Anda di halaman 1dari 4

Cekungan pada Seting Divergen

Seting tektonik divergen adalah suatu region di Bumi dimana lempeng tektonik
mengalami proses pemekaran atau pemisahan. Area ini memiliki karakteristik berupa
fitur-fitur ekstensional(stretching). Contoh dari ekstensi yang terjadi antara lain
pemekaran lantai samudra di sepanjang mid-oceanic ridge , proses peregangan,
dan downfaulting dari kerak benua untuk membentuk suatu struktur graben. Cekungan
yang terbentuk pada suatu seting divergen sangat dipengaruhi oleh mekanisme
penipisan kerak, pembebanan sedimenter dan vulkanik, dan proses densifikasi krustal.

Tahap awal dari suatu rifting dicirikan oleh proses pemecahan kerak dan
pergerakan blok ke bawah untuk membentuk sesar graben yang disebut terrestrial rift
valley. Rift adalah suatu bentuk sempit, berbentuk lembah yang dibatasi patahan
dengan ukuran bervariasi mulai dari graben dengan ukuran beberapa kilometer hingga
rift gigantik seperti yang ada di sistem rift Afrika Timur, yang memiliki ukuran panjang
3000 km dan lebar 30-40 km. Rift terbentuk akibat semacam fenomena thermal yang
menyebabkan ekstensi atau pemekaran di dalam suatu kerak benua. Sistem Rift Afrika
Timur (Gambar 1.A) adalah contoh dari zona rift yang masih muda. Fase berbeda
dalam perkembangan dari suatu rift diilustrasikan pada gambar 1.B. Rift Afrika Timur
secara umum diisi oleh batuan vulkanik, kendati demikian, bermacam-macam
lingkungan pengendapan sedimen dapat dijumpai di dalam rift ini, mulai dari
darat(fluvial, lakustrin, dan gurun), transisi(Delta, estuary, tidal flat) dan laut(shelf,
submarine fan). Oleh karena itu, endapan dari suatu cekungan rift dapat bervariasi
mencakup konglomerat, batupasir, serpih, turbidit, batubara, evaporit, dan karbonat.
Banyak sistem rift purba dapat dijumpai di Asia, Eropa, Afrika, Arab, Australia,
Amerika Utara, dan Amerika Selatan(Sengor, 1995; Leeder, 1995; Ravnas dan Steel,
1998). Mereka dapat dijumpai pada beberapa seting tektonik(Sengor, 1995) namun
terutama sangat berhubungan dengan seting divergen. Berikut tipe utama dalam sutama
cekungan dalam seting divergen :
1. Terestrial rift valley: Rift di dalam kerak benua yang berasosiasi dengan vulkanisme
bimodal. Contoh modern: Rio Grand Rift(New Mexico)

2. Proto-ocean rift troughs: Bentuk evolusi awal dari cekungan samudra yang dialasi
oleh lempeng samudra baru dan di diapit di kedua sisinya oleh rifted continental margin
yang masih muda. Contoh modern: Laut Merah.

Gambar 1. A Peta menunjukkan konfigurasi permukaan dari sistem Rift Afrika Timur
dan penampangnya. B. Ilustrasi fase dari suatu evolusi Rift dari akhir Miosen hingga
Kuarter. Rift ini dialasi oleh batuan vulkanik dan detritus vulkanik. (Einsele, G. 1992,
Sedimentary Basin, Gambae 12.4, hal. 434).
Seiring dengan proses bukaan samudra berlangsung, ekstensi yang berlanjut di
dalam kerak benua menyebabkan meningkatnya intensitas pada proses penipisan kerak
dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya keretakan, mengizinkan magma basaltik
untuk naik ke atas menuju axis dari suatu rift dan dimulailah proses pembentukan kerak
samudra baru. Oleh karena itu, terrestrial rift valley akan berevolusi menjadi proto-
oceanic rift through. Proto-oceanic rift dialasi(setidaknya sebagian) oleh lempeng
samudra dan di kedua sisinya diapit oleh margin kontinen rift. Laut Merah (Gambar 2)
adalah analog modern terbaik dari proto-oceanic rift. Laut Merah, yang terletak di
antara Afirka Tenggara dan Arab Saudi, memiliki panjang 2000 km, dan lebar lebih
dari 200 km, dengan zona axial yang memiliki lebar sekitar 50 km dengan beberapa
kedalaman axial mencapai hingga 3 km.

Gambar 2. Citra Satelit dari Laut Merah


Area axial dialasi oleh lempeng samudra(umur kurang dari 5 juta tahun) pada
bagian selatan dari Laut Merah. Bagian samping dari Laut Merah dialasi oleh kerak
benua yang telah mengalami stretching pada area pusat namun pada bagian utara
terdapat transisi medadak dari lempeng samudra ke benua(Leeder, 1999, hal. 511). Ke
arah selatan, Laut Merah memotong pemekaran lamban dari rift Teluk Aden. Proses
ekstensional yang membentuk Laut Merah dimulai pada Tersier Tengah. Sedimentasi
awal yang mengikuti proses rifting dicirikan oleh perkembangan kipas alluvial
marginal dan fan delta, sedangkan pada dearah pesisir dicirikan oleh pengendapan
campuran karbonat dan silisiklastik. Selama Miosen, endapan evaporit dengan
ketebalan signifikan diendapkan sebagai hasil dari periode isolasi dari palung yang ada.
Kondisi di area ini kembali ke salinitas normal pada Pliosen. Sedimentasi Holosen pada
umumnya dicirikan dengan berkembangan endapan Foram-pteropod oozes.

Anda mungkin juga menyukai