Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 6 (2) (2014): 13-20

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial


Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis

Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah Hinterland Kota


Medan (Studi Pendekatan dan Analisis Tipologi Desa)

Akhmad Syarif, Marlon Sihombing dan Tarmizi*

Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana,


Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Diterima Februari 2014; Disetujui April 2014; Dipublikasikan Juni 2014

Abstrak
Kata Kunci:

Abstract
The result of the research showed that Marindal I village fell under self-supporting village. The determinant factors of village
typology indicated that Marindal I village tended to have the characteristic of urban life, viewed from the population density of 2.692
person per square kilometer. 98.59 % of the people’s livelihood at Marindal I village was non –agrarian. Education at Marindal I
village made it a self-supporting village or developing village because 92,49 % of its people were SD (Elementary School)graduates.
Custom at Marindal I village was no strict, were only three adat ceremonies. In village equipment and infrastructure, Marindal I
village was in (3,11 %). The people’s social life at this village was not very good, and it seemed that it lacked of sense of togetherness.
Netherless the deveolpment pattern of Marindal I village as the hinterland tended to be progressive

Keywords: Village Development, Hinterland, Village Typology

How to Cite: Syarif, A, Marlon Sihombing dan Tarmizi. (2014). Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah
Hinterland Kota Medan (Studi Pendekatan dan Analisis Tipologi Desa) Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 6 (1)
(2014): 13-20.

*Corresponding author: p-ISSN 2085-482X


E-mail: geodeny@ymail.com e-ISSN 2407-7429

13
Ahmad Syarif, Marlon Sihombing dan Tarmizi. Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah Hinterland

PENDAHULUAN daerah hinterland kota Medan yang terwujud


Perkembangan merupakan suatu dari interaksi antara desa dengan kota Medan.
proses perubahan dari suatu keadaan yang Masyarakat desa Marindal 1 kini dirasakan
kurang baik menjadi keadaan yang lebih baik tidaklah lagi sebagaimana layaknya kehidupan
dalam waktu yang berbeda. Perkembangan masyarakat desa. Jika dilihat dari kehidupan
setiap wilayah tidaklah sama, tergantung pada budayanya corak kehidupan budaya
potensi kemampuan dan kendala. Potensi masyarakat desa Marindal 1 juga tidak seperti
kemampuan dan kendala tersebut mencakup layaknya budaya kehidupan masyarakat di
faktor fisik maupun faktor sosial yang ada pada pedesaan. Baik dari cara berpakaian, hubungan
wilayah tersebut yang akhirnya akan kekerabatan, kerjasama, dan lain sebagainya.
mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya. Bentuk pekerjaan atau mata pencaharian
