Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir seluruh negara di dunia mengalami masalah banjir, tidak
terkecuali di negara-negara yang telah maju sekalipun. Masalah tersebut mulai
muncul sejak manusia bermukim dan melakukan berbagai kegiatan di
kawasan yang berupa dataran banjir (flood plain) suatu sungai. Kondisi lahan
di kawasan ini pada umumnya subur serta menyimpan berbagai potensi dan
kemudahan sehingga mempunyai daya tarik yang tinggi untuk dibudidayakan.
Oleh karena itu, kota-kota besar serta pusat-pusat perdagangan dan kegiatan-
kegiatan penting lainnya seperti kawasan industri, pariwisata, prasarana
perhubungan dan sebagainya sebagian besar tumbuh dan berkembang di
kawasan ini. Sebagai contoh, di Jepang sebanyak 49% jumlah penduduk dan
75% properti terletak di dataran banjir yang luasnya 10% luas daratan;
sedangkan sisanya 51% jumlah penduduk dan hanya 25% properti yang
berada di luar dataran banjir yang luasnya 90% luas daratan. Hampir seluruh
kota-kota besar di Indonesia juga berada di dataran banjir.
Selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, dataran banjir juga
mengandung potensi yang merugikan sehubungan dengan terdapatnya
ancaman berupa genangan banjir yang dapat menimbulkan kerusakan dan
bencana. Seiring dengan laju pertumbuhan pembangunan di dataran banjir
maka potensi terjadinya kerusakan dan bencana tersebut mengalami
peningkatan pula dari waktu ke waktu.

B. Tujuan Makalah
Makalah yang kami susun dengan judul Banjir bertujuan untuk mengetahui
tentang :
1. Bagaimana proses terjadinya banjir
2. Untuk mengetahui penyebab banjir
3. Untuk mengetahui apa tindakan yang di lakukan saat bajir

1
4. Untuk mengetahui tentang apa yang harus di lakukan agar tidak ada jatuh
korban ketika bajir
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang di bahas
dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terjadinya banjir ?
2. Apa penyebab banjir ?
3. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
BENCANA BANJIR
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir
timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada
umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya
sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak
rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut.
Banjir adalah hal yang rutin.
Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena
kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk
dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.

B. Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, danbanjir laut
pasang.
 Banjir Sungai
Banjir sungai umumnya terjadi secara berkala. Meluapnya sungai
dapat terjadi karena hujan lebat atau mencairnya es atau salju di daerah
hulu. Di Indonesia banjir sungai terjadi pada saat musim hujan karena
tersumbatnya aliran air sungai oleh sampah dan peralihan daerah
resapan air hujan menjadi pemukiman ataupun gedung-gedung.

 Banjir Danau
Air danau dapat meluap ke daratan di sekitarnya antara lain karena badai
atau angin yang sangat besar. Setelah badai berhenti, air danau masih dapat

3
bergerak secara mendadak ke satu arah kemudian ke arah yang lain. Banjir
danau juga dapat terjadi karena bendungan jebol.

 Banjir Laut pasang


Banjir pasang dapat terjadi antara lain karena angin topan, letusan gunung
berapi, dan gempa bumi. Gelombang pasang akibat gempa bumi dikenal
dengan istilah tsunami.

C. Penyebab Terjadinya Banjir


Sering sekali terjadinya banjir, dan hampir setiap kali hujan, maka pasti
ada saja daerah yang terkena banjir. Apa penyebab banjir itu, secara umum,
penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut.

