Anda di halaman 1dari 15

Alya

114180037
Kelas B
1. Definisi Banjir
2. Faktor Penyebab Banjir
3. Jenis-Jenis Banjir dan
Dampaknya
4. Upaya Mitigasi
5. Studi Kasus
6. Daftar Pustaka
“Banjir merupakan peristiwa atau keadaan terendamnya suatu daratan karena
volume air yang meningkat.”
- UU No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

“Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu wilayah akibat meluapnya air


melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah yang dapat menimbulkan
kerugian fisik, sosial dan ekonomi.”
- Rahayu (2009)
. Faktor Manusia :
a. Faktor alam :  Alih fungsi lahan
 Iklim/Cuaca  Pembangunan tanpa
 Air laut pasang memperhatikan kaidah
 Erosi dan Sedimentasi konservasi
 Kondisi geografi dan hidrologi wilayah,  Timbulan sampah
meliputi :  Keterbatasan masyarakat
- Topografi  Sistem pengendalian banjir
- Geologi yang kurang tepat.
- Bentuklahan
- Jenis Sungai
1. Banjir Bandang
2. Banjir Rob

3. Banjir Genangan

Banjir bandang (flash flood) merupakan banjir yang disebabkan


Karakteristik :
oleh hujan dengan intensitas tinggi secara ekstrem yang terjadi
pada bagian hulu
- Sifatnya sungai
cepat dan(Ferad Puturuhu, 2015). Pada umumnya,
tiba-tiba
banjir bandang merupakan kelanjutan dari kejadian longsor di
- Debit air besar
bagian hulu (Larsen et.al., 2001).
- membawa material
- sifatnya sangat merusak
(Larsen et.al., 2001).
Banjir rob adalah banjir yang diakibatkan oleh pasangnya air laut
sehingga menggenangi area daratan disekitarnya, peristiwa ini
melanda wilayah pesisir atau di daerah yang permukaannya lebih
rendah daripada permukaan air laut (Salim, 2018).

Karakteristik : Banjir Rob di Daerah Pesisir Pamekasan, Jawa Timur


● Terjadi saat air laut sedag pasang
● Warna air tidak terlalu keruh
● Biasanya terjadi pada daerah yang mempunyai wilayah dataran
lebih rendah daripada wilayah lautan

Faktor Penyebab :
● Exploitasi Airtanah berlebihan
● Pemanasan Global
● Pembabatan kawasan mangrove dan hutan bakau

Banjir Rob merendam Area pemakaman di Muara Gembong


● Banjir yang satu ini merupakan banjir yang umum
terjadi. Penyebab banjir ini adalah meluapnya air sungai,
danau, atau selokan sehingga menggenangi daratan.

● Umumnya banjir jenis ini disebabkan oleh intensitas


hujan tinggi dengan durasi yang lama sehingga sungai
atau danau tidak mampu lagi menampung air.

● Banjir genanganumumnya dicirikan dengan ketinggian


genangan air lebih dari 40 cm dan bertahan lebih dari 1 x
24 jam.
STRUKTURAL NONSTRUKTURAL
● Mitigasi struktural adalah tindakan untuk ● penyesuaian dan pengaturan kegiatan
meminimalisir/menghindari kemungkinan dampak bencana manusia supaya harmonis dan serasi
secara fisik. dengan lingkungan.
(Dewi, E. L., 2014).
Banjir rob kerap melanda pesisir Kota Semarang
yang meliputi enam kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Tugu
2. Kecamatan Semarang Barat
3. Kecamatan Semarang Utara
4. Kecamatan Semarang Timur
5. Kecamatan Gayamsari, dan
6. Kecamatan Genuk.
Fenomena banjir rob di kawasan pesisir kota Semarang tak lepas
dari pengaruh faktor-faktor berikut :

● Perluasan pemukiman dan industri kearah pesisir


● penurunan tanah (land subsidence)
● Air laut pasang
● daerah imbuhan (Semarang atas), pada RTRW Kota
Semarang ditetapkan sebagai kawasan budi daya atau
permukiman. Padahal, seharusnya daerah tersebut
adalah kawasan hijau atau lindung karena merupakan
daerah pengisian air tanah.
program-program penanganan bencana banjir rob yang meliputi kegiatan:
1) Pembangunan waduk Jatibarang
2) Pembuatan dan pemaksimalan sistem drainase
3) Peninggian jalan
4) Pembangunan tanggul
5) Pembuatan parapet (tembok penghalang air)
6) Pembuatan stasiun pompa dan kolam retensi
7) Pembersihan Saluran Drainase

Upaya masyarakat :
1) Peninggian bangunan rumah
2) Pembersihan saluran drainase di saluran permukiman
3)Pembuatan tanggul darurat dalam skala kecil
4)Pembentukan kelompok sadar bencana

In the fishing community of Kampung Bahari, in


northern Semarang, houses like this one may sink
but owners lay down a new floor because they
don't have the means to rebuild or move. PHOTO:
JEFFREY HUTTON
Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh banyak faktor baik alam maupun manusia, oleh
karena itu sebagai upaya mencegah maupun meminimalisir dampak diperlukan adanya upaya mitigasi structural
maupun non struktural yang terpadu dengan melibatkan banyak pihak.
Dewi, E. L. (2014). Mitigasi Bencana Banjir Di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsai Kota USurakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Erlani, R., & Nugrahandika, W. H. (2019). Ketangguhan Kota Semarang dalam Menghadapi Bencana Banjir Pasang Air Laut (Rob). Journal
of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 3(1), 47-63.
Ferad Puturuhu. (2015). Mitigasi Bencana Dan Penginderaan Jauh. Cetakan I. (Yogyakarta: Graha Ilmu)
Indrawandinata, R. F. (2014). Analisis Potensi Luapan Banjir Lahar Gunungapi Tangkuban Perahu Untuk Menentukan Area Evakuasi Di
Sekitar Sungai Cimuja Kabupaten Subang (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Kodoatie, Robert, J dan Roestam Sjarief (2006): Pengelolaan Bencana Terpadu. Penerbit Yarsif Watampone, Jakarta.
Nugroho, S.P., 2012b, Kajian Ketangguhan Masyarakat Dari Ancaman Bencana Banjir, Jurnal Alami, vol 17, No. 1, 2012, hal. 49 ± 56,
Jakarta.
Rahayu, Harkunti P. 2009. Banjir dan Upaya penanggulanganya. Bandung: Promise Indonesia.
Rosyidie, A. (2013). Banjir: fakta dan dampaknya, serta pengaruh dari perubahan guna lahan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 24(3),
241-249.
Salim, M. A. (2018). Penanganan Banjir dan Rob di Wilayah Pekalongan. Jurnal Teknik Sipil, 11, 15-23.
Wisner, Ben; Piers Blaikie; Terry Cannon; Ian Davis (2004): At Risk, Natural Hazards, people’s vulnerability and disasters. Routledge,
London.

Anda mungkin juga menyukai