Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITASI

PENGOLAHAN DATA ABS

Oleh :
DINA MAHANANI
111.210.108
PLUG 1
KELOMPOK 2

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITASI
PENGOLAHAN DATA ABS

Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum


Geofisika Eksplorasi Metode Gravitasi selanjutnya, tahun ajaran 2022/2023
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Disusun Oleh :

DINA MAHANANI
111.210.108
PLUG 1
KELOMPOK
, 2

Yogyakarta, 9 Maret 2023


ACC

(CIKAL AMIRUL A.)

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur penulis persembakan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan “Pengolalahan Data ABS” ini tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh pihak yang turut andil
dalam pengerjaan laporan ini, terkhusus kepada Asisten Laboratorium Geofisika
Eksplorasi Metode Gravitasi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai syarat untuk
mengikuti praktikum selanjutnya pada Laboratorium Geofisika Eksplorasi Metode
Geomagnetik tahun ajaran 2022/2023. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan serta pemahaman penulis mengenai ilmu geofisika dan
penerapan metode eksplorasi gravitasi untuk kedepannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab, itu penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang nantinya dapat dijadikan bahan
masukan demi kebaikan dan kesempurnaan isi serta informasi untuk ke depannya.
Semoga laporan ini dapat membawa manfaat serta menambah pengetahuan
penulis dan pembaca pada khususnya, serta untuk perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 9 Maret 2023

DINA MAHANANI

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan...............................................................................2

BAB II DASAR TEORI.........................................................................................3


2.1. Metode Gravity.....................................................................................3
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Gravitasi...........................................................3
2.3. Tahapan Pengolahan Data Gravity.......................................................5
2.4. Anomali Bouger Sederhana..................................................................9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................11


3.1. Diagram Alir Pengolahan Data...........................................................11
3.3. Penjelasan Diagram Alir Pengolahan Data.........................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................14


4.1. Tabel Pengolahan Data Semua Lintasan.............................................14
4.2. Peta Gravitasi Teoritis.........................................................................15
4.3. Peta Anomali Bouger Sederhana........................................................16
BAB V PENUTUP................................................................................................17
5.1. Kesimpulan.........................................................................................17
5.2. Saran....................................................................................................17

iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. TABEL DATA PENGOLAHAN KELOMPOK
LAMPIRAN B. LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN C. LEMBAR PENILAIAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbedaan nilai gravitasi di kutub dan khatulistiwa………………..4


Gambar 2.2 Ilustrasi Koreksi Tinggi alat………………………………………..6
Gambar 2.3 Pengaruh pasang surut dan penyimpangan alat pada percepatan
gravitasi……………………………………………………………………………7
Gambar 2.4 Pengaruh apungan pada percepatan gravitasi……………………….7
Gambar 2.5 Koreksi Lintang…………………………………………………….8
Gambar 2.6 Titik Amat P Pada Ketinggian H Terhadap Permukaan Acuan…….9
Gambar 2.7 Ilustrasi Koreksi Bouguer………………………………………..….9
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian…………………………………………....11
Gambar 4.1 Peta G Teoritis ………………………………………………….…15
Gambar 4.2 Peta ABS…………………………………………………………...16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Pengolahan Data Semua Lintasan ........................................................14

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Indonesia khususnya Pulau Jawa termasuk zona geologi aktif
masih terpengaruh oleh zona tumbukan Lempeng Indo Australia yang
bergerak ke utara dengan Lempeng Eurasia yang relatif statis. Akibatnya
banyak terbentuk gunung api aktif, dan struktur geologi yang kompleks di
pulau Jawa. Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung yang secara
administratif berada di Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banjarnegara dan
Kabupaten Wonosobo mempunyai arti sangat penting bagi ilmu kebumian.
Pada Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung ini berhimpun beraneka
ragam batuan purba baik batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf
yang mana proses terbentuknya mulai dari dasar samudera hingga ke tepian
benua. Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung merupakan bukti dari
evolusi lempeng bumi yang terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu (Asikin,
1974). Dengan ini dapat kita ketahui bahwa banyak sekali informasi menarik
yang dapat kita dapatkan dari lokasi penelitian melalui metode-metode
tertentu, salah satu metode tersebut adalah metode geofisika.
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan
penggunaan pengukuran fisik pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain,
geofisika mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak
terlihat langsung oleh pengukuran sifat fisik dengan penyesuaian yang pada
umumnya pada permukaan. Geofisika secara luas melakukan pekerjaan untuk
keperluan eksplorasi berupa seismik, gravitasi, geomagnet, geolistrik,
georadar dan well logging. (Dobrin, M.B. dan Savit, C.H., 1988).
Dalam penerapannya, geofisika menerapkan beberapa metode yang
berbeda, salah satu metode yang sering digunakan dalam geofisika adalah
metode gravitasi. Metode Gravitasi adalah salah satu metode geofisika yang
mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat perbedaan nilai densitas dari
material dibawah permukaan (Reynolds, 2011). Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui distribusi rapat massa. Tujuan utama dari penelitian

