Anda di halaman 1dari 12

I.

KONDISI UMUM

VARIASI IKLIM
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini
yang ditentukan oleh letak geografis. Di Indonesia, secara umum kita dapat menyebutnya sebagai
iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang letaknya
sepanjang khatulistiwa antara 6° LU dan 11° LS dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah
beriklim tropis. Sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-penyimpangan
yang besar.

A. Pengertian Iklim
Pengertian Iklim yaitu:
✓ Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah yang luas dan dalam kurun waktu
yang lama (25- 30 tahun).
✓ Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini
tidak terjadi secara sesaan tetapi dalam kurun waktu yang panjang (Kementrian Lingkungan
Hidup, 2001).
✓ Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik
cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada
setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).

B. Variasi Iklim di Indonesia


Iklim di Indonesia hampir seluruhnya tropis. Seragam air hangat yang membentuk 81% dari
daerah di Indonesia menjadikan suhu di darat cukup konstan, dengan dataran pantai rata-rata 28°C,
daerah pedalaman dan gunung rata-rata 26°C, dan daerah pegunungan yang lebih tinggi, 23°C.
Secara umum, di Indonesia terdapat tiga iklim, antara lain iklim musim (muson), iklim panas
(iklim tropika), dan iklim laut.
1. Iklim Musim atau Iklim Muson
Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin muson yang bertiup di Indonesia dan
berganti arah setiap setengah tahun sekali. Angin muson yang bertiup berganti arah tersebut
akan memberikan dampak iklim pada Indonesia yang berbeda di setiap setengah tahunnya.
Karena angin muson ini pula Indonesia merasakan dua musim yang berbeda, yakni musim
penghujan dan musim kemarau
Angin musim atau muson di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin
Musim Timur Laut.
a) Angin Muson Barat
Angin Muson Barat adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya
basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan.
b) Angin Musim Timur
Angin Muson Timur adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober,
sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim
kemarau.

2. Iklim Tropika atau Tropis atau Iklim Panas


Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah
tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia
beriklim panas. Tidak seperti iklim muson atau musim yang dipengaruhi oleh hembusan
angin, iklim tropika ini dipengaruhi oleh letak astronomis Indonesia.
Iklim tropika atau tropis atau iklim panas merupakan iklim yang menjaring daerah yang
berada di 23,5ᵒ – 40ᵒ LU/ LS dan ini hampir mencapai 40% dari permukaan Bumi. Iklim
tropika atau tropis ini menjadikan negara Indonesia kaya akan sinar matahari dan mempunyai
curah hujan yang banyak pula.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
a) Mendapat penyinaran matahari sepanjang tahun.
b) Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20 - 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai
30°C.
c) Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan
ampitudo hariannya lebih besar.
d) Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
e) Curah hujan dan kelembapan relatif tinggi.
f) Tanah subur serta flora fauna yang beragam dan berkembang dengan baik.
g) Perubahan suhu yang tidak ekstrim karena hanya memiliki 2 musim.

Menurut klasifikasi yang dicetuskan oleh Koppen, Indonesia terletak di daerah tropis
atau tipe iklim A yang dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Hutan hujan tropis (Af)
Daerah yang memiliki rata-rata curah bulan terkering lebih besar dari 60 mm.
Antara lain Sumatra, sebagian kecil Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Utara.
2. Hutan monsun tropika (Am)
Daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi
kekurangan air hujan pada bula-bulan kering. Antara lain sebagian besar Jawa,
sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua.
3. Savana (Aw)
Daaerah dengan curah hujan bulan-bulan basah tidak dapat mengimbangi
kekurang air pada bulan-bulan kering. Antara lain Madura, Nusa Tenggara, sebagian
Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru.
Selain itu, terdapat pula iklim hujan sedang dan dingin di tempat-tempat tertentu,
yaitu:
1. Iklim C
Berada di daerah yang memiliki banyak hutan, dan terdapat di daerah pegunungan.
Iklim C merupakan simbol yang mewakili iklim hujan sedang panas.
2. Iklim D
Berada di daerah pegunungan bersalju yang ada di Irian Jaya. Iklim D merupakan
simbol yang menggambarkan iklim berupa hutan salju sejuk.

3. Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia
dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat Iklim Laut. Sifat
iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan. Iklim laut berada di daerah Tropis dan
Sub Tropis.
Ciri-ciri iklim Laut di daerah Tropis dan Sub Tropis sampai garis lintang 40°, yaitu:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil
c) Banyak awan
d) Sering hujan lebat disertai badai

DINAMIKA OCEANOGRAFI

Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000
pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km2. Garis
terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000 km dan sekitar
80% dari wilayah ini adalah laut. Dengan bentang geografis tersebut diatas, Indonesia memiliki
wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta km2 daratan, dan 3,1 juta km2 teritorial laut, serta luas
laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2. Hal ini yang menyebabkan wilayah pesisir dan
lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati
(biodiversity) laut terbesar di dunia. Keanekaragaman yang dimiliki berupa ekosistem pesisir
seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (seagrass beds).

Macam-Macam Perairan Laut Indonesia


1. Laut
Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan daratan
dan bentuk alamiah lainnya, yang merupakan kesatuan geografis dan ekologis beserta segenap
unsur terkait, dan yang batas dan sistemnya ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan
hukum internasional. Contohnya : Laut Jawa, Laut Sulawesi, Laut Arafura, Laut Banda, Laut
Flores, Laut Halmahera, Laut Maluku, Laut Sawu, Laut Seram, Laut Timor
2. Samudera
Samudera adalah laut yg luas dan merupakan massa air air yg asin yg sambung-
menyambung meliputi permukaan bumi yg dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yg
besar.Contohnya : Pasifik, Atlantik, Hindia, Artik, Antartika.
3. Selat
Selat adalah sebuah wilayah perairan yg relatif sempit yg menghubungkan dua bagian
perairan yg lebih besar, dan karenanya pula biasanya terletak di antara dua permukaan daratan.
Selat buatan disebut terusan atau kanal. Selat disebut juga laut sempit di antara dua
daratan.Contohnya : Selat Sunda.

Batas Wilayah Perairan Indonesia


Batas wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu batas laut teritorial,
batas landas kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif.
1. Batas Laut Teritorial
Batas laut teritorial adalah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau.
Jarak titik yang satu dengan lainnya tidak boleh lebih dari 200 mil laut. Sebuah negara mempunyai
hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan
alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut.
2. Batas Landas Kontinen
Landas Kontinen adalah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis merupakan
lanjutan dari sebuah kontinen dan kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak
pada dua buah landas kontinen, yaitu Landas Kontinen Asia dan Landas Kontinen Australia.
Batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yang paling jauh 200 mil laut. Di dalam
garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya
alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan jalur pelayaran lintas damai.
3. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka di ukur
dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam
memanfaatkan sumber daya laut.

Kondisi Oseanografi Indonesia


1. Arus Laut
Perairan Indonesia secara tetap diisi oleh massa air Samudra Pasifik. Hal ini terjadi
bukan hanya karena wilayah Indonesia lebih terbuka terhadap Samudera Pasifik tetapi juga
karena kondisi dinamika permukaan laut. Ketinggian permukaan laut di bagian barat samudra
pasifik lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah di selatan Jawa sepanjang tahun, sehingga
terbentuk gradien tekanan dari samudra pasifik ke samudera Hindia. Tekanan tersebut
terbentuk karena posisi Indonesia berada pada sisi Barat Samudera Pasifik Trade Wind Belt,
dimana tekanan angin secara terus menerus menyebabkan penumpukkan massa air karena
pergerakan arusnya menuju daratan.
2. Pasang Surut
Fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di
bumi. Pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
a) Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide) yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut dalam satu hari, ini terdapat di Selat Karimata
b) Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide) yang terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut yang tingginya hampir sama dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut
Andaman.
c) Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) yang tiap
harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang
dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu, ini terdapat di Pantai
Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
d) Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal) yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali
pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang berbeda, ini terdapat di
Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur.
4. Gelombang Laut
Gelombang adalah gerakan naik turun sebuah tubuh perairan yang dinyatakan dengan
naik turunnya permukaan air secara bergantian. Sedangkan ombak adalah suatu gangguan yang
bergerak melalui air tetapi tidak menyebabkan partikel-partikel air bergerak karenanya.
5. Angin
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah:
1) perbedaan tekanan udara di dua tempat (gradien barometris)
2) relief permukaan bumi
3) letak suatu tempat
4) ketinggian suatu tempat
5) lamanya siang dan malam
6. Salinitas
Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik- kimia suatu perairan, selain suhu, pH,
substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau
berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air
laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰
7. Suhu
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak
mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Suhu menurun secara teratur sesuai dengan
kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena
kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan.
8. Kedalaman
Dilihat dari kedalaman laut, perairan Indonesia pada garis besarnya dapat dibagi dua,
yakni perairan dangkal berupa paparan atau laut dangkal dan laut dalam.
a) Laut dangkal, meliputi dangkalan Sunda (Laut Natuna, Selat Karimata, dan Laut Jawa)
dan Dangkalan Sahul (Laut Timor dan Laut Arafuru).
b) Laut dalam, meliputi Laut Banda, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Halmahera dan
Laut Seram.

