Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONFIGURASI REFLEKSI

Oleh :
1. Bella Mei Gita Lucyana (16640045)
2. Tiara Arum Dwi N. A (16640046)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
KONFIGURASI REFLEKSI

Stratigrafi seismik adalah penafsiran stratigrafi dari data seismik, untuk


mempelajari pola pengendapan sedimen (Vail & Mitchum, 1977). Dalam hal ini,
konsep geologi, dapat diterapkan secara langsung pada visualisasi data refleksi
seismik, karena refleksi seismik terjadi akibat adanya perbedaan impendansi akustik
dari permukaan batuan, yang merupakan permukaan lapisan dan atau bidang
ketidakselarasan (bidang diskontinuitas).

Interpretasi stratigrafi seismik dilakukan dengan mengelompokan refleksi-


refleksi seismik. menjadi paket-paket (unit) yang berhubungan secara kronostratigrafi.

Prosedur interpretasi stratigrafi seismik menurut Brown (1994) meliputi

1. Analisa sikuen seismik,


2. Analisa fasies seismik,
3. Analisa karakter refleksi
4. Interpretasi geologi.

Karakter unit dari rekaman seismik refleksi memungkinkan dilakukannya


penerapan langsung konsep geologi berdasarkan kenampakan fisik stratigrafi dari
rekaman tersebut. Refleksi primer gelombang seismik terjadi akibat perbedaan
impendansi akustik (kecepatan gelombang x densitas) dari permukaan batuan dan atau
bidang diskontinuitas/ ketidakselarasan. Karena semua lapisan batuan yang terletak di
atas suatu lapisan atau bidang keselarasan berumur lebih muda daripada yang terletak
di bawahnya, maka penampang seismik merupakan rekaman kronostratigrafi dari pola
struktur dan pola pengendapan, dan bukan merupakan rekaman litostratigrafi.
Tipe hubungan antara refleksi refleksi seismik dengan garis-garis waktu geologi
yang diidentifikasi pada suatu penampang seismik, yaitu :
1. Refleksi - refleksi seismik yang mengikuti garis-garis waktu geologi yang selaras
dan dapat menjadi plus atau minus dari setengah panjang gelombang. (Peak &
Trough).
2. Diskontinuiti-diskontinuiti dari refleksi seismik, seperti: ketidak selarasan dan
permukaan down-lap yang umumnya mengikuti batas-batas waktu geologi.

A. Analisa Sikuen Seismik


Sikuen seismik adalah sikuen pengendapan yang diidentifikasikan dari penampang
refleksi seismik. ini merupakan urutan yang relatif selaras dari refleksi seismik yang
secara genetik berhubungan. Urutan ini dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh
bidang ketidakselarasan atau korelasi bidang selarasnya (Mitchum dkk, 1977).
Tujuan dari analisa sikuen seismik adalah untuk menginterpretasikan sikuen-
sikuen pengendapan dan sistim track pada penampang seismik, dengan cara
mengidentifikasikan batas bawah suatu lapisan berdasarkan tanda-tanda dari terminasi
pola refleksi.
Permukaan yang dipilih untuk menentukan batas sikuen adalah stratal
discontinuity yang diperlihatkan dari terminasi pola refleksi seismik (Possamentier &
Allen, 1999). Kriteria utama untuk pengenalan batas sikuen dari data refleksi seismik
adalah terminasi pola refleksi. Batas-batas sikuen dicirikan oleh regional on-lap dan
truncation.
Ada dua bentuk pola terminasi refleksi, yaitu :
1. Terdapat di atas bidang ketidakselarasan berupa on-lap dan down-lap,
2. Terdapat di bawah bidang ketidak selarasan yaitu: truncation, top-lap dan
appearent truncation.
Dari bidang perlapisan dan batas sikuen pengendapan, hubungan konkordan dan
diskordannya dapat diketahui. Hubungan konkordan dapat dilihat pada batas atas dan
bawah sikuen. Hubungan diskordan merupakan kriteria utama untuk menentukan batas
sikuen.
Gambar 1. Terminasi reflector seismik (modifikasi Allen, 1999)

Pembagian jenis diskordansi didasarkan pada pembagian terminasi lapisan


terhadap batas sikuen menurut Mitchum dkk, (1977), Allen (1999) adalah sebagai
berikut:
1. Lap-out adalah terminasi (pemberhentian terakhir) secara lateral, lapisan pada
batas pengendapan aslinya.
2. Truncation adalah terminasi lateral lapisan, akibat terpotong dari batas
pengendapan aslinya.
3. Base-lap adalah istilah hubungan base dengan lapisan di atasnya dalam bentuk
menyudut (diskordan), atau base-lap adalah lapisan dasar/ penyangga pada batas,
bagian bawah suatu urutan pengendapan. Umum digunakan apabila on-lap tidak
dapat dibedakan dengan down-lap, terutama disebabkan oleh deformasi setelah
pengedapan.
4. On-lap adalah terminasi pola perlapisan, yang lebih muda ke atas kemiringan,
pada pola perlapisan yang lebih tua, yang kedudukan mulanya miring. Onlap
biasanya terlihat pada base dari depositional sequence dan menunjukan adanya
suatu SB
5. Marine on-lap adalah terminasi progresif strata marine pada strata miring lebih
tua dengan arah ke daratan atau kesuatu tinggian topografi di dalam cekungan
6. Coastal on-lap adalah terminasi progresif endapan pantai (litoral atau non marine)
ke arah daratan.
7. Down-lap adalah baselap dimana lapisan yang awalnya miring terminated
downdip pada bidang yang awalnya horisontal atau miring. Downlap adalah
terminasi strata lebih muda yang kedudukan mula miring ke bawah kemiringan di
atas strata yang lebih tua. Downlap terjadi pada alas suatu depositional sequence
di dalam cekungan dan di atas maximum flooding surface, dan karena itu masing-
masing menunjukan adanya suatu sequnce boundary atau maximum flooding
surface.
8. Proximal on-lap adalah on-lap pada arah sumber sedimen dan distal down-lap
adalah down-lap pada arah yang berlawanan dari sumber sedimen, umumnya
merupakan indikasi permulaan dan akhir lateral pengendapan lapisan sedimen.
9. Top-lap adalah terminasi strata lebih tua yang kedudukan mula miring keatas
kemiringannya diatas strata lebih muda yang menutupinya, yang biasanya terjadi
akibat by passing (pengangkutan sedimen yang melalui daerah non deposisi)
sedimen. Top-lap biasanya terjadi pada top suatu depositional sequence dan
menunjukan adanya suatu batas sikuen (SB)
10. Erosional truncation adalah top terminasi strata diskordan (menyudut) yang lebih
tua pada strata lebih muda akibat erosi. Biasanya dijumpai pada top depositional
sequences dan menunjukan adanya suatu batas sikuen (SB)
11. Off-lap adalah suatu hubungan top - diskordan dimana lapisan yang lebih tua
menujukan terminasi terhadap lapisan yang lebih muda. Toplap dan erosional
truncation adalah dua contoh bentuk off-lap. Dengan kata lain off-lap merupakan
kebalikan dari on-lap.
Gambar 2 Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap dan batas
bawah (b) onlap dan downlap.

Terdapat berbagai macam konfigurasi internal fasies seismik yang sudah dikenal
adalah sebagai berikut :

a. Parallel dan Sub-parallel


Menurut Mitchun, (1977) konfigurasi parallel (P) dan subparallel (Sp), ini
menunjukkan kecepatan pengendapan yang konstan pada suatu basin plain yang
stabil.
Refleksi-refleksi seismik pada konfigurasi ini adalah seragam (parallel) sampai
relative parallel (subparallel) dalam amplitudo, kontinuitas, cycle breath dan Time
separation-nya. Amplitudo yang besar terjadi ketika terjadi pergantian lithologi dan
sebaliknya amplitudo kecil menandakan kesamaan lithologi. Frekuensi dari refleksi
menggambarkan ketebalan lapisan. Terdapat pitfalls ketika bertemu lapisan dasar
yang tipis. Kontinuitas menggambarkan tingkat energi pengendapan. Kontinuitas
yang tinggi memberikan sedimentasi lateral yang sama, ketika terdapat
discontinous refleksi mengindikasikan perubahan tingkat energi yang cepat.
Tingkatan variasi lateralnya menunjukkan tingkatan perubahan dalam kecepatan
pengendapan lokal dan kandungan litologinya.
Konfigurasi parallel disebabkan oleh pengendapan sedimen dengan rate yang
seragam (uniform rate), atau pada paparan (shelf) dengan subsiden yang uniform
atau sedimentasi pada stable basin plain. Sedangkan konfigurasi Subparallel
terbentuk pada zona pengisian, atau pada situasi yang terganggu oleh arus laut.

b. Divergent
Divergent terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif selama
proses sedimentasi. Divergent merupakan refleksi-refleksi seismik yang
membentuk suatu paket yang membaji (wedge shape) yang mana penebalan
lateral banyak dihasilkan oleh penebalan siklus-siklus refleksi individu di dalam
paket itu, dibandingkan dengan onlap, toplap, atau erotional truncation. Bidang
divergen mengindikasikan sistem pengendapan berdasarkan perbedaan pergerakan
tektonik.

c. Prograding Clinoform
Konfigurasi progradasi, ini dapat berupa sigmoid (S), obliq (Ob), complex
(SO), shingled (Sh), hummocky (HC) dan terbentuk akibat pengendapan yang
progressif secara lateral dari bidang pengendapan yang miring, sering disebut
clinoform. Ini merefleksikan pengendapan karena energi rendah (Mitchum dkk,
1977). Bentuk dan sudut sedimen dalam sistem kemiringan ini dikontrol oleh:
 Komposisi material endapan
 Rata-rata pengendapan dan jumlah input sedimen
 Kadar garam di air
 Kedalaman air
 Tingkat energi dari lingkungan pengendapan
 Posisi muka laut
 Tingkat penurunan
Beberapa tipe pola clinoform yang diketahui adalah:
1. Sigmoidal adalah suatu prograding clinoform yang terbentuk oleh refleksi-
refleksi sigmoidal (berbentuk huruf S) yang dan interpretasikan sebagai
perlapisan dengan segmen-segmen tipis yang bagian atas dan bawahnya
landai (bersudut kecil), serta segmen-segmen bagian tengahnya yang lebih
tebal dan bersudut lebih besar. Segmen-segmen topset-nya mempunyai
kemiringan yang hampir datar dan concordant terhadap permukaan atas fasies
itu. Segmen-segmen foreset-nya membentuk lensa yang super posed dalam
suatu cara aggradational atau progradational. Hal ini menunjukkan bahwa
akomodasi bertambah selama pengendapan lapisan yang prograding.
2. Oblique, adalah suatu prograding clinoform yang biasnya terdiri dari refleksi-
refleksi dengan kemiringan relatif curam yang menunjukkan terminasi ke atas
dengan gambaran toplap pada atau dekat dengan suatu refleksi atas yang hampir
datar, dan bentukan terminasi ke bawah dengan gambaran downlap terhadap
refleksi di bawahnya.
- Tangensial Oblique, adalah suatu pola oblique clinoform dimana
kemiringan berkurang secara berangsur-angsur pada bagian bawah
segmen-segmen foreset yang membentuk refleksi-refleksi yang cekung ke
arah atas. Refleksi-refleksi seismic yang menunjukkan terminasi yang
menyentuh refleksi di bawahnya dengan gambaran downlap, ketika
perlapisan darimana mereka berasal menunjukkan menipis ke bawah.
- Parallel Oblique, adalah pola oblique clinoform dengan refleksi-refleksi
foreset sejajar dengan kemiringan relatif curam yang menunjukkan
terminasi ke bawah dengan gambaran downlap bersudut besar terhadap
suatu refleksi di bawahnya. Gambaran ini menunjukkan suatu lingkungan
pengendapan dekat suplai sedimen yang besar, penurunan basin lambat
atau tidak ada, dan permukaan laut yang tidak berubah menandakan
pengisian basin yang cepat bersamaan dengan passing pengendapan atau
menoreh/menyapu permukaan pengendapan bagian atas.
3. Complex Sigmoid Oblique, adalah prograding clinoform yang terdiri dari
kombinasi variasi selang-seling gambaran refleksi sigmoidal progrdation dan
oblique progradation di dalam suatu satuan fasies seismik tunggal. Segmen-
segmen topset dicirikan oleh selang-seling segmen-segmen sigmoid horizontal
dan segmen-segmen oblique dengan gambaran terminasi toplap. Selang-seling
ini menunjukkan suatu sejarah di dalam suatu lingkungan pengendapan
yang tumbuh ke atas dan by passing pengendapan dalam topset.
4. Shingled, adalah pola prograding clinoform yang terdiri dari refleksi-refleksi
prograding yang tipis, biasanya menggambarkan batas atas dan bawah yang
sejajar, dan refleksi-refleksi oblique sejajar bersudut kecil atau landai yang
menggambarkan terminasi toplap dan downlap yang semu.
5. Hummocky, adalah pola prograding clinoform yang terdiri dari
segmensegmen refleksi subparallel, tidak teratur, dan tidak kontinu yang
membentuk suatu pola tidak beraturan yang ditandai oleh terminasi atau
belahan-belahan refleksi yang tidak sitematis. Pola-pola ini biasanya
diinterpretasikan mewakili perlapisan yang membentuk pola clinoform yang
kecil dan inter fingering yang tumbuh ke dalam air dangkal pada suatu prodelta
atau inner delta. Hummocky clinoform biasanya terlihat dalam arah strike
pengendapan.

Gambar 5. Tekstur yang terprogradasi


d. Chaotic ,merupakan refleksi-refleksi discordant, tidak kontinu yang menunjukkan
satu susunan permukaan-permukaan refleksi yang tidak beraturan. Dapat diperoleh
dari lapisan yang diendapkan dalam suatu lingkungan yang bervariasi dengan
energi yang relatif tinggi atau sebagai perlapisan yang pada awalnya kontinu
tetapikemudian mengalami deformasi sehingga kontinuitasnya terputus-putus.
Chaotic merupakan pengendapan dengan energi tinggi (mounding, cut and fill
channel) atau deformasi seteah proses sedimentasi (sesar, gerakan overpressure
shale, dll.)
e. Reflection free, Area refleksi bebas bertepatan dengan zona dimana impedansi
akustik melemah. Berhubungan dengan litologi yang homogen, bisa jadi shale
tebal, limestone, sand dan lain-lain. Karang masiv dan batuan beku kadang
menunjukan pola refleksi bebas. Endapan garam diapir dan vulkaniklastik juga
menunjukkan pola yang sama. Batuan beku, kubah garam, interior reef tunggal.

Gambar 3. Beberapa konfigurasi dan pola refleksi seismik (Mitchum dkk, 1977)

Dalam menginterpretasi penampang seismik terdapat empat dasar dari fasies


berdasarkan perbedaan dari konfigurasi refleksi, yaitu (Gambar 3):
1. Parallel dan divergen: shelf/platform, delta/platform, delta front/delta plain,
alluvial plain/distal fan delta dan basinal plain.
2. Progadational: slope yang berasosiasi dengan prograding shelf/ platform,
prodelta berasosiasi dengan prograding shelf delta atau shelf margin delta,
slope yang berasosiasi dengan prograding shelf yang disuplai oleh shelf delta/
fan delta.
3. Mounded dan draped: reef, volcanoes, diapirs, submarine canyon dan lower
slope mengindikasikan endapan turbidit, dan hemipelagik klastik.
4. Onlap dan fill: fasies-fasies onlap coastal, continental rise slope, dan endpn
submarine cayon fill.

Kenampakan yang dipakai dalam analisis stratigrafi seismik adalah:


1. Terminasi seismik : onlap, downlap, toplap, erosional truncation.
2. Karakter reflektor seismik : kontinuitas, flat, dipping, clinoform

Dengan melakukan analisis stratigrafi seismik tersebut memungkinkan diprediksi


penyebaran batuan yang ada di bawah permukaan secara lebih rinci. Cara terbaik untuk
mengidentifikasi geometri-geometri dari pola refleksi adalah dengan mencari reflektor-
reflektor pada arah kemiringan (dip-line) dip dengan kemiringan sudut yang besar baik
di atas maupun di bawah bidang lapisan. Secara umum reflektor-reflektor ini akan
mengindikasikan kemiringan pengendapan. Pola ini disebut offlap.
Pola-pola refleksi seismik yang sudah diidentifikasi di daerah endapan laut dalam
antara lain: offlap, submarine onlap, submarine mounds, channel/overbank complexes,
slump, slope-front fill, climbing toplap, dan drape. Pola offlap dapat digunakan untuk
menginterprtasikan kedalaman-kedalaman paleobathymetri, yi: dengan menganalisa
ketinggian dari prograding clinoform. Pola onlap membantu untuk menginterprtasikan
topografi bawah laut. Pola-pola mounded, channel/overbank complexs dan slump
mengidentifikasikan endapan-endapan lowstand. Coastal onlap adalah naiknya
mukalaut yang pada penampang seismik ditunjukan pola reflektor seismik onlap.
Komponen horisontal dan vertikal dari coastal onlap diidentifikasikan sebagai
coastal encroachment dan coastal aggradation. Coastal aggradation dapat digunakan
untuk mengestimasikan besar naiknya mukalaut. Pada saat naiknya muka laut dapat
terjadi fase transgresi dan regressi, tetapi terminologi regresi dan pendangkalan tidak
sinonim dengan turunnya muka laut relatif.
DAFTAR PUSTAKA

Mitchum, R. M., Jr., 1977, Seismic Stratigraphy and Global Changes in Sea-
Level, Part VII, AAPG Mem. 26, Tulsa, Oklahoma, p.205-212.
Posamentier, H. W., dan Allen, G. P., 1999, Siliciclastic Sequence Stratigraphy-
Concepts and Applications, Dalam: Dalrymple (ed), Concepts in Sed. And
Paleon. No.7, Tulsa: SEPM.
https://www.scribd.com/document/376377294/Widy-Anggraini-S831702020

Anda mungkin juga menyukai