Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah penelitian merupakan daerah yang termasuk ke dalam Zona
Pegunungan Selatan (Van Bemmelen, 1949). yang secara geologi cukup menarik
untuk dilakukan penelitian. Hal ini dikarenakan Zona Pegunungan Selatan
mempunyai tatanan geologi yang kompleks salah satunya yaitu dilihat dari
struktur geologinya. Salah satu struktur geologi yang terdapat pada Zona
Pegunungan Selatan yaitu Sesar Trembono. Sesar Trembono dapat diidentifikasi
dari kelurusan topografi dan offset morfologi.
Sesar Trembono ini telah banyak dilakukan penelitian diantaranya oleh
Prasetyadi.dkk (2011), Mulyawan, S dan Husein, S (2014). Oleh karena itu,
sebagai seorang mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Sesar Trembono merupakan
objek yang cukup menarik untuk dijadikan penelitian dan pembelajaran ilmu
geologi khususnya ilmu geologi struktur.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kurikulum di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains
& Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pergerakan Sesar
Trembono serta jenis-jenis struktur penyertanya.

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Secara administratif, daerah penelitian terletak lebih kurang 50 km ke arah
timur dari Kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Tancep dan Sekitarnya,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan
secara astronomis daerah penelitian terletak pada koordinat

747'30"LS -

749'00"LS dan 11039'00" BT - 11040'30" BT, temasuk dalam peta rupa bumi
Indonesia lembar Cawas, nomor lembar peta 1408-314 dengan skala 1:25000.
Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua
(motor) maupun roda empat (mobil), tetapi di beberapa tempat seperti jalan
setapak hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian (Penulis, 2015)

1.4. Manfaat Seminar


Adapun manfaat dari penulisan seminar ini yakni untuk melatih
mahasiswa untuk berfikir ilmiah serta dapat mengembangkan potensi dan
kemampuan mahasiswa dalam hal akademik. Selain itu juga dengan adanya

seminar ini mahasiswa dapat memiliki gambaran untuk meneruskan lebih lanjut
pada tahap skripsi jika memungkinkan, sehingga diharapkan nantinya mahasiswa
yang sudah menempuh skripsi sudah dibekali dengan materi dan konsep-konsep
ilmiah yang cukup. Dan yang paling penting adalah melatih mahasiswa berbicara
didepan umum.

1.5. Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penulisan seminar ini adalah penulis
hanya membatasi pada kajian struktur penyerta Sesar Trembono yang berada di
daerah Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta

melalui

pengamatan

di

lapangan

dan

digunakan

untuk

menginterpretasikan pergerakan Sesar Trembono.

1.6. Tinjauan Pustaka


Sesar (fault) adalah retakan pada batuan yang mengalami pergeseran dan
dapat memperlihatkan offset batuan (Davis, 1984). Sesar geser (strike slip fault)
adalah sesar yang memiliki perpindahan searah dengan strike/jurus sesar (Billing,
1977). Identifikasi pergeseran sesar mendatar ini dapat dilakukan dengan mencari
struktur-struktur penyerta seperti pada zona gerus atau shear zone. Zona gerus ini
dapat dilihat dari pola-pola struktur penyerta yang terbentuk. Struktur penyerta
pada zona ini terbentuk karena adanya tegasan utama orde kedua akibat
pergerakan sesar mendatar utama.

1.6.1. Zona Gerus


Zona gerus atau disebut juga pure shear menjelaskan tentang orientasi
sudut tegasan terhadap sesar pada medium yang homogen. Simple shear
merupakan pola struktur yang terbentuk karena sifat gaya yang berupa rotasi dan
simple shear merupakan variasi dari perkembangan dalam pure shear (Sylvester
1988). Shear zone merupakan zona yang terbentuk akibat gaya utama yang
berputar. Zona gerus pada sistem sesar mendatar dapat bersifat dekstral ataupun
bersifat sinistral, tergantung pada arah gaya yang bekerja serta kelurusan zona
yang terbentuk. Struktur-struktur penyerta pada zona gerus akan mencirikan arah
tegasan utama dan pergerakan zona tersebut. Zona gerus ini akan membentuk pola
simple shear yang merupakan perkembangan dari pure Shear, seperti pada
gambar 1.2.

Gambar 1.2. Pure shear dan simple shear (modifikasi dari Sylvester 1988)

Pergerakan sesar mendatar dalam skala kecil akan membentuk kekar-kekar


gerus sebagai rekaman data pergerakan sesar mendatar. Kekar gerus tersebut akan
membentuk pola-pola yang searah dengan pergerakan sesar yang disebut riedel

shear. Kekar gerus yang relatif searah dengan sesar utama disebut R shear dan P
shear. R shear merupakan kekar gerus sintetik primer yang paling dominan
muncul, sedangkan P shear merupakan kekar gerus sintetik sekunder yang
terbentuk setelah R shear (Christie-Blick & Biddle, 1985). Gambar 1.3
merupakan penggambaran bentuk simple shear terbentuk pada kondisi ideal dan
merupakan hasil dari percobaan pada material lempung yang diberikan gaya
lateral.

