LANDASAN TEORI
B. Kerentanan
Pengertian dari kerentanan (vulnerability) atau rawan bencana
adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis hidrologis,
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi
pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan untuk menghadapi dampak buruk bahaya tertentu.
C. Bencana
Bencana adalah suatu gangguan serius terhadap keberfungsian
suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada
kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi, atau lingkungan dan
melebihi kemampuan masyarakat yang bersangkutan dalam mengatasi
bencana tersebut dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri.
Sementara itu UU No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana menerangkan bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan
13
14
D. Banjir
Banjir diartikan sebagai peristiwa terbenamnya daratan (yang
biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Definisi tersebut
tidak menyebutkan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana banjir.
Menurut BAKORNAS PB (2007) banjir adalah aliran air sungai
yang tingginya melebihi muka air normal, sehingga melimpas dari palung
15
2. Pengelolaan data
Pengelolaan data ini lebih ke dalam operasi penyimpanan,
pengaktifan, dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input
data.
3. Manipulasi dan analisis
Subsistem ini memiliki fungsi untuk membedakan data yang
akan diproses dalam SIG. Merubah format data, mendapatkan
parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan dalam
subsistem ini.
Fasilitas yang biasa terdapat dalam paket SIG untuk
manipulasi dan analisis, yaitu :
a. Penyuntingan atau pemutakhiran data
Sebagian fungsi ini telah dilakukan dalam subsistem
manajemen data (data spasial). Pemutakhiran data (updating) pada
peta tematik tertentu untuk tahun terbaru tidak perlu didigitasi
ulang tetapi cukup diperbaharui.
b. Interpolasi spasial
Fasilitas ini merupakan jenis fasilitas SIG yang rumit,
pemasukan data berupa posisi koordinat dan nilai yang dapat
diinterpolasi. Hasilnya adalah peta kontinu dimana setiap titk pada
peta digital tersebut menyajikan informasi baru berupa nilai riil.
c. Tumpang susun (overlay)
Tumpang sususn ini sebenarnya dapat dilakukan secara
manual, tetapi terbatas kemampuannya. Bila peta yang akan di
Overlay lebih dari 4 lembar, maka akan terjadi kerumitan dan sukar
untuk diruntut kembali dalam menyajikan satuan-satuan pemetaan
baru.
d. Pembuatan model dan analisis data dalam SIG
Bila data yang telah masuk dan tersusun dalam bentuk basis
data, maka proses pembuatan model dan analisis menjadi efisien.
23
4. Ouput data
Output data memiliki fungsi untuk menayangkan informasi
baru dan analisis data geografi secara kuantitatif maupun kualitatif.
Keluaran ini dapat berupa peta, tabel, atau arsip elektronik, yang
kemudian disajikan dalam bentuk hardcopy atau cetakan (Projo
Danoedoro 1996 dalam Latiful Aziz 2012).
H. Metode Skoring/Pembobotan
Skoring adalah melakukan operasi matematika dengan perkalian
antara bobot dan nilai kelas yang telah dibuat. Dalam satu daerah, jumlah
nilai skoring menunjukkan klasifikasi kerawanan daerah tersebut.
Sedangkan pembobotan adalah teknik pengambilan keputusan pada sebuah
proses yang melibatkan berbagai faktor secara bersamaan dengan cara
memberikan bobot pada setiap faktor tersebut. Metode pembobotan ini
dapat dilakukan secara objektif maupun subjektif. Pembobotan secara
objektif dilakukan dengan perhitungan statistik, sedangkan secara subjektif
dilakukan dengan cara menetapkan berdasarkan pertimbangan tertentu,
namun pembobotan secara subjektif ini harus dilandasi pemahaman yang
kuat mengenai proses tersebut.
yang cukup padat jika dibandingkan dengan luas wilayah pada masing-
masing kecamatan. Pada kecamatan Gedongtengen yang memiliki luas
wilayah sebesar 0,96 km2 ini memiliki jumlah penduduk sebesar 20.583
jiwa.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah di Kota Yogyakarta
yang Dilalui Sungai Code Tahun 2016
Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km²)
Jetis 27.637 1,7
Gondomanan 15.147 1,12
Gedongtengen 20.583 0,96
Kraton 22.069 1,4
Danurejan 21.342 1,1
Tegalrejo 36.830 2,91
Umbulharjo 68.609 8,12
Mergangsan 32.004 2,31
Pakualaman 10.730 0,63
Gondokusuman 42.109 3,97
Total 297.060 24,22
Sumber: Andhika Prayudhatama 2017
Tabel 3.4 Data kejadian banjir BPBD tahun 2016 dan persebaran
kuesioner serta jumlah kejadian banjir menurut kuesioner.
Jumlah
Jumlah
Kejadian
Kecamatan Kelurahan Kejadian
(BPBD Tahun
(Kuesioner)
2016)
Candibinangun
Hargobinangun 1 2
Pakem Harjobinangun
Purwobinagun 4 2
Pakembinangun
Minomartani
Donoharjo
Sardonoharjo
Ngaglik
Sariharjo 1 1
Sinduharjo 1 2
Sukoharjo -
Maguwoharjo
Depok Condongcatur 1 2
Caturtunggal
Sinduadi 8 2
Sendangadi 2 2
Mlati Tlogoadi
Tirtoadi
Sumberadi
Bener 7
Karangwaru 6 4
Tegalrejo
Kricak 5
Tegalrejo 3
Bumijo 1 1
Jetis Cokrodiningratan 1 6
Gowongan 3 2
Pringgokusuman 1 1
Gedongtengen
Sosromenduran -
Baciro
Demangan
Gondokusuman Klitren
Kotabaru 2
Terban 2 1
Ngupasan -
Gondomanan
Prawirodirjan 3
Giwangan 1
Umbulharjo Muja-Muju 1 3
Pandeyan 1
28
Semaki
Sorosutan 3
Tahunan 1
Warungboto 1
Brontokusuman
Mergangsan Keparakan 7
Wirogunan 1 4
Kadipaten
Kraton Panembahan
Patehan
Bausasran
Danurejan Suryatmajan
Tegalpanggung 4
Purwokinanti 7
Pakualaman
Gunungketur
Tamanan -
Jagalan
Singosaren
Wirokerten
Banguntapan
Jambidan
Potorono
Baturetno
Banguntapan 5
Pendowoharjo
Timbulharjo 2
Sewon 6
Bangunharjo 2
Panggungharjo 2
Bawuran 4
Wonolelo
Pleret Segoroyoso 1 5
Wonokromo 2
Pleret -
Patalan 2
Canden
Jetis 4
Trimulyo 3
Sumberagung
Sumber: Andhika Prayudhatama (2017).
Dari informasi pada Tabel 3.4 dapat disimpulkan dan dibuat peta
menurut data tersebut kedalam wilayah DAS Code pada penelitian ini
yaitu ditampilkan dalam Gambar 3.1.
29