Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH

PERUBAHAN IKLIM
TERHADAP SUMBER
DAYA ALAM HAYATI
 

Kelompok 2
Pengertian

Perubahan iklim (climate change) adalah kondisi beberapa unsur iklim yang
magnitude dan atau intensitasnya cenderung berubah atau menyimpang dari
dinamika dan kondisi rata-rata. Penyebab utama perubahan iklim adalah kegiatan
manusia (antropogenik) yang berkaitan dengan meningkatnya emisi GRK.
Perubahan iklim yang terjadi akibat emisi atau pelepasan gas rumah kaca semakin
hari makin mengancam kehidupan umat manusia dan keanekaragaman hayati di
muka bumi. Tanda-tanda fenomena ini semakin dirasakan, sebagaimana yang
dialami Indonesia sebagai negara kepulauan, yang sangat rentan terhadap
perubahan iklim karena telah menyebabkan berbagai bencana, seperti: banjir,
longsor, kemarau panjang, angin kencang dan gelombang air laut tinggi.
Dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim
terhadap keanekeragaman hayati

Tingkat perubahan iklim sekarang melebihi semua variasi alami dalam 1000 tahun
terakhir. Debat tentang iklim perubahan telah sekarang mencapai suatu langkah
dimana kebanyakan ilmuwan menerima bahwa, emisi gas rumah kaca
mengakibatkan perubahan iklim yang berdampak berbagai sendi-sendi kehidupan.
Salah satu sendi kehidupan yang vital dan terancam oleh adanya perubahan iklim
ini adalah keanekaragaman hayati (biodiversitas) dan ekosistem. Biodiversitas
sangat berkaitan erat dengan perubahan iklim. Perubahan iklim berpengaruh
terhadap perubahan keanekaragaman hayati dan ekosistem baik langsung maupun
tidak langsung.
 
Dampak langsung perubahan iklim terhadap
keanekaragaman hayati

Adapun dampak langsung perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati


diantaranya:
a) Spesies ranges (cakupan jenis)
b) Perubahan fenologi
c) Perubahan interaksi antar spesies
d) Laju Kepunahan
Dampak tidak langsung perubahan
iklim terhadap biodiversitas

– Dampak terhadap Ekosistem Hutan.


– Dampak pada daerah kutub
– Dampak pada daerah arid dan gurun
– Dampak pada ekosistem pertanian
– Dampak Ekologis bagi Wilayah Pesisir (mangrove)
Upaya perlindungan keanekaragaman hayati dari
kepunahan

– Beberapa upaya/ aktifitas lain terkait dengan keanekaragaman hayati yang telah dilakukan adalah:
– Penetapan kebijakan konservasi in-situ and ex-situ. Konservasi in-situ dilaksanakan dengan menetapkan kawasan
lindung yang terdiri dari kawasan konservasi dan hutan lindung
– Pada tahun 2002, telah dimulai suatu pembahasan tentang kemungkinan Indonesia untuk meratifikasi Protokol
Cartagena dan International Treaty onGenetic Resources for Food and Agriculture (ITGRFA) dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif dari teknologi rekayasa genetika pada komponen keanekaragaman hayati.
– Indonesia telah berpartisipasi di Kelompok ”Like Minded Megadiversity Countries (LMMDC)“ dimulai sejak
diadopsinya Deklarasi Cancun, di Mexico, February 2002. KLH telah berpartisipasi pada beberapa kali pertemuan
selama tahun 2002, yang bertujuan antara lain untuk saling bertukar pengalaman dan mencari posisi bersama
dalam pengembangan rejim internasional untuk masalah akses dan pembagian keuntungan dari pemanfaatan
sumberdaya hayati.
– Fase baru kerjasama antara Pemerintah Norwegia dan Indonesia dalam bidang pengelolaan lingkungan
berkelanjutan (Sustainable Environmental Management) dimulai kembali akhir tahun dan akan berlangsung
selama 5 tahun.
Contoh Dampak Iklim terhadap Keanekaragaman
Hayati beserta Cara Penanggulannya

– Adanya perubahan tekanan udara akibat memanasnya suhu bumi (global warming)
menyebabkan iklim secara keseluruhan berubah, maka terjadi peningkatan frekuensi dan
intensitas banjir dan kekeringan serta peningkatan periodisitas El-Nino (Kementerian
Pertanian, 2011; Las et al., 2011). Sehingga dampak perubahan iklim tersebut terhadap
sector pertanian sangat besar. Khusus untuk tanaman jambu mete, perubahan iklim,
terutama perubahan pola curah hujan (hujan turun sepanjang tahun) menyebabkan
produksi gelondong mengalami penurunan yang cukup signifikan. Padahal Jambu mete
merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting dalam
mendukung perekonomian nasional, antara lain sebagai komoditas ekspor penghasil
devisa, penyedia bahan baku industri dan energi terbarukan (bioenergi), penyedia
lapangan kerja terutama di daerah yang tergolong miskin.
– Upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim adalah melalui
antisipasi, adaptasi dan mitigasi.
 Antisipasi
 Adaptasi
 Rorak
 Embung
 Mitigasi

Anda mungkin juga menyukai