Gambar 1.3. Terminologi readel shear (Christie-Blick & Biddle, 1985)

Pergerakan sesar mendatar akan membentuk tegasan kedua pada batuan


yang terkena sesar, hal tersebut menyebabkan terbentuknya struktur penyerta pada
sistem sesar mendatar sesuai dengan model simple shear menurut Harding (1973).
Pergerakan sesar dalam skala besar dapat menyebabakan terbentuknya struktur
penyerta seperti lipatan ataupun sesar-sesar minor. Struktur penyerta tersebut akan
membentuk pola-pola pada simple shear dengan berdasarkan sudut yang dibentuk
dari struktur penyerta tersebut terhadap kelurusan dari sesar utama atau gaya
utama seperti pada gambar 1.4.

Gambar 1.4. Model simple shear (Harding, 1973) dan posisi struktur penyerta dalam sesar
mendatar kanan (modifikasi dari Sylvester 1988)

1.6.2. Zona Sesar Mendatar


Zona sesar mendatar merupakan zona deformasi yang tebentuk akibat
pergerakan sesar mendatar. Pergerakan sesar mendatar akan membentuk jenis
gaya menekan yang disebut transpresi dan gaya tarikan yang disebut transtensi.
Zona sesar mendatar yang memiliki jalur yang melengkung akan membentuk
restraining bend dan releasing bend.
Pada jalur sesar mendatar akan terbentuk deformasi batuan yang berbeda
sesuai arah belokan penghubung antar segmen-segmen sesar serta jenis litologi.
Pergerakan sesar mendatar ini dapat membentuk zona depresi yang terbentuk
karena gaya tarikan atau ekstensi dengan struktur berupa sesar turun ataupun
bentukan-bentukan graben. Selain itu pergerakan sesaar mendatar dapat juga
membentuk pengangkatan dengan struktur sesar naik atau lipatan ketika gaya

yang bekerja adalah tekanan atau kompresi seperti pada bentukan restraining
bends digambarkan pada 1.5.

Gambar 1.5. Struktur penyerta pada zona sesar mendatar (Christie-Blick & Biddle, 1985)

Perkembangan pergerakan sesar mendatar akan membentuk flower


structure baik yang positif ataupun negatif sebagai bentukan deformasi dan
struktur penyerta. Jika gaya yang bekerja adalah gaya kompresi maka akan
membentuk positive flower structure yang berdampingan dengan restraining
bends, sedangkan jika gaya yang bekerja adalah gaya ekstensi maka akan
membentuk negative flower structure yang berdampingan dengan releasing bends
sesuai bentukan deformasi (Cunningham & Mann, 2007). Contoh pada gambar
3.6 merupakan bentukan-bentukan deformasi struktur penyerta dari pergerakan
sesar mendatar. Pada dasarnya bentukan tersebut dipengaruhi oleh gaya yang
bekerja dan sifat serta hubungan dari sesar mendatar.

Gambar 1.6. Bentukan deformasi pada jalur-jalur sesar mendatar (Cunningham & Mann, 2007)

1.6.2.1. Transpresi dan Transtensi


Deformasi pada transform memiliki mekanisme yang kompleks dan
menghasilkan dua variasi gaya yang berbeda yaitu transpresi dan transtensi. Jika
variasi gaya memiliki arah pergerakan gabungan antara transform dengan tekanan
atau kompresi maka akan membentuk deformasi transpresi. Sedangkan Jika antara
transform dengan tarikan atau ekstensi akan membentuk deformasi transtensi
(Fossen, 2010), seperti yang di jelaskan pada gambar 1.7. Transpresi dan
transtensi terbentuk pada zona sesar yang mengalami pembelokan atau fault bend.
Pada gaya regangan atau tarikan dapat membentuk cekungan berupa pull apart
basin.

Gambar 1.7. Hubungan antara transform dengan transpresi dan transtensi (Fossen, 2010)

1.6.2.2. Restraining bend dan Releasing bend


Strike-slip restraining dan releasing bend masing-masing adalah situs
transpresional lokal dan deformasi transtensional. Maka lengkungan (bends)
ditandai oleh deformasi miring yang diakibatkan oleh gerakan lempeng berskala
besar pada sepanjang batas sesar yang relatif lurus (Cunningham & Mann, 2007).
Restraining dan releasing bend merupakan gaya yang terjadi karena arah
jalur sesar mendatar yang berbelok. Belokan-belokan tersebut dapat membentuk
berbagai macam deformasi. Restraining bends merupakan jalur belokan sesar
yang mengalami pengangkatan akibat gaya yang tertahan, sehingga membentuk
deformasi berupa sesar-sesar naik ataupun lipatan karena daerah tersebut telah
mengalami pengangkatan. Sedangkan releasing bends merupakan jalur belokan
sesar yang membentuk area depresi atau cekungan karena pelepasan gaya
membentuk deformasi berupa sesar-sesar turun yang bersifat oblique membentuk
cekungan seperti Pull-apart Basin (Burg, 2014). Pada sesar mendatar kanan jika
belokan bergerak ke kanan atau right-stepping dari arah kelurusan sesar utama,
maka akan membentuk extensional bend atau releasing bend. Kemudian jika

10

belokan tersebut bergerak ke kiri atau left-stepping dari arah kelurusan sesar
utama, maka akan membentuk contractional bend atau restraining bend
dijelaskan pada gambar 1.8.

