Anda di halaman 1dari 13

Penanganan Isu perubahan Iklim di Kawasan Pasifik Melalui International

Climate Change Adaptation Initiative


Oleh : Abdul Rahman Sagara Prakasa1

Abstrack
The excessive use of fossil fuel is disastrous towards the environment. Burning fossil
fuel results in more greenhouse gasses being stored in the atmosphere, which causes
enhanced greenhouse effect. The enhanced greenhouse effect itself accelerates the process of
climate change. As a result, there have been numerous natural disasters occuring in the
world, the Paific region being the most vulnerable to the anthropogenic hazards. This
threatens the environmental security of the countries within the region. Also, regional co-
operation is needed in order to face and mitigate this environmental issue. Damages and
natural disasters caused by environmental problems are shared throughout the world, thus it
is also a common responsibility.
Keywords: Australia, ICCAI, Climate Change, South Pacific

Pendahuluan
Permasalahan lingkungan merupakan salah satu permasalahan yang paling serius
yang dihadapi oleh umat manusia saat ini. Di dalam kajian ilmu Hubungan Internasional,
permasalahan lingkungan adalah permasalahan ketiga yang dibahas setelah permasalahan
keamanan dan ekonomi. Dampak dari permasalahan lingkungan tersebut dapat mengancam
berbagai macam aspek kehidupan manusia. Ada berbagai macam permasalahan lingkungan
yang dihadapi manusia saat ini. Kebakaran hutan, bencana alam, seringkali dimuat di berita.
Namun, ada sebuah permasalahan alam yang dapat dikatakan sebagai penyebab atau induk
dari permasalahan-permasalahan alam lainya yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim yang
disebabkan oleh efek rumah kaca menyebabkan kenaikan temperatur hampir secara global.
Tahun 2016 merupakan tahun terpanas yang dialami Bumi ini selama adanya perekaman data
temperatur bumi yang pertama kali dilakukan pada tahun 1880. Namun tidak hanya tahun
2016 saja yang menjadi tahun terpanas dalam sejarah perekaman suhu bumi. Tercatat
sebanyak 16 dari 17 tahun terpanas di bumi terjadi dari tahun 2000. Dampak dari Climate
Change sangatlah bervariasi. Gunung-gunung es yang berada di kutub utara dapat meleleh

1
Penulis adalah mahasiswa Prodi Ilmu Hubungan Internasional UMM. Bisa dihub.i via email
rahmanprakasa@gmail.com
akibat kenaikan temperatur, dan menyebabkan kenaikan pada permukaan laut. Hal ini
merupakan kekhawatiran utama terutama bagi negara-negara yang berada di kawasan pasifik.
Kawasan Pasifik terdiri dari 22 negara dan teritori. Populasi dari kawasan tersebut
mencapai 9,2 juta orang. Di kawasan tersebut juga terdapat sebanyak 7,500 pulau-pulau.
Namun, hanya 300 pulau yang dihuni. Kepulauan di pasifik dikelilingi lautan yang besar
sebesar 30 juta kilometer per segi. Negara-negara di kawasan Pasifik memilik sumber daya
alam yang sangat terbatas. Daratannya yang sedikit menyebabkan negara-negara tersebut
untuk bergantung kepada negara-negara lain. Letak geografis kawasan pasifik yang
dikelilingi perairan yang sangat besar menyebabkan kawasan tersebut sangat rentan terhadap
dampak daripada perubahan iklim, terutama dengan kenaikan permukaan laut. Pada tahun
1993-2010, rata-rata permukaan laut mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan tersebut
dialami Pasifik Barat dengan angka tertinggi. Hal tersebut menimbulkan beberapa
kekhawatiran, dan tantangan-tantangan serius di kawasan tersebut. Pertama, kenaikan suhu
dan iklim yang berubah menjadi lebih kering dapat berdampak pada kurangnya persediaan air
bersih. Kedua, erosi dan banjir di area-area pantai yang akan terjadi lebih sering akibat
kenaikan permukaan laut. Ketiga, kenaikan temperatur laut dapat merusak habitat spesies
trumbu karang, dan mengancam mahluk hidup yang menempati trumbu karang tersebut.
Selanjutnya, kawasan pasifik merupakan kawasan yang dimana penduduknya bergantung
pada peternakan, dan nelayan, untuk menjalankan ekonominya.
Kenaikan temperatur dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem baik di darat
maupun di laut. Hal ini kemudian mengancam kelangsungan hidup dan membuat penduduk
kawasan pasifik menjadi semakin rentan terhadap dampak dari perubahan iklim. Beberapa
spesies hewan dan tumbuhan dapat punah karena tidak mampu untuk beradaptasi dengan
perubahan iklim yang begitu cepat sehingga dapat merusak ekosistem. Meningat bahwa
kawasan pasifik memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat terbatas,
Pasifik sangat membutuhkan bantuan dari negara lain untuk membantu dalam beradaptasi
untuk menghadapi perubahan iklim.

