Anda di halaman 1dari 8

KEKAR (JOINT)

A. Pengertian Kekar (Joint)


Kekar (Joint) merupakan suatu struktur retakan atau rekahan yang
terbentuk pada batuan yang disebabkan oleh gaya/tekanan yang bekerja pada
batuan yang belum mengalami pergeseran. Kekar dapat terbentut akibat adanya
aktifitas tektonik yang menyebabkan deformasi suatu massa batuan ataupun
aktifitas non-tektonik seperti pada saat batuan mengalami diagenesa,
pembekuan, dan lain-lain. Keterdapatan kekar dicirikan oleh:
 Adanya pemotongan bidang pada lapisan batuan.
 Merupakan zona mineralisasi.
 Adanya kenampakan breksiasi.

Sumber : Chaca, 2011


Gambar 1
Kekar (Joint)
B. Macam-Macam Kekar
Kekar beradasarkan genesanya dapat dibagi menjadi 2, yaitu sebagai
berikut :
a. Kekar Gerus (Shear Joint)
Kekar gerus (shear joint) merupakan kekar yang dapat terbentuk akibat
terjadinya tegasan tekanan (cmpressive stress) sehingga memiliki kecenderungan
untuk mengalami pergeseran satu dengan yang lainnya. Di lapangan kekar gerus
dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki bidang yang licin.
2. Sifatnya memotong batuan dan komponen batuan.
3. Umumnya terdapat gores berupa garis.
4. Terdapat joint set dengan pola belah ketupat.
5. Memiliki bidang yang lurus dan rata.

Sumber : Azhary, 2013


Gambar 2
Kekar Gerus (Shear Joint)
b. Kekar Tarikan (Tensional Joint)
Kekar Tarikan (Tensional Joint) merupakan kekar yang keterbentukannya
tegak lurus dengan gaya dan cenderung memiliki kemampuan untuk
memindahkan batuan. Kemampuan tersebut dapat terjadi karena tekanan pada
pembentukan kekar cenderung untuk melakukan pembelahan dengan cara
menekan massa batuan dengan arah yang berlawanan sehingga kedua
dindingnya salaing menjauh. Tensional joint dapat dibedakan menjadi 2 macam
yakni :
1. Extension joint, ialah kekar tarik yang memiliki bidang rekahan searah
dengan tegasan sehingga memiliki kecenderungan untuk saling tarik-
menarik.
2. Release joint, ialah kekar tarikan yang keterbentukannya karena adanya
pengurangan hingga hilangnya tekanan dan beban sehingga
menghasilkan orientasi yang tegak lurus terhadap gaya utama yang
disebut stylolite.

Sumber : Azhary, 2013


Gambar 3
Kekar Tarikan (Tensional Joint)
Di lapangan, untuk mengetahui keberadaan kekar tarikan dapat dikenali
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki bidang yang tidak rata.
2. Permukaannya terbuka.
3. Memiliki pola yang tidak teratur. Apabila teratur akan membentuk pola
kotak-kotak.
4. Dapat menjadi zona mineralisai dengan menghasilkan vein.

C. Analisis Kekar
Pada dasarnya, analisis kekar dilakukan bertujuan untuk dapat
menggambarkan arah gaya-gaya endogen (khususnya tektonik) yang bekerja
pada suatu pembentukan kekar. Analisis kekar tersebut biasanya dapat dijadikan
sebagai parameter untuk memecahkan masalah-masalah terkait interpretasi
struksur sesar (fault) maupun lipatan (fold) di lokasi tertentu.
Analisis kekar dapat dilakukan menggunakan metode-metode sebagai
berikut.
a. Diagram Kipas
Metode diagram kipas dalam analisis kekar dapat digunakan apabila kekar
yang akan diteliti memiliki kemiringan yang relatif tegak sehingga pada metode ini
yang diukur adalah kedudukan kekar saja. Penggambaran diagram kipas dalam
analisa kekar dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :
1. Mula-mula, lakukan pengambilan data dan catat menggunakan tabulasi
data.
2. Lalu, klasifikasikan data kekar berdasarkan interval arah strike-nya (contoh
N00-100E, N100-200E, dan seterusnya).
3. Kemudian, lakukan penggambaran diagram kipas kekar menggunakan
setengah lingkaran dimana jari-jari lingkaran sama dengan harga
presentase maksimum kekar.
4. Setelah itu, lakukan pembatasan setiap interval jurus kekar dengan garis
melalui pusat lingkaran dengan syarat batas jari-jari tiap bagian derajat
harus sesuai dengan harga presentase masing-masing kekar.
5. Kemudian, lakukan pula pembacaan arah umum kedudukan kekar yang
digambarkan oleh presentase yang paling banyak.
Sumber : Rifai, 2017
Gambar 4
Diagram Kipas pada Analisis Kekar
b. Diagram Roset
Pada dasarnya, metode penggambaran diagram kipas dengan diagram
roset dalam analisis kekar adalah sama. Tetapi pada diagram roset, bentuk yang
dihasilkan ialah berupa lingkaran dengan arah N-E, N-W, S-E, dan S-W.
Penggambaran kekar dalam diagram roset dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Sumber : Reddogeo, 2002


Gambar 4
Diagram Roset pada Analisis Kekar
c. Diagram Batang (Histogram)
Analisis kekar dengan menggunakan diagram batang dapat dilakukan
dengan cara mengelompokkan strike dari kekar menurut interval tertentu sebagai
absis dan presentase masing-masing interval sebagai ordinat. Klasifikasi tersebut
dapat digolongkan pada arah N-E dan N-W maupun S-E dan S-W. Diagram batang
umumnya digunakan untuk mempresentasikan hasil pengukuran jurus dan
bearing dari suatu unsur struktur dalam hal ini kekar.
d. Diagram Kontur
Analisa kekar dengan menggunakan diagram kontur umumnya digunakan
untuk memperoleh nilai kerapatan maksimal data hasil pengukuran. Hasil analisis
tersebut akan menunjang untuk diketahuinya kedudukan umum atau orienatasi
dari struktur yang akan dianalisis. Diagram kontur dalam analisis kekar dapat
digambarkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mula-mula, plot seluruh data kedudukan kekar ke dalam jaring polar equal
area.
2. Lalu, lakukan perhitungan kerapatan data kedudukan kekar tersebut
menggunakan cara “Kalsbeek Counting Net”, yaitu jaring yang tersusun
atas beberapa segitiga kecil. Setiap enam segitiga yang bersebelahan
pada Kalsbeek Counting Net akan menghasilkan segi enam dengan luas
1% dari luas total jaring.
3. Kemudian, lakukan plotting angka kerapatan yang dihasilkan di atas jaring
Kalsbeek Counting Net.
4. Setelah itu, hubungkan titik-titik dengan nilai kerapatan yang sama
sehingga membentuk garis kontur.
5. Nilai presentase maksimal disebut sebagai pole kedudukan.
6. Plot titik pusat pada pole.
7. Lakukan pembacaan kedudukan pole dengan menggunakan jaring polar
equal area.

Sumber : Reddogeo, 2002


Gambar 4
Diagram Kontur pada Analisis Kekar
KESIMPULAN

Kekar (Joint) merupakan suatu struktur retakan atau rekahan yang


terbentuk pada batuan yang disebabkan oleh gaya/tekanan yang bekerja pada
batuan yang belum mengalami pergeseran. Kekar dapat terbentut akibat adanya
aktifitas tektonik yang menyebabkan deformasi suatu massa batuan ataupun
aktifitas non-tektonik seperti pada saat batuan mengalami diagenesa,
pembekuan, dan lain-lain.
Berdasarkan genesanya, kekar terbagi menjadi kekar gerus dan kekar
tarik. Kekar gerus (shear joint) merupakan kekar yang dapat terbentuk akibat
terjadinya tegasan tekanan (cmpressive stress) sehingga memiliki kecenderungan
untuk mengalami pergeseran satu dengan yang lainnya. Sedangkan, kekar
Tarikan (Tensional Joint) merupakan kekar yang keterbentukannya tegak lurus
dengan gaya dan cenderung memiliki kemampuan untuk memindahkan batuan.
Kekar tarik terbagi menjadi 2, yaitu extensional joint dan release joint.
Analisis kekar dilakukan bertujuan untuk dapat menggambarkan arah
gaya-gaya endogen (khususnya tektonik) yang bekerja pada suatu pembentukan
kekar. Analisis kekar tersebut biasanya dapat dijadikan sebagai parameter untuk
memecahkan masalah-masalah terkait interpretasi struksur sesar (fault) maupun
lipatan (fold) di lokasi tertentu. Analisis kekar dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu diagram kipas, diagram roset, diagram batang (histogram), dan
diagram kontur dimana metode-metode tersebut memiliki perbedaan dalam
pengerjaan dan cara analisisnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Azhary. 2013. “Kekar, Joint, Fracture, Rekahan ”.


tambangunp.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 9 Maret 2018
pukul 03.49 WIB. (Referensi Internet)

2. Erotzinger, John. 2014. “Understanding Earth”, California : Freeman WP.

3. Lutfi, 2015. “Kekar”. academia.edu. Diakses pada tanggal 9 Maret 2018


pukul 03.06 WIB WIB. (Referensi Internet)

4. Mario, 2014. “Kekar, Sesar dan lipatan”. slideshare.net. Diakses pada


tanggal 9 Maret 2018 pukul 02.10 WIB. (Referensi Internet)
PENILAIAN RESUME

RESUME
FORMAT (10) ISI (70) KESIMPULAN (15) DAPUS (5)

TOTAL NILAI

Anda mungkin juga menyukai