Anda di halaman 1dari 5

NAMA.

: JIHAN FADHILLAH AZMI


NIM. : 1813462097
KELAS. : D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (2C)
MATA KULIAH. : METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN

TEKNIK VALIDITAS DAN RELIABILITAS

A. VALIDITAS
1. Pengertian validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif
keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang
tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki
validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan pada validitas suatu alat ukur
tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang
dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur variabel A dan
kemudian memberikan hasil pengukuran mengenai variabel A, dikatakan sebagai alat ukur
yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksudkan mengukur variabel A akan tetapi
menghasilkan data mengenai variabel A atau bahkan B, dikatakan sebagai alat ukur yang
memiliki validitas rendah untuk mengukur variabel A dan tinggi validitasnya untuk
mengukur variabel A atau B (Azwar 1986).
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat
ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus
memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.
2. Pembagian validitas
Pembagian macam – macam validitas itu, pada dasarnya oleh  para ahli pendidikan
melihat pengujian validitas tes itu dari:
1. Pengujian validitas tes secara rasional Istilah lain dari validitas rasional adalah validitas
logika, validitas ideal atau validitas dassollen. Istilah validitas logika (logical validity)
mengandung kata logis berasal dari kata logika yang berarti penalaran.
2. Pengujian Validitas Tes secara Empiris.Istilah “Validitas empiris” memuat kata “empiris”
yang artinya “pengalaman” sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validitas
            Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil suatu evaluasi sehingga menjadi bias,
menyimpang dari keadaan yang sebenarnya untuk suatu penggunaaan yang dimaksudkan.
Beberapa diantaranya adalah berasal dari dalam alat evaluasi itu sendiri. Dalam hubungannya
dengan kegiatan belajar mengajar matematika, faktor-faktor ini akan dapat mengurangi
fungsi pokok uji sesuai dengan yang diharapkan segingga bisa merendahkan validitas alat
evaluasi tersebut. Petunjuk yang tidak jelas
Perbendaharaan kata dan struktur kalimat yang sukar Penyusunan soal yang kurang baik
Kekaburan Derajat kesukaran soal yang tidak cocok Materi tes tidak representatif
Pengaturan soal yang kurang tepat Pola jawaban yang dapat diidentifikasi
4. Cara menentukan vadilitas
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor
total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat
diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya
(Arikunto, 1999: 78)
Ø  Jika  >  makaitem valid
Ø  Jika  <  mka item tidak valid

B. RELIABILITAS
1. Pengertian reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris,
berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda,
sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan
ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang
reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam
konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang
digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak
berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati
keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
Dengan demikian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran merupakan sifat yang ada pada
data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas dapat
dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya reliabilitas bukanlah bersifat
dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka 0 – 1.
2. Macam –macam Reliabilitas
Ada beberapa tipe reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan evaluasi dan
masing-masing realibilitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Adapu macam-macam
reliabilitas tes evaluasi adalah :
1.          Reliabilitas ulang uji
2.          Reliabilitas rumus Kuder Richardson 20 dan 21
3.          Reliabilitas Alpha Cronbach
4.          Reliabilitas Bentuk Paralel
5.          Reliabilitas dengan tes-retes
6.          Reliabilitas bentuk ekivalensi
7.          Reliabilitas dengan belah dua
3. Faktor-faktor Reliabilitas
1.      Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati
kebenaran,  dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi
koefisien reliabilitas.
2.      Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk
sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi
estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual
mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3.      Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa
cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran
skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor
jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan
cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu
bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan
4.      Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi
sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka
reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang
dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.
4. Teknik Reliabilitas

a. Teknik Paralel (Paralel Form atau Alternate Form)

Teknik paralel disebut juga tenik ”double test double trial”. Sejak awal peneliti harus sudah
menyusun dua perangkat instrument yang parallel (ekuivalen), yaitu dua buah instrument
yang disusun berdasarkan satu buah kisi-kisi. Setiap butir soal dari instrument yang satu
selalu harus dapat dicarikan pasangannya dari instrumen kedua. Kedua instrumen tersebut
diujicobakan semua. Sesudah kedua uji coba terlaksana, maka hasil instrumen tersebut
dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson).

b. Teknik Ulang (Test Re-test)

Disebut juga teknik ”single test double trial”. Menggunakan sebuah instrument, namun
dites dua kali. Hasil atau skor pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui
besarnya indeks reliabilitas.Teknik perhitungan yang digunakan sama dengan yang
digunakan pada teknik pertama yaitu rumus korelasi Pearson.

Menurut Saifuddin Azwar, realibilitas tes-retest adalah seberapa besat derajat skor tes
konsisten dari waktu ke waktu. Realibilitas diukur dengan menentukan hubungan antara
skor hasil penyajian tes yang sama kepada kelompok yang sama, pada waktu yang berbeda.

Metode pengujian reliabilitas stabilitas yang paling umum dipakai adalah metode pengujian
tes-kembali (test-retest). Metode test-retest menggunakan ukuran atau “test” yang sama
untuk variable tertentu pada satu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat yang lain.
Cara lain untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas, bila kita menggunakan survai, adalah
memasukkan pertanyaan yang sama di dua bagian yang berbeda dari kuesioner atau
wawancara. Misalnya the Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MPPI) mengecek
reliabilitas test-retest dalam satu kuesionernya dengan mengulang pertanyaan tertentu di
bagian-bagian yang berbeda dari kuesioner yang panjang.

Kesulitan terbesar untuk menunjukkan reliabilitas stabilitas adalah membuat asumsi bahwa
sifat/ variable yang akan diukur memang benar-benar bersifat stabil sepanjang waktu.
Karena kemungkinan besar tidak ada ukuran yang andal dan sahih yang tersedia. Satu-
satunya faktor yang dapat membuat asumsi-asumsi ini adalah pengalaman, teori dan/atau
putusdan terbaik. Dalam setiap kejadian, asumsi ini selalu ditantang dan sulit rasanya
mempertahankan asumsi tersebut atas dasar pijakan yang obyektif.

c. Teknik Belah Dua (Split Halve Method)

Disebut juga tenik “single test single trial”. Peneliti boleh hanya memiliki seperangkat
instrument saja dan hanya diujicobakan satu kali, kemudian hasilnya dianalisis, yaitu dengan
cara membelah seluruh instrument menjadi dua sama besar. Cara yang diambil untuk
membelah soal bisa dengan membelah atas dasar nomor ganjil-genap, atas dasar nomor
awal-akhir, dan dengan cara undian.

SUMBER REFERENSI :

1. Berbagi123ilmu. blogspot. com

2. Researchgate.net

Anda mungkin juga menyukai