Potensi kemampuan dan kendala yang masyarakatnya juga sudah lebih heterogen yang
tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai tidak terpaku lagi pada sektor primer saja.
katalisator dan controlling di suatu wilayah. Dimana hal tersebut akan berpengaruh pada
Pemerintah yang sistemnya hirarki selalu tingkat pendidikan anak, kesehatan, keadaan
mengarahkan perkembangan pada cita-cita dan rumah, serta pola kehidupannya.
tujuan nasional melalui kebijakan pemerintah Desa Marindal I berada di pinggiran
pusat sampai pada satuan pemerintah terkecil kota besar yaitu kota Medan. Dari segi ekonomi,
baik untuk wilayah yang sudah maju yaitu kota perekonomian yang dianut oleh masyarakat
maupun yang belum maju yakni desa. desa Marindal I adalah perekonomian
Pembangunan ini merupakan campuran (heterogen). Dengan sendirinya
rangkaian upaya perbaikan dan peningkatan status sosial masyarakat Desa Marindal I juga
taraf kehidupan Bangsa dan Negara yang heterogen karena pengaruh dari bidang-bidang
dilaksanakan secara berkesinambungan. Dalam pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat itu
rangka pemerataan pembangunan keseluruh sendiri seperti PNS, ABRI, Karyawan swasta,
wilayah di Indonesia, maka tidak terlepas dari Jasa, Pertukangan, petani,
desa dan kota sebagai wilayah atau ruang Wiraswasta/pedagang, Pembantu Rumah
dalam melaksanakan pembangunan tersebut. Tangga yang mengharuskan masyarakat desa
Oleh karena itu telah banyak output dari Marindal I melakukan mobilitas ulang-alik
pembangunan tersebut bagi masyarakat ke karena bekerja di luar desanya.
tahap yang lebih baik serta desa-desa tertinggal Berdasarkan latar belakang di atas,
sebagian besar telah mengalami perubahan dari maka penelitian ini menitik beratkan pada
desa (swadaya) menjadi desa swakarya tipologi desa Marindal I yang berindikator pada
ataupun desa swasembada. Perubahan itu kepadatan penduduk, orbitasi, mata
dapat diketahui dari ciri-cirinya yakni pencaharian penduduk, kelembagaan, swadaya
pendapatan, produksi, pendidikan, administrasi dan gotong royong serta sarana dan prasarana
pemerintahan desa, sarana dan prasarana, yang terdapat pada desa tersebut serta keadaan
penerapan teknologi baru, komunikasi dengan sosiologis masyarakat yang ditinjau dari tingkat
daerah lain serta adat istiadat (Wardyatmoko, pendidikan, jenis pekerjaan (agraris dan non
2003). agraris), dan keadaan rumah, pola perilaku
Desa Marindal 1 dengan luas 810 Ha seperti cara berpakaian, sistem kekerabatan
dan sebagai salah satu daerah hinterland kota serta sistem kegotong royongan.
Medan merupakan salah satu desa yang
berkembang di kawasan Marindal 1 dari fisik, METODE PENELITIAN
kehidupan sosial masyarakatnya. Hal ini dapat Penelitian ini adalah jenis penelitian
diperkirakan sebagai dampak positif dari faktor deskriftip kualitatif yang penjelasannya
letaknya yang strategis sebagai salah satu berdasarkan data-data diperoleh melalui
angket, wawancara, maupun data-data yang

