Abstract
Dampak perubahan iklim dan pemanasan global yang melanda seluruh belahan dunia,
khususnya wilayah Jabodetabek, Proses penurunan tanah telah membuat permukaan
pantai, lebih rendah dari permukaan laut. Kondisi ini membuatnya rentan terhadap
kenaikan permukaan laut dengan masalah kualitas lingkungan sudah terjadi bertahun-
tahun dan sampai saat ini, banjir tidak hanya dialami dengan negara berkembang di
negarai Indonesia saja, namu di negara majupun terjadi banjir. Banjir dapat
disebabkan oleh banyak faktor, yang dapat dikelompokkan menjadi faktor alami dan
manusia, namun dalam masalah ini dapat disebabkan oleh adanya aktivitas manusia
yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan variabilitas kondisi
iklim. Kontribusi masing-masing daerah dalam mencegah faktor terjadinya banjir di
berbagai daerah akan berbeda, salah satu faktor penting terkait adalah melakukan
perencanaan kota dan daerah adalah perubahan penggunaan lahan. Dampak banjir
terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial juga beagam antara satu daerah dengan
daerah lain. Makalah ini membahas tentang fenomena banjir dan dampak terhadap
lingkunganr di daerah Jabodetabek
A. Pendahuluan
Banjir Pasang Air Laut (rob) adalah pola fluktuasi muka air laut yang
dipengaruhi oleh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama oleh Bulan dan
Matahari terhadap massa (berat jenis) air laut di Bumi (Sunarto, 2003). Banjir
pasang air laut termasuk bencana banjir yang disebabkan oleh masuknya air
laut ke daratan sebagai akibat dari pasang air laut yang tinggi (Marfai, 2004).
Wilayah utara pulau Jawa rawan terhadap bencana banjir karena kondisi utara
Pulau Jawa bertopografi landai sehingga banjir dapat dengan mudah masuk
jauh sampai ke daratan.Fenomena alam ini dapat dikategorikan sebagai
bencana alam karena berhubungan dengan manusia dan aktivitasnya.
C. Penutup
Dalam pembangunan dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan
masih sama maka bencana banjir lebih intensitas yang semakin tinggi dan
dampak yang semakin besar dan luas. Program pengendalian banjir juga
sudah banyak dilakukan. Perubahan tata ruang atau guna lahan lebih banyak
pengaruh atau kontribusinya terhadap terjadinya banjir dibandingkan dengan
pembangunan fisik pengendali banjir. Perencanaan tata ruang Wilayah dan
Kota sendiri serta upaya kerjasama berbagai pihak dan daerah diharapkan
dapat berkontribusi dalam pengelolaan bencana banjir khususnya
memperkecil kemungkinan dampak negatif yang terjadi serta memanfaatkan
potensi dan peluang yang tersedia di kawasan bencana banjir dengan tetap
memperhatikan kondisi masyarakat setempat,
Masyarakat semestinya pempunyai sikap preventif terhadap
ancaman banjir yang mungkin saja bisa terjadi lagi. Masyarakat hendaknya
mempunyai pemikiran positif terhadap informasi terkait bencana, serta
program pemerintah yang dicanangkan, serta tidak mudah terpancing dengan
adanya isu-isu negatif.
Daftar Pustaka