Banjir merupakan suatu bencana alam yang mudah terjadi begitu saja di Indonesia. Hal Ini
disebabkan oleh letak negaranya yang mejadikan Indonesia berada di iklim tropis. Di iklim tropis
seperti Indonesia yang memiliki musim penghujan dengan durasi cukup panjang, memungkinkan
curah hujan tinggi (baca: manfaat curah hujan tinggi bagi kehidupan) setiap tahunnya pada
musim penghujan. Kebanyakan daerah di Indonesia tidak siap dengan keadaan ini karena
sistem pengelolaan kota yang buruk sehingga ketika curah hujan yang tinggi terjadi, bencana
banjir tak akan terhindarkan. Tentu saja hal ini mengakibatkan banyak kerugian bagi warga yang
tertimpa banjir.
Ada beberapa faktor perubahan lingkungan atau faktor alam yang menyebabkan mengapa banjir
air sering sekali terjadi di berbagai kota di Indonesia. Diantaranya adalah:
1. Perubahan Iklim
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan iklim (baca: iklim di Indonesia)
menyebabkan pola hujan burubah dimana saat ini musim penghujan datang dengan waktu yang
lebih pendek namun dengan intensitas yang sangat tinggi. Akibatnya saluran-saluran yang tidak
mampu lagi menampung besarnya aliran air dan tanah-tanah cepat mengalami penjenuhan.
2. Pemanasan global
Pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan pada pola iklim yang akhirnya juga
merubah pola curah hujan, makanya tidak heran jika sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi
intensitasnya dan kadang juga bisa sangat rendah. Intensitas hujan yang sangat tinggi tentu saja
dapat mengakibatkan banjir air dan intensitas hujan yang rendah dapat mengakibatkan
kekeringan.
Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga menyebabkan terjadinya perubahan tutupan
lahan. Yang dimaksud dengan penggunaan lahan contohnya pemikiman, sawah, tegalan,
ladang, dan lain-lain, sedangkan tutupan lahan merupakan vegetasi yang tumbuh di atas
permukaan kerak bumi. Perubahan tutupan lahan menyebabkan semakin tingginya aliran
permukaan (air yang ada di atas permukaan tanah). Aliran permukaan terjadi apabila curah
hujan telah melampaui laju aliran air ke dalam tanah. Menurut Castro (1959) tingkat aliran
permukaan pada hutan adalah 2.5%, rumput 18%, sedangkan untuk tanah kosong sekitar 60%.
Beberapa peubahan lahan yang terjadi diantaranya:
4. Keadaan Geografis
Salah satu faktor alam yang menyebabkan mengapa banjir air sering terjadi di suatu daerah
adalah letak geografis daerah tersebut diantaranya adalah:
Letak geografis daerah tersebut berada di dataran rendah atau di dataran banjir
sehingga rawan terkena genangan dan seringnya tidak bisa terhindarkan dari banjir.
Terdapatnya hambatan pada aliran sungai akibat kondisi geometri alur sungai seperti
misalnya terdapatnya pertemuan anak sungai dengan induk sungai yang tidak streamline.
Kemiringan dasar sungai yang terlalu landai, yang menyebabkan kapasitas pengaliran
sungai relatif kecil.
Selain adanya faktor alam yang menjadi faktor penyebab terjadinya banjir, pengaruh dari
kegiatan manusia pun ikut memperparah keadaan tersebut. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah:
Demikianlah faktor-faktor yang menjadi penyebab banjir air. Perlu kerjasama semua pihak untuk
mengatasi banjir air ini karena selain pemerintah, perlunya kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga lingkungan sekitarnya agar terjadi kenyamanan bersama.
Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon berkurang. Akar pohon yang
berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena
tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air. (baca : dampak akibat kerusakan
hutan)
Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet dan akibatnya air
sungai akan meluap yang berakibat terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat
karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat.
Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan sungai
atau kali terjadi karena kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan
keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi sungai.
Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir.
Tentu saja wilayah yang datarannya rendah akan mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air
akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah sehingga
banjir sering terjadi.
Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau hujan lebat dalam kurun
waktu lama, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta
memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah terjadinya banjr. (baca : manfaat
curah hujan yang tinggi)
Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang terutama di lingkungan perkotaan.
Daerah hutan atau rawa yang seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk
mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusaklapisan atmosfer sehingga akan
mudah terjadinya banjir.
Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering terjadi di sekitar lingkungan yang
kurang terawat dan mudah dirusak kelestariannya, memanfaatkan sesuatu tidak pada tempatnya
dan hasilnya akan berakibat banjir bandang.
Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang mengakibatkan air sulit untuk
menyerap dan alirannya lambat. Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih
banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya banjir. (baca : ruang publik
untuk kehidupan)
9. Terjadinya tsunami
Merupakan salah satu jenis banjir air laut yang besar. Tsunami biasanya terjadi akibat dari
pergeseran lapisan atmosfer lempeng-lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami ini dapat
menyapu daerah-daerah di sekitarnya hingga menimbulkan banyak korban jiwa. (baca : manfaat
pasang surut air laut)
Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air tersebut dikarenakan sudah jarang ditemukan
lahan hijau atau lahan kosong. Sehingga air langsung masuk ke salurannya, sungai, danau,
selokan. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa tertampung lagi oleh saluran-
saluran tersebut pun menggenang dan mengakibatkan banjir.
Akibat Banjir
Setiap bencana pasti menimbulkan kerugian di wilayah yang terkena bencana, begitu pula ketika
bencana banjir melanda. Berikut beberapa dampak banjir dan mengurangi banjir agar tidak
berakibat fatal dan parah ketika terjadi banjir.
Banjir yang kita pikir hanya mendatangkan kerugian, ternyata ada keuntungan juga di balik
musibah ini. Apa saja keuntungannya?
Banjir yang biasa melanda pemukiman dekat pantai ini terjadi karena dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut. Sebabnya ialah angin taifun dan gelombang pasang laut. Wilayah Semarang
paling sering dilanda banjir rob.
Tak ada tanda atau gejala alam bahwa akan terjadi banjir. Banjir kiriman datangnya tiba-tiba.
Dan biasanya terjadi musiman yang bergantung pada iklim di Indonesia. Banjir ini tidak
berlangsung sebentar. Melainkan bisa beberapa hari bahkan sampai hitungan minggu.
3. Banjir Hujan Ekstrim
Terjadinya hujan lebat disertai petir dan badai bisa memicu banjir hujan ekstrim. Beberapa jam
setelah hujan biasanya akan datang banjir. Terlebih wilayah yang tanah bantaran kalinya tak kuat
menahan datangnya air (bantaran sudah lapuk).
4. Banjir Bandang
Banjir bandang timbul karena hujan yang deras sementara sungainya tersumbat sampah. Dan
pada akhirnya air sungai akan naik. Biasanya tidak berlangsung lama dan akan kembali normal
seiring berkurangnya curah hujan
5. Bajir Hulu
Jumlah air dari banjir hulu ini sedikit karena terjadi di wilayah yang tidak luas, aliran airnya pun
cepat. Pemukiman yang tak jauh dari hulu sungai biasa mengalami banjir hulu.
Air walaupun secara umum memiliki manfaat bagi mahluk hidup tetapi apabila berlebihan dapat
menimbulkan bencana banjir (Baca: Manfaat Air bagi Kehidupan Manusia dan Sekelilingnya).
Bukankah fenomena hujan ini telah ada sejak dahulu, tetapi kenapa akhir-akhir ini dengan
meningkatnya curah hujan menimbulkan banyak terjadinya banjir di Indonesia. Apa yang
menjadi penyebab tingginya curah hujan akan mengakibatkan banjir (Baca: Pengertian dan
Faktor Penyebab Banjir Air).
Sungai yang pada awalnya dalam, saat ini mulai mengalami pendangkalan. Hal ini terjadi akibat
endapatan lumpur dan sampah (Baca: Ekosistem Sungai: Pengertian, Ciri-ciri, komponen,
Manfaatnya). Gaya hidup masyarakat di sekitar sungai yang ingin segalanya praktis kadang-
kadang tidak memperhatikan lingkungan sehingga memiliki kebiasaan buruk dengan membuang
sampah ke sungai. Dengan banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, sampah tidak akan
terurai dan akan mengalami pengendapan di sungai. Akibatnya sungai menjadi dangkal. Ketika
curah hujan meningkat, sungai yang dangkal tidak mampu menampung air yang mengalir ke
sungai sehingga sungai meluap dan menyebabkan banjir.
Penambangan liar yang banyak terjadi di wilayah Indonesia dapat mengakibatkan rusaknya
lahan. Lahan ini tadinya berfungsi sebagai penahan air menjadi tergerus dan dapat
menyebabkan bencana banjir.
