Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH KLIMATOLOGI


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB 2
ISI

2.1. Pemanasan Global Sebagai Penyebab Perubahan Iklim

Salah satu dampak pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim

yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem yang ada di laut (Henson, 2016),

dan juga pola pergerakan angin di Indonesia pada umumnya mengikuti

pergerakan musim (Lubis et al., 2017a). Setiap musim memiliki arah pergerakan

angin yang berbeda-beda. Pada ekosistem laut, parameter oseanografi seperti

Suhu Permukaan Laut (SPL), klorofil-a, pasang surut air laut dapat digunakan

untuk menentukan hubungan kondisi oseanografi terhadap perubahan iklim

(Lubis, 2018).

Perubahan iklim yang terjadi dewasa ini merupakan suatu keniscayaan

yang tidak bisa terhindarkan. Indikatornya tiada lain ialah semakin

meningkatnya suhu bumi dari tahun 1860 hingga saat ini dan kenaikan

permukaan air laut. Pemicu utamanya ialah semakin meningkatnya konsentrasi

gas rumah kaca (GRK), terutama gas karbondioksida (CO2) yang terdapat di

atmosfer. Hal ini sebagai akibat dari semakin meningkatnya aktivitas manusia,

seperti kegiatan industri, penggunaan kendaraan bermotor, dan maraknya

penebangan hutan secara liar. Apabila hal ini terus dibiarkan akan berdampak

pada timbulnya ancaman terhadap kehidupan manusia di segala bidang

(Ardiansyah, 2015).
2.2. Dampak dari Perubahan Iklim

Salah satu dampak perubahan iklim adalah perubahan permukaan air

laut yang diakibatkan oleh mencairnya lapisan es utama dunia yaitu Kutub

Utara dan Kutub Selatan. Fenomena perubahan muka air laut ini

direpresentasikan dengan perubahan MSL (mean sea level). Efek dari kenaikan

muka air laut secara signifikan juga dirasakan oleh penduduk Indonesia yang

mayoritas penduduknya berada di pesisir (Hakim, 2016).

Meningkatnya suhu bumi juga menambah kemungkinan punahnya 20-

30% spesies tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global

sebesar 1,5 - 2,5 oC. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya

karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada

organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang

hidupnya begantung kepada organisme tersebut (Ardiansyah, 2015).

Peningkatan suhu permukaan laut akibat pemanasan global yang terjadi dari

awal hingga pertengahan tahun 2016 memberikan dampak pemutihan karang

di beberapa lokasi di Indonesia (Setiawan, 2016).

2.3. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Masyarakat Pesisir


Dampak perubahan iklim membawa pengaruh pada kehidupan sosial

ekonomi masyarakat. Adanya perubahan iklim mengakibatkan nelayan tidak

dapat menentukan musim-musim yang akan terjadi. Perubahan iklim

berdampak pada kondisi cuaca yang ekstrim sehingga nelayan tidak berani

untuk melaut. Tidak hanya berdampak pada kondisi cuaca, perubahan iklim

juga membuat sumber daya perikanan yang semakin berkurang oleh karena itu

nelayan memilih untuk mencari ikan dengan jarak yang lebih jauh. Menurut
masyarakat nelayan, saat ini perubahan iklim sudah tidak dapat ditentukan

dan diprediksi, oleh karena itu ketika terjadi mendung dan angin nelayan lebih

memilih untuk tidak melaut yang dikhawatirkan akan membahayakan nelayan

itu sendiri. Perubahan cuaca tersebut juga membuat nelayan berada pada

musim peceklik yang rentan terhadap kemiskinan dan kesejahteraan semakin

menurun. Ketika nelayan tidak memperoleh hasil tangkap, nelayan mengalami

kesulitan untuk membeli bahan bakar keperluan dan tidak ada dana cadangan

yang bisa digunakan untuk keperluan mendadak. Bagi masyarakat nelayan

ketika terjadi perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan sosial

ekonominya modal utama yang digunakan untuk menutupi keterbatasannya

adalah jaringan. Melalui jaringan nelayan memperoleh modal pinjaman yang

diperoleh dari tengkulak (Ulfa, 2018).

2.4. Peran Pemerintah Dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Pengaturan dan keterlibatan pemerintah daerah dalam membantu

masyarakat menghadapai dampak perubahan iklim antara lain melalui

penguatan pengelolaan bersama perikanan, melalui pola pembagian peran

dalam pengelolaan bersama perikanan, dimaksudkan sebagai proses berbagi

tanggung jawab dan otoritas dalam mengelola lingkungan kelautan secara

bersama menuju perikanan berkelanjutan (Listriani, 2015).

Petensi dan dampak besar dari perubahan iklim, menjadi dasr

pertimbangan bahwa penanggulangan (mitigasi) dan antisipasi (adaptasi)

secara preventif maupun kuratif sangatlah diperlukan. Proses adaptasi dan

mitigasi ini diperlukan melalui proses pendekatan protektif dengan membuat


perlindungan, pendekatan akomodatif atau melakukan penyesuaian baik

secara fisik maupun social-ekonomi dan budaya hidup, serta dengan pola

retreat dengan bertahan hidup terhadap dampak yang mungkin muncul.

Dalam level regulasi kebijakan pun, Indonesia cukup memiliki kerangka

hokum yang mewadahii poin tersebut (Santoso, 2015).

Anda mungkin juga menyukai