Gambar 1.8. Releasing dan Restraining bend pada sesar mendatar kanan (Burg, 2014)

Sesar mendatar dengan loncatan ke kanan atau right-stepping ini akan


membentuk cekungan cekungan yang disebut sebagai pull apart basin,
sedangkan tinggian atau horst berkembang pada sesar mendatar dengan loncatan
ke kiri atau left-stepping. Pergerakan diatas sesuai dengan pola orientasi struktur
elips Simple Shear menurut Harding (1973). Gambar 1.9 dapat di lihat bahwa pola
sesar turun sama dengan pola Extensional bend yang membentuk cekungan,
kemudian pola sesar naik dan lipatan sesuai dengan pola constructional bend.

11

Gambar 1.9. Pola simple shear dengan structure bend (Burg, 2014)

1.6.3. Geologi Regional dan Struktur Geologi Daerah Penelitian


Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan oleh Van
Bemmelen (1949). Menurut Toha, dkk., (1994), stratigrafi Zona Pegunungan
Selatan didominasi oleh batuan berumur Kenozoik yang terbentuk dengan
mekanisme pengendapan gaya berat. Urutan formasi penyusun Zona Pegunungan
Selatan dari mulai yang tertua, yaitu batuan malihan (Kapur Paleosen Awal) dan
Formasi Wungkal-Gamping (Eosen Tengah Eosen Akhir) yang tersingkap pada
Perbukitan Jiwo, Formasi Kebo Butak, Formasi Semilir, dan Formasi
Nglanggran (Oligosen Akhir Miosen Tengah) yang merupakan hasil endapan
gaya berat, Formasi Sambipitu dan Formasi Oyo (Miosen Tengah) yang
merupakan hasil endapan turbidit gampingan, Formasi Wonosari dan Formasi
Kepek (Miosen Tengah) yang berupa batugamping reefal dan berlapis (Toha,
dkk., 1994).
Pada daerah penelitian, batuan yang ada merupakan bagian dari Formasi
Kebo-Butak. Surono(2008) membagi Formasi Kebo Butak menjadi 2, yaitu

12

Formasi Kebo dan Formasi Butak. Komposisi batuan dalam Formasi Kebo dan
Formasi Butak tersusun oleh campuran antara klastika sedimen dengan klastika
vulkanik. Formasi Kebo merupakan perselingan antara batupasir dan batupasir
kerikilan, dengan sisipan batulanau, batulempung, tuf, dan serpih. Lava Bantal
Nampurejo yang berkomposisi basal dan berselingan dengan batupasir hitam
vulkanik banyak ditemukan pada bagian bawah Formasi Kebo. Struktur sedimen
yang

ditemukan

berupa

perlapisan

normal,

perarian

sejajar,

perarian

bergelombang, permukaan erosi, tikas suling dan penendatan (slump). Bioturbasi,


foraminifera, kepingan koral dan kepingan arang ditemukan pada beberapa
tempat.
Formasi Butak yang selaras dengan Formasi Kebo tersusun atas breksi
polimik dengan selingan batupasir, batupasir kerikilan, batulempung dan
batulanau/serpih. Struktur sedimen yang ditemukan berupa perlapisan normal,
permukaan erosi, imbrikasi fragmen dan burrow. Kepingan arang dan fosil
foraminifera banyak ditemukan pada bagian atas formasi ini.
Tabel.1.1. Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan menurut beberapa peneliti.
(https://wingmanarrows.wordpress.com)

13

Struktur geologi daerah penelitian merupakan struktur geologi berupa


sesar mendatar kiri (sinistral) berdasarkan arahnya struktur sesar daerah penelitian
merupakan sesar yang berarah timurlaut baratdaya yang termasuk dalam pola
Meratus (Prasetyadi, dkk., 2011). Sesar tersebut memotong satuan batuan gunung
api (Formasi Kebo Butak) seperti yang dijelaskan pada gambar 1.10.

Gambar.1.10. Posisi Sesar Trembono pada peta geologi regional (Prastyadi, dkk, 2011)

Kelompok sesar berarah timurlaut baratdaya (Pola Meratus) merupakan


kelompok sesar tertua di daerah Pegunungan Selatan seperti dijelaskan pada
tabel.1.2. Kelompok sesar ini menoreh batuan yang berumur lebih tua dari Eosen
Akhir Miosen Tengah. Diduga kelompok sesar ini terbentuk akibat penunjaman
Lempeng Hindia Australia di bawah Lempeng Eurasia pada akhir Kapur.

