siswa saat mengikuti proses 33-36
pembelajaran
2. Semangat siswa selama mengikuti proses 37-40
belajar

Namun, untuk mencari tingkat reliabilitas pemakalah hanya memfokuskan


pada indikator yang pertama yakni Merasa senang mengikuti proses pembelajaran
dengan jumlah item sebanyak 6 item dan jumlah responden sebanyak 10 orang. Yang
mana item pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pernyataan item angket penelitian
No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya merasa senang saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di


sekolah

2. Saya berusaha tepat waktu untuk masuk kelas, agar dapat


mendengarkan seluruh penjelasan yang diberikan oleh guru

3. Saya merasa puas saat mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar di


kelas dari awal sampai akhir

4. Setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas, saya merasa puas


mendapatkan ilmu yang bermanfaat

5. Saya mengikuti kegiatan belajar di sekolah karena kemauan sendiri


6. 2 Saya tetap bersemangat untuk belajar meski tanpa disuruh orang tua
terlebih dahulu

Kemudian, diperoleh hasil skor dari masing-masing responden yaitu sebagai


berikut.
No Nama Skor Item Pernyataan
1 2 3 4 5 6
1. Fatimah 1 1 1 1 1 1
2. Dela 0 1 0 0 1 1
3. Herman 1 1 1 1 1 1
4. Yuni 1 0 1 1 0 1
5. Dewi 1 1 1 1 1 1
6. Rian 1 1 0 1 1 0
7. Rio 1 1 1 1 1 1
8 Nela 1 1 1 1 1 1
9. Ari 1 1 0 0 0 1
10. Ana 0 0 1 1 1 1

Setelah itu, kita dapat mencari/mengukur reliabilitas instrumen dengan


beberapa cara menurut A. Muri Yusuf (2011:81) yakni.
1. Split Half Method (Metode Belah Dua)
Dalam pelaksanaannya, seorang peneliti hanya melakukan test satu
kali terhadap sejumlah responden, sehingga tidak ada pengaruh dari
instrument terdahulu. Jumlah item soal haruslah genap untuk dibagi dua
menjadi paruhan yang equivalen. Dengan metode ini koefisien reliabilitas
akan menunjukan insternal konsistensidari pada item soal dalam
keseluruhan instrument. Cara membelah/membagi dua instrumen tersebut
dapat dilakukan:
a. Nomor genap dan ganjil
b. Awal dan akhir (50% bagian awal dan 50% bagian akhir).
Untuk menentukan reliabilitas kedua kelompok bagian instrument
itu antara lain digunakan Product Moment Correlation, dengan
rumus:

sedangkan untuk mencari reliabilitas instrument keseluruhan dapat


menggunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut (A. Muri
Yusuf, 2005: 86):

Keterangan : r11 = koefisien reliabilitas


r = Korelasi antara bagian instrument
Contoh:
Dari data sebelumnya untuk mencari reliabilitas dengan menggunakan
metode belah dua, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
Langkah 1: Memilah dan menghitung item ganjil dan item genap.
N Nama Item pernyataan Total Item X2 Item Y2 XY Awal Akhi
1 2 3 4 5 6
o skor ganji gena r
l (X) p (Y)
1. Fatima 1 1 1 1 1 1 6 3 9 3 9 9 3 3
h
2. Dela 0 1 0 0 1 1 3 1 1 2 4 2 1 2
3. Herma 1 1 1 1 1 1 6 3 9 3 9 9 3 3
n
4. Yuni 1 0 1 1 0 1 4 2 4 2 4 4 2 2
5. Dewi 1 1 1 1 1 1 6 3 9 3 9 9 3 3
6. Rian 1 1 0 1 1 0 4 2 4 2 4 4 2 2
7. Rio 1 1 1 1 1 1 6 3 9 3 9 9 3 3
8 Nela 1 1 1 1 1 1 6 3 9 3 9 9 3 3
9. Ari 1 1 0 0 0 1 3 1 1 2 4 2 2 1
10 Ana 0 0 1 1 1 1 4 2 4 2 4 4 1 3
.
Total 48 23 59 25 65 61 23 25
Statistik X X Y Y X
2 2
Y
Langkah 2: menghitung korelasi product moment dengan rumus :
N . XY - ( X)( Y)
rxy =
N . X 2
( X) 2 N . Y 2 ( Y)2
10 (61) (23) (25)
= ___________________________________
{(10). (59) (23)2} . {10.(65) (25)2

610 575
= ___________________________________
(590 529) .(650 - 625)

35 35
= ____________ = _________ = 0.8963
1525 39.05

Harga rxy = 0.8963 ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenanya disebut r ganjil-genap . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
rumus Spearman Brown.

Langkah 3: menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman


Brown.

r 11 = 2. (0.8963)
1 + 0.8963
r 11 = 1.7926
1.8963
r 11 = 0.945
Jadi, harga r11 = 0.945

Disamping cara tersebut, masih ada beberapa rumus lain yang dapat
digunakan untuk mencari reliabilitas suatu instrumen yaitu sebagai berikut;
a. Metode Kuder Richardson 20 (KR-20)
Metida KR 20 ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes
untuk item pertanyaan atau pernyataan yang minggunakan jawab benar
(YA) atau salah (TIDAK). Bila benar bernilai = 1 dan Jika salah bernilai =
0.
Rumus KR 20 :

Dimana :
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
pq = jumlah hasil perkalian p dan q
K = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes

Contoh perhitungan KR 20
Diketehui : suatu pernyataan bila dijawab Ya diberi skor = 1. Dan jawab Tidak
diberi skor = 0. Dengan jumlah responden 10 orang, jumlah pernyataan = 6
item.

No Nama Item Pernyataan Total skor


1 2 3 4 5 6
1. Fatimah 1 1 1 1 1 1 6
2. Dela 0 1 0 0 1 1 3
3. Herman 1 1 1 1 1 1 6
4. Yuni 1 0 1 1 0 1 4
5. Dewi 1 1 1 1 1 1 6
6. Rian 1 1 0 1 1 0 4
7. Rio 1 1 1 1 1 1 6
8 Nela 1 1 1 1 1 1 6
9. Ari 1 1 0 0 0 1 3
10. Ana 0 0 1 1 1 1 4
Jumlah yang 8 8 7 8 8 9 48
menjawab item
benar
(p)
P 0.8 0.8 0.7 0.8 0.8 0.9
q= 1 p 0.2 0.2 0.3 0.2 0.2 0.1
pq 0.16 0.16 0.21 0.16 0.16 0.09 0.94
Simpangan baku (s) 1.25

Kemudian masukkan ke dalam rumus KR 20

b. Metode KR 21
Metode KR 21 ini alternatif lain untuk mencari reliabilitas dan fungsinya
sama dengan KR 20 sedangkan rumusnya sebagai berikut:
Rumus KR 21 :

Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
k = banyak item
s = Standar deviasi
x = mean (rersata total skor)
contoh:
No Nama Item Pernyataan Total skor
1 2 3 4 5 6
1. Fatimah 1 1 1 1 1 1 6
2. Dela 0 1 0 0 1 1 3
3. Herman 1 1 1 1 1 1 6
4. Yuni 1 0 1 1 0 1 4
5. Dewi 1 1 1 1 1 1 6
6. Rian 1 1 0 1 1 0 4
7. Rio 1 1 1 1 1 1 6
8 Nela 1 1 1 1 1 1 6
9. Ari 1 1 0 0 0 1 3
10. Ana 0 0 1 1 1 1 4
Jumlah yang 8 8 7 8 8 9 48
menjawab item
benar
(p)
Simpangan baku (s) 1.25
Mean atau rerata 4.8
Dimasukkan ke dalam rumus KR 21

Jika dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan KR 20 dan KR 21,


maka KR 20 cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dari KR 21.
c. Metode Alpha
Metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas
alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah:

Dimana :
r11 = nilai reliabilitas
Si = jumlah varians skor tiap tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item

langkah langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha :


Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap tiap item dengan rumus:

Dimana :
Si = Varians skor tiap tiap item
2
Xr = Jumlah kuadrat item Xi
(Xi)2 = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan


rumus:

Dimana :

Si = Jumlah Varians semua item


= Varians item ke 1,2,3, ....n

Langkah 3 : Menghitung Varians total dengan rumus:

Dimana :
= Varians total
= Jumlah kuadrat X total
(Xt) = jumlah X total dikuatratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

d. Metode Anava Hoyt


Metode ini untuk mencari reliabilitas item, rumus Hoyt sebagai berikut:

atau

Dimana:
r11 = koefisien reliabilitas seluruh item
Vr = varians responden
Vs = varians sisa

Langkah 1: Menghitung jumlah kuadrat responden dengan rumus:

Dimana :
JKr = Jumlah kuadrat responden
Xt = Total skor tiap responden
K = Jumlah item
N = Jumlah responden

Langkah 2: Menghitung jumlah kuadrat responden dengan rumus:


Dimana :
JKi = Jumlah Kuadrat item
B2 = Jumlah jawaban Benar seluruh item
(Xt)2 = Kuadrat dari jumlah total skor

Langkah 3: Menghitung jumlah kuadrat total dengan rumus:

Dimana:
JKt = Jumlah Kuadrat total
B = Jumlah jawaban benar seluruh item
S = Jumlah jawaban salah seluruh item

Langkah 4: Menghitung jumlah kuadrat sisa dengan rumus:

Langkah 5: Menghitung varians responden (Vr) dan Varian sisa (VS)


dengan bantuan tabel

Dalam mencari varians ini diperlukan dk (derajat kebebasan) dari masing


masing sumber varians kemudian dk ini digunakan sebagai penyebut terhadap
setiap jumlah kuadrat untuk memperoleh variansi.

dk = N 1

Langkah 6: Masukkan rumus r11:

2. Test Retest (Metode Ulangan)


Yang dimaksud dengan metode ulangan menurut A. Muri Yusuf
(2011:93) adalah instrumen yang sama diberikan kepada sejumlah subjek
yang sama, dalam waktu yang berbeda. Suatu hal yang sangat perlu
diperhatikan adalah kondisi pada kedua penyelenggaraan instrumen itu
sama atau relatif hampir sama.
Reliabilitas Instrumen didapat dengan jalan mengkorelasikan skor
individu pada instrumen-1 dan instrumen-2. Beberapa kesukaran yang
sering dihadapi adalah:
a. Kesukaran dalam penyusunan bentuk instrumen yang paralel dengan
instrumen yang pertama.
b. Biaya penyusunan lebih mahal dan memakan waktu yang lebih lama.
Adapun rumus yang dapat digunakan dalam menentukan reliabilitas
instrumen dalam bentuk paralel ini antara lain Product Moment
Correlation dan Rank Order Correlation.
Contoh:
Pada instrumen penyesuaian diri siswa diperoleh hasil skor pertama dan
kedua yang dapat dilihat dari tabel berikut ini. Jumlah hasil skor pertama
diberi kode (X) sedangkan jumlah skor tes ke dua diberi kode (Y)

No Nama Skor Item Pernyataan (Tes I) X Skor Item Pernyataan Y


(Tes II)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Fatimah 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6
2. Dela 0 1 0 0 1 1 3 0 1 0 0 0 1 2
3. Herman 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6
4. Yuni 1 0 1 1 0 1 4 1 1 1 1 0 1 5
5. Dewi 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 0 1 1 5
6. Rian 1 1 0 1 1 0 4 1 0 1 1 1 0 4
7. Rio 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 0 5
8 Nela 1 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 6
9. Ari 1 1 0 0 0 1 3 0 1 1 1 1 1 5
10. Ana 0 0 1 1 1 1 4 1 0 0 0 1 1 3
Untuk mencari tingkat reliabilitas, maka perhatikan langkah berikut!
a. Susunlah jumlah skor hasil instrumen ke dalam suatu tabel seperti berikut:
Nama X Y X2 Y2 XY
Fatimah 6 6 36 36 36
Dela 3 2 9 4 6
Herman 6 6 36 36 36
Yuni 4 5 16 25 20
Dewi 6 5 36 25 30
Rian 4 4 16 16 16
Rio 6 5 36 25 30
Nela 6 6 36 36 36
Ari 3 5 9 25 15
Ana 4 3 16 9 12
48 47 246 237 237
b. Selanjutnya, masukkan ke dalam rumus:
N . XY - ( X)( Y)
r =
11
N . X 2
( X) 2 N . Y 2 ( Y)2

Berdasarkan hasil tersebut, dengan jumlah N=10, diperoleh r tabel


pada taraf signifikansi 5%= sedangkan pada taraf signifikansi 1%=
3. Metode Bentuk Paralel
Bentuk ini dapat digunakan untuk memperkirakan reliabilitas dari
semua tipe, tetapi koefisien yang dihasilkan dengan cara ini hanya akan
menggambarkan equivalence antara kedua instrumen itu, atau hanya
menunjukan hubungan antara kedua instrumen itu.
Dengan metode bentuk paralel ini, dua buah tes yang paralel,
misalnya tes dengan menggunakan instrumen untuk mengukur
penyesuaian diri peserta didik seri A yang akan dicari reliabelitasnya dan
tes seri B diteskan kepada kelompok peserta didik yang sama, kemudian
dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang
menunnjukkan koefisien reliabelitas seri A. Jika koefisien nya tinggi
maka tes tersebut sudah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat tes
yang terandal. (Suharsimi Arikunto, 2012:105)
Selanjutnya Suharsimi Arikunto (2012:105) juga menjelaskan
bahwa dalam menggunakan metode tes paralel ini tester harus
menyiapkan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok
peserta didik yang sama. Penggunaan metode ini baik karena siswa
dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor masih
ingat soalnya yang dalam evaluasi disebut adanya practice-effect dan
carry-over effect, artinya ada faktor yang dibawa oleh pengikut tes karena
sudah mengerajakan soal tersebut. Kelemahaman dari metode ini adalah
bahwa pengetes pekerajaannya berat karena harus menyusun dua seri tes.
Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
KEPUSTAKAAN

A.Muri Yusuf. 2011. Assesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP Press.

Asep Jihad & Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi
Presindo.
Ismet Basuki & Hariyanto. 2014. Assesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Mardialis. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nana Sudjana. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Ngalim Purwanto. 2013. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Suharsimi Ari Kunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press

Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Kelompok 4
17151015 Desi Puspita Sari
17151045 Sri Hariyati
17151048 Wahyu Kurniawan
17151049 Wiwi Delfita
17151051 Yunita Khairani

Anda mungkin juga menyukai