 Pendangkalan sungai
 Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi
 Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai
mapupun gotong royong
 Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
 Pembuatan tanggul yang kurang baik,
 Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi
daratan.
D. Dampak Negatif Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
2. Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya penyakit-penyakit
6. Menghambat transportasi darat
E. Cara Mencegah Banjir
Lubang Resapan Biopori - Mencegah Banjir Dimusim Banjir

4
Hujan turun banjirpun datang, begitulah fenomena yang kini terjadi di
beberapa daerah di negri kita ini. Setiap musim hujan tiba, banyak orang
selalu khawatir akan datangnya banjir. Banjir di musim hujan dan kekeringan
air di musim kemarau menjadi masalah yang serius dari tahun ke tahun.
Banjir menjadi agenda tahunan bagi warga yang tinggal didaerah
pinggiran sungai. Namun jangan heran, dataran yang jauh dari sungai pun
kini sudah tidak luput dari banjir. Akhir-akhir ini, banjir tidak lagi terjadi di
daerah pinggiran sungai saja, namun banjir terjadi juga di daerah dataran
tinggi. Hal ini terjadi karena tanah sudah kehilangan fungsinya dalam
menyerap air, akibat dari maraknya penebangan hutan dan pembangungan
gedung dan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat mengurangi
banjir tahunan, yaitu dengan menanam banyak pepohonan agar air hujan tidak
langsung mengalir ke sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan.
Kandungan air pada akar pepohonan akan berfungsi sebagai reservoir di
musim kemarau.
Mengolah sampah dengan benar. Tidak membuang sampah ke sungai
atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir. Jika sampah dibuang
sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan
mengakibatkan banjir saat hujan datang.

F. Kerugian banjir bagi kesehatan


Bencana banjir dengan berbagai permasalahan menyebabkan
lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan demikian akan berpotensi
menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali
terganggu, demikian pula masyarakat akan kesulitan mencari sarana kamar
mandi dan WC. Buang air besar dan air kecil yang sembarangan dapat
mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan untuk
pola hidup bersih jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan akan semakin
buruk bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang sangat

5
banyak dan berjejal dalam satu ruangan memudahkan penyebaran penyakit
baik lewat penularan melalui udara atau kontak langsung.
Bencana banjir dalam kondisi tertentu akan mengakibatkan harta
benda dan nyawa bisa terancam. Kondisi ini akan mengganggu ekonomi dan
psikologis masyaraklat. Bila ekonomi terganggu maka penyediaan kebutuhan
hidup khususnya makan dan minum yang berakibat kondisi tubuh tidak
optimal. Anak balita merupakan korban yang paling menderita. Daya tahan
tubuh mereka sangat rentan, ditambah faktor gizi yang pasti berkurang akibat
keterbatasan suplai makanan. Bila psikologis terguncang maka berimbas pada
daya tahan tubuh menurun dan mempermudah masuknya berbagai penyakit ke
dalam tubuh.
Gangguan alam ini bukan hanya mengganggu manusia, binatang juga
tak luput dari ancaman. Berbagai binatang seperti tikus, kucing dan anjing
dapat mati karena bencana ini. Bangkai binatang ini juga dapat menimbulkan
masalah kesehatan lainnya.
 Penyakit Yang Ditimbulkan
Dalam keadaan banjir ternyata dapat mengakibatkan banyak
permasalahan secara bersamaan yang dapat berpotensi menimbulkan berbagai
penyakit. Air banjir sebagai sarana yang paling mudah untuk penularan
penyakit berbagai penyakit seperti infeksi saluran cerna, infeksi mata, infeksi
pernapasan, infeksi kulit, bahkan infeksi otak dapat ditularkan lewat air.
Penyakit infeksi saluran cerna dengan gejala demam, diare dan muntah
sering ditularkan melalui air. Penyakit tersebut meliputi gastroenteritis (infeksi
saluran cerna) karena virus rota, disentri, kolera, tifus, hepatitis A, giardiasis,
cryptosporidiosis, E coli, giardia, norovirus, salmonelosis atau sigelosis.
Penyakit infeksi mata dapat ditularkan melalui air adalah moluskum
kontagiosum dan konjungtivitis (adenovirus). Otitis eksterna adalah infeksi
telinga yang disebabkan karena Pseudomonas aeruginosa juga ditularkan
lewat air.
Infeksi kulit yang yang penularannya dapat melalui air adalah "Hot
Tub Rash". Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas. Penyakit kulit lainnya