14
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 6 (1) (2014): 13-20

diperoleh dari studi kepustakaan sebagai data Berdasarkan tabel penjumlahan ketiga
primer kemudian mengolahnya dan menyajikan faktor alam diatas didapat angka 70. Maka Desa
data tersebut secara sistematis. Marindal I dapat digolongkan sebagai desa
Model analisis data yang digunakan golongan sedang dan diberi kode N2
dalam penelitian ini adalah model analisis Lokasi mengandung arti jarak satu
deskriftif kualitatif, yaitu menganalisa data yang tempat (desa) ketempat lain yang berfungsi
diperoleh melalui angket dengan menggunakan sebagai pusat dan di pengaruhi oleh kondisi
skala likert, wawancara maupun yang diperoleh prasarana perhubungan yang akan memberi
dari data studi kepustakaan sebagai data pengaruh padsa daerah sekitar sehingga akan
primer kemudian mengolahnya dan menyajikan mempengaruhi tingkat perkembangan desa.
data secara sistematik dengan dibantu Pengelompokan terhadap pusat aktivitas
dipadukan dengan menggunakan tabel penduduk dibagi menjadi 4 (empat) kelompok
frekuensi. yaitu: (1). Desa berorentasi pada Ibu Kota
Propinsi, diberi kode 1, (2). Desa berorientasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Ibu Kota kabupaten, diberi kode II, (3).
Pengelompokan Desa dapat dilakukan Desa berorientasi pada Ibu Kota kecamatan,
dengan jalan melakukan perhitungan baik diberi kode III, (4). Desa berorientasi pada desa
secara kuntitatif maupun maupun secara terpencil, diberi kode V
kualitatif berdasarkan segala aspek kehidupan Berdasarkan pengelompokan lokasi
masyarakatnya baik secara fisik maupun secara terhadap pusat-pusat aktivitas penduduk dapat
non fisik. Adapun faktor-faktor yang disimpulkan bahwa Desa Marindal I merupakan
menentukan dalam penentuan tipologi Desa desa yang berorientasi pada Ibu Kota Propinsi
Marindal I adalah: faktor penduduk, faktor Sumut dan di beri kode I.
Alam dan faktor lokasi (orbitrasi), mata Sumber mata pencaharian masyarakat
pencaharian, produksi, adat istiadat, Desa Marindal I memiliki mata pencahariaan
kelembagaan, pendidikan dan keterampilan, yang beranekaragam namun yang paling
swadaya dan gotong royong serta sarana dan menonjol adalah pada sektor non agraris
prasarana. Berikut akan dibahas faktor-faktor seperti ABRI, PNS, pedagang dan karyawan
penentu Tipologi Desa. swasta. Berdasarkan pengelompokan dan
Berdasarkan penjelasan dapat penilaian yang berdasarkan jenis mata
disimpulkan bahwa Desa Marindal I termasuk pencaharian yang paling banyak (mayoritas)
daerah kritis. Dimana jumlah penduduk relatif adalah: (1). Sektor primer, yaitu jumlah petani
tinggi jika dibandingkan dengan luas tanah atau dan nelayan > 55 % diberi kode E 1, (2). Sektor
wilayah yang ada semakin sempit.Dengan sekunder, yaitu jumlah pengrajin/industri kecil
perbandingan tersebut maka dapat angka > 55 % di beri kode E2, (3). Tertier, apabila
kepadatan yaitu. 2.692 jiwa/km2 dan diberi jumlah pedagang/ jasa >55 % diberi kode E3
kode D3 Untuk mengukur tingkat produktivitas
No Indikator Kriteria Skor suatu desa digunakan besar out put yang
1 Landform Dataran 25 berasal dari seluruh Desa tersebut baik dari
/bentang Alam sektor pertanian, objek wisata, industri atau
2 Curah Hujan 2200 15 jasa dan lain-lain. Berdasarkan skala output
mm/tahun desa maka dikelompokkan menjadi tiga bagian
3 Produktivitas Jenis Tanah 30 yaitu: (1). Desa yang mempunyai out put
Tanah polsolik merah, produksi Rp.50 Juta tergolong desa rendah,
kuning, diberi kode Y1, (2). Desa yang memiliki out put
grumrsol, produksi Rp.50-100 Juta tergolong dengan out
renzina put produksi sedang di beri kode Y2, (3). Desa
Tabel 1. Keadaan Alam Desa Marindal I yang memiliki out put produksi Rp >100 Juta

