Anda di halaman 1dari 20

VALIDITAS DAN

RELIABILITADS
Oleh Kelompok:
Killian Iko Dita (201859052)
Yesika Sitinjak (201859017)
Yohana I A Simyapen (201859015)
Dedi Karyarmabin (201859027)
Jayson K. Lefta (201859066)
Agustinus Mamoribo (201759014)
Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan & kecermatan. Validitas adalah sutu
ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
yang valid itu mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah
maka instrumen tersebut kurang valid. Pengertian validitas berkaitan erat dengan tujuan
pengukuran.

• Valid hanya untuk satu tujuan yang spesifik.


• Apakah alat ukur itu sesungguhnya mengukur konsep yang ingin diukur dan bukan konsep yang
lain?
• Apakah pengukuran konsep tersebut dilakukan secara tepat dan cermat = memiliki varians eror
yang kecil, dapat membedakan subyek satu dengan yang lain.
• Tingkat validitas dapat dipengaruhi oleh:
 Kemampuan pewawancara/observer/tester: apakah mengikuti petunjuk/pedoman kuesioner atau
tidak
 Keadaan responden sewaktu wawancara/observasi/tes berlangsung
 
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu

1) Validitas Logis
2) Validitas Empiris
VALIDITAS LOGIS
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berasal dari kata “logika” ,
yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk sebuah
instrument evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid dipandang terpenuhi karena
instrument yang bersangkutan sudah di rancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan
yang ada.

Ada dua macam validitas logis yaitu validitas isi dan validitas konstrak (construct
validity). Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang
disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang di evaluasi. Selanjutnya validitas konstrak
sebuah instrument menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan
konstrak aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.
Adapun penjelasan masing-masing validitas adalah sebagai berikut

Validitas Isi (Content Validity)


01 Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan
tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas
isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merinci materi kurikulum
atau materi buku pelajaran

Validitas Konstruksi (Construct Validity


02 Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang
membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam
Tujuan Instruksional Khusus. Validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara merinci dan
memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.
Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya
“pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman.

Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya


“pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan adanya 4 validitas, yaitu


validitas isi dan validitas konstrak yang selanjutnya dicapai melalui penyusunan
berdasarkan ketentuan atau teori, sedangkan dua berikutnya yakni, validitas “ada
sekarang” dan validitas prediksi yang dicapai atau diketahui sesudah dibuktikan
melalui pengalaman.
Adapun penjelasan masing-masing validitas adalah
sebagai berikut
Validitas “ada sekarang” (Concurrent Validitas Prediksi
Validity (Predictive Validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan Memprediksi artinya meramal, dengan meramal
validitas empiris. Sebuah tes dikatakan selalu mengenal hal yang akan dating jadi sekarang
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki
dengan pengalaman. Jika istilah “sesuai” tentu validitas prediksi atau validitas ramalan apabila
ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini, mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
hasil tes dipasangkan dengan hasil yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal
yang telah lampau sehingga data pengalaman
tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang,
concurrent).
Cara Mengetahui
Validitas Alat Ukur
Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah
teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a.      Korelasi product moment dengan simpangan, dan


b.      Korelasi product moment dengan angka kasar.
Keterangan :
= koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan (x= X - Ẍ dan y=Y-Ȳ)
= jumlah perkalian x dengan y
= kuadrat dari x
= kuadrat dari y

Rumus korelasi product moment dengan simpangan:

Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable
yang dikorelasikan
Rumus korelasi product r xy = koefisien korelas antara variabel X dan Variabel
moment dengan angka Y , dua variabel yang dikorelasikan
kasar:

Contoh Perhitungan: Misalnya akan menghitung validitas tes prestasi belajar


matematika. Sebagai kriterium diambil rata – rata ulangan yang akan dicari
validitasnya diberi kode X dan rata – rata nilah harian diberi kode Y.
Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
● Ketidakjelasan petunjuk tes.
● Kesulitan siswa dalam memahami padanan kata
dan struktur kalimat.
● Tingkat kesulitan butir soal.
● Pembuatan butir soal.
● Kedwimukaan (ambiguity).
● Butir soal kurang baik.
● Butir soal terlalu pendek.
● Penyusunan butir soal dalam tes
● Pola-pola jawaban
Pengertian
Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil
evaluasi, yakni konsistensi skor tes (test score) dari masa ke masa.jika seorang
guru memperoleh skor yang sama pada tes yang sama pada kelompok siswa yang
sama pada waktu yang berbeda, maka dia dapat menyimpulkan bahwa hasil tes
itu memiliki derajat reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke masa.
Makna reliabilitas dapat diklarifikasikan dengan memperhatikan hal-hal
berikut :

a) Reliabilitas mengacu pada hasil yang diperoleh.

b) Estimasi reliabilitas biasanya mengacu pada jenis konsistensi


tertentu.

c) Reliabilitas adalah penting, namun bukan menjadi prasyarat


bagi validitas.

d) Reliabilitas selalu menggunakan statistic.


