Anda di halaman 1dari 14

SOURCE ROCK DAN TRAP

Oleh : Bella Mei Gita Lucyana (16640045)

Dosen Pengampu : Drs. Abdul Basid, M.Si


A. Latar belakang
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai
hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen
(H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung
oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N). Para geologis umumnya sependapat
bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan
dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme
laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur,
membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan
endapan (sedimentary rock).
Hidrokarbon adalah sumber daya energi yang penting peranannya dalam
mendukung perekonomian negara. Di Indonesia terdapat lebih dari enam puluh
cekungan sedimen, baik yang ada di lepas pantai maupun di darat. Saat ini
batuan sedimen laut dalam mendapat perhatian karena berpotensi sebagai
reservoir hidrokarbon, seperti yang telah dibuktikan di Cekungan Kutai, Brunei,
Tarakan, Sumatra Utara, Jawa Timur, dan Cekungan Palawan.
Batu mengacu pada batuan sumber dari mana hidrokarbon telah dihasilkan atau
mampu dihasilkan. Mereka hidrokarbon potensi source rock yang terdiri dari
bahan organik tidak larut, mampu menghasilkan hidrokarbon pada hidrokarbon
pirolisis dan teratur atau pematangan lebih lanjut ditentukan analitis. Dalam
penemuan instan, sampel partikulat dari batuan sumber cadel dengan pelarut
untuk mengekstrak bentuk dan hidrokarbon ada menyediakan solusi pertama
untuk analisis.
Dalam paper ini, akan membahas yang pertama sekali yaitu tentang
batuan induk (sorce rock). Contoh dari batuan source rock adalah batu gamping,
dan kini telah di temukan hidrokarbon yang terbentuk dari batu bara.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah untuk mengetahui, memahami
dan mempelajari mengenai batuan induk (source rock) dan jebakan (trap).
C. Pembahasan
1. Pengertian Souce Rock
Source rock adalah batuan yang kaya zat organik, jika mengalami cukup
pemanasan akan menghasilkan minyak dan gas. Sehingga tidak terjadi siklus carbon
seperti selayaknya. Justru karbonat terendapkan dan menjadi batu. Contoh dari
batuan source rock adalah batu gamping, dan kini telah di temukan hidrokarbon
yang terbentuk dari batu bara.
Batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari
cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.

Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan
nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik,
karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti
bahwa terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen. Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni
12C dan 13C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh
peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari di antara
beberapa unsur yang diketahui keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah "karbon"
berasal dari bahasa Latin carbo, yang berarti batu bara.
Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling terkenal adalah grafit,
intan, dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika karbon bervariasi bergantung pada jenis
alotropnya. Sebagai contohnya, intan berwarna transparan, manakala grafit
berwarna hitam dan kusam. Intan merupakan salah satu materi terkeras di dunia,
manakala grafit cukup lunak untuk meninggalkan bekasnya pada kertas. Intan
memiliki konduktivitas listik yang sangat rendah, sedangkan grafit adalah
konduktor listrik yang sangat baik. Di bawah kondisi normal, intan memiliki
konduktivitas termal yang tertinggi di antara materi-materi lain yang diketahui.
Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam kondisi normal, tetapi grafit
merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara alotrop-alotrop
lainnya.
Adapun karakteristik carbon memiliki berbagai bentuk alotrop yang berbeda-
beda, meliputi intan yang merupakan bahan terkeras di dunia sampai dengan grafit
yang merupakan salah satu bahan terlunak. Karbon juga memiliki afinitas untuk
berikatan dengan atom kecil lainnya, sehingga dapat membentuk berbagai senyawa
dengan atom tersebut. Oleh karenanya, karbon dapat berikatan dengan atom lain
(termasuk dengan karbon sendiri) membentuk hampir 10 juta jenis senyawa yang
berbeda. Karbon juga memiliki titik lebur dan titik sublimasi yang tertinggi di
antara semua unsur kimia. Pada tekanan atmosfer, karbon tidak memiliki titik lebur
karena titik tripelnya ada pada 10,8 ± 0,2 MPa dan 4600 ± 300 K, sehingga ia akan
menyublim sekitar 3900 K.
Karbon dapat menyublim dalam busur karbon yang memiliki temperatur sekitar
5800 K, sehingga tak peduli dalam bentuk alotrop apapun, karbon akan tetap
berbentuk padat pada suhu yang lebih tinggi daripada titik lebur logam tungsten
ataupun renium. Walaupun karbon secara termodinamika mudah teroksidasi,
karbon lebih sulit teroksidasi daripada senyawa lainnya (seperti besi dan tembaga).
Ada beberapa istilah mengenai batuan induk yang harus kita pahami, antara lain:
a. Batuan Induk efektif (effective source rocks) adalah batuan sedimen yang sudah
menghasilkan dan mengeluarkan (expelled) hidrokarbon
b. Batuan induk yang mungkin (possible source rocks) adalah batuan sedimen
yang potensi sumbernya belum dievaluasi, tetapi mungkin telah menghasilkan
dan mengeluarkan hidrokarbon
c. Batuan Induk potensial (potential source rocks) adalah batuan sedimen yang
belum matang (immature) yang kapabilitasnya dalam menghasilkan dan
mengeluarkan hidrokarbon diketahui jika tingkat kematangan termal menjadi
lebih tinggi.

Kategori batuan Kapasitas sumber Kapasitas sumber Hidrokarbon yang


induk asal tersisa dihasilkan
Possible Go Tidak terukur Tidak terukur
Potential Go Go Tidak ada
Effective Go G Go – G
Effective Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Keterangan :
- Go tidak perlu sama untuk semua batuan; G = diukur sebagai kapasitas sumber
yang tersisa; Go = tidak dapat diukur langsung dari sampel yang HC
generated; tapi dari immature source rocks, dimana Go dan G adalah identik
- Go – G = HC generated
Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari garam karbonat.
Dalam prakteknya adalah terutama batugamping dan dolomit. Karbonat mempunyai
keistimewaan dalam cara terbentuknya, yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada
sebagai detritus daratan. Pembentukan batuan karbonat secara kimia, tetapi yang
penting adalah turut sertanya organisme di dalam batuan karbonat.
2. Pematangan Batuan Induk
Source rock kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari
cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon. Hidrokarbon
membentuk salah satu elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum.
Hidrokarbon adalah batuan sedimen yang kaya akan kandungan material organik
yang mungkin telah tersimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam,
lakustrin, dan delta bahan organik tersebut misalnya ganggang. Jadi ganggang ini
bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang
mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun
di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source
Rock (batuan induk) yang kaya mengandung unsur karbon (high TOC-Total
Organic Karbon).
Pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan
dan juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya
menghasilkan minyak. Proses pemasakan ini tergantung suhunya dan karena suhu
ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama
tingkat kematangannya. Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien
geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal
tinggi. Berikut adalah grafik pematangan batuan induk (source rock):
Dalam gambar diatas ini terlihat bahwa minyak terbentuk pada suhu antara 50-
180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena
cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
3. Jenis dan Syarat Bahan Induk
Dalam geologi minyak bumi , batu mengacu pada batuan sumber dari mana
hidrokarbon telah dihasilkan atau mampu dihasilkan. Mereka membentuk salah satu
elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum . Mereka adalah organik
sedimen yang kaya yang mungkin telah disimpan dalam berbagai lingkungan
termasuk laut air dalam lakustrin dan delta. Serpih minyak dapat dianggap sebagai
source rock organik kaya tapi belum matang dari mana minyak sedikit atau tidak
telah dihasilkan dan dikeluarkan.
Batuan induk(source rock) diklasifikasikan dari jenis kerogen bahwa mereka
mengandung, yang pada gilirannya mengatur jenis hidrokarbon yang akan
dihasilkan.
a. Tipe 1 merupakan alga dari lingkungan pegendapan lacustrine dan lagoon.Tipe
I ini dapat mengkasilkan minyak ringan (light oil) dengan kuallitas yang bagus
serta mampu menghasilkan gas.
b. Tipe 2 merupakan campuran material tumbuhan serta
mikroorganisme (plankton laut) laut. Tipe ini merupakan bahan utama minyak
bumi serta gas.
c. Tipe 3 Tanaman darat dalam endapan yang mengandung batu bara. Tipe ini
umumnya menghasilkan gas dan sedikit minyak.
d. Tipe 4 bahan-bahan tanaman yang teroksidasi. Tipe ini tidak bisa menghasilkan
minyak dan gas.
Adapun syarat-syarat sebagai batuan induk yaitu:
a. Mengandung kadar organik yang tinggi
b. Mempunyai jenis kerogen yang berpotensi menghasilkan hidrokarbon dan telah
mencapai kematangan tertentu sehingga dapat menghasilkan hidrokarbon.
4. Faktor Terbentuknya Source Rock
Untuk menjadi source rock ada 3 faktor yang mempengaruhi. Yaitu :
1. TOC ( total organic karbon ) merupakan kuantitas dari karbon organic yang
terendapkan dalam batuan tersebut. Semakin tinggi nilai OC maka akan
semakin baik source rock tersebut dan kemungkinan terbentuknya hidrokarbon
akan semakin tinggi. TOC yang dapat menghasilkan adalah di atas 1 % .
2. Kerogen merupakan kualitas dari carbon organic yang terendapkan dala batuan
tersebut. Keregon akan menentukan hidrokarbon yang akan di bentuk. Kerogen
ada beberapa tipe . diantaranya :
1) Kerogen tipe I
- Terbentuk di perairan dangkal
- Berasal dari algae yang bersipat lipid
- H/C > 1.5 dan O/C < 0,1
- Menghasikan minyak
2) Kerogen tipe II
- Terbentuk di marine sedimen
- Berasal dari algae dan protozoa
- H/C antara 1,2 – 1,5 dan O/C antara 0,1-0,3
- Menghasilkan minyak dan gas
3) Kerogen tipe III
- Terbentuk di daratan
- Berasal dari tumbuhan daratan
- H/C < 1,0 dan O/C > 0,3
- Menghasilkan gas
4) Kerogen tipe IV
- Telah mengalami oksidasi sebelum terendapkan , sehingga
kandungan karbon telah terurai sebelum terendapkan
- Tidak menghasilkan hidrokarbon
3. Maturity atau pametangan adalah proses perubahan zat-zat organic menjadi
hidrokarbon. Proses pematangan di akibatkan kenaikan suhu di dalam
permukaan bumi. Dimana maturity di bagi 3 Yaitu antara lain :
a. Immature adalah sourcerock yang belum mengalami perubahan
menjadi hidrokarbon
b. Mature adalah source rock yang sedang mengalami perubahan menjadi
hidrokarbon
c. Overmature adalah source rock yang telah mengalami pematangan
menjadi hidrokarbon.
4. Perangkap (Trap)

Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi


hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan
reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah adanya batuan
reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor penting
diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.
Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya
minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke bawah
sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.
Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap
Stratigrafi, Perangkap Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan
perangkap hidrodinamik.
a. Perangkap Stratigrafi
Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan
variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam
perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah
minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian
terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini
dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi
batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata,
1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi
dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun
berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts,
dan Truncations.
Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut,
atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu
sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan
impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki
kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat
ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak.
Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap
ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang
memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan
permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang
telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang
dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat
hidrokarbon.
Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap
pada reservoar itu sendiri yangCut Off up-dip, dan mencegah migrasi
lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan. Variasi
ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk
memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar
terendapkan.
b. Perangkap Struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini
Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang
paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai
unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau
struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan
modifikasinya).
c. Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.
Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan
yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat
yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah
patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada
satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang
dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi
bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah
jebakan patahan ini.

d. Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin,
jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang
memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi
bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta
naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena
lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.
e. Jebakan Struktural lainnya
Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an
extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang
berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone.
Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi
berada padaHanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral
pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.

f. Perangkap Kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi
antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini
merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak
minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis
perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan,
terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada
perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap
itu sendiri.
g. Perangkap Hidrodinamik
Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik.
Perangkap ini sangta jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air.
Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak
bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat
menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan
pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam reservoar
formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk
migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian
tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan
sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada
jebakan minyak yang konvensional.

D. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pebahasan diatas yaitu :
 Source rock adalah batuan yang kaya zat organik, jika mengalami cukup pemanasan
akan menghasilkan minyak dan gas.
 Pematangan source rock (batuan induk) terjadi karena adanya proses pemanasan
dan juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya
menghasilkan minyak.
 Terdapat 3 syarat terbentuknya source rock yaitu adanya total organic karbon ,
kerogen , dan maturity
 Untuk kerogen , ada 4 jenis kerogen yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV yang
dibedakan berdasarkan tempat terbentuk , asal , perbandingan H/C dan O/C serta
hasilnya.
 Perangkap minyak bumi terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap
Struktural, Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.

E. Referensi
http://poyss.blogspot.com/2012/10/batuan-induk-source-rock.html
https://www.scribd.com/doc/182037329/SOURCE-ROCK-docx
http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/01/batuan-induk-sourcerock-adalah-
batuan.html
https://nooradinugroho.wordpress.com/2008/10/15/jenis-jenis-perangkap-minyak-bumi/

Anda mungkin juga menyukai