15
Ahmad Syarif, Marlon Sihombing dan Tarmizi. Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah Hinterland

tergolong desa dengan out put produksi tinggi yang berkembang, diberi kode L2, (3). Lembaga
di beri kode Y3. Berdasarkan penggolongan yang sudah maju, diberi kode L3. Oleh karena
desa yang berdasarkan output desa maka Desa itu berdasarkan hasil penelitian dan
Marindal I memiliki out put >100 Juta/Tahun, penggolongan desa berdasarkan kondisi
maka Desa Marindal I termasuk tingkat output lembaga maka desa Marindal I termasuk desa
yang tinggi dan diberi kode Y3. yang memiliki lembaga yang sudah maju dan
Adat istiadat merupakan faktor diberi kode L3.
pendorong dalam meningkatkan kemajuan Pendidikan merupakan indikator yang
pembangunan pedesaan. Pembangunan desa terpenting dalam melihat suatu kemajuan
tanpa dibarengi dengan adat istiadat tidakakan desa.Suatu desa yang maju dapat dilihat dari
berjalan dengan sinergis adat istiadat di desa tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan
dapat diukur dengan metode kuantitatif. suatu masyarakat desa tersebut.
Sehingga dapat diketahui parameter adat Pengelompokan desa berdasarkan pendidikan
istiadat di suatu desa. ditinjau dari jumlah penduduk yang telah tamat
Berdasarkan hasil penelitian tentang sekolah dasar (SD) ke atas. Pengelompokan
adat istiadat di Desa Marindal I dapat dijelaskan desa tersebut yaitu: (1). Jumlah penduduk
bahwa Desa Marindal I termasuk desa yang yang tamat SD keatas berjumlah 30 % termasuk
adat istiadatnya sudah tidak mengikat. Artinya tingkat pendidikan kurang diberi kode Pd 1, (2).
adat istiadatnya sudah mulai mengalami Jumlah penduduk yang tamat SD keatas
pergeseran dengan sistem upacara adat tidak berjumlah 30-60 % termasuk tingkat
sepenuhnya terlaksana. Adapun parameter pendidikan sdang diberi kode Pd 2, (3). Jumlah
untuk penilaian adat yaitu: (1). Adat yang penduduk yang tamt SD keatas berjumlah >60
mengikat, diberi kode A1. Ciri-cirinya apabila 7 % termasuk tingkat pendidikan tinggi diberi
sampai dengan 9 upacara adat dilakukan di kode Pd 3.
desa tersebut, (2). Transisi diberi kode A2, ciri- Berdasarkan pengelompokan di atas
cirinya apabila hanya 4 sampai 6 upacara adat maka Desa Marindal I penduduknya >60%
saja yang masih dilakukan di desa tersebut. sudah tamat SD dan termasuk golongan tingkat
(3).Adat yang tidak mengikat, diberi kode A3 tinggi dan diberi kode Pd 3
ciri-cirinya apabila hanya 1-3 upacara adat saja Swadaya dan gotong royong
yang masih dilakukan di desa tersebut. masyarakat desa Marindal I sudah mulai
Dengan demikian dapat diambil terjalin dengan baik sesui dengan penggolongan
kesimpulan bahwa Desa Marindal I merupakan desa berdasarkan penilaian swadaya dan
desa yang adat istiadatnya tidak mengikat gotong royong masyarakat desa Marindal I
karena upacara adatnya 1-3 saja yang masih yaitu: (1). Tahap swadaya dan gotong royong
dilakukan di Desa Marindal I dan diberi kode A3 laten (bertumpu pada pemimpin) dan diberi
Lembaga desa berperan penting dalam kode Gr 1, (2). Tahap transisi yaitu peraliahan
pembagunan Desa, baik lembaga pemerintahan dari tahap latent menuju tahap manifest, dan
maupun lembaga non pemerintahan.Lembaga diberi kode Gr 2, (3). Tahap swadaya dan
Desa juga merupakan wadah bagi warga untuk gotong royang manifest, diberi kode Gr 3.
menyampaikan aspirasi dalam memajukan Berdasarkan hasil penelitian dan
pembagunan Desa disegala bidang. Diketahui pengelompokan penelitian di atas, maka desa
bahwa Desa Marindal I memiliki lembaga yang Marindal I digolongkan sebagai desa yang
sudah maju karena sesuai dengan ciri-ciri yang memiliki swadaya dan gotong royong pada
sudah dijelaskan pada kajian teori. tahap transisi dan diberi kode Gr 2.
Pengelompokan desa berdasarkan keadaan dan
kondisi lembaganya dapat digolongkan menjadi
3 golongan yaitu: (1). Lembaga yang masih
sangat sederhana, diberi kode L1, (2).Lembaga