Morfologi Dasar Laut Indonesia


1. Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke
atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau.Contoh: gunung Krakatau.
2. Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam danberpuncak runcing serta
kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai kepermukaan laut.
3. Guyot, yaitu gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian
puncaknya datar. Banyak terdapat di lautan Pasifik.
4. Punggung laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut.Contoh: punggung
laut Sibolga.
5. Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut
dalam.Contoh: ambang laut Sulu, ambang laut Sulawesi.
6. Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena
ingresi.Contoh: lubuk laut Sulu, lubuk laut Sulawesi.
7. Palung laut, yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi.
Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.
II. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Keuntungan dan kerugian variasi iklim di Indonesia diantaranya:


1. Keuntungan Iklim di Indonesia:
✓ Matahari menyinari selama kurang lebih 12 jam per harinya.
✓ Beragam flora dan fauna endemik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
✓ Berbagai macam jenis kayu yang dapat kita manfaatkan dengan bijak, salah satunya untuk
material bangun rumah.
2. Kerugian Iklim di Indonesia:
✓ Musim hujan tanpa henti mengakibatkan banjir pada perkotaan dan tanah longsor pada
lereng yang gundul.
✓ Bila terjadi musim kemarau berkepanjangan maka terjadi kekeringan pada suatu daerah.
✓ Perubahan iklim yang ekstrem dapat membahayakan kesehatan
✓ Iklim yang selalu berubah-ubah mengakibatkan petani kesulitan mendapat hasil panen
yang baik.

Keuntungan dan kerugian dinamika oceanografi di Indonesia diantaranya:


1. Keuntungan Kelautan Indonesia:
✓ SDA terbarukan berupa pasang surut air laut.
✓ Terdapat banyak ikan karena peristiwa upwelling dan downwelling.
✓ Memiliki berbagai macam biota laut.
✓ Posisi Indonesia yang strategis dapat dipertimbangkan dalam politik dunia.
✓ Membuka peluang kegiatan perekonomian di bidang pelayaran, perikanan, dan pelabuhan.
2. Keuntungan Kelautan Indonesia:
✓ Rawan terjadi bencana oceanografi karena sebagian besar wilayah berupa lautan.
✓ Rawan terjadi pencurian ikan.
III. PERMASALAHAN VARIASI IKLIM DAN DINAMIKA OCEANOGRAFI

Permasalahan yang berkaitan dengan variasi iklim diantaranya:


1. Bidang Kesehatan
✓ Perubahan iklim di Indonesia menyebabkan Anatomi tubuh orang Indonesia ikut
menyesuaikan dengan keadaan yang ada.
✓ Saat akan berganti musim pasti melewati salah satu musim transisi yang biasa disebut
musim pancaroba,disaat ini kebanyakan orang mudah terkena penyakit karena tidak
stabilnya suhu udara luar,terik matahari,dan hujan yang tiba tiba saja turun.
✓ Contoh penyakit yang sering menyerang saat musim pancaroba adalah batuk,flu,dan
radang yang disebabkan karena perubahan suhu udara secara ekstrem.
2. Bidang Pertanian
✓ Indonesia memiliki dua musim yaitu,musim hujan dan musim kemarau yang bagi satu
daerah dengan daerah lainnya tidak selalu sama baik dalam saat terjadinya maupun lama
kejadiannya. Hal ini antara lain tergantung pada letak geografis daerah yang
bersangkutan. Daerah Indonesia bagian barat lebih banyak mendapat pengaruh dari Asia
yaitu musim hujan.
✓ Hal ini termasuk daerah atau wilayah Sulawesi Utara. Dalam beberapa waktu terakhir
wilayah Sulawesi Utara mengalami perubahan iklim yang cukup signifikan dari keadaan
sebelumnya. Hal ini mengakibatkan berbagai masalah dan kerugian usaha tani.
Contohnya musim tanam sudah tiba tetapi hujan tidak turun mengakibatkan bibit rusak,
pengolahan lahan berulang atau bibit yang sudah ditanam mengalami kekeringan yang
menimbulkan kerugian cukup besar, ataupun hujan yang berlangsung di atas normal yang
mengakibatkan penggenangan lahan pertanian.
Kejadian iklim ekstrim antara lain menyebabkan:
✓ Kegagalan panen dan tanaman, penurunan indeks pertanaman yang berujung pada
penurunan produktivitas dan produksi
✓ Kerusakan sumber daya lahan pertanian
✓ Peningkatan frekuensi, luas, dan intensitas kekeringan
✓ Peningkatan kelembaban
✓ Peningkatan intensitas gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT)
3. Bidang Perikanan
✓ Faktor seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan
laut (sea surface temperature-SST), naik turunnya harga bahan bakar serta perubahan
arah angin, menurunkan tingkat produktivitas nelayan.
✓ Perubahan iklim juga turut memengaruhi distribusi dan penyebaran ikan di laut,
sementara kenaikan harga bahan bakar akan memengaruhi kesempatan nelayan untuk
menangkap ikan seiring dengan pergeseran penyebaran ikan yang terus berubah akibat
perubahan iklim’’ Hal ini diungkapkan oleh peneliti dari Jurusan Ilmu Kelautan dan
Teknologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Institut Pertanian Bogor.
✓ Keterkaitan yang erat antara kenaikan suhu permukaan laut, dengan produksi ikan di
kawasan perairan Indonesia. Kenaikan rata-rata suhu udara dalam tiga dekade terakhir
sebesar sekitar 0,5 derajat celcius akibat emisi gas rumah kaca yang semakin memburuk
menjadi penyebab perubahan iklim dan menurunnya jumlah tangkapan ikan di lautan.
✓ Bagi Indonesia, dampak perubahan iklim terhadap perikanan belum sepenuhnya
dipahami. Namun dari hasil penelitian tentang perubahan iklim dan keterkaitannya
dengan sektor perikanan secara global, menunjukkan bahwa hasil tangkapann ikan di
Indonesia akan menurun sekitar 15 hingga 30 persen
✓ Contohnya adalah, data dari hasil tangkapan ikan secara lokal menunjukkan hasil yang
sangat kontras di dua kawasan berbeda. Di perairan barat Sumatera yang tidak
mengalami kenaikan permukaan laut, yang menjadi sentra penangkapan ikan tuna sirip
kuning (Thunnus albacares), tuna mata besar dan tuna skipjack (Katsuwanus pelamis),
menunjukkan bahwa antara tahun 1994 hingga 2008 hasil tangkapan ikan mengalami
penurunan. Para ahli berpendapat bahwa menurunnya suplai makanan bagi para ikan
akibat pemanasan global menjadi salah satu penyebab utama.
4. Persebaran Flora dan Fauna
✓ Hewan dan tumbuhan akan beradaptasi sesuai suhu dimana ia tinggal. Fauna yang hidup
di suhu dingin memiliki bulu yang lebih tebal daripada fauna yang hidup di suhu panas.
Flora juga tumbuh sesuai dengan tingkat suhu dimana ia hidup. Tumbuhan membutuhkan
serangkaian cuaca yang berbeda untuk memastikan tumbuh kembangnya.Tumbuhan yang
hidup di negara tropis selalu mendapat sinar matahari yang merupakan kebutuhan pokok
tanaman dan suhu yang tidak ekstrim dan cenderung stabil.
✓ terdapat 2 kelompok vegetasi berdasarkan waktu regenarasi dan pertumbuhannya, antara
lain:
✓ Kelompok vegetasi Annual. kelompok tanaman ini hanya tumbuh pada waktu tertentu
saja yaitu di musim panas. Di musim dingin tumbuhan tertutup salju. Contohnya adalah
bunga-bunga khas daerah dingin dan tanaman kecil.
✓ Kelompok vegetasi Perennial.,kelompok ini mampu bertahan di suhu yang sangat rendah
di musim dingin. Cara ini membantu tumbuhan untuk tetap berkembang walaupun di
bawah suhu yang ekstrim. Contohnya adalah pohon-pohon yang berusia lebih dari satu
tahun.