Konsep : Environmental Security


Pertama-tama akan karya tulis ini akan mengurai sebuah konsep yang diharapkan
dapat membantu memperjelas isu lingkungan di kawasan pasifik. Konsep yang akan
dijelaskan disini adalah konsep keamanan lingkungan. Environmental security atau
ecological security mencerminkan kapasitas sebuah negara dalam menghadapi ancaman-
ancaman terhadap kelangkaan asset baik itu sumber daya alam maupun sumberdaya manusia.
Di dalam sebuah karya tulis yang ditulis oleh Elizabeth L. Chalecki dijelaskan bahwa
aktifitas ekonomi dapat berdampak pada perubahan-perubahan pada lingkungan yang dapat
menyebabkan konflik. Pertama, Chalecki menjelaskan bahwa aktifitas perekonomian
manusia menyebabkan emisi gas rumah kaca yang berlebihan, dimana gas-gas rumah kaca
tersebut memperkuat efek rumah kaca. Selanjutnya, terjadi perubahan pada iklim global dan
regional yang diakibatkan oleh efek rumah kaca yang berlebihan. Kemudian, bencana-
bencana alam pun terjadi.
Dari perubahan lingkungan, dan bencana alam tersebut, sumber daya alam serta
produk-produk hasil agrikultur akan terpengaruh sehingga mengancam mata pencaharian
terutama masyarakat Pasifik yang mencari nafkah dari agrikultur. Hal ini kemudian
menyebabkan kelangkaan makanan yang dimana akan berujung kepada perselisihan antar
suku, masyarakat sipil, aktor-aktor politik, yang dimana akan menyebabkan konflik regional
dan bahkan global. Dapat dilihat di dalam uraian Chalecki bahwa permasalahan lingkungan
dapat berdampak dari tingkat domestik hingga menjadi sebuah konflik berskala global.
Permasalahan lingkungan seperti perubahan iklim merupakan sebuah permasalahan yang
dampaknya dirasakan bersama, maka dari itu Chalecki mengusulkan sebuah solusi kepada
masalah ini yaitu sebuah solusi yang datang dari atas ke bawah. Yang dimaksud di sini adalah
bagaimana kesepakatan dan kebijakan negara-negara di sebuah kawasan dapat sangat
mempengaruhi dampak dari perubahan iklim. Negara-negara harus saling bekerja sama untuk
memitigasi efek dari degradasi lingkungan. Solusi ini tentunya merupakan sebuah solusi
jangka panjang.
Sebuah konflik regional dapat ditangani negara-negara untuk menjaga keamanan
lingkungan negara-negara tetangga dan yang berada di kawasan yang sama. Hal ini
diharapkan dapat menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut. Selanjutnya,
konsensus negara-negara untuk menangani permasalahan lingkungan diharapkan dapat
mengurangi perselisihan politik, suku, dan masyarakat sipil. Dari sini kemudian dapat dibuat
perjanjian-perjanjian dan kerjasama multilateral yang dapat menangani permasalahan yang
datang dari kerusakan lingkungan.
Permasalahan perubahan iklim ini ini kemudian menjadi sebuah masalah yang penting
untuk diteliti karena perubahan iklim dapat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup
banyak orang. Pertama, negara-negara kepulauan yang terletak di kawasan pasifik seringkali
terancam bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim. Dari November 2013 sampai
Juni 2014 sendiri kawasan Pasifik mengalami sembilan keadaan darurat bencana alam. Pada
tahun 2015, Vanuatu, Kiribati, dan Tuvalu diserang oleh Topan Pam yang menyebabkan
kematian sekitar 11 orang. Topan tersebut juga menghancurkan ribuan rumah. Selanjutnya,
Fiji mengalami El Nino yang menyebabkan kekeringan. Tonga juga mengalami hal yang
serupa dimana Topan Ian menyebabkan 2.335 orang kehilangan rumahnya dan memakan satu
jiwa korban. Nasib para penduduk yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana terpaksa
harus mengungsi ke negara lain
Topik ini kemudian menjadi menarik apabila dilihat dari bantuan asing yang
dilakukan oleh negara seperti Australia. Australia menciptakan berbagai macam program dan
upaya yang bertujuan untuk memitigasi, dan beradaptasi kepada dampak dari perubahan
iklim. Salah satu upaya Australia dalam memitigasi dampak dari perubahan iklim adalah
melalui International Climate Change Adaptation Initiative (ICCAI). ICCAI berkomitmen
untuk berinvestasi sebesar Au$ 150 juta selama tiga tahun (2008-2009 sampai 2010-2011).
Kemudian diperpanjang pada tahun 2010 dengan Aud 178,2 juta untuk tahun 2011-2012 dan
2012-2013. Pendanaan ICCAI itu sendiri mencapai Au$ 328 juta. Sekitar Au$ 160 juta dari
jumlah total dialokasikan ke kawasan Pasifik dan Timor Timur. Bantuan-bantuan tersebut
kemudian menimbulkan berbagai macam pertanyaan dibalik kepentingan Australia dalam
penanganan perubahan iklim di berbagai negara di kawasan Pasifik. Terutama dalam aspek
refugees. Sejak tahun 1954, Australia merupakan tempat tujuan para pencari suaka dan
pengungsi. Ditambah dengan adanya bencana alam yang sering kali terjadi di kawasan
Pasifik.