16
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 6 (1) (2014): 13-20

No Prasarana Keterangan Nilai pendapatan responden berkisar Rp. 900.000–


Rp. 1.600.000 sebanyak 73 responden (54,88%)
1 Perhubungan Aspal, batu, 50
dari 133 responden yang diteliti. Berdasarkan
jalan desa
pendapat Sajogyo (1996) menjelaskan bahwa:
dapat dilalui
pendapatan dapat dikelompokkan menjadi
kendaraan
empat yaitu: pendapatan Rp. 900.000 – Rp.
sepanjang
1.200.000 kategori miskin sekali, pendapatan
tahun
Rp. 1.200.000–Rp. 1. 600.000 kategori miskin,
2 Produksi Desa memiliki 15
pendapatan 1.600.000–Rp. 2.100.000 kategori
bangunan air
cukup dan pendapatan >Rp. 2.100.000 kategori
setegah teknis
lebih dari cukup. Dengan demikian bahwa
dan memiliki
secara umum responden pada umumnya
selokan
termasuk dalam kategori penduduk miskin.
3 Pemasaran Desa memiliki 25
Pendidikan pada prinsipnya bertujuan
pasar, Bank,
memanusiakan manusia.Dalam UU Pendidikan
koperasi dan
Nasional Tahun 2003 menjelaskan bahwa
toko-toko
pendidikan ditujukan pada tahap
Jumlah 90
perkembangan, oleh karena itu perkembangan
Tabel 2. Sarana dan Prasarana
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
Berdasarkan hasil penjumlahan ketiga
jenjang pendidikan yaitu pendidikan tinggi,
faktor prasarana di atas mendapat hasil angka
pendidikan menengah, pendidikan dasar.
90. Maka dapat disimpulkan bahwa Desa
Pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi
Marindal I termasuk kategori cukup dan diberi
sedangkan pendidikan menengah seperti
nilai P3. Berdasarkan hasil penelitian dan
SMA/Sederajat dan SMP/Sederajat serta
pembahasan di atas untuk sistem klasifikasi
pendidikan dasar yaitu SD.
tipe-tipe desa merupakan parameter penentu
Berdasarkan hasil penelitian
dalam menetapakan tipologi dan tingkatan
dilapangan bahwa tingkat pendidikan formal
klasifikasi perkembangan desa.
responden pada umumnya responden memiliki
Pekerjaan merupakan suatu profesi
pendidikan pada jenjang menengah yaitu
yang dilakukan oleh sesorang untuk mencapai
sebanyak 100 responden (75, 19%) telah
status sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh
melaksanakan pendidikan SMP dan SMA.
responden merupakan pekerjaan yang
Berdasarkan hasil penelitian dapat
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan primer
diketahui bahwa rata-rata jawaban angket
atau pangan keluarga.Pekerjaan yang dilakukan
sosial masyarakat desa marindal 1 yang
oleh responden di Desa Marindal 1 terbagi
berdasarkan 8 (Delapan) aspek indikator yang
dalam 2 (dua) sektor yaitu sektor agraris dan
diukur untuk menentukan tingkat kekerabatan
sektor non agraris. Pada umumnya bekerja
dan gotong royong yang terjalin pada
pada sektor non agraris sebanyak 131
masyarakat desa marindal 1. Dalam penelitian
responden (98,50%) dan sebagian kecil
ini didapat hasilnya yaitu: Masyarakat Dusun 1
responden bekerja pada sektor non agraris
memperoleh nilai rata-rata 3,58% yang
sebanyak 2 responden (1,50%).
diinterpretasikan kategori rendah, untuk
Pendapatan adalah posisi ekonomi
masyarakat Dusun VII memperoleh nilai rata-
yang diperoleh keluarga yang merupakan
rata 2,97% yang termasuk kategori rendah,
jumlah pendapatan dari yang didapat dari hasil
serta masyarakat Dusun XI memperoleh nilai
pekerjaan tetap maupun sampingan yang
rata-rata 2,78% yang juga termasuk kategori
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
rendah.
sandang, pangan dan papan suatu keluarga.
Dengan demikian untuk memperoleh
Pendapatan yang diperoleh oleh setiap
nilai secara keseluruhan baik pada masyaraka
responden bervariasi. Pada umumnya
17
Ahmad Syarif, Marlon Sihombing dan Tarmizi. Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah Hinterland

