A. Konsep Reliabilitas
Berbicara tentang konsep dasar dari reliabilitas, dapat dipahami dari asal
kata reliable yang artinya keandalan, terpercaya. Berikut dijelaskan beberapa
pengerian dari reliabilitas menurut para hali yaitu:
1. A.Muri Yusuf (2011:79) mendefinisikan suatu alat ukur dikatakan reliabel
apabila alat ukur itu dicobakan kepada objek atau subjek yang sama secara
berulang-ulang, maka nya akan tetap sama, konsisten, stabil, atau relatif
sama (tidak berbeda secara statistik).
2. Nana Sudjana (2010:16) adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Tes dikatakan ajeg
apabila hasil pengukuran saat ini menunjukkan kesamaan hasil pada saat
yang berlainan waktunya terhadap siswa yang sama.
3. Menurut Mardialis (2004:62) pengertian reliabilitas dimaksudkan, jika kita
mengukur atau menanyakan sesuatu pada orang yang sama atau berlainan
hasilnya akan sama, dengan demikian dikatakan reliabilitasnya tinggi atau
baik.
4. Asep Jihad & Abdul Haris (2013:180) juga mengemukakan bahwa
reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes.
5. Supardi (2015:111) reliabelitas diartikan dengan keajegan bilamana butir
instrumen penilaian tersebut digunakan untuk melakukan penilaian berkali-
kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama tes berikutnya
dikolerasikan terdapat hasil kolerasi yang signifikan.
6. Menurut Ngalim Purwanto (2013:139) keandalan (reliability) adalah
ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Keandalan suatu tes
dinyatakan dengan coeficient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari
kerelasi. Misalnya: dengan metode dua tes, dengan menggunakan satu tes,
metode split-half (masih dengan satu tes), termasuk split-half method,
dan dengan metode Kuder-Richardson.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suatu
instrumen dikatakan reliabel jika isntrumen tersebut diujikan kepada subjek
yang sama secara berulang kali pada kesempatan yang berbeda maka akan
menunjukkan hasil yang tetap sama, stabil ataupun relatif sama.
B. Jenis Reliabilitas
Adapun jenis reliabilitas menurut Ismet Basuki dan Hariyanto (2014:100)
yaitu:
1. Reliabilitas antar-Pemeriksa (inter rater reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika pemeriksa yang berbeda memeriksa
hasil tes yang hasilnya mirip atau sedikit bebrbeda variasinya. Dua cara
terkait penggunaan reliabilitas antar-pemeriksa adalah:
a. Menguji kemiripan pemeriksa dalam mengategorisasikan butir soal
b. Menguji bagaimana pemilihan pemeriksa dalam memberi skor butir
soal.
Reliabilitas jenis ini juga disebut inter-observer reliability atau inter-
coder reliability.
2. Reliabilitas Tes-Tes Ulang (test-retest reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika pemeriksa yang sama pada saat yang
berlaianan memperoleh hasil tes yang mirip. Reliabilitas dapat bervariasi
karena pengaruh berbagai faktor, antara lain disebabkan oleh:
a. bagaiamana tanggapan sseorang terhadap tes,
b. suasana hatinya,
c. adanya interupsi waktu pengambilan tes dan sebagainya.
3. Reliabilitas Bentuk Paralel (parallel form reliability)
Reliabilitas bentuk paralel dapat dilihat tatkala pada saat yang sama,
pemeriksa-pemeriksa yang berbeda melaksanakan pengujian tes yang
berbeda dengan hasil yang mirip. Jenis-jenis pertanyaan pada tes berbeda
tetapi memiliki konstruksi tes yang sama. Reliabilitas jenis ini digunakan
untuk menilai hasil dari dua buah tes yang memiliki kosntruksi yang sama.
Penilaian bentuk paralel ini dapat dilaksanakan dalam kombinasi dengan
metode lain misalnya metode belah dua.
4. Reliabilitas konsistensi internal (internal consistency reliability)
Reliabilitas jenis ini terlihat jika seorang pemeriksa memberikan tes
yang berbeda jenis pertanyaannya tetapi konstruksinya sama dengan hasil
yang mirip. Reliabilitas jenis ini digunakan untuk menilai konsistensi
seluruh butir soal dalam suatu tes. Ada dua sub-tipe dari reliabilitas
konsistensi internal, yaitu sebagai berikut:
a. Rerata korelasi antar butir (average inter-item correlation)
Yang diperoleh dengan cara mengambil seluruh item pada suatu tes
yang menyelidiki konstruk yang sama.
b. Reliabilitas belah dua (split half reliability)
Proses untuk mendapatkan reliabilitas belah dua dimulai dengan
membagi dua seluruh item tes secara acak. Sehingga kita memiliki
pasangan item yang jumlahnya sama di kedua belahan.
C. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Menurut A.Muri Yusuf (2011: 79) dalam penelitian kuantitatif banyak
faktor yang mempengaruhi reliabilitas alat ukur diantaranya:
1. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak punya daya beda yang kuat.
Misalnya: karena alat ukur yang salah konstruksinya siswa yang cerdas salah
dalam melaksanakan tes tersebut.
2. Panjang/pendek Instrument, instrument panjang dengan item yang
representative akan lebih baik dibanding instrument yang pendek, akan tetapi
jikalau instrument terlalu panjang akan mempengaruhi dari jawaban
responden karena factor kelelahan, kebosanan responden dan hal ini akan
mempengaruhi relliabilitas skor pada alat ukur tadi.
3. Evaluasi yang subjektif akan menurunkan reliabilitas alat ukur, bisa
disebabkan oleh kelelahan guru atau peneliti dalam memeriksa hasil suatu
instrument juga akan mempengaruhi reliabilitas tersebut. Salah satunya
hubungan dekat dengan responden, tulisan yang rapi atau buruk dll.
4. Ketidak tepatan waktu yang diberikan, maksudnya yaitu setiap instrument
akan diberikan waktu untuk menyelesaikan sesuai dengan tingkat kesulitan
item instrument tadi. Apabila terjadi ketimpangan/ketidak sesuaian antara
beban item instrument atau kemampuan responden dengan waktu, itu akan
menyebabkan hasil yang kurang memuaskan dan mengganggu reliabilitas alat
ukur.
5. Kemampuan yang ada dalam kelompok, makin berbeda kemampuan
siswa/responden dalam suatu kelas yang mengikuti instrument, makin tinggi
reliabilitas instrument.
6. Luas/tidaknya salmpel yang diambil, makin luas sampel yang diambil makin
tinggi pula reliabilitas suatu instrument, sebab makin luas cakupan responden
dan makin bervariasi individu yang terlibat.
7. Kondisi dan situasi pada pendistribusian alat ukur, maksudnya makin baik
peneliti mengontrol situasi pada pendistribusian instrument, makin reliable
instrument yang diberikan. Karena kondisi akan mempengaruhi jawaban dari
responden.
8. Jarak waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test, maksudnya
makin dekat waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test akan
makin tinggi korelasinya. Korelasi yang didapat belum menunjukkan
reliabilitas instrument tersebut, karena harga r yang didapat telah dipengaruhi
karena masih diingatnya butir soal yang lalu oleh testee. Maka hendaklah
tester harus arif dalam menentukan waktu untuk melakukan re-test.
Grounlund (dalam Zainal Arifin, 2011:285) mengemukakan ada faktor
yang dapat mempengaruhi reliabelitas, yaitu :
610 575
= ___________________________________
(590 529) .(650 - 625)
35 35
= ____________ = _________ = 0.8963
1525 39.05
Harga rxy = 0.8963 ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh
karenanya disebut r ganjil-genap . Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan
rumus Spearman Brown.
r 11 = 2. (0.8963)
1 + 0.8963
r 11 = 1.7926
1.8963
r 11 = 0.945
Jadi, harga r11 = 0.945
Disamping cara tersebut, masih ada beberapa rumus lain yang dapat
digunakan untuk mencari reliabilitas suatu instrumen yaitu sebagai berikut;
a. Metode Kuder Richardson 20 (KR-20)
Metida KR 20 ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes
untuk item pertanyaan atau pernyataan yang minggunakan jawab benar
(YA) atau salah (TIDAK). Bila benar bernilai = 1 dan Jika salah bernilai =
0.
Rumus KR 20 :
Dimana :
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
pq = jumlah hasil perkalian p dan q
K = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Contoh perhitungan KR 20
Diketehui : suatu pernyataan bila dijawab Ya diberi skor = 1. Dan jawab Tidak
diberi skor = 0. Dengan jumlah responden 10 orang, jumlah pernyataan = 6
item.
b. Metode KR 21
Metode KR 21 ini alternatif lain untuk mencari reliabilitas dan fungsinya
sama dengan KR 20 sedangkan rumusnya sebagai berikut:
Rumus KR 21 :
Dimana:
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
k = banyak item
s = Standar deviasi
x = mean (rersata total skor)
contoh:
No Nama Item Pernyataan Total skor
1 2 3 4 5 6
1. Fatimah 1 1 1 1 1 1 6
2. Dela 0 1 0 0 1 1 3
3. Herman 1 1 1 1 1 1 6
4. Yuni 1 0 1 1 0 1 4
5. Dewi 1 1 1 1 1 1 6
6. Rian 1 1 0 1 1 0 4
7. Rio 1 1 1 1 1 1 6
8 Nela 1 1 1 1 1 1 6
9. Ari 1 1 0 0 0 1 3
10. Ana 0 0 1 1 1 1 4
Jumlah yang 8 8 7 8 8 9 48
menjawab item
benar
(p)
Simpangan baku (s) 1.25
Mean atau rerata 4.8
Dimasukkan ke dalam rumus KR 21
Dimana :
r11 = nilai reliabilitas
Si = jumlah varians skor tiap tiap item
St = Varians total
k = Jumlah item
Dimana :
Si = Varians skor tiap tiap item
2
Xr = Jumlah kuadrat item Xi
(Xi)2 = Jumlah responden
Dimana :
Dimana :
= Varians total
= Jumlah kuadrat X total
(Xt) = jumlah X total dikuatratkan
N = Jumlah responden
Langkah 4 : Masukkan nilai Alpha dengan rumus :
atau
Dimana:
r11 = koefisien reliabilitas seluruh item
Vr = varians responden
Vs = varians sisa
Dimana :
JKr = Jumlah kuadrat responden
Xt = Total skor tiap responden
K = Jumlah item
N = Jumlah responden
Dimana:
JKt = Jumlah Kuadrat total
B = Jumlah jawaban benar seluruh item
S = Jumlah jawaban salah seluruh item
dk = N 1
A.Muri Yusuf. 2011. Assesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang : UNP Press.
Asep Jihad & Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta. Multi
Presindo.
Ismet Basuki & Hariyanto. 2014. Assesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Suharsimi Ari Kunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kelompok 4
17151015 Desi Puspita Sari
17151045 Sri Hariyati
17151048 Wahyu Kurniawan
17151049 Wiwi Delfita
17151051 Yunita Khairani