6
adalah Cercarial Dermatitis. Gejalanya berupa kulit yang terasa panas
terbakar, gatal, pada kulit tampak bintil seperti jerawat kecil kemerah-merahan
kadang disertai melepuh. Penyakit ini disebabkan karena paparan dengan
parasit yang terdapat pada burung dan hewan mamalia lainnya. Parasit
tersebut mengkontaminasi manusia melalui perantara binatang keong yang
terdapat dalam genangan air. Parasit ini terpapar pada kulit manusia yang
mengalami rash atau kulit terkelupas karena sensitif atau alergi. Dalam
keadaan luka terbuka pada kulit infeksi yang bisa terjadi adalah terkena kuman
vibrio parahemolitikus atau vibrio vulnifikus.
Infeksi Pernapasan yang bisa ditularkan melalui air adalah
faringokonjungtiva (infeksi tenggorok dan mata “belekan” yang disebabkan
adenovirus), legionellosis (demam pontiak dan penyakit Legionnaires) dan
mikobakterium avium kompleks.
Gejala infeksi saluran napas tersebut pada umumnya adalah demam,
batuk atau pilek. Pada keadaan daya tahan tubuh lemah dapat berpotensi
menjadi pneumonia (radang paru). Dalam lingkungan penampungan
pengungsi penyakit yang mudah menular adalah diare, infeksi saluran napas
akut, campak, cacar air atau infeksi mata.
Meskipun jarang terjadi, ternyata penularan penyakit lewat air dapat
mengakibatkan infeksi otak. Infeksi susunan saraf pusat yang dapat terjadi
adalah infeksi selaput otak atau meningitis aseptik yang disebabkan
enterovirus dan infeksi neigleria. Gejala yang dapat terjadi adalah demam
tinggi, muntah, kejang, dan kesadaran menurun.
Infeksi lainnya yang dapat terjadi adalah Hepatitis A atau penyakit
infeksi virus yang terjadi pada hati atau “lever”. Gejala yang timbul adalah
kulit dan mata tampak kuning, mual, muntah, demam dan badan lemas.
Leptospirosis adalah infeksi yang disebabkan karena kuman leptospira juga
dapat ditularkan lewat air.
Mungkin dalam minggu awal saat hujan lebat dan aliran air banjir
masih deras dapat menghilangkan jentik dan nyamuk penyebab demam
berdarah. Tetapi setelah bulan pertama banjir, kasus penyakit demam berdarah

7
cenderung bertambah, karena banyak terjadi genangan air dimana-mana yang
menjadi berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
 Antisipasi
Identifikasi daerah yang 'bersih' atau yang 'terkontaminasi' di dalam
dan di sekitar rumah dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit. Air
sumur dan air keran dapat dianggap berpotensi terkontaminasi, dan sebaiknya
tidak digunakan untuk konsumsi meskipun hanya untuk dimasak atau
menyikat gigi. Konsumsi air minum sebaiknya menggunakan air minum
dalam kemasan. Gunakan air yang dimasak atau air matang atau air yang
dikemas untuk menyirami tangan setelah mencuci tangan dan sebelum
memasak. Kebiasaan cuci tangan bila hendak makan atau menyiapkan
makanan dapat menghindari penularan berbagai penyakit. Banyak penyakit
yang tersebar oleh air melalui kotoran yang tidak sengaja masuk ke dalam
mulut, penyiapan makanan di daerah banjir, berkemungkinan besar
menyebabkan siklus ini. Makanan yang tersentuh oleh banjir tidak aman untuk
dikonsumsi, dan sebaiknya dibuang. Hindari konsumsi sayuran mentah atau
yang belum dimasak. Tikus dan lalat sering membawa penyakit yang
disebarkan air, simpanlah makanan diluar jangkauan kontaminasi dan tutuplah
masakan sebelum disajikan. Penyimpanan makanan yang sudah dimasak
untuk jangka waktu yang lama sebaiknya dihindari kapanpun bisa. Jangan
memasukan tangan ke dalam sudut ruangan atau lemari yang gelap karena
mungkin merupakan tempat sembunyi binatang yang terkena stres dari banjir,
seperti tikus, serangga dan binatang peliharaan.
Anak-anak sebaiknya dilarang bermain di daerah banjir. Bila tidak bisa
dihindari setelah bermain air harus mandi dan cuci tangan yang bersih. Lantai
dan dinding di dalam rumah sebaiknya dibersihkan dengan cairan disinfektant,
seperti klorin atau bayclin. Mainan-mainan seharusnya dicuci dengan
disinfektant, boneka kain basah yang berpotensi menjadi sumber pertumbuhan
bakteri dan jamur mungkin harus dibuang. Bila berjalan di dalam air banjir
harus memakai sepatu yang beralas keras. Lubang-lubang baru dan sampah-
sampah yang tertutup air banjir sebaiknya di antisipasi, untuk mencegah luka

8
di kaki. Luka apapun yang terletak di kulit sebaiknya diobati dan ditutup
dengan perban. Lingkungan yang kotor dan basah dapat mengakibatkan luka
terinfeksi, dan penyembuhan bertambah lama. Pengunaan sepatu bot karet
untuk jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan infeksi jamur dan luka
kaki. Bila tempat pengungsian sudah ada yang terjangkit penyakit menular
seperti campak maka instansi kesehatan seperti puskesmas atau dinas
kesehatan harus segera melakukan imunisasi masal di daerah tersebut. Semua
lapisan masyarakat dan pemerintah tidak terkecuali harus bahu membahu
dalam membantu korban banjir. Ancaman berbagai penyakit akan menambah
beban masalah baru pada korban banjir.
G. Cara Penanggulangan Banjir
Ketika banjir datang, selalu terjadi saling menuding tentang siapa yang
salah. Di lain pihak, para ahli cendekia lalu sibuk mengeluarkan pendapat
tentang apa dan mengapa terjadi banjir. Ketika banjir surut, perhatian akan
banjir ikut surut pula. Kemudian ribut-ribut lagi ketika musim berganti dan
banjir datang berulang.
Secara filosofis, ada tiga metode penanggulangan banjir. Pertama,
memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan
belum tentu warga bersedia pindah, walau setiap tahun rumahnya terendam
banjir. Kedua, memindahkan banjir keluar dari warga. Cara ini sangat mahal,
tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir, yaitu normalisasi sungai,
mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir masih
terus akrab melanda permukiman warga. Ketiga, hidup akrab bersama banjir.
Cara ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga menjadi aman walau
banjir datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di
atas muka air banjir.
Secara normatif, ada dua metode penanggulangan banjir. Pertama,
metode struktur, yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara lain membangun
waduk di hulu, kolam penampungan banjir di hilir, tanggul banjir sepanjang
tepi sungai, sodetan, pengerukan dan pelebaran alur sungai, sistem polder,
serta pemangkasan penghalang aliran.