1
menggunakan metode gaya berat ini yaitu untuk memberikan gambaran
lapisan bawah permukaan melalui pendekatan fisis (Telford dkk., 1990).
Dalam metode gravity kita kenal dengan istilah Anomali Bouger, Anomali
Bouguer merupakan perbedaan antara gravitasi observasi (gobs) yang
disesuaikan terhadap jumlah aljabar dari semua koreksi yang diperlukan
(Σ(koreksi)) dan pada koreksi base (gbase). Variasi dari anomali Bouguer
seharusnya mencerminkan densitas variasi lateral sedemikian rupa sehingga
fitur densitas tinggi dalam wadah densitas rendah menimbulkan anomali
Bouger positif, sebaliknya fitur densitas rendah dalam wadah densitas tinggi
akan menghasilkan anomali bouger negatif (Reynolds, 2011).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari dilakukannya penelitian data sekunder pada kesempatan kali
ini adalah untuk memperdalam pemahaman mengenai prinsip-prinsip metode
gravitasi dengan benar serta mengetahui pengolahan data beserta koreksi-
koreksi yang digunakan.
Adapun tujuan dari dilasanakannya penelitian ini adalah praktikan dapat
menggunakan beberapa software metode gravitasi seperti rockworks, gravity
tidal, dan surfer, Geosoft Oasis Montaj serta menciptakan output berupa table
pengolahan data, Peta Gravitasi Teoritis dan Peta Anomali Bouger Sederhana

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Metode Gravity


Metode gravity merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui kondisi geologi maupun struktur bawah permukaan
berdasarkan variasi medan gravitasi bumi di permukaan, yang kemudian
disajikan dalam bentuk model. Prinsip metode ini berdasarkan anomali
gaya berat yang muncul karena adanya variasi rapat masa batuan yang
menggambarkan adanya struktur geologi di bawah permukaan bumi
(Rosid, 2005).
Menurut Sunaryo (1997) dalam metode gravitasi, pengukuran
dilakukan terhadap nilai komponen vertikal dari percepatan gravitasi di
suatu tempat. Namun pada kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat
sehingga terdapat variasi nilai percepatan gravitasi untuk masing-masing
tempat. Hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai percepatan gravitasi
adalah perbedaan derajat garis lintang, perbedaan ketinggian (topografi),
kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran an hal lain yang
dapat memberikan kontribusi nilai gravitasi, misalnya bangunan dan lain-
lain (Taufiquddin, 2014)
Secara prinsip, metode gayaberat digunakan karena
kemampuannya dalam membedakan densitas dari suatu sumber terhadap
densitas lingkungan sekitarnya. Dari variasi densitas tersebut dapat
diketahui bentuk struktur bawah permukaan suatu daerah. Dasar teori yang
digunakan dalam metode gayaberat adalah hukum Newton tentang
gravitasi bumi.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Gravitasi


Bumi berbentuk tidak bulat sempurna dan memilliki bentuk topografi
yang berbeda-beda pada permukaan bumi. Oleh karena itu percepatan
gravitasi pada suatu titik akan memiliki perbedaan nilai di titik yang lain

