NIM : 21040122120038
Kelas : B – PWK
Menurut Stein (2013), sebagian besar lempeng bumi memiliki ketebalan mencapai
100 km. Sedangkan tektonik merupakan suatu proses pergerakan pada kerak bumi yang
menimbulkan lekukan, lipatan, patahan dan akan berakibat pada tinggi rendahnya permukaan
bumi. Teori tektonik lempeng merupakan suatu teori yang sederhana. Teori tektonik lempeng
sama dengan lapisan terluar dari bumi, yang biasa disebut litosfer.
Lapisan-lapisan keras yang terdiri atas batu-batuan kuat pecah menjadi 7 bagian besar
(ada beberapa bagian kecil), yang biasa disebut dengan lempeng tektonik. Lempeng tektonik
atau litosfer merupakan lempeng tektonik yang dapat mengapung pada bagian atas lapisan,
biasa disebut astenosfer. Perbedaan antara astenosfer dan litosfer adalah suhu diantara
keduanya. Pada astenosfer suhu sangat panas, seperti batu yang ditaruh didalamnya selama
satu hingga dua menit akan meleleh.
Tektonik lempeng
Menurut Carles Leyll (1830), benua dan samudera tidak terjadi perubahan maupun
pergerakan (fixis). Perubahan-perubahan yang terjadi hanya pada bagian permukaan dan
berlangsung secara evolusioner hingga yang dapat kita amati/lihat sekarang. Sedangkan
menurut Mc. Kenzie dan Robert Paker (1968), teori teknik merupakan pandangan bahwa
benua dan samudera mengalami pergerakan (mobile).
Hal tersebut membuat lempeng pada benua terbelah menjadi dua bagian,
sehingga akan timbul intrusi magma pada bagian tengah lempeng yang ditinggalkan.
Intrusi magma akan muncul karena adanya arus konveksi yang mendorong kedua
lempeng bergerak pada arah yang berbeda-beda. Kemudian magma akan mendingin
dan mengeras, sehingga akan terciptanya litosfer samudera baru. Dapat disimpulkan
bahwa evolusi batas divergen memiliki 3 tahapan yaitu :
Batas divergen membuat lempeng yang ada pada litosfer akan bergerak dengan
membelah atau menjauhi antara yang satu dengan yang lainnya
Pada saat lempeng membelah, magma dan astenor akan memenuhi bagian atau
celah yang kosong
Celah-celah tersebut akan membentuk lautan sempit
Misalnya : laut merah dan laut sempit yang terbentuk di Teluk California
3. Batas Transform
Batas transform atau bisa disebut batas geser (Shear Boundary). Hal ini dikarenakan
pada batas transform tidak terdapat litosfer yang dihancurkan, dan juga tidak terdapat
litosfer baru yang diciptakan. Lempeng-lempeng akan cenderung bergerak secara
lateral atau mendatar satu sama lainnya. Namun pada batas ini akan banyak
ditemukan patahan transform (transform fault). Misalnya seperti patahan punggung
laut dengan panjang ratusan kilometer. Patahan jenis ini banyak dijumpai di wilayah
Lautan Pasifik, Atlantik, maupun lautan selatan. Selain itu, batas transform juga
mengakibatkan gerakan relatif sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan) maupun
dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan). Hal ini menciptakan sesar, seperti Sesar
San Andreas di California.
Geologi Struktur
Geologi struktur merupakan suatu ilmu yang mempelajari perihal bentuk arsitektur
pada kerak bumi dan juga gejala-gejala geologi yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada bebatuan. Menurut Bagdlt (1965), geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur individual dari kerak bumi seperti
antiklin-sinklin, sesar sungkup (thrust), sesar-sesar, liniasi, dan lainnya dalan suatu unit
tektonik.
Sedangkan menurut Spenser (1977), geologi struktur terdiri dari struktur primer dan
juga struktur sekunder. Struktur primer merupakan struktur yang terbentuk saaat
pembentukan bebatuan. Misalnya struktur sedimen pada batu-batuan sedimen, struktur aliran
pada batuan beku, dan juga struktur foliasi pada batuan metamorf. Kemudian struktur
sekunder merupakan struktur yang terbentuk setelah adanya proses pembentukan pada
batuan, terutama akibat dari adanya tegasan eksternal yang dapat bekerja setelah
pembentukan batuan. Contoh yang dapat diberikan yaitu kekar, sesar, dan lipatan.
Perpindahan (displacement)
Perputaran (rotasi)
Perubahan bentuk (distrosi)
Lipatan
Lipatan merupakan pembengkokan yang terjadi pada batuan. Struktur geologi ini
terbentuk jika batuan mengalami deformasi plastis akibat bekerjanya compressional stress
(kompresi) selama selang waktu tertentu. Tidak hanya batuan yang bersifat ductile, batuan
yang bersifat brittle pun dapat mengalami perlipatan jika laju deformasinya (strain rate)
rendah.
Antiklin, antiklin adalah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang
terbengkokkan ke atas (menjadi cembung atau concave). Pada antiklin, arah
kemiringan kedua sayap lipatan saling menjauhi hinge.
Sinklin, sinklin adalah lipatan yang dicirikan oleh lapisan batuan yang terbengkokkan
ke bawah (menjadi cekung atau convex). Pada sinklin, arah kemiringan kedua sayap
lipatan saling mendekati hinge.
Kubah (dome), kubah adalah antiklin yang berbentuk melingkar atau elips.
Cekungan (basin), cekungan adalah sinklin yang berbentuk melingkar atau elips.
1. Lipatan simetris : kedua sayap lipatan miring ke arah yang berbeda dengan sudut
kemiringan yang sama
2. Lipatan asimetris : kedua sayap lipatan miring ke arah yang berbeda dengan sudut
kemiringan yang juga berbeda
3. Lipatan isoklinal : kedua sayap lipatan miring ke arah yang sama dengan besar dip
yang sama, terbentuk jika compressional stress terjadi secara intens
4. Lipatan menggantung (overturned/overfold) : kedua sayap lipatan miring ke arah
yang sama, lapisan batuan pada salah satu sayap lipatan mulai terbalikkan
5. Lipatan rebah (recumbent) : kedua sayap lipatan miring ke arah yang sama dengan
posisi axial plane mendekati horizontal, lapisan batuan pada salah satu sayap
lipatan sudah terbalikkan
6. Lipatan chevron : terdapat pembengkokan yang tajam (tidak melengkung) pada
hinge-nya, sayap lipatan membentuk pola zig-zag
7. Monoklin : terbentuk pada lapisan horizontal yang secara lokal memiliki
kemiringan
8. Teras structural : terbentuk pada lapisan miring yang secara lokal memiliki lapisan
horizontal
Kekar
Kekar merupakan retakan yang terjadi pada batuan dan sisi-sisinya tidak mengalami
pergerakan. Kekar sering menjadi tempat mengalirnya fluida hidrotermal, ditandai
dengan kehadiran urat (vein) mineral tertentu hasil presipitasi atau kristalisasi dari fluida
tersebut.
Menurut reaksi batuan terhadap stress (compressional stress), kekar terbagi menjadi 3 macam
yaitu :
Sesar
Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan yang terpotong dengan tiba-tiba)
Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan
Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores-garis, dll
Kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar,
horses/slices,milonit,dll
Silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar
Perbedaan fasies sedimen
Petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet,
terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan struktural
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama sesar terbagi menjadi 3 yaitu :
Husein, S., Struktur, G., & Patahan, S. G. (2022). 6 . Struktur Geologi dan Sumberdaya Bumi
7 . Contoh Struktur Geologi di Jawa Timur Tektonika Lempeng. 1–34.
Putri, R. I., Rahmawati, D., & Rindawati, P. I. (2021). Geologi Dan Mekanisme Struktur
Geologi Di Desa Perjiwa Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Geocelebes, 5(1), 55–62.
https://doi.org/10.20956/geocelebes.v5i1.13123