Perubahan Iklim Global dan Dampaknya


Perubahan iklim memiliki dampak secara global. Namun, negara-negara di kawasan
Pasifik Selatan terlihat lebih rentan karena lokasi pulau-pulau kecil yang dikelilingi oleh
perairan yang sangat luas. Kepulauan di kawasan Pasifik terdiri dari 22 negara dan teritori.
Jumlah populasi di kawasan Pasifik sendiri terdiri dari 9,2 juta penduduk. Di dalam kawasan
Pasifik tersebut terdapat 7.500 pulau-pulau. Namun, hanya 300 dari 7.500 pulau tersebut
yang dapat dihuni.2 Negara-negara di kawasan Pasifik selalu aktif dalam mendorong negara-
negara maju untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim dan mengurangi emisi gas
rumah kaca. Hal ini dikarenakan kerentanan negara-negara Pasifik terhadap perubahan iklim.
Dampak dari Perubahan iklim di kawasan Pasifik pun bervariatif. Negara-negara di kawasan
Pasifik memiliki kerentanan terhadap perubahan iklim. Kerentanan terkait dampak dari
perubahan iklim tersebut juga memiliki berbagai dimensi, seperti ekonomi, sosial,

2
Elizabeth, 2015, Climate Change and the Pacific, The Diplomat, http://thediplomat.com/2015/06/climate-
change-and-the-pacific/ (28/03/2017, 18:30)
lingkungan, bahkan kerentanan atas perubahan iklim terhadap psikis masyarakat yang tinggal
di kawasan Pasifik. Pertama, pemanasan global menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Permukaan laut meningkat 10mm per tahun.3 Hal ini menyebabkan hilangnya wilayah-
wilayah pesisir melalui erosi sehingga banyak juga pulau-pulau yang tenggelam. Kepulauan
Solomon adalah salah satu negara yang sangat rentan akan kehilangan daratan-daratan dan
wilayah pesisir tersebut. Kepulauan Solomon memiliki populasi sebanyak 560.000 penduduk.
Mayoritas penduduk Kepulauan Solomon tinggal di dekat wilayah-wilayah pesisir tersebut.
Pulau-pulau yang hilang ukuranya bervariatif dari satu sampai lima hektar. 4 Selain hilangnya
wilayah-wilayah pesisir dan pulau-pulau akibat naiknya permukaan laut, dampak lain dari
perubahan iklim dan pemanasan global juga dirasakan di wilayah Pasifik. Dampak lain yang
dirasakan di kawasan Pasifik adalah bencana-bencana alam seperti kekeringan, badai, banjir,
dan angin topan. Permasalahan dan dampak dari bencana alam dan kerusakan lingkungan
dapat berubah skalanya dari isu domestik menjadi isu regional dan bahkan global.
Kerusakan lingkungan dan bencana-bencana alam tersebut dapat mengancam
kehidupan penduduk di Pasifik. Mata pencaharian dapat rusak karena rusaknya ekosistem,
rumah-rumah hancur akibat badai dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini yang menyebabkan
migrasi penduduk. Ribuan orang telah melarikan diri dari negara-negara pulau kecil seperti
Tuvalu dan Nauru. Tuvalu dan Nauru sendiri bukanlah negara yang kaya. Kemiskinan di
negara tersebut juga menjadi salah satu faktor kerentanan para penduduknya terhadap
dampak-dampak dari perubahan iklim. Kemiskinan juga dapat menjadi salah satu faktor
ketidak mampuan suatu masyarakat dalam mengatasi dan beradaptasi dalam suatu bencana
dan permasalahan. Maka dari itu mereka harus meninggalkan tanah-tanah mereka dimana
bangungan, persediaan air, dan tanaman-tanaman yang dapat dipanen hancur akibat cuaca
yang ekstrim. 5
Maka dari itu, negara-negara di Pasifik membutuhkan bantuan dari negara
luar untuk mengatasi dan beradaptasi dengan dampak-dampak dari pemanasan global, dan
perubahan iklim.