14

Tabel.1.2. Evolusi tektonik Pegunungan Selatan menurut bebrapa peneliti (Kamil,2015)

BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penyusunan seminar ini yaitu


pengumpulan data primer dan data sekunder. Dimana data primer berupa data
yang diambil secara langsung di lapangan. Kemudian data sekunder didapatkan
dengan mencari pustaka pustaka yang mendukung dan terkait dengan
pergerakan Sesar Trembono. Sumber data sekunder dalam penyusunan seminar
ini berasal dari beberapa sumber literatur, baik jurnal Ilmiah, dari internet dan
juga dari penelitian terdahulu. Penulisan makalah seminar ini lebih bersifat studi
kasus dengan mengacu pada peneliti peneliti terdahulu. Alur penlitian dapat
dilihat pada gambar 2.1.

Gambar.2.1. Tahapan Penelitian (Penulis, 2016)

15

16

2.1 Teknik Pengumpulan Data


Sebelum melakukan pengambilan data primer dilakukan tentunya penulis
terlebih dahulu melakukan analisis citra dan peta topografi untuk mengetahui zona
Sesar Trembono yang dapat dilihat dari kelurusan topografi maupun offset
morfologi pada daerah penelitian, kemudian melakukan studi pustaka baik dari
peneliti terdahulu berupa jurnal ilmiah maupun geologi regional daerah penelitian.
Setelah melakuakan analisis citra dan peta topografi penulis melakukan
penarikan hipotesa dimana zona Sesar Trembono diketahui berarah timurlaut
baratdaya dan dari kenampakan morfologinya merupakan jenis sesar mendatar kiri
(sinistral) seperti yang dijelaskan pada gambar.2.2.
Dari analisis citra dan peta topografi diketahui zona Sesar Trembono,
kemudian penulis melakukan pengambilan data data struktur geologi yang
merupakan struktur minor dari Sesar Trembono tersebut. Data struktur geologi
tersebut berupa data sesar, data kekar, dan data lipatan.

17

Gambar.2.2.Kenampakan kelurusan topografi dan offset morfologi daerah


penelitiaan pada citra SRTM overlay dengan peta topoprafi
(Penulis, 2016)

2.2 Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data makalah seminar ini yaitu data lapangan yang
diperoleh dianalisis menggunakan software Win-Tensor, untuk mengetahui jenis
strukturnya dalam penaman klasifikasi struktur sesar dan lipatan penulis
menggunakan klasifikasi sesar Rickard (1972) dan klasifikasi lipatan Rickard
(1971). Selain jenis strukturnya dicari juga arah tegasan utama pembentuk
struktur

tersebut,

untuk

mencari

arah

umum

tegasan

utama

penulis

menggabunggkan struktur struktur geologi yang memiliki jenis yang sama.

18

Kemudian penulis menyajikan analisis tegasan utama dalam bentuk beachball


menggunakan aplikasi Corel Draw X7.
Setelah semua data dianalisi dan mendapatkan jenis struktur geologi dan
arah tegasan utamanya, Setelah itu data diplotkan dalam peta yang nantinya
setelah diplot dapat membantu atau digunakan untuk analisis pergerakan Sesar
Trembono tersebut.
Interpretasi karakteristik Sesar Trembono ini penulis menggunakan
pendekatan konsep simple shear. Setelah data arah tegasan umum dan jenis
jenis struktur minor daerah penelitian dianalisis dan diplotkan dengan
menggunakan pendekatan simple shear penulis menarik kesimpulan akhir dari
penelitian ini dan disajikaan dalam bentuk laporan atau makalah seminar,
kemudian untuk mempublikasikan hasil penelitian seminar ini penulis melakukan
persentasi dengan hasil penelitian ini.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian


Dalam pengambilan data primer berupa data lapangan penulis terlebih
dahulu melakukan studi pustaka dengan mempelajarin penelitian terdahulu, dari
penelitian terdahulu tersebut penulis mengetahui zona sesar Trembono tersebut.
Kemudian penulis membuat rencana lokasi pencarian data lapangan yaitu penulis
mencari data lapangan di sepanjang zona sesar Trembono atau disekitarnya. Dari
penelitian lapangan yang telah dilakukan penulis, berikut data dan analisisnya
yang didapatkan:
3.1.1. Struktur minor daerah penelitian
3.1.1.1 Sesar Mendatar
Disepanjang zona sesar yang sudah diamati berikut data yang didapatkan.
1. Sesar mendatar Hargosari 1
Lokasi berada di daerah Hargosari, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada koordinat 748'
34.7"LS, 11039'15.4"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang
sesar N1900E/700, Net-Slip 380,N2060E, dan rake 410 nama sesar Normal
Left Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 610,N1380E
(bartalaut-tenggara), strike-dip N560E/210. Litologi batupasir, batulanau,
dan batulempung.