Permasalahan yang berkaitan dengan dinamika oceanografi diantaranya:


1. Pembuangan sampah dan limbah
Ancaman kerusakan ekosistem di laut Indonesia dari waktu ke waktu semakin nyata dan
sulit dibendung. Ancaman tersebut, di antaranya mikroplastik yang berasal dari sampah
dan limbah di dalam air laut. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan saat ini mikroplastik
yang ada di air laut Indonesia jumlahnya ada di kisaran 30 hingga 960 partikel/liter.
Mikro dan nanoplastik di dalam air laut menjadi sangat berbahaya bagi ekosistem, karena
ukurannya yang sangat kecil dan bisa dengan mudah dimakan oleh biota laut dari yang
berukuran sangat kecil hingga besar. Selain penyu yang berukuran besar, plankton juga
bisa memakan mikroplastik.Padahal, plankton ini dimakan ikan kecil, dan ikan kecil
dimakan oleh ikan besar. Nah, ikan besar ini dimakan oleh manusia. Jadi, manusia juga
sangat rentan.Saat mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia, maka bahan pencemar
akan bekerja untuk mengusir plastik dan tubuh pada akhirnya akan menjadi penuh dengan
polusi. Kemudian, jika mikroplastik dimakan oleh biota laut, maka berikutnya akan muncul
tumor di tubuhnya. Walau tidak seberbahaya kanker, namun tumor tersebut bisa
mengancam populasi mereka.
IV. SOLUSI

Solusi dari permasalahan iklim:


Bidang Kesehatan
✓ Menjaga stamina tubuh dengan memakan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
agar tidak mudah jatuh sakit.
✓ BMKG terus mengembangkan Iptek sehingga perkiraan cuaca dapat lebih akurat. Hal
ini membantu masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca yang akan
terjadi.
Bidang Pertanian
✓ Menanam komoditas pertanian diseusaikan dengan kondisi daerah tersebut agar hasilnya
lebih maksimal.
✓ Adanya plan b sehingga apabila terjadi kondisi yang tidak memungkinkan untuk plan a
(rencana untuk menanam suatu komoditas pertanian) dapat melakukan plan b yang
meminimalisir kerugian bahkan dapat menghilangkan potensi kerugian sepenuhnya.
Bidang Perikanan
✓ Pemerintah bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia dalam menciptakan
generasi unggul yang dapat menciptakan teknologi dalam perkapalan yang canggih
sehingga dapat meningkatkan keamanan bagi para nelayan saat melaut. Tetapi, dengan
adanya teknologi tersebut pemerintah juga harus menjamin para nelayan dapat
memanfaatkannya dengan harga yang terjangkau bahkan disubsidi penuh.
Persebaran Flora
✓ Adanya program untuk menjaga habitat asli dari flora tersebut tetap lestari.
✓ Menegakkan peraturan yang ada, seperti peraturan mengenai aturan tebang pilih.
✓ Larangan melakukan pembakaran hutan karena dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan iklim.

Solusi dinamika oseanografi:


✓ Limbah sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu. Jika ada perusahaan yang langsung
membuang limbahnya pemerintah harus memberi sanksi yang tegas.
✓ Pemantauan secara rutin melalui udara mengenai kondisi laut yang ada.
✓ Segera mengambil tindakan jika terjadi pencemaran agar zona dari pencemaran tersebut
tidak semakin meluas.
✓ Mulai ada gerakan untuk mengurangi sampah plastik, seperti dengan tidak menggunakan
sedotan dan kantong plastik. Hal ini juga merupakan langkah konkrit untuk mengurangi
jumlah sampah plastik yang ada di lautan.
MAKALAH GEOGRAFI
VARIASI IKLIM DAN DINAMIKA OCEANOGRAFI

DISUSUN OLEH:
1. DANANJAYA ARYA S. (07)
2. DESY NUR FITRIYANI (09)
3. LUQMAN NURWANTO (17)
4. MAULIDA RIF’AT DINI (18)
5. MUHAMMAD ABI ZAKI (19)
6. SAFIRA EKA FARIHA (29)
KELAS XI MIPA 1

SMA NEGERI 2 SEMARANG 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai