Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang dalam
(internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, di mana
gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan
dingin (lihat gambarnya di sini dan sini, karena kedua bidang ilmu ini memang
memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama berkecimpung dengan fluida. Para
ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas
yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung
dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut.
Pembahasan mengenai gelombang dalam oseanografi secara umum dapat
dibagi menjadi 2 bagian yaitu gelombang permukaan dan gelombang internal.
Gelombang permukaan adalah fenomena yang akan kita temui ketika mengamati
permukaan air laut, dan biasa disebut sebagai ombak. Salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya ombak adalah embusan angin, di samping ada pula
faktor lain seperti pasang surut laut yang terjadi akibat adanya gaya tarik bulan
dan matahari.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud dengan tsunami?
b.Apa penyebab dari bencana tsunami?
c. Gejala apa saja yang muncul sebelum tsunami terjadi?
d.Bagaimana poses terjadinya tsunami?
e. Apa akibat dari bencana tsunami?
f. Bagaimana upaya untuk pencegahan serta penanggulangan tsunami?
g.Dimana saja kawasan yang pernah terjadi bencana tsunami?

1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Laporan ini di tulis untuk mengetahui serta membahas apa saja yang
menyebabkan tsunami,,, dampak nya serta kerugiannya yang di akibatkan oleh
kejadian tsunami tersebut.

1.4 Tujuan Peneltian


a. Agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang tsunami.
b. Agar pembaca dapat mengetahui gejala yang timbul sebelum tsunami untuk
dapat mengambil tindakan antisipasi.
c. Agar pembaca dapat mengetahui dan bertindak dengan tepat sebelum maupun
pasca tsunami.
d. Agar pembaca dapat memahami dampak dari bencana tsunami untuk diambil
hikmahnya.
e. Menambah wawasan pembaca akan kejadian tsunami yang telah terjadi di
dunia.

1.5 Manfaat Peneitian


Manfaat penelitian laporan ini bagi penulis adalah sebagai bahan renungan
betapa dasyat nya alam semesta ini,, betapa agungnya ciptaan tuhan serta betapa
kecilnya kita jika di bandingkan dengan alam ini,maksudnya manfaat dari
penelitian ini adalah bahwa kita harus banyak bersyukur serta harus menjaga
alam yang ada saat ini meski sudah hancur sepertii saat ini.

1.6 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
1.3 Ruang lingkup penelitian
1.4 Tujuan penelitian
1.5 Manfaat penelitian
1.6 Sistematika penulisan

2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Macam dan jenis
2.3 Manfaat
2.4 Keuntungan dan kerugian
2.5 Penanganan
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tujuan penelitian
3.2 Landasan teori
3.3 Pengumpulan dan pengolahan data
3.4 Pembahasan
3.5 Kesimpulan dan saran
3.6 Proses penelitian

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS


4.1 Pembahasan
4.2 Analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi
yang terjadi di dasar laut. Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada
kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa
mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat
jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm.
Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya
tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang
gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih
waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1
jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini
menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter
dan bersifat merusak.

2.2 Macam dan Jenis Tsunami


a. Tsunami lokal
Tsunami lokal adalah tsunami yang menyebabkan kerusakan dalam jarak
relatif dekat dengan kejadian penyebab tsunami. Secara khusus, kegiatan
bawah air – biasanya gempa bumi – akan menghasilkan tsunami lokal yang
terjadi di kedalaman 100 km, kurang lebih 60 mil, dari kerusakan tanah yang
dihasilkan. Tsunami ini dapat menghancurkan karena waktu antara peristiwa
di bawah air dan kedatangan tsunami dapat berada di bawah satu jam – dan
kadang-kadang kurang dari 10 menit. Ini tidak menyediakan waktu yang
cukup untuk evakuasi yang komprehensif.
b. Tsunami Regional
Tsunami regional adalah salah satu jenis tsunami yang menyebabkan
kerusakan yag terjadi antara 100 km sampai 1.000 km dari peristiwa bawah
laut yang menyebabkan tsunami. Dalam beberapa kasus, banyak kerusakan

4
terjadi di luar 1.000 km perimeter. Tsunami Regional menyediakan waktu
peringatan sedikit lebih besar dari tsunami lokal, gelombang bergerak sampai
darat antara satu sampai tiga jam dari peristiwa yang menyebabkan mereka.
Dalam area 1.000 km, hanya satu sampai tiga jam mungkin tidak memberikan
cukup waktu bagi orang untuk mengevakuasi dengan aman.
c. Tsunami jarak jauh
Tsunami jarak jauh, juga disebut tele-tsunami atau tsunami laut-lebar –
berasal dari kegiatan yang sangat kuat dan merusak lebih dari 1.000 km dari
daratan. Ada lebih banyak waktu untuk mengungsi dan melarikan diri dari
tsunami jarak jauh, tetapi juga mencakup massa yang lebih besar dari tanah
dan cenderung menyebabkan kerusakan yang luas dan tersebar luas.

2.3 Manfaat Dari kejadian tsunami


Untuk manfaat sendiri hampir kecil kemungkinan untuk manfaat yang dapat
diperoleh. Namun disamping itu dari kejadian tsunami ini ada beberapa kejadian
yang bisa diperoleh oleh ilmuwan untuk di teliti salah satunya adalah tsunami early
warning system disebut dengan Ina-TEWS
Berikut adalah manfaat tsunami early warning system :
1. Sebagai alat untuk mendeteksi berbagai gejala alam yang kemungkinan dapat
menyebabkan tsunami.
2. Mencari dan menentukan pusat terjadinya gempa dan menentukan apakah gempa
tersebut berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak.
3. Memberikan prediksi kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan dengan
mengetahui besaran gempa yang terjadi.
4. Memberikan informasi dan menentukan daerah yang kemungkinan akan terkena
dampak dari terjadinya tsunami.
5. Memberikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga jumlah korban jiwa
dapat diminimalkan.

2.4 Keuntungan dan Kerugian


a. Keuntungan
Seperti yang telah di jelaskan di bab sebelumnya bahwa hampir tidak ada
keuntungan yang dapat diperoleh dari kejadian tsunami tersebut namun hanya

5
sebagian kecil saja yang bisa kita sebut sebagai keuntungan yaitu salah
satunya dengan adanya kejadian tsunami ini para ilmuan bisa menciptakan
TEWS.
Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban
bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling
membutuhkan satu sama lain
Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan
kita serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi baru untuk
penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan
konstruksi yang lebih baik

b. Kerugian

Efek tsunami sangat menghancurkan. Mereka adalah salah


satu bencana alam terburuk di dunia yang bisa melanda sebuah ne-
gara. Kerusakan akibat tsunami pertama kali disebabkan oleh keku-
atan gelombang pasang yang sangat besar yang menerpa garis pantai.
Banjir tsunami kemudian terus menyebabkan kerusakan beber-
apa minggu lagi.

Dampak tsunami di negara ini selama periode berkisar dari


kerusakan dan kehancuran, kematian, cedera, kerugian jutaan dolar

6
dalam finansial dan masalah psikologis jangka panjang bagi penduduk
di wilayah tersebut. Dampak awal tsunami sering dipublikasikan di
seluruh dunia melalui media berita. Namun, efek sebenarnya terus
berlanjut selama bertahun-tahun setelah bencana alam menyerang.
Bagi banyak orang yang terkena dampak, mereka tidak akan
pernah melupakan siksaan mengerikan karena tertangkap dalam
tsunami. Bekas luka yang ditimbulkan di atas tanah dapat hadir se-
lama beberapa dekade yang akan datang dan ini hanya berfungsi seba-
gai pengingat bagi orang-orang yang tinggal di daerah yang men-
galami kerugian mengerikan akibat tsunami.
Kehancuran dan Kerusakan Akibat Tsunami
Gelombang pasang tsunami menerobos garis pantai dan bisa meng-
hancurkan apapun yang dilalui olehnya. Ini termasuk kapal, bangu-
nan, rumah, hotel, mobil, pepohonan, saluran telepon dan apa saja
yang menghalangi jalannya.

Begitu ombak telah merobohkan infrastruktur di pantai, gelombang


terus berlanjut ke daratan sejauh beberapa mil, melenyapkan bangu-
nan dan rumah lagi. Saat air mengalir melintasi daratan, ia bisa
menyapu lebih banyak pohon, kebun, garasi, mobil dan peralatan bu-
atan manusia lainnya.
Tsunami sering melanda negara-negara miskin dan kurang berkem-
bang di sekitar Asia Selatan yang dekat dengan ” ring of fire ” di

7
samudera pasifik, area dengan aktivitas seismik tinggi. Karena ne-
gara-negara ini miskin bangunan, mereka tidak dibangun kuat untuk
menahan bencana alam seperti Tsunami.
Artinya saat air menyentuh bangunan mereka mudah hanyut. Air
meninggalkan jejak kehancuran yang terlihat seperti bom besar yang
meledak di daerah tersebut. Seluruh kota dan desa sering hancur
dalam beberapa menit.
Perahu Angkatan Laut Terbawa 2km ke Daratan oleh Tsunami
Samudera Hindia pada tahun 2004
Untuk mendapatkan gambaran betapa kuatnya tsunami, lihatlah gam-
bar di bawa, kapal angkatan laut Thailand 813. Kapal itu ditambatkan
satu mil di laut lepas pantai Khao Lak, provinsi Phang Nga di Thai-
land saat tsunami terjadi. Pada tanggal 26 Desember 2004. Perahu
logam besar dan sangat kuat dililitkan seperti mainan.

Air membawa perahu 2km ke daratan melalui bangunan dan tress, se-
belum menjatuhkannya di sebidang tanah. Sekitar 4.500 orang tewas
di Khao Lak, sebuah daerah kecil di selatan Thailand di pantai timur.
Perahu Angkatan Laut ditinggalkan di tempat peristirahatannya dan
sebuah peringatan telah dibangun di sekitarnya.
Kematian
Ada sedikit peringatan sebelum Tsunami melanda. Ini berarti bahwa
orang yang tinggal di kota dan desa di pesisir tidak punya waktu un-

8
tuk melarikan diri. Sayangnya salah satu dampak besar dan dampak
terburuk dari Tsunami adalah biaya bagi kehidupan manusia. Ratusan
dan ribuan orang terbunuh oleh Tsunami.

Kekuatan gelombang tsunami dapat membunuh orang secara instan


atau mereka mungkin tenggelam saat air mengalir di darat. Orang
mungkin juga terbunuh jika sebuah bangunan dilanda tsunami
dan akan menghantamnya.
Mereka juga bisa disetrum jika kabel jatuh ke air atau bisa terbunuh
oleh api atau ledakan. Tsunami yang melanda Asia Selatan dan Afrika
Timur pada 24 Desember 2004 membunuh 31.187 orang di Sri Lanka.
Ada 4.280 orang hilang dan 23.189 lainnya cedera.
Penyakit
Tsunami membanjiri daerah yang paling dekat dengan pantai. Hal ini
dapat menyebabkan penyakit menyebar di air yang stagnan. Penyakit
seperti malaria terbentuk saat air stagnan dan terkontaminasi. Hal ini
dapat menyebabkan lebih banyak penyakit.

9
Penyakit juga bisa menyebar dari mayat yang mulai membusuk di
tanah begitu air telah mereda. Ini terjadi di Indonesia pada tahun
2004. Sebenarnya, satu petugas keamanan BBC benar-benar mem-
bakar mayat bayi karena telah dipenuhi dengan belatung dan risiko
penyebaran penyakit menyebabkan risiko bagi awak televisi.
Seringkali infastruktur seperti limbah dan persediaan air bersih untuk
minum-minum rusak akibat tsunami. Hal ini membuat lebih sulit bagi
orang untuk tetap sehat dan untuk penyakit yang akan diobati. Dalam
kondisi seperti ini penyakit cenderung menyebar.
Biaya
Segera ada biaya besar saat tsunami terjadi. Tim penyelamat masuk ke
daerah tersebut dan korban tsunami perlu diobati. Pemerintah di selu-
ruh dunia dapat membantu biaya membawa bantuan ke daerah yang
terkena dampak tsunami. Mungkin juga ada seruan dan sumbangan
dari orang-orang yang telah melihat gambar area di media.

Setelah biaya awal operasi penyelamatan ada biaya pembersihan. Pu-


ing-puing dari kerusakan akibat tsunami perlu dibersihkan. Bangunan
yang rusak yang tidak lagi aman secara struktural
mungkin perlu dirobohkan.

Ada juga biaya yang berasal dari hilangnya pendapatan ekonomi lokal
dan juga kerugian masa depan karena daerah tersebut akan rusak un-

10
tuk beberapa lama. Total biaya keuangan tsunami bisa jadi jutaan atau
bahkan miliaran dolar. Sulit untuk menempatkan angka excat pada bi-
aya moneter tapi sangat banyak.

Efek psikologis
Korban tsunami menderita masalah psikologi pada hari-hari dan
minggu setelah penghancuran. Ini bahkan bisa berlanjut selama
bertahun-tahun, seringkali seumur hidup mereka. Sebuah studi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia mengenai korban tsunami di Sri Lanka
pada tanggal 24 Desember 2004 menemukan bahwa tiga sampai em-
pat minggu setelah tsunami antara 14 dan 39 persen anak-anak men-
galami gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Dalam studi lain, 41 persen remaja dan sekitar 20 persen dari ibu re-
maja tersebut memiliki PTSD empat bulan setelah kejadian tersebut.
Banyak orang dari daerah Peraliya di Sri Lanka dimana 2.000 orang
meninggal dan 450 keluarga menjadi tunawisma mengalami masalah
hingga dua tahun setelah tsunami.
Mereka cemas dan stres karena merasa hidup mereka dalam bahaya
akibat tsunami lain. Mereka juga menderita kesedihan karena mereka
mengenal seseorang yang telah meninggal dunia. Ada juga orang
yang mengalami depresi karena mereka kehilangan rumah, uang atau
bisnis mereka dalam tsunami. Banyak yang masih memiliki PTSD.

2.5 Penanganan
Tsunami adalah masalah kita bersama bukan hanya pemerintah yang harus
menangani semua ini. Masyarakatpun harus ikut andil dalam penanganan
tsunami yang terjadi adapun tindakan yang bisa kita lakukan ketika terjadinya
tsunami adalah

11
Jika bencana alam sudah terjadi , langkah pertama yang harus diambil adalah
penyelamatan diri . Beberapa langkah penyelamatan pada saat bencana , antara
lain sebagai berikut:
1. Penyelamatan saat terjadi gempa bumi
2. Cara menghadapi tsunami
3. Saat terjadi banjir
4. Penanggulangan Akibat Kebakaran Hutan
5. Evakuasi Korban Luka – Luka ke Rumah Sakit

12
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui semua hal yang berkaitan dengan tsunami seperti
penyebab serta bagaimana terjadinya tsunami.

3.2 Landasan Teori


su = Pelabuhan
Nami = Gelombang
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi karena adanya gangguan
impulsif pada laut. Gangguan impulsif tersebut terjadi akibat adanya perubahan
bentuk dasar laut secara tiba-tiba dalam arah vertikal (Pond and Pickard, 1983)
atau dalam arah horizontal (Tanioka and Satake, 1995). Perubahan tersebut
disebabkan oleh tiga sumber utama, yaitu gempa tektonik, letusan gunung api,
atau longsoran yang terjadi di dasar laut (Ward, 1982). Dari ketiga sumber
tersebut, di Indonesia gempa merupakan penyebab utama (Puspito dan Triyoso,
1994). Terkait masalah tersebut maka penyusun akan memaparkan beberapa hal
penting yang menyangkut tsunami pada point pembahasan di bawah.

3.3 Pengumpulan Dan Pengolahan Data


Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah meto
de kepustakaan. Karya tulis ini dibuat berdasarkan sumber-
sumber dari internet sebagai bahan pengumpulan data yang obyektif.
1 November 1755, setelah gempa bumi kolosal menghancurkan Lisbon,
Portugal dan pegunungan di Eropa, orang menyelamatkan diri dengan
menggunakan perahu. Namun Tsunami akhirnya menyusul. Peristiwa
mengerikan secara bersamaan tersebut membunuh lebih dari 60 ribu orang.

27 Agustus 1883, letusan gunung Krakatau memicu terjadinya tsunami yang


menenggelamkan 36 ribu orang Indonesia yang berada di pulau Jawa bagian

13
barat dan utara Sumatera. Kekuatan gelombang mendorong 600 ton blok terumbu
karang menuju tepi pantai bersama dengan arus tsunami yang besar.

15 Juni 1896, gelombang setinggi 30 meter, disebabkan oleh gempa bumi


menyapu pantai timur Jepang. Sebanyak 27 ribu orang menjadi korban.

1 April 1946, tsunami April Fool, dipicu sebuah gempa yang terjadi di Alaska,
membunuh 159 orang, dan kebanyakan berada di kepulauan Hawaii.

9 Juli 1958, diingat sebagai tsunami terbesar yang pernah dicatat oleh masa
modern, Gempa di Teluk Lituya Alaska disebabkan oleh tanah longsor yang
awalnya dipicu oleh gempa bumi berskala 8,3 skala richter. Gelombang sangat
tinggi, tetapi karena wilayah tersebut relatif terisolasi dan kondisi geologinya
unik maka tsunami tidak menyebabkan banyak kerusakan. Tapi hanya
menenggelamkan satu perahu dan membunuh dua orang

22 Mei 1960, salah satu gempa besar yang tercatat manusia terjadi di Chile
sebesar 8,6 skala richter, menciptakan tsunami yang menerjang pantai Chile
dalam waktu kurang dari 15 menit. Gelombang setinggi 25 meter
membunuh 1500 orang di Chile dan Hawaii,menjadi tsunami yang cukup besar.

27 Maret 1964, dikenal sebagai gempa bumi Good Friday Alaska, dengan
kekuatan sekitar 8,4 skala richter menggulung dengan kecepatan 400 mil per jam
tsunami di Valdez Inlet dengan ketinggian 6,7 meter, membunuh lebih dari 120
orang.Sepuluh orang yang menjadi korban di kota Crescent, di utara California,
yang sempat menyaksikan gelombang setinggi 6,3 meter

23 Agustus 1976, sebuah tsunami di barat daya Filipina membunuh 8 ribu korban
jiwa akibat gempa bumi yang terjadi 30 menit setelah adanya gempa.

17 Juli 1998, sebuah gempa berkekuatan 7,1 skala richter menyebabkan tsunami
di Papua Nugini yang membunuh 2200 orang dengan sangat cepat.

26 Desember 2004, gempa kolosal dengan kekuatan 9,1 dan 9,3 skala richter
setinggi 3,5 meter mengguncang Indonesia dan membunuh 230 ribu jiwa,
sebagian besar karena tsunami. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa
Sumatera-Andaman dan tsunami yang terjadi kemudian dikenal sebagai tsunami
lautan Hindia. Gelombang yang terjadi menimpa banyak belahan dunia lain,
sejauh hingga Nova Scotia dan Peru.

14
2006 – 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan
pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau
Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari
selatan kota Ciamis

2007 – 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian


tsunami 3-4 m.

2010 – 27 Februari, Santiago, Chili,yang memakan korban jiwa yang tidak


sedikit.

11 maret 2011, Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter pada kedalaman 24,4
kilometer di sebelah pantai timur Honshu, Jepang, pada 11 Maret 2011 pukul
12.46 WIB atau 14.46 waktu setempat, tercatat sebagai gempa bumi terbesar
ketujuh di dunia.

3.4 Pembahasan
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara
harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut,
atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap
fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat
merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan
pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter.
Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi

15
karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang
terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Tsunami tidak akan terjadi jika tidak ada faktor pemicu. Faktor penyebab
terjadinya tsunami ini adalah:
Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi
menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab
terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan kriteria sebagai berikut:
 Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
 Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
 Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
 Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun).
Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan
gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya
area patahan yang terjadi.
Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat
memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi,
letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor. Bagaimanapun juga,
penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah
permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari
adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk
membangkitkan tsunami. Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera
berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya.
Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa
terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di
daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan
gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen,
proses ini disebut juga dengan subduksi.
Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik
(gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi padatahun
1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.

16
Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat padatanggal 10-11 April
1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang beradadi wilayah ring of fire (sabuk
berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
Longsor bawah laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera
dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan
pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan
nama tsunamic submarine landslide.
Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya
tsunami.
Gejala Tsunami
 Diawali dengan gempa bumi.
 Air laut tiba-tiba surut
 Bau garam menyengat
 Langit tampak berwarna hitam
 Terjadi ledakan yang dahsyat
Sistem Peringatan DIni
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii,
mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani
kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi
seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat
dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atu permukaan laut yang
terknoneksi dengansatelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama dengan perangkat yang
mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang
tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana
yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya
tsunami pernah dicoba di Hawai pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang
lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1
April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami

17
Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan
peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST
Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh
USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga
jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun
proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter
dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat
dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa
besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan
waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh
rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor
alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya
corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu
kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa
dimodelkan secara akurat.
Sistem peringatan dini di indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah
mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian
Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini
memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang
berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang
disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat
peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak,
baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional,
lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian
Negara Riset dan Teknologi(RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan
bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN

18
TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika).
Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu
paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen:
a. Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
b. Peramalan,
c. Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
d. Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.
Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem
kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional,
nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat
Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu
kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan
mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara
simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah
gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan
berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu.
Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data
gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan
dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi
apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga
diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui
beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media).
Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada
masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke
pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara
penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile,
Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai
fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).

19
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun
banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga
saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu,
kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu
siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini
Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar
Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk
Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa
seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai.
Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius
komunikasinyapun relatif cukup memadai.
Rambatan Tsunami
Kecepatan rambat gelombang tsunami berbeda-beda, tergantung pada
kedalaman laut. Di laut dalam, kecepatan rambat tsunami mencapai 500 –
1000km per jam atau setara dengan kecepatan pesawat terbang namun
ketinggiangelombangnya hanya sekitar 1 meter.Ketika gelombang tsunami ini
sudah mendekati pantai, kecepatan rambatnya hanya sekitar 30 km per jam,
namun ketinggian gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Ini sebabnya
banyak orang yang sedang berlayar di laut dalam tak menyadari adanya tsunami.
kehancuran mengerikan yang disebabkan oleh tsunami.
Karakteristik Tsunami
Kecepatan Tsunami
Secara empiris, kecepatan tsunami tergantung pada kedalaman laut dan
percepatan gravitasi di tempat tersebut. Untuk di laut dalam, kecepatan tsunami
bisa setara dengan kecepatan pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. Semakin
dangkal lautnya, kecepatan tsunami semakin berkurang, yaitu berkisar antara 2
– 5 km/jam.
Ketinggian Tsunami
Ketinggian gelombang Tsunami berbanding terbalik dengan kecepatanya.
Artinya, jika kecapatan tsunami besar, tetapi ketinggian gelombang tsunami
hanya beberapa puluh centimeter saja. Sebaliknya untuk di daerah pantai,

20
kecepatan tsunaminya kecil, sedangkan ketinggian gelombangnya cukup tinggi,
bisa mencapai puluhan meter.
Ketinggian tsunami di pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah bentuk pantainya. Ada 2 (dua) bentuk pantai yaitu :
1. Pantainya terjal
Bentuk pantai seperti ini mengakibatkan bagian utama dari energi tsunami
dipantulkan oleh slope (pembatas). Sehingga pemantulannya secara utuh
mengikuti periode tsunami, tanpa pecah. Tinggi gelombang yang gelombang
yang dihasilkan antara 1 – 2 meter.

2. Pantainya Landai
Bentuk pantai ini mengakibtkan energi tsunami akan dinaikkan oleh pantai,
disini berlaku prinsip dasar energi, yakni energi selalu konstan. Sehingga jika
kecepatannya berkurang maka amplitudonya besar, panjang gelombangnya
berkurang dan mengakibatkan pecahnya gelombang. Hal inilah yang
mengakibatkan tinggi gelombang tsunami bisa mencapai puluhan meter.
Skema Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi,
longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah
akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami
diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau
turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang
berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang
ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana
gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per
jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih
50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di

21
tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa
meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai
tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan
mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi
juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup
ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat
mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa
yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut
naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di
atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor
yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat
terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Mitigasi Tsunami
Mitigasi meliputi segala tindakan yang mencegah bahaya, mengurangi
kemungkinan terjadinya bahaya, dan mengurangi daya rusak suatu bahaya
yang tidak dapat dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi
darurat. Mitigasi dapat didefinisikan sebagai “aksi yang mengurangi atau
menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya
terhadap manusia dan harta-benda” (FEMA, 2000). Mitigasi adalah usaha
yang dilakukan oleh segala pihak terkait pada tingkat negara, masyarakat dan
individu.
Untuk mitigasi bahaya tsunami atau untuk bencana alam lainnya,
sangat diperlukan ketepatan dalam menilai kondisi alam yang terancam,
merancang dan menerapkan teknik peringatan bahaya, dan mempersiapkan
daerah yang terancam untuk mengurangi dampak negatif dari bahaya
tersebut. Ketiga langkah penting tersebut: 1) penilaian bahaya (hazard
assessment), 2) peringatan (warning), dan 3) persiapan (preparedness) adalah
unsur utama model mitigasi. Unsur kunci lainnya yang tidak terlibat langsung

22
dalam mitigasi tetapi sangat mendukung adalah penelitian yang terkait
(tsunami-related research).
Cara penanggulangan Tsunami
 Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
 Melaksanakan evakuasi secara intensif.
 Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
 Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
 Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta
pendistribusian
 logistik yang diperlukan.
 Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
 Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
 Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan
pula dengan
 tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
 Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
Upaya Penyelamatan diri saat terjadi Tsunami
 Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat.
Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati
pantai dan lautan.
 Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat
pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju
ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan
perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air
laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah

23
lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil
memberitahukan teman-teman yang lain.
 Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan
perahu ke laut.
 Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun
ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
 Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban.

3.5 Kesimpulan dan Saran


Setelah melakukan penelitian akhirnya kami sebagai penyusun berhasil
membuat laporan karya I;miah tentang bagaimana terjadinya tsunami. Dimulai
dari penyebab serta jenis jenis tsunami. Selain observasi penyusu juga
melengkapi data yang ada dari berbagai sumber di internet.
Saran sebagai sesame penulis carilah informasi yang akurat yag dapat di
percaya. Serta jangan pernah lelah dalam menggali informasi demi sebuah karya
tulis yang sempurna.

3.6 Proses Penelitian


Proses penelitian ini dilakukan secara bertahap dimulai dari pencarian bahan,
pendalaman materi serta observasi. Semua dilakukan secara bersama sama dan
penyusun melengkapinya dari berbagai sumber terpercaya (kepustakaan)

24
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Pembahasan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi, tanah
longsor, meteor atau letusan gunung berapi yang terjadi di laut.
Terjadinya Tsunami diakibatkan oleh adanya gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air meluap ke daratan, seperti letusan gunung api,
gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami
adalah akibat gempa bumi bawah laut.
Dampak Tsunami sebagian besar mengakibatkan kerusakan parah dan banyak
menelan korban jiwa dan harta benda sehingga perlu adanya upaya untuk
menghadapi tsunami baik dalam keadaan waspada,persiapan,saat terjadi tsunami
dan setelah terjadi tsunami.
Ada pula berbagai macam cara untuk menanggulangi bencana tsunami.

4.2 Analisis
Tsunami bencana yang maha dasyat tidak akan pernah terjadi tanpa ada
sebabnya. Masalah utama dari bencana ini selain kehendak tuhan yang
menjadikan tsunami adalah manusia yang serakah dalam mengeksploitasi alam
jadi kesalahan terbesar atas semua kejadian ini adalah mausia itu sendiri.

25
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi
yang terjadi di dasar laut. Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada
kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa
mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat
jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm.
Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya
tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang
gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih
waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1
jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini
menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter
dan bersifat merusak.
Macam dan Jenis Tsunami
Tsunami lokal
Tsunami lokal adalah tsunami yang menyebabkan kerusakan dalam jarak
relatif dekat dengan kejadian penyebab tsunami. Secara khusus, kegiatan
bawah air – biasanya gempa bumi – akan menghasilkan tsunami lokal yang
terjadi di kedalaman 100 km, kurang lebih 60 mil, dari kerusakan tanah yang
dihasilkan. Tsunami ini dapat menghancurkan karena waktu antara peristiwa
di bawah air dan kedatangan tsunami dapat berada di bawah satu jam – dan
kadang-kadang kurang dari 10 menit. Ini tidak menyediakan waktu yang
cukup untuk evakuasi yang komprehensif.
Tsunami Regional
Tsunami regional adalah salah satu jenis tsunami yang menyebabkan
kerusakan yag terjadi antara 100 km sampai 1.000 km dari peristiwa bawah
laut yang menyebabkan tsunami. Dalam beberapa kasus, banyak kerusakan
terjadi di luar 1.000 km perimeter. Tsunami Regional menyediakan waktu

26
peringatan sedikit lebih besar dari tsunami lokal, gelombang bergerak sampai
darat antara satu sampai tiga jam dari peristiwa yang menyebabkan mereka.
Dalam area 1.000 km, hanya satu sampai tiga jam mungkin tidak memberikan
cukup waktu bagi orang untuk mengevakuasi dengan aman.
Tsunami jarak jauh
Tsunami jarak jauh, juga disebut tele-tsunami atau tsunami laut-lebar –
berasal dari kegiatan yang sangat kuat dan merusak lebih dari 1.000 km dari
daratan. Ada lebih banyak waktu untuk mengungsi dan melarikan diri dari
tsunami jarak jauh, tetapi juga mencakup massa yang lebih besar dari tanah
dan cenderung menyebabkan kerusakan yang luas dan tersebar luas.

5.2 Saran
Untuk mengantisipasi datangnya tsunami yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan dengan tepat kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan
beberapa langkah sebagai berikut :
Selalu waspada dan memantau dengan aktif informasi tentang bahaya tsunami
dari pihak yang berwenang terhadap adanya potensi tsunami terutama penduduk
yang bermukim didekat pantai.Menentukan tempat-tempat berlindung yang tinggi
dan aman jika terjadi tsunami. Menyediakan persediaan makanan dan air minum
untuk keperluan darurat dan pengungsian. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau
dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian seperti
perlengkapan P3K atau obat-obatan.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan
terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pembuatan makalah dan presentasi
ini. Serta kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kessalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas
Pendidikan Lingkungan Hidup, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan,
pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan selanjutnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

 http://psb-psma.org/
 http://ariatmancool.blogspot.com/2010/11/makalah-tentang-tsunami.html
 http://cahyocenok.blogspot.com/2012/11/makalah-tentang-tsunami.html
 http://alhiedjamal.wordpress.com/2012/11/05/makalah-tsunami/
 http://makalahtsunami.blogspot.com/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami/
 http://ismorosiyadi.blogspot.com/2011/11/artikel-tsunami.html/
 http://forum.upi.edu/v3/index.php?topic=13675.0/
 http://www.anneahira.com/proses-tsunami.htm/
 http://harytami3.wordpress.com/2009/03/05/tsunami-penyebab-dan-akibatnya/
 http://www.anneahira.com/penyebab-terjadinya-tsunami.htm
 http://dwiwidiyastoto.blogspot.com/2010/03/penyebab-dan-cara-
penanggulangan.html
 http://community.um.ac.id/showthread.php?53079-Mekanisme-Tsunami
 http://gugling.com/kenali-ciri-ciri-tsunami.html/
 http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_peta/rwnbanjir/bencana2006/00gem
patsunami15562006.htm
 http://putunaghbali.blogspot.com/2012/04/dampak-positif-dan-dampak-negatif-
dari.html?m=1

28

Anda mungkin juga menyukai