Kerusakan hutan telah banyak terjadi di Indonesia. Penebangan hutan yang tidak
memperhatikan konsep reboisasi dapat menyebabkan hutan menjadi gundul dan tandus (Baca:5
Dampak Penebangan Hutan Secara Liar Terhadap Lingkungan). Kondisi ini mengakibatkan daya
serap tanah untuk menyimpan air menjadi berkurang. Air hujan tidak sepenuh terserap sehingga
mengalir terus yang semakin lama semakin banyak. Hal inilah yang dapat menjadi salah satu
penyebab banjir.
Pemukinan yang tidak teratur karena tidak didasari dengan penataan wilayah yang baik dapat
menjadi salah satu penyebab banjir. Perumahan yang banyak didirikan di sekitar wilayah sungai
dapat menjadi pemicu menyempitnya sungai sehingga mengurangi ruang aliran air.
Setelah mengetahui apa yang menjadi penyebab terjadinya banjir, maka dapat dilakukan
pencegahan agar tidak terjadi banjir (Baca: Cara Mencegah Banjir dan Longsor) . Namun
demikian, kondisi saat ini di Indonesia usaha pencegahan dan penanggulangan banjir ini
membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ketika pencegahan telah dilakukan tetapi bencana
banjir tetap terjadi maka perlu upaya penanggulangan banjir yang komprehensif.
Upaya penanggulangan ini tidak hanya terbatas pada pencegahan tetapi juga meliputi upaya-
uapaya pada saat sebelum terjadi banjir, pada saat banjir, dan pasca terjadinya banjir. 23 upaya
penanggulangan banjir ini terbagi kedalam empat tahap. 8 upaya penanggulangan pada tahap
kesiapsiagaan, 7 upaya penanggulangan pada tahap sebelum banjir, 5 upaya penanggulangan
pada saat terjadi banjir, dan 3 upaya penanggulangan setelah terjadi banjir.
1. Melakukan pertemuan masyarakat untuk membahas evaluasi banjir yang pernah terjadi
dan melakukan perencanaan untuk menghadapi banjir yang mungkin akan datang. Kegiatan
ini bisa dilakukan pada saat menjelang musin hujan.
2. Memberdayakan masyarakat dengan menyatukan semua sumberdaya masyarakat yang
dapat diatur oleh organisasi kemasyarakatan dan pemerintah.
3. Memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyebab
banjirdan dampaknya.
4. Kampanye keterlibatan masyarakat dan pertolongan diri sendiri. Tujuannya adalah untuk
menjaga masyarakat agar siap siaga dan memahami apa yang harus dilakukan pada saat
sebelum, ketika dan setelah banjir.
5. Membuat sistem peringatan dini. Sistem peringatan dapat mengacu pada standar level
peringatan seperti siaga I, Siaga II, Sigas II, AWAS dan lain sebagainya. Sistem peringatan
dini dapat berupa sirine, pengeras suara atau kentongan.
6. Pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai bencana banjir, dampak yang
ditimbulkan dan bagaimana harus bersikap dalam menghadapi bahaya banjir.
7. Menyiapkan tempat pengungsian. Tempat ini merupakan tempat yang diperkirakan aman
dari banjir dan mampu menampung masyarakat yang akan mengungsi bila banjir terjadi.
8. Menyiapkan proses pengungsian. Ketika nantinya banjir benar-benar terjadi, proses
evakuasi ke pengungsian akan menjadi lebih mudah apabila telah dipersiapkan sebelumnya.
Kesiapan ini dapat berupa pembuatan dan menandai jalur evakuasi, melakukan simulasi
evakuasi, dan membentuk tim pencarian dan evakuasi.
1. Membersihkan sungai dan got atau selokan dari sampah dan endapan lumpur untuk
memperlancar aliran sungai.
2. Tidak membuang sampah sembarangan. Cara yang efektif untuk memudahkan
membuang sampah adalah menyediakan tempat sampah dengan pengelolaan yang baik.
3. Membuat drainase yang baik dengan membuat tanggul penampung air, sistem sumur
resapan yang terhubung dengan sistem drainase (Baca: Manfaat Penampungan Air Alami).
4. Memindahkan bangunan atau konstruksi yang berada pada jalur banjir sehingga tidak
menghambat aliran air agar tidak mampet atau tergenang.
5. Melakukan penghijauan pada area kosong yang dapat berfungsi sebagai hutan buatan.
6. Membuat tempat penyerapan air. Tampat penyerapan air ini dapat berupa sumur-sumur
resapan atau area dengan lubang biopori.