3
Simon et. Al, 2016 Interactions Between Sea-Level Rise and Wave Exposure on Reef Island Dynamics in the
Solomon Islands, IOPScience, http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/11/5/054011, (15/05/17,
20:00)
4
The Guardian, 2016, Five Pacific Islands Lost to Rising Seas as Climate Change Hits,
https://www.theguardian.com/environment/2016/may/10/five-pacific-islands-lost-rising-seas-climate-change,
(15/05/17, 20:00)
5
Tom, 2015, Global Warming: Thousands Flee Pacific Islands On Front Line of Climate Change,
http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/global-warming-thousands-flee-pacific-islands-on-
front-line-of-climate-change-a6757796.html, (15/05/2017, 21:00)
Perubahan Iklim di Pasifik dan Dampaknya
Perubahan iklim memiliki dampak secara global. Namun, negara-negara di kawasan
Pasifik Selatan terlihat lebih rentan karena lokasi pulau-pulau kecil yang dikelilingi oleh
perairan yang sangat luas. Kepulauan di kawasan Pasifik terdiri dari 22 negara dan teritori.
Jumlah populasi di kawasan Pasifik sendiri terdiri dari 9,2 juta penduduk. Di dalam kawasan
Pasifik tersebut terdapat 7.500 pulau-pulau. Namun, hanya 300 dari 7.500 pulau tersebut
yang dapat dihuni.6 Negara-negara di kawasan Pasifik selalu aktif dalam mendorong negara-
negara maju untuk memitigasi dampak dari perubahan iklim dan mengurangi emisi gas
rumah kaca. Hal ini dikarenakan kerentanan negara-negara Pasifik terhadap perubahan iklim.
Dampak dari Perubahan iklim di kawasan Pasifik pun bervariatif. Negara-negara di kawasan
Pasifik memiliki kerentanan terhadap perubahan iklim. Kerentanan terkait dampak dari
perubahan iklim tersebut juga memiliki berbagai dimensi, seperti ekonomi, sosial,
lingkungan, bahkan kerentanan atas perubahan iklim terhadap psikis masyarakat yang tinggal
di kawasan Pasifik. Pertama, pemanasan global menyebabkan kenaikan permukaan air laut.
Permukaan laut meningkat 10mm per tahun.7
Hal ini menyebabkan hilangnya wilayah-wilayah pesisir melalui erosi sehingga
banyak juga pulau-pulau yang tenggelam. Kepulauan Solomon adalah salah satu negara yang
sangat rentan akan kehilangan daratan-daratan dan wilayah pesisir tersebut. Kepulauan
Solomon memiliki populasi sebanyak 560.000 penduduk. Mayoritas penduduk Kepulauan
Solomon tinggal di dekat wilayah-wilayah pesisir tersebut. Pulau-pulau yang hilang ukuranya
bervariatif dari satu sampai lima hektar. 8
Selain hilangnya wilayah-wilayah pesisir dan
pulau-pulau akibat naiknya permukaan laut, dampak lain dari perubahan iklim dan
pemanasan global juga dirasakan di wilayah Pasifik. Dampak lain yang dirasakan di kawasan
Pasifik adalah bencana-bencana alam seperti kekeringan, badai, banjir, dan angin topan.
Permasalahan dan dampak dari bencana alam dan kerusakan lingkungan dapat berubah
skalanya dari isu domestik menjadi isu regional dan bahkan global.
Kerusakan lingkungan dan bencana-bencana alam tersebut dapat mengancam
kehidupan penduduk di Pasifik. Mata pencaharian dapat rusak karena rusaknya ekosistem,
6
Elizabeth, 2015, Climate Change and the Pacific, The Diplomat, http://thediplomat.com/2015/06/climate-
change-and-the-pacific/ (28/03/2017, 18:30)
7
Simon et. Al, 2016 Interactions Between Sea-Level Rise and Wave Exposure on Reef Island Dynamics in the
Solomon Islands, IOPScience, http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/11/5/054011, (15/05/17,
20:00)
8
The Guardian, 2016, Five Pacific Islands Lost to Rising Seas as Climate Change Hits,
https://www.theguardian.com/environment/2016/may/10/five-pacific-islands-lost-rising-seas-climate-change,
(15/05/17, 20:00)
rumah-rumah hancur akibat badai dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini yang menyebabkan
migrasi penduduk. Ribuan orang telah melarikan diri dari negara-negara pulau kecil seperti
Tuvalu dan Nauru. Tuvalu dan Nauru sendiri bukanlah negara yang kaya. Kemiskinan di
negara tersebut juga menjadi salah satu faktor kerentanan para penduduknya terhadap
dampak-dampak dari perubahan iklim. Kemiskinan juga dapat menjadi salah satu faktor
ketidak mampuan suatu masyarakat dalam mengatasi dan beradaptasi dalam suatu bencana
dan permasalahan. Maka dari itu mereka harus meninggalkan tanah-tanah mereka dimana
bangungan, persediaan air, dan tanaman-tanaman yang dapat dipanen hancur akibat cuaca
yang ekstrim. 9
Maka dari itu, negara-negara di Pasifik membutuhkan bantuan dari negara
luar untuk mengatasi dan beradaptasi dengan dampak-dampak dari pemanasan global, dan
perubahan iklim.

Bantuan Australia Terhadap Perubahan Iklim di Pasifik Selatan


Australia adalah salah satu negara yang membantu kawasan Pasifik dalam menangani
dan memitigasi dampak dari perubahan iklim. Australia melakukan bantuan-bantuan tersebut
melalui Australia’s International Climate Change Adaptation Initiative (ICCAI). ICCAI
memiliki empat objektif. Objektif pertama adalah untuk mendirikan kebijikan yang jelas, dan
analisis ilmiah yang mendasari aksi Australia dalam membantu negara-negara yang setuju
untuk dibantu dalam penangan isu perubahan iklim di kawasan Pasifik. Objektif kedua dari
ICCAI adalah untuk meningkatkan pengertian negara-negara Pasifik dalam penilaian
dampak-dampak perubahan iklim terhadap lingkungan dan sosial di kawasan Pasifik. 10

Objektif ke tiga adalah untuk memperkuat kapasitas negara-negara yang ikut dibawah ICCAI
dalam menilai resiko dan ancaman perubahan iklim dan membantu perumusan strategi-
strategi adaptasi. Objektif ke-empat dari ICCAI itu sendiri adalah untuk mengidentifikasi
prioritas upaya-upaya adaptasi, yang dapat secepatnya mengurangi kerentanan penduduk
kawasan Pasifik dalam ancaman perubahan iklim di kawasan tersebut. 11
Ke empat objektif
akan diwujudkan pelalui kebijakan dan program-program yang dibuat oleh ICCAI.

