BANJIR
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK ?
SMAN 2 KOTABUMI
KOTABUMI LAMPUNG UTARA
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana didefinisikan
sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan megganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Salah satu bencana yang hampir terjadi setiap tahun di Indonesia adalah banjir.
Banjir merupakan bencana yang memiliki tingkat frekuensi terjadi yang cukup tinggi,
yakni sebesar 36% dari total kejadian alam yang melanda indonesia. Bencana ini pula
banyak menelan korban jiwa maupun kerugian materil sehingga memberikan dampak
dan trauma yang besar.
Karena bencana banjir hampir terjadi setiap tahun, diperlukan langkah untuk
mencegah dan menanggulangi bencana banjir. Hal tersebut diperlukan untuk menekan
korban jiwa maupun kerugian materil yang disebabkan oleh bencana ini. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai banjir, termasuk pengertian banjir, mekanisme
terjadinya banjir, jenis-jenis banjir, penanggulangan bencana banjir, serta mitigasi
bencana banjir, maka dibuatlah makalah dengan judul Banjir.
1.3 Tujuan
a. Mengetahui dan memahami pengertian bancana banjir.
b. Mengetahui dan dapat menjelaskan Proses terjadinya banjir.
c. Mengetahui jenis-jenis banjir berdasarkan berbagai faktor.
d. Mengetahui bagaimana cara penanggulangan bencana banjir agar dapat
menekan dan mencegah bencana banjir.
e. Mengetahui langkah-langkahmitigasi bencana banjir
BAB II
PEMBAHASAN
Korban (jiwa)
Jenis bencana Jumlah Luka- Menderita &
Meninggal & Hilang luka mengungsi
1. Banjir 9,794 5,334 263,634 30,283,712
2. Longsor 5,821 3,062 2,979 284,912
4. Gelombang Pasang 348 84 240 196,501
5. Puting Beliung 7,356 457 3,497 349,075
6. Kekeringan 2,001 2 0 11,812,576
7. Kebakaran Hutan 1,445 45 13,858 446,601
8. Gempa Bumi 287 9,325 61,876 3,665,368
9. Tsunami 11 1,651 15,086 64,472
10. Letusan Gunung 154 438 3,546 1,136,515
Jumlah 27,222 186,995 372,255 48,931,229
(BNPB, 2019)
Apabila mengacu pada tabel 1.1 sebanyak 36% bencana yang terjadi setiap
tahunnya di indonesia merupakan banjir. Jika dilihat lebih jauh lagi, banjir merupakan
bencana yang bukan sepenuhnya terjadi secara alamiah, namun terdapat campur
tangan manusia. Dari hal tersebut, sudah semestinya kita dapat mengurangi dampak
bahkan mencegah terjadinya banjir.
Saat banjir, air yang seharusnya mengalir melalui sungai tertahan karena adanya
suatu penghambat. Penghambat tersebut dapat berupa sampah, pohon, hewan,
endapan lumpur, dan lain-lain. Karena aliran air terhambat, ditambah dengan curah
hujan yang tinggi, air akan meluap. Air yang meluap akan membanjiri daerah
bantaran sungai hingga ke perumahan warga. Setelah curah hujan menurun, air akan
mulai menyusut. Sebagian air akan terserap tanah dan sebagian lagi mengalir melalui
sungai.
Untuk dapat memahami dangan baik proses terjadinya banjir, (Yulaelawati, 2008)
memberikan gambaran mengenai daerah penguasaan sungai. Di dalam suatu
ekosistem sungai terdapat bagian-bagian yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya, yakni palung sungai yang selalu tergenang oleh air sungai, dataran banjir
yang akan tergenang apabila sungai meluap, dan bantaran sungai. Gambar 1.2 akan
mendeskripsikan bagian-bagian yang telah disebutkan di atas.
Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung
dari tepi sungai sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam. Fungsi dari bantaran
sungai adalah sebagai tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir.
Jadi, secara alami bantaran sungai akan tergenang oleh aliran sungai saat banjir tiba.
Oleh karenanya, dilarang mendirikan hunian atau sebagai tempat membuang sampah
pada daerah ini. Sementara, garis sempadan sungai (GS) adalah garis batas luar
pengamanan sungai.
Apabila daerah bantaran sungai dijadikan sebagai tempat hunian penduduk suatu
daerah, maka akan berdampak daerah tersebut akan selalu digenangi air ketika banjir
melanda. Tetapi, bila tetap ingin didirikan hunia pada daerah tersebut maka tipe
rumah yang dibangun merupakan tipe rumah panggung. Gambar 1.3 mengilustrasikan
bagaimana daerah bantaran sungai yang tergenang ketika dilanda banjir.
Gambar 1.3 Skema Bantaran Sungai Yang Tergenang Oleh Banjir
2) Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan
kemiringan daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrik
hidrolik (bentuk penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang,
material dasar sungai), lokasi sungai dan lain-lain merupakan hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya banjir.
(a)
(b)
Gambar 2.3 (a) Erosi pada sungai dan (b) Sedimentasi pada Sungai
4) Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi DAS dan erosi tanggul sungai yang
berlebihan. Sedimentasi sungai terjadi karena tidak adanya vegetasi penutup
dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat, sedimentasi ini menyebabkan
terjadinya agradasi dan pendangkalan pada sungai, hal ini dapat menyebabkan
berkurangnya kapasitas tampungan sungai. Efek langsung dari fenomena ini
menyebabkan meluapnya air dari alur sungai keluar dan menyebabkan banjir.
a. Banjir Kilat
Banjir kilat adalah banjir yang terjadi hanya dalam waktu delapan jam
setelah hujan lebat mulai turun. Biasanya jenis banjir ini sering dihubungkan
dengan banyaknya awan kumulus, kilat dan petir yang keras, badai tropis atau
cuaca dingin.Umumnya banjir kilat diakibatkan oleh meluapnya air hujan yang
sangat deras. Namun, selain hal tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor lain,
seperti: bendungan yang gagal menahan debit air yang meningkat, es yang tiba-
tiba meleleh, dan berbagai perubahan besar dibagian hulu sungai.
b. Banjir Luapan Sungai
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses yang cukup
lama, walaupun terkadang proses tersebut tidak diperhatikan, sehingga datangnya
banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Banjir tipe ini biasanya bertipe
musiman atau tahunan, dan mampu berlangsung sangat lama. Penyebab utamanya
adalah kelongsoran di daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan debit air.
c. Banjir Pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai tropis. Banjir
yang membawa bencana dari luapan air hujan sering bertambah parah karena
badai yang dipicu angin kencang di sepanjang pantai. Hal ini mengakibatkan air
garam akan membanjiri daratan karena dampak perpaduan gelombang pasang.
Gambar 3.1 (a) Banjir Kilat, (b) Banjir Luapan Sungai, (c) Banjir Pantai
Selain banjir yang telah disebutkan , kita juga mengenal banjir-banjir lain,
diantaranya:
a. Banjir Air
Banjir air merupakan banjir yang sering terjadi. Banjir air disebabkan
meluapnya air di danau, sungai, selokan, atau aliran air lainnya sehingga
menyebabkan air tersebut naik dan menggenangi daratan. Biasanya banjir air
disebabkan karena hujan yang terjadi secara terus-menerus sehingga
mengakibatkan aliran air tidak dapat menampung air yang berlebih.
f. Banjir Lahar
Banjir lahar adalah banjir yang disebabkan oleh lutusan gunung api yang
memuntahkan sekumpulan lahar. Lahar yang ada di sekitar gunung berapi akan
dibawa turun dengan bantuan atau dorongan hujan. Banjir tersebut membawa
material-material vulkanik dari lahar yang akan menerjang lahan dan perumahan
penduduk yang ada di bawahnya. Hal ini akan mengakibatkan rusaknya daerah
yang dilalui banjir tersebut.
Menurut (Paimin, 2014), teknik mitigasi banjir dan longsor adalah untuk
menuntun para pihak, termasuk masyarakat setempat, melakukan mitigasi bencana
banjir dan tanah longsor yang mudah dipahami. Sedangkan tujuannya adalah agar
masyarakat dan para pihak secara dini dapat melakukan identifikasi wilayah rawan
bencana banjir dan tanah longsor, tindakan preventif (pencegahan), pengurangan
kemungkinan kerugian akibat bencana, dan persiapan dalam melakukan respon
darurat, sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
1. Mematikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena banjir.
2. Mengungsi ke tempat aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
3. Menghindari berjalan dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
4. Segera mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
5. Jika air terus meninggi, hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir tidak semata-
mata hanya terjadi karena faktor alam saja, harus diakui bahwa kearifan manusia
berperan penting dalam menjaga kelestarian alam agar alam tidak membalasnya
dengan hal yang buruk seperti bencana banjir.
Dua faktor penyebab banjir yaitu faktor alam dan manusia ini harus ditangani
serius oleh pemerintah agar bencana banjir dapat terselesaikan segera mungkin,
karena hal ini sangat mengganggu pada aktifitas masyarakat yang terkena dampak
dari bencana banjir. Disisi lain kita sebagai masyarakat juga harus sadar bahwa
pemerintah tidak bisa bergerak sendiri untuk menangani bencana ini, masyarakat
perlu sadar akan kelestarian alam itu sangat penting untuk menjaga keharmonisan
kehidupan manusia dengan alam.
DAFTAR PUSTAKA