Teknik-teknik
reliabilitas
Penghitungan reliabilitas untuk tes acuan normative setidak-
tidaknya lebih mudah dibandingkan dengan pernghitungan
validitasa. Ada banyak jenis reliabilitas yang berbeda-beda,
masing-masing ditentukan dengan cara-cara yang bebeda dan
massing-masing menjelaskan jenis konsistensi yang berbeda
.teknik reliabilitas tes ulang, bentuk satara, dan belah dua
semua nya ditentukan melalui korelasi.
Teknik Reliabilitas Untuk Tes Acuan Normatif
ada 4 yaitu
Teknik reliabilitas tes ulang adalah derajat dimana skor tes tetap
Reliabilitas tes ulang konsisten sepanjang masa. Ia menunjukan sebaran skor yang terjadi dari
(test-retest reliability) bebrapa kegiatan ujian sebagai hasil dari kesalahan pengukuran

Teknik reliabilitas setara adalah dua tes yang identik kecuali untuk soal-
Reliabilitas bentuk setara soal aktual. Dua bentuk tes itu mengukur bidang isi pelajaran yang sama,
(Equivalent-form jumlah soal sama, struktur soal sama, tingkat kesulitan sama, dan
Reliability) petunjukn ujian, penskoran dan penafsiran sama.
Reliabilitas Belah
Dua (Spil-Half Reliabilitas kesetaraan nasional
Reliabiliy) (Retional Equivalence Reliability)

Reliabilitas belah dua merupakan jenis reliabilitas Reliabilitas kesataraan nasional tidak
yang didasarkan pada konsistensi internal dari dihitung melalui korelasi, namun melalui
suatu tes. Karena prosedur reliabilitas belah dua penetapan hubungan antara satu butir soal
hanya memerlukan satu kali ujian, maka sumber dengan seluruh butir lainnya dan total butir
kesalahan pengukuran dapat dikurangi, seperti soal dalam tes.
perbedaan situasi dan kondisi ujian, yang dapat
terjadi pada perhitungan reliabilitas tes ulang.
Reliabilitas Tes Acuan Patokan
Tes acuan patokan adalah asesmen derajat stabilitas atau kesetaraan, yakni
reliabilitas bentuk tes ulamg dan kesetaraan.

Tes acuan patokan Tes acuan patokan


non-materi materi

Apabila tes acuan patokan itu diterapkan dan tingkat Rumus yang digunakan pada dasarnya adalah generalisasi
kinerja setiap siswa dicatat, maka hampir selalu terjadi dari teori reliabilitas klasik. Rumus yang digunakan itu
variabilitas skor. Derajat variabilitas itu akan bervariasi menghitung reliabilitas tes acuan patokan dengan cara
dari kelompok ke kelompok dan dari tes ke tes lainnya. pertama-tama menghitung reliabilitas tradisional, seperti
pada acuan tes normatif, kemudian menyesuaikan
Apabila terdapat variabilitas skor, maka dapat berdasrkan pada kriteria skor tes acuan patokan. Rumus
digunakan pengukuran tradisional untuk menghitung yang digunakan hanya cocok untuk jenis tes materi.
reliabilitas. Pendekatan yang digunakan untuk
menghitung koefisien reliabilitas pada tes acuan
patokan hingga sekarang ini belum ada yang diterima
oleh semua pihak.
Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

Panjang Tes Keobjektivan skor


(length of test) (score objectivity)
Sebaran skor
(spread of
scores)
Penafsiran Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Penafsiran skor koefisien korelasi tergantung pada bagaimana tes itu akan digunakan. Apabila
skor koefisien korelasi digunakan untuk mengestimasikan validitas atau reliabilitas instrumen
pengukuran, maka kriteria yang harus diambil harus lebih tinggi dibandingkan dengan apabila skor
koefisien itu digunakan untuk tujuan tertentu, sperti penelitian yang mencari hubungan antar variabel.
Koefisien korelasi 0,45 misalnya, dikatakan baik untuk penelitian korelasional, namun tidak baik untuk
dijadikan sebagai indeks validitas prediktif, dan sangat buruk untuk dijadikan sebagai indeks
reliabilitas. Demikian pula, koefisein 0,60 dapat dikatakan baik untuk penelitian prediktif, namun masih
belum memuaskan untuk mengestimasi reliabilitas.
Koefesien korelasi untuk menentukan validitas prediktif, yakni derajat hubungan antara skor
prediktor dengan kriterium. Koefesien 0,40, misalnya, akan memiliki sedikit makna bagi tujuan
prediksi, karena hal ini menunjukkan korelasi yang rendah, dan menunjukkan variasi 16%, sehingga
tidak mampu digunakan untuk memprediksi skor kriterium.

Anda mungkin juga menyukai