9
Anggaran tak seimbang Dalam pertemuan-pertemuan antarpemangku
kepentingan (stakeholder) tentang penanggulangan banjir, telah ada political
will dari pemerintah, yaitu akan melaksanakan penanggulangan banjir secara
hibrida, dengan melaksanakan gabungan metode struktur dan non-struktur
secara simultan. Bahkan, telah dibuat dalam perencanaan jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang. Namun, dalam implementasinya,
penanggulangan banjir yang dilakukan pemerintah masih sangat sektoral,
alokasi anggaran antarsektor tidak seimbang. Anggaran penanggulangan banjir
metode struktur alias konstruksi teknik sipil lebih besar dibandingkan dengan
anggaran metode nonstruktur yang lebih berbasis masyarakat.
Padahal, penanggulangan banjir dengan metode nonstruktur berbasis
masyarakat tidak kalah pentingnya.
Pertama, berupa manajemen di hilir di daerah rawan banjir, antara lain
pembuatan peta banjir, membangun sistem peringatan dini bencana banjir,
sosialisasi sistem evakuasi banjir, kelembagaan penanganan banjir,
rekonstruksi rumah akrab banjir, peningkatan kapasitas dan partisipasi
masyarakat dalam penanggulangan banjir, serta kemungkinan asuransi
bencana banjir.
Kedua, berupa manajemen di hulu daerah aliran sungai, antara lain
pengedalian erosi, pengendalian perizinan pemanfaatan lahan, tidak
membuang sampah dan limbah ke sungai, kelembagaan konservasi,
pengamanan kawasan lindung, peningkatan kapasitas dan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan konservasi.
Rumah akrab banjir
Hingga dekade yang lalu, cita-cita para ahli banjir masih terus
mengumandangkan slogan "bebas banjir" dengan memaksakan teknologi
untuk melawan banjir, antara lain sodetan, tanggul sungai, bendungan, dan
sebagainya. Namun, dalam diskusi dan publikasi mutakhir tentang manajemen
bencana banjir, terjadi perubahan paradigma. Di Vietnam, khususnya warga
yang hidup di DAS Mekong, \-ang semula bermimpi untuk bebas dari banjir
(free from flood), akhirnya memutuskan hidup bersama banjir [living with

10
flood), antara lain dengan mengubah rumah-rumah mereka menjadi rumah
panggung.
Saat ini, banyak institusi penelitian yang melakukan penelitian konsep
rumah akrab banjir, salah satunya Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman (Puskim), di Jalan Pa-nvaungan. Cileunyi Wetan, Kabupaten
Bandung. Ada yang unik dari desain rumah akrab banjir kreasi peneliti Puskim
ini, bukan berupa rumah panggung, tetapi rumah apung, yang bisa naik turun
sesuai ketinggian banjir. Apa pun desainnya, sebaiknya kreasi para peneliti ini
segera diimplentasikan di daerah rawan banjir bekerja sama dengan dunia
usaha.
Mengajak masyarakat membangun rumah panggung merupakan
tantangan tersendiri, selain perlu uang ekstra untuk rekonstruksi rumah, juga
perlu sosialisasi membiasakan diri hidup di rumah panggung. Namun, cara
hidup akrab bersama banjir seperti ini relatif lebih murah dan berkelanjutan
dibandingkan dengan cara relokasi maupun penerapan metode teknologi
penanggulangan banjir yang belum tentu berhasil.
Tentunya komitmen hidup akrab bersama banjir, tetap dilandasi
semangat tidak melanggar peraturan yang berlaku. Misalnya Perda Provinsi
Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung yang
mengamanatkan perlunya perlindungan terhadap sempadan sungai untuk
melindungi fungsi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
merusak kondisi sungai serta mengamankan aliran sungai. Salah satu criteria
sempadan sungai disebutk; sekurang-kurangnya tiga puluh meter dihitung dari
tepi sungai untuk sungai yang tidak ber-tanggul. Penanggulangan banjir
memang kompleks, apalagi masyarakat tidak diajak berperan, jadi memang
pantas ada sindiran bahwa sejak tiga dekade lalu telah sejuta rencana, tetapi
penanggulangan banjir belum juga berhasil.

H. Mitigasi pra banjir, saat banjir, dan pasca banjir


 Tindakan sebelum terjadi banjir

11
Sebelum terjadi bencana kita harus sudah bisa memilih dan menentukan beberapa
lokasi yang bisa kita jadikan sebagai tempat penampungan jika terjadi bencana.

1. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila
terjadi bencana banjir.
2. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota
keluarga akan berkumpul usai bencana terjadi.
3. 3. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang
dibutuhkan seperti: Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil
berisi obat-obatan penting, lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan
korek api, kain sarung, satu pasang pakaian dan jas hujan, surat berharga,
fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan kantong plastik, serta nomor-
nomor telepon penting.
4. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
5. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
6. Tanam lebih banyak pohon besar.
7. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
8. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
9. Membangun sistem peringatan dini banjir.
10. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
11. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan
bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
12. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
13. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
14. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga
daerah resapan air.

 Tindakan Saat Terjadi Banjir

1. Jangan panik.
2. Pada saat terjadi bencana banjir, warga yang berada di daerah rawan
bencana banjir diminta memantau perkembangan cuaca, bila hujan terus
terjadi tidak henti-hentinya, diimbau waspada dan berhati- hati untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah

12
memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada
tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan
untuk evakuasi korban.
4. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. segera
selamatkan diri dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang
tinggi.
5. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa
mengapung sebisanya.
6. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
7. Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
8. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak
rusak atau hilang terbawa banjir.
9. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar
untuk tindakan selanjutnya.
10. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
11. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
12. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
13. Menggunakan air bersih dengan efisien.

 Tindakan sesudah banjir

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sesudah terjadi bencana antara lain:

1. Pemberian bantuan misalnya tempat perlindungan darurat bagi mereka


yang kehilangan tempat tinggalnya.
2. Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah.
3. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
4. Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air
limbah(SPAL).
5. Pemberian bantuan yang meliputi kesehatan lingkungan, dan
pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik
kesehatan dan bahan makanan.
6. Menjaga agar sistem pembuangan limbah dan air kotor agar tetap
bekerjapada saat terjadi banjir.
7. Menjauhi kabel atau instalasi listrik lainnya.

13
8. Menghindari memasuki wilayah yang rusak kecuali dinyatakan aman
misal bangunan yang rusak atau pohon yang miring.
9. Memeriksa dan menolong diri sendiri kemudian menolong orang di dekat
kamu yang memerlukan bantuan.
10. Mencari anggota keluarga.
11. Jika keadaan sudah aman, masuk rumah dengan hati-hati, jangan
menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
12. Membersihkan lumpur
13. Periksa persediaan makanan dan air minum. Jangan minum air dari sumur
terbuka karena sudah terkontaminasi. Makanan yang telah terkena air
banjir harus dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi diberbagai daerah
di negri kita, misalnya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya yang tidak kalah
besar dan banyak memakan korban.
Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan
manusia sendiri, misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar dihutan,
maka terjadilah banjir, kemudian adanya pembuangan sampah sembarangan
sehingga mengakibatkan aliran air tersumbat, maka jadilah banjir.
Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya
sikap atau prilaku menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang

14
efektif untuk menganggulangi ketika terjadinya banjir adalah membuat rumah
akrab banjir.

B. SARAN
Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini Agar
Tidak Terjadi Hal-hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir”.
Jaga kebersihan lingkungan merupakan kewajiban bagi kita agar terhindar
dari bencana banjir yang akan membawa bencana yang lainnya, seperti kematian
yang diakibatkan penyakit yang menyerang saat banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010. Banjir DKI Jakarta.


http://www.google.co.id/search?hl=id&xhr=t&q=penebangan
%20hutan&cp=5&pq=banjir+laut+pasang&um=1&biw=1280&bih=653
&ie=UTF-8&sa=N&tab=iw#hl=id&pq=cara%20mencegah
%20banjir&xhr=t&q=bencana+banjir&cp=9&pf=p&sclient=psy&biw=1
280&bih=610&source=hp&aq=0&aqi=&aql=&oq=bencana+b&pbx=1&
fp=b7d313ff563e5539
Widodo, 2010. Bencana Penyakit Pasca Banjir. http://web.dinkes-
dki.go.id/dinkesdki/index.php?
option=com_content&view=article&id=50:bencana-penyakit-paska-

15
bencana-banjir&catid=63:penyakit-dan-gangguan-kesehatan-
lainnya&Itemid=151

16

Anda mungkin juga menyukai