Dusun I, VII dan XI, maka secara keseluruhan peniruan teknologi khususnyadi bidang
nilai rata-rata untuk masyarakat Dusun pertanian, yang merupakan orientasi utama
tersebut yaitu 3,11% yang tergolong rendah. pembangunan di Indonesia. Penerimaan
Dari hasil jawaban rata-rata responden tentang terhadap teknologi baik itu dipaksakan ataupun
kondisi sosial masyarakat Desa Marindal 1 inisiatif agen-agen perubah tidak terelakkan
menggambarkan dan menunjukkan bahwa lagi akan mempengaruhi perilaku sosial (social
kehidupan sosial masyarakat Desa Marindal 1 behavior) dalam skala atau derajat yang besar.
kurang terjalin, baik dalam kegiatan gotong Lebih dari itu, introduksi teknologi yang tidak
royong, kekerabatan antar masyarakat, tepat mempunyai implikasi terhadap
kegiatan upacara adat dan cara berpakaian perubahan sosial yang kemudian akandiikuti
sudah tidak begitu erat dan kebiasaan dan diketahui akibatnya begitu juga dengan
masyarakat desa sudah mulai luntur. desa Marindal I
Dari hasil penelitian yang dilakukan Desa Marindal dahulunya merupakan
dilapangan bahwa responden yang memiliki salah satu kawasan perkebunan Belanda
lantai rumah semen sebanyak 89 responden kemudian pasca kemerdekaan Republik
(66,92%) dari jumlah keseluruhan responden. Indonesia terbentuklah Desa Marindal
Kemudian untuk dinding rumah responden tersebut.Sebelum menjadi Desa Marindal
yang memiliki dinding tembok semen sebanyak dahulunya bernama Kampung Marindal.
93 responden (69,92%), sedangkan untuk atap Kemudian pada tahun 1980 kampung marindal
rumah responden yang menggunakan seng ini menjadi desa yang kita kenal dengan Desa
sebanyak 131 responden (98,50%). marindal I. Desa Marindal terus mengalami
Dengan demikian dapat disimpulkan perkembangan yang cukup signifikan karena
bahwa keadaan rumah responden tergolong Desa Marindal I merupakan salah satu desa
memadai untuk dijadikan sebagai tempat yang berada di wilayah kecamatan patumbak
tinggal dan tempat beraktivitas untuk mencapai dan memiliki letak yang cukup strategis yang
tujuan hidup setiap rumah tangga responden. berada di pinggiran kota besar yaitu kota
Fasilitas rumah merupakan sarana Medan.
penunjang dalam memenuhi kebutuhan hidup Desa marindal 1 terus berkembang
rumah tangga responden baik dari segi nilai sesuai dengan perkembangan daerah
etika maupun nilai estetika pribadi.Kepemilikan sekitarnya yaitu kota medan. Desa ini dulu
fasilitas rumah responden tergantung pada merupakan daerah pertanian seperti jagung,
kemampuan ekonomi setiap responden. ubi, padi dan lain sebagainya.Dengan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata perkembangan dan laju pertumbuhan
kepemilikan fasilitas rumah responden penduduk lahan desa yang dulunya masih
tergolong baik, Karena sebagian besar didominasi dari lahan pertanian kini menjadi
responden telah memiliki fasilitas yang lahan permukiman dan pertokoan, hal ini dapat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari data monografi desa Marindal I
seperti: listrik, TV, VCD/DVD, kulkas, kipas yaitu 5,24 Ha dan bangunan umum yaitu 1,22
angin, handphone, kompor gas dan kompor Ha.(Sumber: Data Monogarafi Desa Tahun
minyak. Sedangkan fasilitas seperti AC, mesin 2013).Hal ini membuktikan bahwa penggunaan
cuci, telepon rumah, computer dan kompor lahan desa Marindal 1 didominasi oleh
kayu, jika dirata-ratakan hanya sebagian kecil permukiman dan bangunan umum. Kemudian
responden yang memiliki. dari segi jumlah penduduk Desa Marindal I
Pada masa pembangunan ini baik itu sudah mengalami perkembangan dengan
setelah Indonesia merdeka maupun orde baru, jumlah penduduk 21.808 jiwa dengan tingkat
desa secara terus menerus mengalami kepadatan 2.692 jiwa/km
perubahan sosial. Masyarakat desa menerima Kemudian dari segi adat istiadat dan
dan menggunakan hasil penemuan atau pola kegiatan gotong royong masyarakat Desa