7. Melakukan koordinasi dengan wilayah sekitar untuk merencanakan tindakan-tindakan
yang diperlukan dalam menanggulangi banjir.
Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan pihak-pihak terkait baik dari pihak masyarakat
ataupun pemerintah. Pihak-pihak tersebut adalah kelurahan, institusi pemerintahan dan
organisasi lain seperti PMI dan SAR.
Pendataan terhadap korban perlu dilakuan untuk mengetahui siapa saja yang selamat dan yang
belum. Pendataan lainnya perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan logistik, tempat
pengungsian, tenaga medis dan bantuan diperlukan.
4. Mengungsi
Mengungsi merupakan tindakan penyelamatan dengan cara berpindah ketempat yang aman dari
bencana. Prioritas utama dalam mengungsi adalah ibu hamil, anak-anak dan manula.
Selama banjir berlangsung dan masyarakat pergi meninggalkan tempat pemukiman maka
sangat penting untuk membangun sebuah kelompok dari masyarakat yang bertugas untuk
melindungi daerah pemukiman setelah ditinggal mengungsi.
Analisa kerusakan sangat penting dilakukan oleh masyarakat agar terdapat dokumentasi
mengenai hal-hal penting yang harus diperbaiki. Data ini nantinya dapat disampaikan kepada
lembaga atau orgasnisasi terkait untuk ditindak lanjuti.
Pembangunan gedung dan infrastruktur harus memperhatikan dan mengacu pada tindakan
kesiapsiagaan dan mitigasi banjir agar dampak banjir yang mungkin datang berikutnya dapat
ditekan.
Pendekatan terhadap organisasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, bantuan
dan upaya pemulihan dan kesiapan tanggap bencana banjir untuk waktu yang akan datang.
23 upaya penanggulangan banjir oleh masyarakat ini merupakan upaya yang komprehensif.
Dengan upaya ini maka wilayah-wilayah yang saat ini mengalami banjir, kedepan akan dapat di
tanggulangi dengan baik sehingga banjir tidak perlu lagi menjadi bencana yang terus menerus
terjadi di setiap tahunnya.
Artikel ini dimaksudkan agar para pembaca blog ilmugeografi.com dapat lebih mengerti dan
memahami bagaimana menggunakan air dengan benar (baca : manfaat air bagi kehidupan
manusia). Bukan hanya sebatas ilmu pengetahuan tapi semoga saja bisa sampai tahap
kesadaran dan ikut turut mengimplementasikan. Kalau ada pepatah 3M “Mulai dari diri sendiri,
mulai dari yang kecil, mulai saat ini”. Semoga artikel yang saya tulis sambil kejar-kejaran
mengasuh anak ini dapat bermanfaat buat semua. Anyway, ayo kita mulai saja pembahasan
ini dengan menjawab pertanyaan sederhana :
Saat ini, terjadi fenomena yang sangat ironis. Pada beberapa daerah dengan curah hujan yang
tinggi. Air hujan terbuang begitu saja. Bahkan tidak sedikit daerah yang mengalami banjir akibat
hujan ini. Akibatnya, persediaan air bersih menjadi langka karena manfaat sumur resapan sudah
terkontaminasi dengan air dari banjir yang melanda. Sedangkan pada daerah lain dengan curah
hujan rendah terjadi kekeringan dan kekurangan air. Dari dua kasus ini kita dapat melihat bahwa
hujan sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi salah satu sumber air. Karena sumbernya yang
terbarukan dan tidak pernah habis. Belum lagi manfaat air hujan itu sendiri yang terkadang kita
abaikan.
1. Membuat tambak dan pembudidayaan ikan , manfaat waduk dan danau salah
satunya adalah sebagai media yang tepat untuk melakukan pembudidayaan ikan. hal ini
tidak hanya meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar, namun juga meningkatkan
kualitas gizi masyarakat apabila ikan hasil tambak juga dimanfaatkan untuk konsumsi.
2. Irigasi / Pengairan , Dengan menampung air hujan disaat musim hujan tiba, air tersebut
bisa dimanfaatkan untuk Irigasi / pengairan sawah dan ladang di musim kemarau atau
musim kering (baca : pembagian musim di indonesia ). Sehingga masyarakat pedesaan
tidak memiliki ketergantungan berlebih terhadap air sungai yang bersifat fluktuatif. Hal ini
juga mencegah kerugian panen untuk masyarakat pedesaan.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) , Pada beberapa waduk yang tingkat curah
airnya tinggi, masyarakat atau pemerintah memanfaatkannya untuk dijadikan PLTA. Hal ini
lebih hemat dibandingkan pembangkit listrik tenaga minyak, batu bara atau bahkan gas bumi
. Contoh dari waduk yang dimanfaatkan untuk PLTA adalah waduk Jati Luhur.
4. MencegahBanjir air , Pada daerah dengan curah hujan tinggi (baca : ), danau dan
waduk dapat menampung air hujan tersebut sehingga tidak langsung mengalir ke
pemukiman warga.
5. Cadangan air bersih , Saat banjir melanda ataupun kekeringan panjang, SPAH dapat
dimanfaatkan sebagai cadangan air bersih untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci.
6. Beternak, Air adalah kebutuhan utama bukan hanya untuk manusia namun juga untuk
makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Sebelumnya telah dibahas fungsi
penampungan air untuk pengairan lahan sawah dan tumbuh-tumbuhan (baca : jenis-jenis
irigasi). Selain itu Air dari penampungan dapat dimanfaatkan untuk beternak. Seperti untuk
minum hewan ternak, mengolah makanan ternak dan mandi hewan ternak.
7. Komersil, Dalam jumlah besar, saat air yang tertampung sudah melimpah. Air dapat
dimanfaatkan untuk tujuan komersil. Misalkan untuk dijual kembali menjadi air isi ulang, dll.
8. Penghematan penggunaan air, Ketersediaan air tawar dari total jumlah air di bumi
hanya sekitar 2,4 %. Meskipun jumlah air laut keseluruhan lebih banyak dari pada daratan
(baca : ekosistem darat) , namun untuk mengolahnya menjadi air bersih
membutuhkan cost yang cukup banyak. Dengan penampungan air, kita dapat menghemat
penggunaan air tanah, hal ini juga berfungsi untuk mencegah kelangkaan air dunia yang
diperkirakan terjadi pada tahun 2025, menurut data United Nation.
Pada beberapa daerah pedesaan masih menggunakan sistem penampungan air hujan yang
lebih sederhana. Air hujan yang jatuh ke atap rumah penduduk akan mengalir menuju saluran
pengumpul (talang) yang terbuat dari metal (Galvanized Iron Pipe), PVC, atau bahan lainnya
yang cukup kuat. Talang ini di arahkan menuju tempat penampungan seperti bak atau tangki
yang memiliki water tap yang digunakan sebagai outlet apabila air akan digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
Penampungan Air Hujan atau biasa disingkat PAH adalah sebuah sistem yang memungkinkan
kita dapat mengambil manfaat hujan yang sebelumnya kita tampung pada tempat penampungan
yang terintegrasi dengan filter dan sumur buatan. Sehingga fungsi air hujan dapat lebih
dioptimalkan. Terdapat beberapa jenis penampungan air yang dapat kita manfaatkan. Dari jenis
penampungan yang alami diciptakan oleh alam, sampai yang dibuat oleh manusia. Adapun
jenis-jenis penampungan air alami seperti yang sudah banyak dikenal adalah : Ekosistem
Danau, Ekosistem Sungai, Laut, Sumur. Sedangkan untuk penampung air buatan manusia adalah :
Waduk, Sumur buatan, dan SPAH (Sistem Penampungan Air Hujan). Sebagian besar dari yang saya
sebutkan tentu sudah banyak yang tahu, namun mungkin banyak yang bertanya-tanya “Apa itu
SPAH?
A KRONOLOGIS KEJADIAN
Bencana Banjir yang terjadi di Kabupaten Pringsewu pada tanggal 21 Februari 2017 yang mengakibatkan kerugian
termasuk beberapa kerusakan infrastruktur yang ada di Kabupaten Pringsewu, berikut ini data kerusakan infrastruk
Dilakukannya norm
Rusaknya tanggul
Sungai Way Kecamatan Pekon sungai dan Perkuata
1 sungai dan terjadinya
Wayah Atas Banyumas Banyuwangi Tanggul pada APBD
pendangkalan sungai
2018
Dilakukannya norm
Rusaknya tanggul
Sungai Way Kecamatan Pekon sungai dan Perkuata
2 sungai dan terjadinya
Wayah Atas Banyumas Banyuwangi Tanggul pada APBD
pendangkalan sungai
2018
Dilakukannya norm
Rusaknya tanggul
Sungai Way Kecamatan Pekon Sri sungai dan Perkuata
3 sungai dan terjadinya
Wayah Atas Banyumas Rahayu Tanggul pada APBD
pendangkalan sungai
2018
Dilakukannya norm
Pekon
Sungai Way Kecamatan Pendangkalan Aliran sungai di usulkan u
4 Ambarawa
Napal Ambarawa Sungai dikerjakan PU Peng
Timur
Provinsi TA. 2018
Dilakukannya Perk
Tanggul di usulkan
Sungai Way Kecamatan Pekon Rusaknya tanggul
5 dikerjakan oleh Bal
Mada Ambarawa Margodadi sungai
Besar Wilayah Sun
Mesuji Sekampung
Dilakukannya Perk
Tanggul di usulkan
Sungai Way Kecamatan Pekon Rusaknya tanggul
6 dikerjakan oleh Bal
Mada Ambarawa Margodadi sungai
Besar Wilayah Sun
Mesuji Sekampung
Dilakukannya Perk
Tanggul di usulkan
Sungai Way Kecamatan Pekon Rusaknya tanggul
7 dikerjakan oleh Bal
Mada Ambarawa Margodadi sungai
Besar Wilayah Sun
Mesuji Sekampung
Dilakukannya Perk
Sungai Way Kecamatan Pekon Rantau Meluapnya Sungai
8 Tanggul pada APBD
Rantau Tijang Pardasuka Tijang Way Rantau Tijang
2018
Dilakukannya Perk
Sungai Way Kecamatan Pekon Rusaknya Tanggul
9 Tanggul pada APBD
Mincang Pardasuka Pardasuka Sungai Way Mincang
2018
Dilakukannya Perb
Pekon Pasangan Batu dan
Sungai Way Kecamatan Pasangan Batu Talud
10 Gadingrejo termasuk masa
Apus Gadingrejo Roboh
Utara pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Pekon Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan Pasangan Batu Lantai
11 Gadingrejo termasuk masa
Way Peh Gadingrejo Bendung Hilir Rusak
Timur pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Pekon Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan Pasangan Batu Talud
12 Gadingrejo termasuk masa
Way Peh Gadingrejo Rusak
Timur pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan Pasangan Batu Lantai
14 Pekon Wonosari termasuk masa
Way Nenep I Gadingrejo Bendung Hilir Rusak
pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan Pasangan Batu Talud
15 Pekon Wonosari termasuk masa
Way Nenep I Gadingrejo Rusak (Kanan)
pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan Pasangan Batu Talud
16 Pekon Wonosari termasuk masa
Way Nenep I Gadingrejo Rusak (Kanan)
pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Perb
Daerah Irigasi Kecamatan Pekon Pasangan Batu Lantai
17 Pasangan Batu pada
Way Nenep II Gadingrejo Tambahrejo Bendung Hilir Rusak
2018
Dilakukannya Perb
Daerah Irigasi Kecamatan Pekon Pasangan Batu Talud
18 Pasangan Batu pada
Way Nenep II Gadingrejo Tambahrejo Hulu Bendung Rusak
2018
Dilakukannya Perb
Pasangan Batu Talud Pasangan Batu dan
Daerah Irigasi Kecamatan
19 Pekon Bulurejo Sayap Kiri Hilir termasuk masa
Way Bulurejo Gadingrejo
Bendung Rusak pemeliharan paket
pekerjaan TA. 2016
Dilakukannya Penin
Kurang tingginya
Tanggul Sungai di
Sungai Way Kecamatan tanggul sungai
22 Pekon Bulukarto dikerjakan oleh Bal
Bulok Gadingrejo sehingga air sungai
Besar Wilayah Sun
meluap.
Mesuji Sekampung
Kurang tingginya
Saluran Dilakukannya Penin
Kecamatan tanggul sungai
24 Pembuang Pekon Blitarejo Tanggul Saluran
Gadingrejo sehingga air sungai
Blitarejo Pembuang pada TA
meluap.
Kurang tingginya
Saluran Dilakukannya Penin
Kecamatan tanggul sungai
25 Pembuang Pekon Blitarejo Tanggul Saluran
Gadingrejo sehingga air sungai
Blitarejo Pembuang pada TA
meluap.
Dilakukannya Penin
dan Penguatan Tang
Sungai Way Kecamatan Tanggul penahan Sungai di usulkan
28 Pekon Parerejo
Padang Ratu Gadingrejo sungai rusak dikerjakan oleh Bal
Besar Wilayah Sun
Mesuji Sekampung