Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bencana Banjir

Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya


air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan
kerugian fisik, sosial, dan ekonomi (Rahayu dkk, 2009). Banjir adalah ancaman
musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan
menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering
terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun
ekonomi (IDEP, 2007).

Banjir disuatu tempat bisa berbeda-beda tergantung dari kondisi fisik


wilayah terebut. Dalam hal ini, ada yang mengalami banjir local, banjir kiriman,
maupun banjir rob. Banjir kondisi dimana tidak tertampungnya air dalam saluran
pembuangan atau terhambatnya aliran air didalam saluran, sehingga meluap
menggenangi daerah sekitarnya. Bencana banjir termasuk kejadian yang sering
terjadi pada setiap datangnya musim penghujan.

2.2 Jenis-Jenis Banjir

Menurut Pusat Kritis Kesehatan Kemenkes RI (2018), banjir dibedakan


menjadi lima tipe sebagai berikut :

1. Banjir Bandang

Banjir Bandang yaitu banjir yang sangat berbahaya karena bisa


mengangkut apa saja yang dilaluinya. Banjir ini cukup memberikan dampak
kerusakan cukup parah. Banjir bandang biasanya terjadi akibat gundulnya
hutan dan rentan terjadi di daerah pegunungan.

2. Banjir Air

Banjir air merupakan jenis banjir yang sangat umum terjadi, biasanya
banjir ini terjadi akibat meluapnya air Sungai, danau, atai selokan. Karena
intensitas air tinggi sehingga air tidak tertampung dan meluap.

4
3. Banjir Lumpur

Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip dengan banjir bandang tapi
banjir lumpur yaitu banjir yang keluar dari dalam bumi yang sampai ke
daratan. Banjir lumpur mengandung bahan yang berbahaya dan bahan gas
mempengaruhi Kesehatan makhluk hidup lainnya.

4. Banjir Rob (Banjir Laut Air Pasang)

Banjir Rob adalah banjir yang terjadi akibat air laut. Biasanya banjir ini
menerjang Kawasan diwilayah sekitar pesisir Pantai.

5. Banjir Cileunang

Banjir cileunang mempunyai kemiripan dengan banjir air, tapi banjir


cileunang terjadi akibat deras hujan sehingga tidak tertampung.

2.3 Faktor Penyebab Banjir

Secara umum penyebab banjir diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu


banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang disebabkan oleh
Tindakan manusia. Banjir akibat alami dipengarihi oleh :

1. Curah hujan

Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan


banjir di Sungai dan bila melebihi tebing Sungai maka akan timbul banjir atau
genangan

2. Pendangkalan Sungai

Pendangkalan Sungai bisa terjadi karena endapan lumpur yang terbawa


dari daerah yang lebih tinggi atau karena tumpukan sampah. Hal ini jelas
mengurangi kemampuan Sungai menampung air, akhirnya air dari badan
Sungai meluap ke daratan.

3. Erosi dan sedimentasi

Erosi di Daerah Aliran Sungai (DAS) berpengaruh terhadap kapasitas


penampungan Sungai, karena tanah yang tererosi pada DAS tersebut apabila

5
terbawa air hujan ke Sungai akan mengendap dan menyebabkan terjadinya
sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi kapasitas Sungai dan saat terjadi
aliran yang melebihi kapasitas Sungai dapar menyebabkan banjir.

4. Kapasitas Sungai

Pengurangan kapasitas aliran banjir pada Sungai disebabkan oleh


pengendapan yang berasal dari erosi dasar Sungai dan tebing sungau yang
berlebihan karena tidak adanya vegetasi penutup.

5. Kapasitas drainase

Kapasitas saluran drainase merupakan kemampuan untuk melewatkan


sejumlah debit tertentu yang melalui saluran tersebut. Kapasitas saluran
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu luas penampang dan kecepatan aliran.

6. Pengaruh Fisiografi

Fisiografi atau geografi fisik Sungai seperti bentuk, dan kemiringan


Daerah Pengaliran Sungai (DPS), kemiringan Sungai, Geometri hidrolik
(Bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan, memanjang, material
dasar Sungai), lokasi sungai

7. Pengaruh air pasang.

Pengaruh air pasang air laut memperlambat alira Sungai ke laut. Pada
waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/
banjir menjadi lebih tinggi karena terjadi aliran balik.

Sedangkan banjir akibat aktivitas manusia disebabkan karena ulag manusia


yang menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan seperti :

1. Perubahan kondisi daerah pengaliran Sungai

Perubahan DPS seperti penggundulan hutan, usaja pertanian yang kurang


tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya dapat meperburuk
masalah banjir karena berkurangnya daerah resapan air dan sediment yang
terbawa ke Sungai dan memperkecil kapasitas Sungai yang mengakibatkan
meningkatnya aliran Sungai.

6
2. Kawasan Kumuh

Perumahan kumuh yang terdapat dibantaran Sungai merupakan


penghambat aliran Sungai. Adanya permungkiman kumuh disekitar bantaran
Sungai akan menghambat aliran Sungai sehingga Sungai mudah untuk
meluap. Kawasan kumuh menjadi faktor penting yang mengakibatkan banjir
didaerah perkotaan.

3. Kerusakan Bangunan Pengendali Banjir

Kurangnya pemeliharaan dan perawatan yang efektif terhadao bangunan


pengendali banjir dapat menimbulkan kerusakan. Dengan adanya kerusakan
terhadap bangunan pengendali banjir hal ini dapat memicu adanya baniir
dikarenakan kurangnya kemampuan bangunan pengendali banjir dalam
menahan muka air banjir.

4. Sampah

Pembuangan sampah di alur Sungai dapat meninggikan muka air banjir


karena menghalangi aliran. Pembuangan sampah secara sembarangan dapat
membuat aliran air tersumbat. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat membuat
sampah dan air meluap, sehingga banjir terjadi. Sehingga air hujan tersebut
akan mengalir ke tempat rendah dan menyebabkan proses terjadinya banjir.

5. Perencanaan Sistem Pengendali Banjir Yang Tidak Tepat

Sistem pengendali banjir memang dapat mengurangi dan menghentikan


adanya banjir namun dalam beberapa kasus system perencanaan pengendali
banjir yang tidak tepat dapat menyebabkan adanya masalah ketika adanya
banjir yang besar. Salah satu contohnya adalah dengan perencanaan tanggul
Sungai yang tinggi, Ketika terjadinya banjir yang besar dan limpasan air yang
lebih tinggi dari banjir rencana dapat menyebabkan tanggul runtuh sehingga
meningkatkan kecepatan aliran air yang mengalir melalui tanggu; yang jebol
dan mengakibatkan banjir yang besar.

7
2.4 Daerah Rawan Banjir

Daerah rawan banjir adalah daerah yang sering dilanda banjir. Daerah
tersebut dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan geomorfologi
khususnya aspek morfogenesa, karema kenampakan seperti teras Sungai, tanggul
alam, dataran banjir, rawa belakang, kipas alluvial, dan delta yang merupakan
bentukan banjir yang berulang-ulang yang merupakan bentuk lahan detil yang
mempunyai topografi datar (Dibyosaputro, 1984). Sedangkan menurut Pratomo
(2008) dan Isnugroho (2006), daerah rawan banjir dapat diklasifikasikan menjadi
empat daerah yaitu daerah Pantai, daerat daratan banjir, daerah sepadan Sungai,
dan daerah cekungan.

Ciri-ciri daerah rawan banjir sebagai berikut :

a. Daerah dengan topografi khusus

Kawasan dengan topografi cekungan adalah contoh daerah yang termasuk


dalam topografi khusus. Daerah cekungan memiliki resiko bencana banjir yang
tinggi karena tingkat elevasinya setara atau bahkan dibawah permukaan laut.

b. Daerah aliran Sungai

Daerah aliran Sungai dilarang digunakan sebagai Kawasan pemukiman


karena merupakan jalur aliran air alami menuju penampungannya. Namun
hanya Kawasan Daeran Aliran Sungai yang melewati batas kritis saja yang
sangat beresiko mengalami bencana banjir. Ciri-cirinya tanah tandus , rasio
debir air tidak stabil ditandai dengan kondisi Sungai sangat kering saat kemarau
dan meluap saat hujan.

c. Bencana banjir di Daerah banjir alami

Daerah banjir alami masih memiliki hubungan erat dengan tingkat elevasi
yang lebih rendah dari permukaan laut. Perbedaan utamanya daerah banjir alami
memang daerah yang berfungsi sebagai tempat penampungan air alami.

8
d. Daerah perbukitan gundul

Daerah perbukitan gundul memiliki resiko bencana banjir yang lebih besar
dibandingkan daerah lainnya karena kurangnya vegetasi diperbuitan gundul
membuat laju air hujan sulit terhambar dan akhirnya melaju tak terkendali.
Bencana banjir yang mungkin terjadi bukan hanya banjir biasa melainkan banjir
lumpur atau banjir bandang.

e. Daerah dengan system drainase buruk

Berbeda dengan daerah sebelumnya daerah dengan system drainase buruk


menjadi berbahaya akibat ulah manusia sendiri. Biasanya daerah dengan siste,
drainase buruk banyak ditemukan dikawasan perkotaan. Bahayanya semakin
berlipat jika ditambah dengan terbatasnya daerah resaoan air dan menumpuknya
sampah pada saluran air.

f. Kawasan tepi Pantai

Kawasan tepi Pantai juga memiliki tingkat bahaya yang disebabkan oleh
faktor alam disekitarnya. Banjir di Kawasan tepi pantau berbeda dan bukan
disebabkan oleh tingginya hujan atau akibat kelalaian manusia. Namun
disebabkan oleh perubahan iklim, gerhana bulan, atau adanya badai tropis.
Selain banjir rob, Kawasan tepi Pantai mungkin akan mengalami bencana banjir
yang lebih dahsyat seperti badan atau bahkan tsunami.

g. Kawasan muara Sungai

Kawasan muara Sungai tidak cocok dijadikan Kawasan pemungkiman


karena sifat alami daerahnya sebagai tempat bermuaranya air. Tidak heran
apabila Kawasan muara Sungai sering meluap, apalagi jika derah sekitarnya
mengalami kerusakan. Kawasan muara Sungai juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan disekitarnya. Semakin parah kerusakan disekitar Kawasan
tersebut, semakin besar pula bahaya bencana banjir yang akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai