Anda di halaman 1dari 13

6.

Proyeksi Stereografi
6.1. Prinsip
Proyeksi stereografi merupakan cara pendekatan deskripsi geometri yang efisien
untuk menggambarkan hubungan sudut antara garis dan bidang secara langsung.
Pada proyeksi stereografi, unsur struktur geologi digambarkan dan dibatasi
didalam suatu permukaan bola (sphere).
Bila pada suatu bidang miring (gambar 6.1a) ditempatkan pada suatu permukaan
bola melalui pusat bola, maka bidang tersebut akan memotong permukaan bola
sebagai lingkaran besar (great circle) atau disebut sebagai proyeksi permukaan bola
(spherical projection). Pada umumnya dasar proyeksi yang akan dipakai adalah
proyeksi sferis pada belahan bola bagian bawah (lower hemisphere), akan tetapi
ada pula yang memakai bagian atasnya (upper hemisphere). Proyeksi permukaan
bola ini digambarkan pada setiap titik pada lingkaran besar melalui titik puncak
zenith (gambar 6.1 b). Hasil proyeksi pada bidang equator dinamakan stereogram
atau proyeksi stereografi.

Ga
ri

Bi
da

ng

Zenith

Bidan g

Equa to

Titik
Belahan bola bawah
Lingkaran
Besar

Gambar 6.1 : Gambaran geometri proyeksi stereografi


a. Proyeksi biang dan garis pada permukaan bola
b. Proyeksi dari titik-titik potong garis pada permukaan bola pada
equator melalui zenith

Struktur bidang atau garis diproyeksikan dengan cara yang sama yaitu melalui
perpotongannya dengan permukaan bola sebagai proyeksi sferis atau titik, dan
diproyeksikan pada bidang horizontal melalui Zenith. Beberapa contoh proyeksi
bidang dan garis, serta gambaran pada bidang equator nya (proyeksi stereografi),
ditunjukkan pada gambar 6.2.
Geologi Dinamik Geologi ITB

43

Proyeksi Stereografi

Suatu garis atau bidang dengan kecondongan yang kecil, proyeksinya akan
mendekati lingkaran equator, sedangkan garis atau bidang yang sangat
menunjam, proyeksinya akan mendekati pusat lingkaran.

ZENITH

Garis

Ga

ris

Proyeksi
Stratigrafi
Garis B.

Proyeksi
Stratigrafi
Garis A.

BIDANG EQUATOR

Proyeksi
Stereografi
Bidang

BIDANG EQUATOR
Proyeksi speris

Proyeksi
Stereografi
Bidang

Gambar 6.2 : Beberapa contoh proyeksi stereografi garis dan bidang

Geologi Dinamik Geologi ITB

44

Praktikum Geologi Struktur

6.2. Jaring stereografi meridional (Wulf Net)


Dalam pekerjaan praktis, proyeksi dan garis dilakukan dengan bantuan jaring
stereografi. Jaring stereografi Wulf Net, dibuat berdasarkan pembagian sudut
yang sama dari garis yang ditarik melalui Zenith ke setiap titik pada lingkaran
besar, yang proyeksinya pada bidang equator berupa stereogram. Dengan
memproyeksikan berbagai bidang dengan jurus Utara - Selatan (Gambar 6.3)
dengan arah kemiringan ke Barat dan Timur akan didapat berbagai jaring
meredian (stereogram). Dengan demikian besaran tiap sudut pada proyeksi
stereografi merupakan gambaran sudut pada permukaan bola. Pusat dari
lingkaran besar didapatkan secara grafis (gambar 6.3 b) atau dengan hubungan
d = r tan
(d = jarak ke pusat lengkungan O ; r = jari-jari lingkaran ; = kemiringan bidang)
Gambar 6.3 b menunjukkan beberapa meredional lingkaran besar yang
menggambarkan seri bidang dengan jurus utara-selatan dengan kemiringan ke
barat pada selang 100.

Gambar 6.3 Proyeksi stereografi dari bidang miring


a. Tempat kedudukan titik-titik pada suatu bidang
b. Cara pembuatan lingkaran besar (stereogram) pada jaring Wulf

Lingkaran kecil merupakan perpotongan antara permukaan bola dengan bidang


yang tidak melalui pusat bola. Setiap lingkaran kecil dapat dianggap sebagai
perpotongan antara permukaan bola dan kerucut tegak melalui pusat lengkungan
O. Suatu kerucut dapat digambarkan dengan cara menentukan tempat
kedudukan dari garis dengan pitch yang tetap pada suatu bidang, dengan
berbagai kemiringan (gambar 6.4 a). Bila arah Utara-Selatan merupakan tempat
kedudukan pusat lingkaran kecil bagian bawah bola diproyeksikan ke titik zenith,
maka akan menghasilkan stereogram yang disebut garis lengkung lingkaran kecil.
Geologi Dinamik Geologi ITB

45

Proyeksi Stereografi

Pusat-pusat lingkaran kecil ini dapat digambarkan secara grafis (gambar 6.4 b)
yang didapat dari hubungan d = r / cos

Gambar 6.4 : Proyeksi stereografi dari kerucut


a. Tempat kedudukan dari titik-titik yang merupakan garis pada berbagai bidang
b. Pembuatan lingkaran kecil

Perpotongan antara garis lengkung lingkaran kecil dengan garis lengkung


meredian membentuk Jaring Stereografi Meredian atau disebut juga Wulff Net
(gambar 6.5). Jaring stereografi ini disebut juga jaring stereografi proyeksi sama
sudut (equal angle projection), karena dibuat berdasarkan proyeksi dari bidangbidang yang bersudut sama. Jaring stereografi Wulf Net, dibuat pada setiap
selang 20 dan 100.
6.3. Cara penggambaran unsur struktur dengan Wulf Net
Jaring Wulf menggambarkan proyeksi stereografi dari berbagai kemiringan dari
suatu bidang dengan arah jurus Utara - Selatan. untuk menggambarkan
stereogram dari suatu bidang, selalu digunakan arah jurus pada garis Utara Selatan, dan kemiringannya diukur pada arah Barat - Timur.
Untuk penggambaran praktis, umumnya digunakan kertas transparan atau kalkir.

Geologi Dinamik Geologi ITB

46

Praktikum Geologi Struktur

Gambar 6.5 : Jaring stereografi Wulf

Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut (>> lihat gambar 6.6) :
- Letakkan kertas kalkir di atas jaring dan gambarkan lingkaran luarnya, dan beri
tanda titik-titik utara - selatan dan pusat lingkaran.
- Gambarkan garis jurus melalui pusat lingkaran sesuai dengan harga jurusnya.
- Putar kalkir sehingga garis jurus berimpit dengan garis utara-selatan, dimana
titik utara jaring berimpit dengan harga jurusnya.
- Gambarkan garis lengkung stereogram sesuai dengan besarnya kemiringan,
dengan besaran 0 di pinggir dan 90 di pusat lingkaran, dengan mengikuti
lengkung lingkaran besar pada jaring.
- Apabila stereogram bidang telah digambarkan, posisi kalkir dikembalikan pada
kedudukan sebenarnya.

Geologi Dinamik Geologi ITB

47

Proyeksi Stereografi

Hal yang perlu diperhatikan adalah arah kemiringan bidang, dan ini akan sangat
tergantung pada cara pengukuran dan jenis kompas yang dipakai. Oleh karena itu
mutlak disebutkan arah kemiringannya apakah cenderung kearah Timur atau ke
Barat, dengan pengertian apakah stereogramnya digambarkan disebelah kanan
(E) atau kiri (W) dari garis utara-selatan jaring.
Cara penggambaran struktur garis pada dasarnya sama (>> lihat gambar 6.7),
proyeksi stereografinya berupa titik atau garis menurut besaran arah dan
penunjamannya. Besaran sudut penunjaman dapat dilakukan pada arah N-S atau
E-W dari jaring Wulf.
Gambar 6.6 : Cara
penggambaran struktur bidang
N 40 0 W/ 30 0SW
a. Ukurkan besaran jurus 40 0
ke barat
(W) dari utara (N)
b. Gambarkan garis jurus.
c. Ukur sudut kecondongan
30 sepanjang garis barat-timur
pada
sisi W
d. Kembalikan pada posisi
semula

Geologi Dinamik Geologi ITB

48

Praktikum Geologi Struktur

Gambar 6.7 Cara penggambaran


struktur garis 26 0, N 40 0 E
a.
b.
c.

d.

6.4.

Ukurkan besaran trand 40


0ke timur (E) dari utara (N)
Tandai arah garis (trend)
Putarkan trend garis kearah
garis barat-timur, ukur
sudut penunjaman 26 0.
Kembalikan pada posisi
semula, proyeksi
digambarkan sebagai titik
atau garis
Cara lain dengan
pengukuran penunjaman
pada arah utara selatan

Beberapa penyelesaian problem struktur dengan proyeksi stereografi

- Menentukan besar kemiringan semu pada arah N 800 E dari suatu bidang N 500
E/500 SE

Gambar 6.8
1. Gambarkan kedudukan bidang ; putar transparan 500 searah garis barat timur pada sisi E,
gambarkan stereogramnya.
2. Kembalikan transparan pada posisi semula, tandai arah N 800 E.
3. Putar tanda arah ini pada sisi E, baca besaran sudut dimana garis stereogram memotong arah
garis barat-timur. Didapat kemiringan semu 310

Geologi Dinamik Geologi ITB

49

Proyeksi Stereografi

- Menentukan kedudukan lapisan dari dua kemiringan semu ; 28 0, N 56 0 W dan 22


0, N14 0 E

Gambar 6.9
1. Gambarkan kedudukan dua garis tersebut : Garis 1, putar transparan searah jarum (arah N-W)
sebesar 56 dari utara, tandai kedudukan garis pada penunjaman 30 pada sisi utara (N) ; Garis 2,
putar berlawanan jarum jam (arah-N-E) sebesar 140 , dan tandai pada penunjaman 220 pada
sisi N.
2. Putar transparan, hingga garis 1 dan 2 berada pada satu lingkaran besar yang sama,
gambarkan stereogramnya. Kemiringan sebenarnya dapat langsung dibaca pada arah barat
timur. Besarnya jurus dapat dibaca dengan mengembalikan transparan pada posisi semula.
Didapatkan N560 E/30 NW. Sudut antara dua garis tersebut didapatkan 620.

- Menentukan kedudukan garis perpotongan dari dua buah bidang ; N40 E/60 SE
dan N60 0 W/30 0 SW
N

P1
P2

Pl
an
e

59

82

35
30

21

Ganbar 6.10
1. Gambarkan stereogram dari dua bidang : Bidang 1, putar transparan 400 berlawanan jarum jam
(arah N-E), tentukan besar kemiringan 600 pada sisi E ; Bidang 2, putar transparan 600 searah
jarum jam (arah N-W), tentukan kemiringannya 300 pada sisi W.
2. Titik potong antara dua stereogram atau lingkaran besar merupakan kedudukan garis potong
dua bidang tersebut. Putar garis ini pada arah utara selatan, dan beri tanda pada lingkaran
pinggirnya. besaran penunjaman dapat langsung dibaca, dan arah garisnya dapat dibaca
dengan mengembalikan posisi transparan pada arah yang semula. Kedudukan garis potong
adalah 300, N210 E.
Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Struktur

50

Proyeksi stereografi juga dapat dipakai untuk persoalan menentukan besaran


sudut antara dua bidang, garis dan bidang bagi dan sebagainya. Problem ini akan
dibahas pada proyeksi kutub.
6.5. Perputaran Bidang
Perputaran bidang dalam jaring stereografi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
- Perputaran dengan sumbu putar vertikal.
Perputaran ini akan merubah komponen arah atau jurus, tanpa perubahan pada
komponen kemiringan atau penunjaman. Sebagai contoh, suatu bidang dengan
kedudukan N00 E/450 SE, diputar sebesar 45 searah jarum jam (gambar 6.11 a),
kedudukan bidang itu akan menjadi N450 E/450 SE.
- Perputaran dengan sumbu putar horizontal.
Perputaran ini akan merubah komponen kemiringan atau penunjaman. Pada
dasarnya perputaran ini menjadikan setiap titik pada stereogram bergeser sesuai
besar sudut putar dan arah perputarannya. Sebagai contoh, suatu bidang
0
0
0
N0 E/60 E diputar sebesar 30 ke arah horizontal. Kedudukan bidang menjadi
N00E/30E. Perlu diperhatikan bahwa pergeseran sudut kemiringan akan selalu
mengikuti atau searah dengan garis lingkaran kecil. Apabila pada bidang tersebut
terdapat struktur garis atau ada bidang lain yang kedudukannya terkait terhadap
bidang yang diputar, maka perputarannya juga akan mengikuti garis lingkaran
kecil sesuai dengan perputaran bidang tersebut.

Geologi Dinamik Geologi ITB

51

Proyeksi Stereografi

N.0E/40

(a)

45

E
45
N.

0
/4

N.0E / 60
N.0E / 30
60

30

(b)

Gambar 6.11 Perpuaran bidang


a) Perputaran bidang dengan sumbu putar vertikal ; Suatu bidang N00E/450E diputar 45 0searah jarum
jam, kedudukan bidang menjadi N00E/350E.
b) Perputaran dengan sumbu horisontal ; Suatu bidang N0 E/60 E, diputar 30 kearah horisontal,
kedudukan bidang menjadi N0 E/30 E. Setiap titik pada lengkungan besar akan terputar 300 mengikuti
lengkungan kecil.

Didalam persoalan geologi struktur, perputaran bidang dipakai untuk


menentukan kedudukan suatu unsur bidang atau garis yang harus dikembalikan
pada kedudukan awalnya, atau pada saat pembentukannya. Misalnya arah arus
purba, kedudukan bidang dibawah ketidakselarasan dan sebagainya.

Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Struktur

52

- Ketidakselarasan
Suatu seri batuan A dengan kedudukan N1100E/600SW terletak di bawah seri
batuan B dengan kedudukan N400E/300. Seri batuan B tidak selaras terhadap
batuan A. Akan ditentukan kedudukan seri batuan A pada saat pembentukan
batuan B pada saat batuan B belum mengalami perlipatan (Gambar 6.12).

Gambar 6.12

Tahapan penyelesaiannya sebagai berikut (Gambar 6.12) :


1. Gambarkan masing-masing stereogram bidangnya.
2. Tempatkan jurus batuan B pada arah utara-selatan.
3. Putar stereogram B sebesar kemiringannya (300) ke arah horizontal, setiap titik pada
stereogram A akan terputar mengikuti lingkaran kecilnya sebesar 300 ke arah yang sama.
Stereogram A yang telah tergeser adalah kumpulan titik-titik tersebut.
4. kedudukan lapisan A dapat ditentukan dengan menentukan besaran kemiringan dan
mengembalikan posisi kertas transparant pada arah semula.

- Menentukan arah arus purba


Arah arus purba dapat dikenali dari struktur sedimen berupa flutecast, current
ripple, crossbedding atau jejak lain yang menunjukkan arah sedimentasi.
Pada dasarnya struktur tersebut mencerminkan arah, yang dapat diwakili sebagai
struktur garis yang berdiri sendiri, dan secara umum terletak pada struktur
Geologi Dinamik Geologi ITB

53

Proyeksi Stereografi

bidang yaitu perlapisan batuan. Untuk mengetahui arah arus sebenarnya, atau
pada saat keadaan pembentukannya, maka kedudukan lapisan batuan tersebut
harus dikembalikan pada posisi horizontal, yaitu posisi pada saat sedimentasi.
Sebagai contoh, pada suatu perlapisan N450 E/600SE, terdapat struktur flutecast
yang dapat dikenali arahnya yaitu pada arah N650E. Akan ditentukan arah
sebenarnya dari sedimentasinya (gambar 6.13).
N65E
N45E
N

N
N45E

Arah sebenarnya

N65E

S
N

E
5
N4

Ar a

hs

u la
em

N75

Arah sebenarnya
W

Gambar 6.13
Tahapan pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Gambarkan kedudukan bidang dan arah terukur pada perlapisan.
2. Tentukan titik potong arah tersebut dengan bidang pada stereogramnya (merupakan
kedudukan garis flutecast)
3. Putar bidang kearah horisontal, garis flutecast akan ikut terputar.
4. Kedudukan garis yang telah diputar dibaca dengan mengembalikan pada posisi sebenarnya.

Soal Proyeksi Stereografi


1. Sayap suatu lipatan mempunyai kedudukan N70E/30SE dan sayap yang lain
adalah N50W/40SW.
a. Tentukan kedudukan dari sumbu lipatan tersebut.
b. Berapa besar kemiringan semu pada masing-masing sayap pada arah S600W.
c. Berapa besar kemiringan semu pada masing-masing sayap pada arah S250E.
2. Apperent dip pada suatu lapisan batupasir diukur pada kedua kekar yang
berkedudukan vertikal. Salah satu kekar berjurus N300E, pitch dengan
kemiringan semu terhadap jurus kekar, 600 dihitung dari Utara jaring. Kekar

Geologi Dinamik Geologi ITB

Praktikum Geologi Struktur

54

lain berjurus ke Utara dan picth kemiringan semu terhadap jurus kekar tersebut
400 dihitung dari Selatan jaring.
a. Tentukan kedudukan batupasir tersebut.
b. Besar kemiringan semu dari batupasir pada arah N600E.
c. Besar kemiringan semu dari batupasir pada arah N1500E
3. Sesar A berjurus ke Barat dengan kemiringan sebesar 600, sesar B dengan
kedudukan N450W/350SW
a. Tentukan kedudukan garis potong antara kedua bidang sesar tersebut.
b. Besar sudut antara bidang sesar A dengan bidang sesar B.
c. Besar penunjaman cermin gores-garis pada arah N650E dan besar pitch pada
bidang sesar A.
d. Besar penunjaman cermin gores garis pada arah S550W dan besar picth pada
bidang jarum jam.
e. Besar penunjaman cermin gores garis pada arah S550W dan besar picth pada
bidang sesar B.
3. Sesar A berjurus ke Barat dengan kemiringan sebesar 60, sesar B dengan
kedudukan N450W/350SW.
a. Tentukan kedudukan garis potong antara kedua bidang sesar tersebut.
b. Besar sudut antara bidang sesar A dengan bidang sesar B.
c. Besar penunjaman cermin gores garis pada arah N65E dan sesar pitch pada
bidang sesar B.
4. Diketahui bidang dengan kedudukan N120E/30SW. Ditanyakan kedudukan
bidang tersebut bila diputar dengan :
a. sumbu putar vertikal dan melalui pusat net sebesar 500 berlawanan arah
dengan jarum jam.
b. sumbu putar adalah jurusnya, dengan perputaran 450 ke atas.
5. Formasi batuan A tidak selaras di atas batuan B. Formasi batuan A
berkedudukan N1500E/300SW, sedangkan batuan B berkedudukan N
2300E/500NW. Ditanyakan kedudukan batuan B disaat batuan A diendapkan.

Geologi Dinamik Geologi ITB

Anda mungkin juga menyukai