9
Tom, 2015, Global Warming: Thousands Flee Pacific Islands On Front Line of Climate Change,
http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/global-warming-thousands-flee-pacific-islands-on-
front-line-of-climate-change-a6757796.html, (15/05/2017, 21:00)
10
Australian Support for Climate Change, Environment and Disaster Risk Management in the Pacific, 2013,
Findings and Recommendations of an Independent Review and Needs Assessment August 2013. Dfat,
https://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/pacific-climate-change-review-aug2013.pdf, hlm. 6
(15/05/2017, 21:00)
11
Australian Support for Climate Change, Environment and Disaster Risk Management in the Pacific, 2013,
Findings and Recommendations of an Independent Review and Needs Assessment August 2013. Dfat,
https://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/pacific-climate-change-review-aug2013.pdf, hlm. 7
(15/05/2017, 21:00)
ICCAI sendiri terdiri dari program. Program pertama dari ICCAI adalah dua program
Pasifik yang mendorong penelitian-penelitian ilmiah terkait dengan permasalahan perubahan
iklim. Program tersebut dinamakan the Pacific Climate Change Science Program (PCCSP).
Ada pula program yang membantu perencanaan adaptasi perubahan iklim yang dinamakan
the Pacific Adaptation Strategy Assistance Pogram (PASAP). Kedua program tersebut
dilaksakan secara terpisah dari 2009-2011, sampai dua tahun setelah 2011.12
Dana yang disalurkan melalui International Climate Change Adaptation Initiative
(ICCAI) sangatlah besar. ICCAI menyalurkan dana sebesar Au$ 150 juta. Dana tersebut akan
digunakan selama tiga tahun dari 2008-2009 sampai dengan 2010-2011. Kemudian, Australia
juga menyalurkan dana sebesar Au$ 178.2 juta pada tahun 2010 sebagai kelanjutan
pendanaan ICCAI yang digunakan pada periode 2011-2012 sampai dengan 2012-2013.
Sebanyak Au$ 160 juta dari Au$ 328 juta disalurkan Australia ke kawasan kepulauan Pasifik,
dan Timor Timur.13 Selanjutnya akan dijelaskan mengenai tiga program dari International
Climate Change Adaptation Initiative yaitu Pacific Climate Change Science Program
(PCCSP), Pacific Adaptation Strategy Assistance Program (PASAP) dan Pacific-Australia
Climate Change Science and Adaptation Program (PACCSAP).
PCCSP merupakan sebuah program dari ICCAI yang bergerak di bidang riset
mengenai fakta-fakta ilmiah perubahan iklim di kawasan pasifik. Tujuan dibuatnya program
riset ini adalah untuk memperbagus dan menambah informasi-informasi terkait perubahan
iklim. Dana yang disalurkan di dalam program ini sebesar Au$ 20 juta. Berdasarkan review
yang dilakukan oleh Peter Hunnam PCCSP berhasil dalam mencapai tujuannya yaitu
menyediakan penemuan dan fakta-fakta baru terkait isu perubahan iklim.14
Pacific Adaptation Strategy Assistance Program merupakan komponen dan program
ke-dua dari International Climate Change Adaptation Initiative. PASAP dibentuk untuk
memperkuat kapasitas negara-negara terikat untuk menilai ancaman perubahan iklim dan
merencanakan strategi adaptasi dan mitigasi bersama negara-negara tersebut. Namun,
PASAP bukanlah sebuah program yang bagus. Pertama, PASAP tidak di desain dengan baik,

12
Peter Hunnam, 2013, Review of The International Climate Change Adaptation Initiative Pacific Programs in
Climate Science and Adaptation Planning 2008-2013, Pacific Climate Change Science Program, Pacific
Adaptation Strategy Assistance Program, Pacific-Australia Climate Change Science and Adaptation Program,
hlm. 6
13
Peter Hunnam, 2013, Review of The International Climate Change Adaptation Initiative Pacific Programs in
Climate Science and Adaptation Planning 2008-2013, Pacific Climate Change Science Program, Pacific
Adaptation Strategy Assistance Program, Pacific-Australia Climate Change Science and Adaptation Program,
hlm. 6
14
Ibid.
komponen yang berubah-ubah, dan seringkali outputnya tidak jelas. Kemudian, PASAP
berubah menjadi kumpulan program-program yang bersifat ad hoc.15 Eksekusi program-
program tersebut juga tidak berjalan dengan efisien. Di dalam fase ke dua International
Climate Change Adaptation Initiative, ICCAI menggabungkan kedua program PCCSP dan
PASAP menjadi satu program yang disebut dengan Pacific-Australia Climate Change
Science and Adaptation Program.
Australia juga telah menyalurkan dana yang sangat besar di dalam upayanya
menangani permasalahan perubahan iklim di kawasan Pasifik. Pertama, ada program bilateral
Australia dan Kiribati melalui ICCAI. Dana yang disalurkan dalam program bilateral tersebut
adalah sebesar Au$ 9,4 juta. Selain itu ICCAI juga membuat program bilateral dengan
Kepulauan Solomon. Dana yang dialokasikan ke dalam program tersebut adalah sebesar Au$
6 juta. Selanjutnya, Australia juga telah menyalurkan dana sebesar Au$ 12,7 juta kepada
NGOs international, dan NGO Australia untuk bekerjasama dalam implementasi upaya-upaya
adaptasi terhadap perubahan iklim.16 Selain program-program bilateral, Australia juga
menyalurkan dana yang besar terhadap program-program regional. The Pacific Adaptation to
Climate Change (PACC) adalah sebuah program regional yang bergerak dalam penangan
permaslahan perubahan iklim. Program tersebut didanai oleh Special Climate Change Fund
(SCCF). Namun, ICCAI juga membantu dalam menyalurkan dana dan menyediakan dana
tambahan sebesar Au$ 7,35 juta.
Kawasan Pasifik tersebut merupakan sebuah kawasan yang rentan terhadap ancaman
perubahan iklim secara geografis begitu pula secara socio-economic. Secara geografis,
kawasan Pasifik merupakan kawasan yang dikelilingi lautan yang luas. Ukuran-ukuran pulau
tersebut sangatlah rentan terhadap kenaikan permukaan laut. Akibat permukaan laut yang
semakin meningkat, wilayah pesisir semakin hilang akibat erosi. Selanjutnya, secara sosial,
dampak perubahan iklim juga sangat dirasakan oleh masyarakat Pasifik. Kemiskinan adalah
suatu faktor yang memperburuk kerentanan kawasan tersebut terhadap ancaman-ancaman
perubahan iklim. Maka dari itu, bantuan-bantuan dan dana yang datang dari International
Climate Change Initiative sangatlah bermanfaat untuk menangani permasalahan perubahan
iklim tersebut. Berkat program riset yang dilancarkan oleh ICCAI yaitu PACCSAP, sekarang
15
Peter Hunnam, 2013, Review of The International Climate Change Adaptation Initiative Pacific Programs in
Climate Science and Adaptation Planning 2008-2013, Pacific Climate Change Science Program, Pacific
Adaptation Strategy Assistance Program, Pacific-Australia Climate Change Science and Adaptation Program,
hlm. 7
16
Australian Support for Climate Change, Environment and Disaster Risk Management in the Pacific, 2013,
Findings and Recommendations of an Independent Review and Needs Assessment August 2013. Dfat,
https://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/pacific-climate-change-review-aug2013.pdf, hlm. 18
(15/05/2017, 21:00)
kondisi lingkungan dapat diramalkan. Contohnya, Prediksi mengenai La Niña pada bulan
November 2016 sampai Januari 2017 lalu benar terjadi. Selanjutnya, prediksi-prediksi seperti
angin topan dan curah hujan yang ekstrim dapat diprediksi sehingga negara-negara
dikawasan tersebut dapat mempersiapkan diri secara matang untuk menghadapi ancaman-
ancaman tersebut. 17

Penutup
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat ini dunia sedang mengalami permasalahan
lingkungan yang serius. Penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca yang
berlebihan menyebabkan kenaikan tingkat gas rumah kaca yang tersimpan di atmosfer. Hal
ini menyebabkan semakin tinggi gelombang inframerah yang tersimpan di Bumi yang
mengakibatkan suhu bumi meningkat. Efek rumah kacapun diperkuat dan menyebabkan
pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, dampak perubahan iklim itu sendiri
berbeda-beda. Pertama dampak perubahan iklim dapat berupa pola cuaca yang ekstrim,
bencana alam, kerusakan ekosistem, dan lain-lain.
Kawasan Pasifik merupakan sebuah kawasan yang sangat rentan terhadap dampak
negatif dari perubahan iklim. Secara geografis, pulau-pulau kecil di kawasan Pasifik dapat
tenggelam akibat naiknya permukaan laut. Selain itu keterbatasan sumber daya alam
ditambah rusaknya ekosistem yang rusak karena bencana alam mengancam mata
pencaharian dan kehidupan masyarakat di kawasan Pasifik. Kondisi sosio-ekonomi
masyarakat di kawasan Pasifik juga memperburuk dampak dari perubahan iklim itu seniri.
Kemiskinan juga menjadi faktor ketidak-siapan masyarakat Pasifik dalam menghadapi
dampak perubahan iklim. Maka dari itu, banyak diantara mereka yang mengungsi baik secara
urbanisasi dari wilayah pesisir ke wilayah urban maupun meninggalkan negara asal untuk
mencari suaka di negara lain terutama Australia. Kemudian, kawasan pasifik juga
membutuhkan bantuan dari negara lain untuk menghadapi permasalahan perubahan iklim
tersebut.
Konsep kemanan lingkungan mencerminkan kesiapan suatu negara dalam menangani
ancaman-ancaman yang terjadi kepada lingkungan di negara tersebut. Aktifitas perekonomian
juga dapat berdampak buruk kepada alam, dan dapat menyebabkan permasalahan-
permasalahan lain seperti hilangnya mata pencaharian, kelangkaan sumber makanan, dan
perselesihan antar masyarakat sipil, suku, dan aktor-aktor politik. Chalecki menguslkan solusi
dari penanganan perubahan iklim tersebut dari atas yaitu kesepakatan negara-negara yang
17
Yuriy Kuleshov, 2016, International Climate Change Adaptation Initiative, Australian Bureau of Meteorology
akan berdampak ke level lokal. Hal ini kemudian dilakukan oleh Australia ketika membuat
International Climate Change Adaptation dengan mengajak negara-negara di kawasan Pasifik
untuk bersama-sama menangani isu perubahan iklim.
Australia membantu negara-negara Pasifik untuk menangani isu pemanasan global
dan dampaknya melalui sebuah inisiatif yang dinamakan International Climate Change
Adaptation Initiative. Melalui badan tersebut, Australia telah menyalurkan dana sebesar Au$
328 juta. Dana tersebut dialokasikan ke berbagai program-program yang dibuat ICCAI
sendiri dan program-program bilateral dan regional lainya. Program-program yang
dilancarkan oleh Australia dan negara-negara di kawasan pasifik seperti Vanuatu dan Kiribati
juga membuahkan hasil. Sekarang, kondisi lingkungan, dan bencana alam dapat lebih
diprediksi sehingga negara-negara yang tadinya sangat rentan akibat kurangnya sumber daya,
ilmu pengetahuan, dan dana untuk menghadapi permasalahan tersebut dapat beradaptasi
dengan lebih baik dan meningkatkan kesiapan bagi negara-negara di kawasan tersebut untuk
menangani dampak dari perubahan iklim.

Daftar Pustaka :
Buku:
Perer Hunnam, 2013, Review of The International Climate Change Adaptation Initiative
Pacific Programs in Climate Science and Adaptation Planning 2008-2013, Pacific
Climate Change Science Program, Pacific Adaptation Strategy Assistance Program, Pacific-
Australia Climate Change Science and Adaptation Program

Artikel dan Jurnal Online


Australian Support for Climate Change, Environment and Disaster Risk Management in the
Pacific, 2013, Findings and Recommendations of an Independent Review and Needs
Assessment August 2013. Dfat,
https://dfat.gov.au/about-us/publications/Documents/pacific-climate-change-review-
aug2013.pdf, hlm. 6 (15/05/2017, 21:00)
Bianca Hall Judith Ireland, 2013, Tony Abbott evokes John Howard in slamming doors on
asylum seekers, The Sydney Morning Herald, http://www.smh.com.au/federal-
politics/federal-election-2013/tony-abbott-evokes-john-howard-in-slamming-doors-
on-asylum-seekers-20130815-2rzzy.html
CDIAC, 2013, Global Fossil-fuel CO2 Emissions, CDIAC,
http://cdiac.ornl.gov/trends/emis/tre_glob_2010.html, (01/04/2017, 21:00)
Earth Observatory, 2016, How is Today’s Warming Different from the Past, NASA,
https://earthobservatory.nasa.gov/Features/GlobalWarming/page3.php, (01/04/17,
21:00)
Earth Observatory, 2016, How is Today’s Warming Different from the Past, NASA,
https://earthobservatory.nasa.gov/Features/GlobalWarming/page3.php, (01/04/17,
21:00)
Elizabeth, 2015, Climate Change and the Pacific, The Diplomat,
http://thediplomat.com/2015/06/climate-change-and-the-pacific/ (28/03/2017, 18:30)
Jane McAdam, 2013, Australia and Asylum Seekers,
https://academic.oup.com/ijrl/article/25/3/435/1634232/Australia-and-Asylum-
Seekers
Jon Bennett, 2001, Adapting to Climate Change in Pacific Island Countries: The Problem of
Uncertainty, University of Canterbury, Christchurch, New Zealand, Volume 9, Issue
6, http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0305750X01000225
NASA, 2017, NASA, NOAA Data Show 2016 Warmest year on Record Globally, NASA,
https://www.nasa.gov/press-release/nasa-noaa-data-show-2016-warmest-year-on-
record-globally (1/04/2017, 20.00)
NSIDC, 2017, Quick Facts on Ice Sheets, National Snow & Ice Data Center
https://nsidc.org/cryosphere/quickfacts/icesheets.html, (10/04/2017)
Simon et. Al, 2016, Interactions Between Sea-Level Rise and Wave Exposure on Reef Island
Dynamics in the Solomon Islands, IOPScience,
http://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/11/5/054011, (15/05/17, 20:00)
Tom, 2015, Global Warming: Thousands Flee Pacific Islands On Front Line of Climate
Change, http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/global-warming-
thousands-flee-pacific-islands-on-front-line-of-climate-change-a6757796.html,
(15/05/2017, 21:00)
Vinod, Jose, Albert, Rosa, 2013, Climate-Related Disasters in Asia and The Pacific, Asian
Development Bank, ADB Economics Working Paper Series, no 358,
https://www.adb.org/sites/default/files/publication/30323/ewp-358.pdf (13/04/17)
WWF, 2016, The Effects of Climate Change, World Wilflife Fund,
https://www.wwf.org.uk/updates/effects-climate-change

Anda mungkin juga menyukai