19

20

Gambar.3.1. Lokasi sesar mendatar Hargosari 1, arah lensa kamera menghadap timurlaut.
a.singkapan sesar mendatar 1, b. Analisis sesar mendatar Hargosari 1, c. Diagram
blok ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

2. Sesar mendatar Hargosari 2


Lokasi berada di daerah Hargosari, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada koordinat
748'32.5"LS, 11039'21.2"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan
bidang sesar N1500E/630, Net-Slip 180,N3190E, dan rake 210 nama sesar
Reverse Left Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu
070,N1020E (baratlaut-tenggara). Strike-dip N490E/200, litologi pada
daerah ini berupa batupasir, batulanau, dan batulempung.

21

Gambar.3.2. Lokasi sesar mendatar Hargosari 2, arah lensa kamera menghadap tenggara.
a.singkapan sesar mendatar Hargosari 2, b. Analisis sesar mendatar Hargosari 2, c.
Diagram blok ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

3. Sesar mendatar Jarum 1


Lokasi berada di daerah Jarum, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada koordinat
748'21.4"LS, 11039'28.3"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan
bidang sesar N1800E/690, Net-Slip 110,N1840E, dan rake 120 nama sesar
Normal left Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu
140,N3120E (baratlaut-tenggara). litologi pada daerah ini berupa batupasir,
batulanau, dan batulempung.

22

Gambar.3.3. Lokasi sesar mendatar Jarum 1, arah lensa kamera menghadap tenggara. a.singkapan
sesar mendatar Jarum 1, b. Analisis sesar mendatar Jarum 1, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

4. Sesar mendatar Jarum 2


Lokasi berada di daerah Trembono, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, atau berada pada 748'19.3"LS,
11039'28.7"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N1450E/630, Net-Slip 110,N1510E, dan rake 130 nama sesar Normal left
Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 260,N1060E
(baratlaut-tenggara). Litologi pada daerah ini berupa batupasir, batulanau,
dan batulempung.

23

Gambar.3.4. Lokasi sesar mendatar Jarum 2, arah lensa kamera menghadap tenggara. a.singkapan
sesar mendatar Jarum 2, b. Analisis sesar mendatar Jarum 2, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

5. Sesar mendatar Jarum 3


Lokasi berada di daerah Bentengwareng, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 748'17.8"LS,
11039'30.4"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N1100E/750, Net-Slip 140,N1150E, dan rake 150 nama sesar Normal left
Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 200,N680E
(baratlaut-tenggara). Litologi pada daerah ini berupa batupasir, dan
batulanau.

24

Gambar.3.5. Lokasi sesar mendatar Jarum 3, arah lensa kamera menghadap tenggara. a.singkapan
sesar mendatar Jarum 3, b. Analisis sesar mendatar Jarum 3, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

6. Sesar mendatar Melikan


Lokasi berada di daerah Melikan, Desa Jarum, Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten, atau berada pada 747'59.7"LS, 11039'40.4"BT, pada
lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar N1800E/640, Net-Slip
160,N1870E, dan rake 17.50 nama sesar Normal left Slip Fault (Rickard,
1972). Arah tegasan utama yaitu 810,N2300E (tenggara-baratlaut). Litologi
pada daerah ini berupa batupasir dan batulempung.

25

Gambar.3.6. Lokasi sesar mendatar Melikan, arah lensa kamera menghadap selatan. a.singkapan
sesar mendatar Melikan, b. Analisis sesar mendatar Melikan, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

7. Sesar mendatar Sumberan


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'43.5"LS,
11040'2.1"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N200E/690, Net-Slip 300,N330E, dan rake 330 nama sesar Normal left Slip
Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 370,N3390E (baratlauttenggara). Litologi pada daerah ini berupa batulempung, batupasir, tuf, dan
breksi basalt.

26

Gambar.3.7. Lokasi sesar mendatar Sumberan, arah lensa kamera menghadap tenggara.
a.singkapan sesar mendatar Sumberan, b. Analisis sesar mendatar Sumberan, c.
Diagram blok ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

Dari sesar mendatar diatas dicari arah umum tegasan utamanya dengan
menggabungkan semua datanya. Sehingga didapatkan arah tegasan utamnaya
yaitu N1390E atau relatif tenggara-baratlaut.

Gambar.3.8. Arah umum tegasan utama berdasarkan sesar mendatar (Penulis, 2016)

3.1.1.2. Sesar Turun


Setelah dilakukan penelitaian lapangan disepanjang zona sesar Trembono
dijumpai pula struktur sesar turun (Normal Slip Fault) diantaranya sebagai
berikut:

27

1. Sesar turun Hargosari 1


Lokasi berada di daerah Hargosari, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada koordinat 748'
32.5"LS, 11039'21.2"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang
sesar N1800E/540, Net-Slip 520,N2870E, dan rake 800 nama sesar Normal
Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 780,N500E
(baratlaut-tenggara). strike-dip N490E/200. Litologi batupasir, batulanau,
dan batulempung.

Gambar.3.9. Lokasi sesar turun Hargosari 1, arah lensa kamera menghadap selatan. a.singkapan
sesar turun Hargosari 1, b. Analisis sesar turun Hargosari 1, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

2. Sesar turun Hargosari 2


Lokasi berada di daerah Hargosari, Desa Tegalrejo, Kecamatan
Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada koordinat
748'31.5"LS, 11039'22.6"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan
bidang sesar N1500E/610, Net-Slip 470,N1850E, dan rake 560 nama sesar

28

Left Normal Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu
650,N1050E (baratlaut-tenggara). strike-dip N500E/210. Litologi batupasir,
batulanau, dan batulempung.

Gambar.3.10. Lokasi sesar turun Hargosari 2, arah lensa kamera menghadap selatan. a.singkapan
sesar turun Hargosari 2, b. Analisis sesar turun Hargosari 3, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

3. Sesar turun Sumberan 1


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'46"LS,
11040'0.7"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N3200E/510, Net-Slip 380,N3600E, dan rake 530 nama sesar Left Normal
Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 620,N2950E
(baratlaut-tenggara). Litologi pada daerah ini berupa batulempung,
batupasir, tuf, dan breksi basalt.

29

Gambar.3.11. Lokasi sesar turun Sumberan 1, arah lensa kamera menghadap timur. a.singkapan
sesar turun Sumberan 1, b. Analisis sesar turun Sumberan 1, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

4. Sesar turun Sumberan 2


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'45.9"LS,
11040'1.3"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N1400E/420, Net-Slip 410,N2340E, dan rake 870 nama sesar Normal Slip
Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 860,N2620E (baaratlauttenggara). Litologi pada daerah ini berupa batulempung, batupasir, tuf, dan
breksi basalt.

30

Gambar.3.12. Lokasi sesar turun Sumberan 2, arah lensa kamera menghadap timur. a.singkapan
sesar turun Sumberan 2, b. Analisis sesar turun Sumberan 2, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

5. Sesar turun Sumberan 3


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'44"LS,
11040'2"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N1100E/640, Net-Slip 630,N2180E, dan rake 890 nama sesar Normal Slip
Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 700,N040E (utaraselatan). Litologi pada daerah ini berupa batulempung, batupasir, tuf, dan
breksi basalt.

31

Gambar.3.13. Lokasi sesar turun Sumberan 3, arah lensa kamera menghadap timur. a.singkapan
sesar turun Sumberan 3, b. Analisis sesar turun Sumberan 3, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

6. Sesar turun Sumberan 4


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'43.7"LS,
11040'2"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N3400E/550, Net-Slip 370,N120E, dan rake 47.50 nama sesar Left Normal
Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 540,N3090E
(baratlaut-tenggara). Litologi pada daerah ini berupa batulempung,
batupasir, tuf, dan breksi basalt.

32

Gambar.3.14. Lokasi sesar turun Sumberan 4, arah lensa kamera menghadap timur. a.singkapan
sesar turun Sumberan 4, b. Analisis sesar turun Sumberan 4, c. Diagram blok
ilustrasi sesar (Penulis, 2016)

Dari sesar-sesar turun diatas didapatkan arah umum tegasan utamanya


dengan menggabungkan semua datanya. Sehingga didapatkan arah tegasan
utamnaya yaitu N130E atau relatif tenggara-baratlaut.

Gambar.3.15.Arah umum tegasan utama berdasarkan sesar turun (Penulis, 2016)

33

3.1.1.3. Sesar Naik


1. Sesar naik Sumberan 1
Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'45"LS,
11040'1.2"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar
N3490E/570, Net-Slip 560,N800E, dan rake 890 nama sesar Reverse Slip
Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 110,N690E (timurlautbaratdaya). Litologi pada daerah ini berupa batulempung, batupasir, tuf,
dan breksi basalt.

Gambar.3.16.Lokasi sesar naik Sumberan 1, arah lensa kamera menghadap tenggaran. a.singkapan
sesar naik Sumberan 1, b. Analisis sesar naik Sumberan 1, c. Diagram blok ilustrasi
sesar (Penulis, 2016)

2. Sesar naik Sumberan 2


Lokasi berada di daerah Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada

747'44.8"LS,

11040'1.4"BT, pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar


N3450E/490, Net-Slip 470,N530E, dan rake 750 nama sesar Right Reverse

34

Slip Fault (Rickard, 1972). Arah tegasan utama yaitu 030,N620E


(timurlaut-baratdaya). Litologi pada daerah ini berupa batulempung,
batupasir, tuf, dan breksi basalt.

Gambar.3.17.Lokasi sesar naik Sumberan 2, arah lensa kamera menghadap tenggaran. a.singkapan
sesar naik Sumberan 2, b. Analisis sesar naik Sumberan 2, c. Diagram blok ilustrasi
sesar (Penulis, 2016)

3. Sesar naik Sumberan 3


Lokasi berada di Sumberan, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen,
Kabupaten Gunungkidul, atau berada pada 747'44.7"LS, 11040'1.9"BT,
pada lokasi ini dijumpai sesar dengan bidang sesar N3300E/550, Net-Slip
460,N160E, dan rake 610 nama sesar Right Reverse Slip Fault (Rickard,
1972). Arah tegasan utama yaitu 060,N400E (timurlaut-baratdaya). Litologi
pada daerah ini berupa batulempung, batupasir, tuf, dan breksi basalt.

35

Gambar.3.18.Lokasi sesar naik Sumberan 3, arah lensa kamera menghadap tenggaran. a.singkapan
sesar naik Sumberan 3, b. Analisis sesar naik Sumberan 3, c. Diagram blok ilustrasi
sesar (Penulis, 2016)

Dari data sturuktur sesar naik yang ada diketahu arah tegasan utamanya
yaitu N580E atau relati (timurlaut-baratdaya). Gaya yang bekerja merupakan gaya
yang bersifat kompresi diduga tegasan utama terbentuk karena faktor restraining
band pada sesar mendatar kiri Trembono.

Gambar.3.19.Arah umum tegasan utama berdasarkan lipatan (Penulis, 2016)

36

3.1.1.3. Lipatan
1. Lipatan Tirejan
Lokasi berada di daerah Tirejan, Desa Jarum, Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten, atau berada pada 747'48.6"LS, 11039'46.5"BT, pada
lokasi ini dijumpai lipatan dengan kedudukan sayap 1 N1950E/570, dan
sayap 2 N050E/140 kedudukan Hinge-surface N120E/680, Hinge Line
04,0N130E dan rake 040 nama lipatan inclined horizontal fold (Rickard,
1971). Arah tegasan utama yaitu 220,N2820E (timurlaut-baratdaya).
Litologi pada daerah ini berupa batulempung, batupasir dan batulanau.

Gambar.3.20. Lokasi lipatan Tirejan, arah kamera menghadap utara. a.singkapan lipatan Tirejan,
b. Analisis lipatan Tirejan, c. Diagram blok ilustrasi lipatan (Penulis, 2016)

Dari data sturuktur lipatan yang ada diketahu arah tegasan utamanya yaitu
N2820E atau relati (baratlaut tenggara). Gaya yang bekerja merupakan gaya
yang bersifat kompresi.

37

Gambar.3.21.Arah umum tegasan utama berdasarkan lipatan (Penulis, 2016)

3.2. Pembahasan
3.2.1. Arah Umum Tegasan Utama dan Pergerakan Sesar Trembono
Dalam penentuan arah tegasan utama pada daerah penelitian, penulis
melakukan analisi setiap data struktur minor yang didapatkan di lapangan untuk
diketahui jenis struktur geologi dan tegasan utamanya. Dalam penarikan arah
tegasan

umum

utama

pembentuk

Sesar

Trembono

ini

penulis

lebih

mengutamakan data struktur sesar mendatar dan lipatan yang ada karena data
tersebut dianggap lebih representatif, dan data sesar naik dan sesar turun
berdasarkan konsep terbentuk pada zona restraining bend dan releasing bend
dimana tegasan utamanya relatif sejajar dengan arah sesar utamanya. Kemudian
dari setiap tegasan pembentuk sesar minor (sesar mendatar dan lipatan) tersebut
digabungkan menjadi satu sehingga dapat diketahui arah umum tegasan utama
pembentuk Sesar Trembono yaitu baratlaut-tenggara (N1390E) yang bersifat
kompresi.

38

Dilihat dari arah umum tegasan utama N1390E (baratlaut-tenggara) dan


arah sesar Trembono (timurlaut-baratdaya) kemudian penulis menggunakan
konsep pembentukan sesar mendatar simple shear, kemudian dikesebandingkan
dengan konsep simple shear tersebut, dengan demikian maka dapat disimpulkan
bahwa Sesar Trembono merupakan sesar mendatar kiri (sinistral) dengan struktur
penyerta terbentuk bersamaan dengan pembentukan atau pergerakan Sesar
Trembono seperti yang dijumpai didaerah penelitian sesar mendatar kiri merukan
syintetic (R) dari sesar utama. Dibeberapa tempat karena pengaruh karakteristik
batuan (elastisitas batuan) batuan langsung tersesarkan tanpa atau sedikit
mengalami fase lipatan, dibeberapa tempat karena elastisitas batuanya tinggi
dijumpai pula lipatan yang terbentuk karena pengaruh pergerakan Sesar
Trembono. Sesar Trembono berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian hanya
memotong batuan dari Formasi Kebo-Butak.

39

Gambar.3.22.Peta analisis pergerakan sesar Trembono. a.peta daerah penelitian dan struktur
minor daerah penelitian, b. Arah tegasan utama dan pemodelan simple shear,
b. Peta Geologi Regional dan pergerakan sesar Trembono berupa sesar
mendatar kiri (modifikasi dari Surono, dkk, 1992)

3.2.2. Umur Sesar Trembono


Dalam penentuan umur Sesar Trembono ini penulis melakukan
kesebandingan antara umur batuan yang tersesarkan pada daerah penelitian
dengan evolosi tektonik dan arah tegasan struktur geologi Pegunungan Selatan
berdasarkan peneliti terdahulu. Secara teori batuan yang tersesarkan umurnya
akan lebih tua dari sesarnya atau batuan akan terbentuk lebih dahulu kemudian
terbentuk sesar yang memotong batuan tersebut. Berdasarkan stratigrafi regional
batuan yang ada di daerah penelitian yaitu batuan Formasi Kebo-Butak berumur
Oligosen akhir-Miosen awal (Surono, dkk. 1992) berarti sesar Trembono berumur
lebih muda dari Miosen Awal atau setelah batuan yang tersesarkan terbentuk.

40

Setelah dikesebandingkan dengan evolusi tektonik dan arah tegasan struktur


geologi Pegunungan Selatan menurut beberapa peneliti yaitu diantaranya
Prasetyadi, dkk (2011), Irawan (2012), dan Pradana, (2014). Jadi berdasarkan arah
sesar dan jenis sesarnya dapat diduga umur Sesar Trembono yaitu Miosen
Tengah.

Gambar.3.23.Kesebandingan antara stratigrafi regional daerah penelitian (Surono. dkk,


1992) dengan evolusi tektonik dan arah tegasan struktur geologi Pegunungan
Selatan menurut (Prasetyadi.dkk,2011, Irawan, 2012, Perdana, 2012), kotak
merah menunjukan umur dari sesar Trembono

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Beradasarkan data-data struktur minor pada daerah penelitian berupa sesar
mendatar, sesar naik, sesar turun, dan lipatan dapat diketahui arah umum gaya
pembentuk Sesar Trembono yaitu berarah baratlaut-tenggara (N1390E) dan
bersifat kompresi. Dengan arah tegasan demikian dapat diketahui bahwa arah
pergerakan sesar Trembono yaitu berupa Sesar mendatar kiri (sinistral) dengan
arah sesar relatif timurlaut-baratdaya sesuai dengan pola struktur Meratus. Sesar
Trembono diduga berumur Miosen Tengah.

4.2.Saran
Saran yang bisa penyusun berikan adalah:
1. Perlu adanya penambahan penelitian lebih detail dengan pendekatan
pemodelan restraining bend dan releasing bend pada lokasi penelitian
kususnya pada daerah Sumberan agar dapat menghasilkan data yang lebih
akurat.
2. Perlu adanya penelitian yang serupa pada daerah lain, agar meyakinkan

hasil penelitian.
3. Lokasi penelitian dapat dijadikan lokasi pembelajaran Geologi Struktur

karena singkapannya sangat ideal.

41

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Sejarah Geologi Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur.


Yogyakarta. Dalam https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sej
arah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/.html diakses pada 01
Januari 2016, pukul 20.35 WIB
Billing, M. P. 1977. Structural Geology (3rd ed.). New Delhi: Prentice Hall.
Burg, J.P. 2015. Structural Geology and Tectonics. Universitat Zurich Geologices
Institut Sonnegstasse. Zurich.
Christie-Blick, N. & Biddle, K.T. 1985. Deformation and Basin Formation Along
Strike-Slip Faults. The Society of Economic Paleontologists and
Mineralogists. New York.
Cunningham, W.D. & Mann, P. 2007. Tectonics of Strike-Slip Restraining and
Releasing Bends. The Geological Society. London.
Fossen, H. 2010. Structural Geology. Cambridge University Press. New York .
Ismail, K. 2015. Sesar Kali Petir dan Tektonisme Pegunungan Selatan.
Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi FT UGM. (Tidak dipublikasikan)
Mulyawan, R. S dan Husein, S. 2014. Kompleks Sesar Trembono Sebagai
Gravitational Structures. dalam Prosiding Seminar Nasional Kebumian
Ke-7. Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada,
30-31 Oktober 2014.
Prasetyadi, C. Sudarno, I.,Indranadi, V. dan Surono. 2011. Pola dan Genesa
Struktur Geologi Pegunungan Selatan. Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Sumber Daya Geologi, 21(No. 2), hal 91
107.
Sudarno. Pramumijoyo, S. Husein, S. Indah, M. G. 2008. Buku Panduan
Praktikum Geologi Struktur FT UGM: Jurusan Teknik Geologi FT UGM.
Surono, Toha, B. Sudarno, I. dan Wiryosujono, S. 1992. Peta Geologi Lembar
Surakarta - Giritontro, Jawa. Bandung: Pusat Survei Geologi.
Sylvester, A.G. 1988. Stike-slip Fault. Geological Society of America Bulletin.
Department of Geological Sciences. California.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA, Martinus Nijkoff,
The Haque, Netherland.

Anda mungkin juga menyukai