18
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial 6 (1) (2014): 13-20

Marindal I masih tergolong rendah karena dari kekerabatan dan kondisi fisik rumah yang tentu
segi kehidupan dan pola perilaku masyarakt juga berbeda dengan kehidupan masyarakat di
desanya sudah mengarah pada ciri kehidupan kota, ditambah lagi faktor produktif seperti
kota, kemudian juga dari upacara adat istiadat modal usaha dan investasi dalam memperoleh
desa Marindal I mengalami perubahan dan informasi sangat lemah, sehingga kemajuan dan
perkembangan seperti upacara mengenai kesejahteraan masyarakat pedesaan jauh lebih
klehiran bayi dan upcara perkawinan serta tertinggal dibandingkan masyarakat perkotaan.
upacara kematian yang tergolong masih ada. Terdapat kesenjangan atau ketimpangan sosial
Dalam perkembangan desa ini peran dan ekonomi antara daerah perkotaan dengan
masyarakat dalam melakukan interaksi antara daerah pedesaan. Daerah pedesaan mempunyai
kehidupan di desa tersebut dengan kota. peranan dan fungsi yang sangat penting dalam
Interaksi tersebut dapat terjadi antara desa menghasilkan berbagai jenis komoditas
Marindal I dengan desa yang lainnya, serta desa pertanian (beras, hasil perkebunan dan lainnya)
yang berada di sekitarnya dengan kota Medan. untuk memenuhi kebutuhan penduduk
Perkembangan komunikasi dan transportasi perkotaan.Pembangunan desa tersebar ke
memudahkan interaksi desa dengan daerah lain seluruh daerah, ternyata lebih mengutamakan
sehingga desa semakin maju. Kemdian pola pertumbuhan ekonomi dan kurang diimbangi
perilaku masyarakat desa Marindal sudah tidak kehidupan sosial masyarakat yang demokratis
seperti masyarakt desa lagi namun pola dan berkeadilan.
perilaku masyarakatnya sudah mengarah pada Pembangunan masyarakat desa adalah
pola kehidupan kota. seluruh kegiatan pembangunan yang
Desa Marindal I memiliki berlangsung di desa dan meliputi seluruh aspek
interaksiterhadap daerah di sekitarnya. Desa kehidupan sosial masyarakat desa serta
akan lebih berkembang apabila lokasinya dilaksanakan secara terapadu dengan
berdekatan dengan daerah yang lebih mengembangkan swadaya gotong royong yang
maju.Pada waktu laluorang beranggapan bahwa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
modernisasi hanya berlaku di daerah kota. masayarakat desa berdasarkan potensi SDA
Anggapan itu tentu saja tidak benar, melalui prakarsa, keterampilan dan kualitas
pembangunan sarana dan prasarana hidup masyarakat desa. Sehingga terjadi
transportasi dan komunikasi menyebabkan pengembangan wilayah bagi wilayah pedesaan.
perdesaan semakin maju. Pembangunan jalan Pengembangan wilayah pada dasarnya
dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin mempunyai tujuan agar wilayah itu
banyak di perdesaan telah meningkatkan berkembang menuju tingkat perkembangan
interaksi desa kota.Perkembangan jaringan yang diinginkan. Pengembangan wilayah pada
telepon serta jangkauan siaran radio dan masyarakat desa dilaksanakan melalui optimasi
televisi di desa telah meningkatkan komunikasi pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara
antara penduduk desa dan penduduk kota. harmonis, serasai dan terpadu melalui
Penggunaan kompor gas dan mesin cuci banyak pendekatan yang bersifat komprehensif
membantu para ibu di desa untuk mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial dan
menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.Dengan budaya. Oleh karena itu untuk melakukan
demikian terjadi perubahan kehidupan pada pembanguna desa dan pengembangan wilayah
penduduk desa Marindal I akibat pengaruh di Desa Marindal I harus mementingkan aspek
modernisasi. sosial yaitu kehidupan sosial masyarakat desa
Wilayah pedesaan sangat luas, yang meliputi tingkat pendidikan, pendapatan,
jumlahnya penduduknya sangat banyak, tingkat pekerjaan serta sistem kekerabatan yang dapat
pendapatan, pendidikan yang masih rendah dan menunjang dalam pengembangan wilayah di
tingkat pekerjaan yang berbeda dengan Desa Marindal I sehingga pembangunan desa
masyarakat perkotaan serta sistem kedepannya mengalami kemajuan demi

19
Ahmad Syarif, Marlon Sihombing dan Tarmizi. Perkembangan Desa Marindal I sebagai Daerah Hinterland

kesejatheran dan peningkatan kualitas hidup begitu erat dan kebiasaan masyarakat desa
masyarakat desa. Dengan adanya sudah mulai luntur. Kemudian Kondisi rumah
pengembangan wilayah di Desa Marindal I akan responden sudah tergolong baik, hal ini terlihat
memiliki ruang lingkup antara lain: (1) dari kenampakan fisik bangunan rumah serta
Pembangunan sarana dan prasarana pedesaan bahan-bahan pembentuk rumah itu sendiri
(meliputi pengairan, jaringan jalan dan seperti: atap, dinding, lantai dan semuanya itu
lingkungan permukiman), (2) Pemberdayaan sudah tergolong memadai dan memiliki lantai
masyarakat. (3). Pengelolaan sumberdaya alam rumah semen, tembok semen dan atap seng.
(SDA) dan peningkatan kemampuan SDM. (4). Pola perkembangan Desa Marindal I
Penciptaan lapangan kerja, kesempatan sudah berkembang secara signifikan baik dari
berusaha, peningkatan pendapatan bagi segi jumlah penduduk, mata pencaharian
masyarakat miskin). (5). Peningkatan penduduk dan pola perilaku masyarakatnya
keterkiatan antar daerah pedesaan dengan telah mengarah pada ciri kehidupan kota.
daerah perkotaan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Adisasmita, Rahardjo. 2006, Membangun Desa
Partisipatif, Makasar: Graha Ilmu.
Dinilai dari faktor-faktor penentu
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
tipologi desa yaitu mata pencaharian, output
(Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka
desa, adat istiadat, kelembagaan desa,
Cipta.
pendidikan, dan swadaya gotong royong Asy'ari, Sapari Imam. 1993. Sosiologi Kota dan Desa.
masyarakat, prasarana desa yang didalamnya Surabaya: Usaha Nasional
termasuk prasarana perhubungan, prasarana BappedaSumut. 1999. Peninjauan Kembali Rencana
pemasaran. Dan berdasarkan hasil Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat
penjumlahan indikator-indikator penentu I Sumatera Utara. Medan.
tipologi desa tersebut. Bahwa dapat diambil Bintarto, R. 1977. Suatu Pengantar Geografi Desa.
Yogyakarta : Up Spring.
kesimpulan bahwa Desa Marindal 1 termasuk
Daldjoeni, N. 1982. Seluk Beluk Masyarakat Kota
tahap Desa Swasembada dan mengarah pada
(Pusparagam Sosiologi Kota). Bandung:
cirri kehidupan masyarakat kota.
Alumni.
Kehidupan sosial masyarakat Desa DjakaPermana, Deni Ruchyat. Pengembangan
Marindal I yang berdasarkan tingkat Wilayah Melalui Pendekatan Ksisteman,
pendidikan pada umumnya responden memiliki Bogor : IPB Press.
pendidikan pada jenjang menengah yaitu telah Hardisumarno, Surastopo, dkk. 1985. Geografi dan
melaksanakan pendidikan SMP dan SMA. Kependudukan. Jakarta: Pustaka Ilmu.
Kemudian pekerjaan pada umumnya bekerja Kaslan, 1991. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.)
pada sector. Pendapatan masyarakat Desa
Leibo, Jefta. 1994. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta:
Marindal I Pada umumnya pendapatan berkisar
Andi Offset.
yang rendah dan termasuk penduduk miskin
Marbun. 1971. Geografi Sosial. Yogyakarta : Up
dan Sistem kekerabatan dan gotong royong Spring.
masyarakat Desa Marindal 1 tergolong rendah Mulyanto, 2008, Prinsip-prinsip Pengembangan
dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
angket sosial masyarakat desa marindal 1 yang Ndraha, Taliziduhu. 1991. Dimensi-dimensi
berdasarkan 8 (Delapan) aspek indicator yaitu Pemerintahan Desa. Jakarta: Bina Aksara
masyaraka Dusun I, VII dan XI tergolong Prayitno.
Sajogyo.1996. Masalah Kecukupan Pangandan Jalur
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan
Pemerataan. Jakarta : Bina Cipta
sosial masyarakat Desa Marindal 1 kurang
Sinulingga, Budi D. 1999.Pembangunan Kota. Jakarta:
terjalin, baik dalam kegiatan gotong royong, Pustaka Sinar Harapan.
kekerabatan antar masyarakat, kegiatan Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
upacara adat dan cara berpakaian sudah tidak Jakarta: Raja Grafindo Persada.

20

Anda mungkin juga menyukai