3
karena pengaruh jari-jari bumi. Selain itu, rapat massa juga mempengaruhi
nilai gravitasi yang di mana semakin besar nilai rapat massa pada suatu
daerah maka akan sebanding dengan nilai percepatan gravitasinya.
Menurut Telford (1990), dapat disimpulkan faktor – faktor yang
mempengaruhi nilai gravitasi adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan derajat garis lintang
Bumi tidak sepenuhnya bulat, sehingga jari-jari bumi di kutub dengan
di daerah khatulistiwa meimiliki perbedaan. Maka, gaya berat di
kutub lebih besar dibandingkan gaya berat di khatulistiwa
2. Perbedaan ketinggian
Keberagaman Topografi permukaan bumi juga menyebabkan
perbedaan besar kecilnya percepatan gravitasi di setiap tempat karena
tergantung dari jaraknya ke permukaan bumi.
3. Kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi
Kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi mempengaruhi gaya
tarik menarik yang menyebabkan adanya pasang dan surut air laut
bumi.
4. Variasi rapat massa batuan yang terdapat di bawah permukaan.
Kepadatan atau kerapatan massa bumi yang berbeda-beda
menghasilkan gravitasi pada permukaan bumi yang berbeda pula.
Semakin padat atau rapat massa bumi maka semakin kecil
gravitasinya.

Gambar 2.1 Perbedaan nilai gravitasi di kutub dan khatulistiwa (Reynold,


1990 dalam Riyono, 2018)

4
2.3 Tahapan Pengolahan Data Gravitasi
Menurut Reynolds (1997), pengolahan data gravitasi dapat dibagi menjadi
dua tahapan yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Tahap awal meliputi pembacaan
nilai gravitasi untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer setiap titik pengamatan.
Pengolahan selanjutnya adalah tahap lanjutan yang meliputi, konversi pembacaan
gravitimeter ke milligal, serta beberapa koreksi tertentu.

2.3.1 Konversi Pembacaan Gravity meter


Melakukan konversi pembacaan Gravity meter dilakukan karena
pembacaan Gravity meter masih dalam satuan gaya berat (mGal).
Pemisalan pembacaan Gravity meter berjumlah 1820 dilakukan
pembulatan dan total angka pembulatan dikali dengan faktor interval dan
ditambahkan dengan jumlah mGal pada nilai Gravity meter (Romberg &
LaCorste, 1989).

Hasil Konversi=Jumlah mgal + ( skala pembacaan−counter reading


…….(2.1)) +faktor interval

2.3.2 Koreksi Tinggi Alat


Stasiun lapangan dipilih berdasarkan tujuan geologis, tetapi
menghindari pengaruh kesalahan juga merupakan kriteria penting, karena
ketidakstabilan instrumen, relief tinggi di dekatnya, dll. Posisi dan
ketinggian titik yang akurat diwujudkan dengan menggunakan penanda
survei permanen atau sementara, terutama yang disurvei pasak atau GPS
diferensial simultan. Di daerah yang belum dipetakan, foto udara, survei
dan perataan astronomi, atau bahkan barometri digunakan di masa lalu,
dan GPS penerima tunggal yang tidak terganggu mungkin cukup untuk
survei pengintaian. Di wilayah yang dipetakan dengan baik, peta yang
andal menyediakan lokasi, tetapi ketinggian harus diukur (Zuhdi, 2021)

5
Gambar 2.2 Ilustrasi Koreksi Tinggi alat (pengantar geofisika, 2016)

Tinggi alat merupakan jarak antara permukaan atas Gravity meter


dengan permukaan tanah. Tujuan-nya adalah pembacaan nilai gravitasi
mempunyai ketinggian sama dengan data GPS.
Gsth=Gst +0,208765 x h ………………. (2.2)

Keterangan:
Gsth= Pembacaan percepatan gravitasi terkoreksi pasut dan tinggi alat
Gst = pembacaan percepatan gravitasi dalam mgal terkoreksi pasang surut
h = tinggi alat

2.3.3 Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)


Efek bulan sekitar dua kali efek matahari. Sejak efek pasang surut
kecil, benda langit dapat dirawat secara mandiri; efeknya ditumpangkan
secara linier. Agar tidak mencampuradukkan efek pasang surut dengan
rotasi Bumi dan gaya sentrifugal terkait, satu menggambarkan gerakan
pasang surut dari dua benda, sebagai Bumi dan Bulan, sebagai revolusi
penerjemahan tentang pusat gravitasi bersama, yaitu tanpa mengubah
orientasi atau rotasi individu.
Dalam gerak ini, gravitasi tarik-menarik dan gaya sentrifugal
membatalkan hanya di pusat Bumi (atau Bulan). Medan gaya pasang surut
menghasilkan ellipsoid prolate (Bumi diperkirakan sebagai bola, bentuk
ellipsoidal oblate normal diabaikan) dan gravitasi minimum di kutub
prolate dan maksimum di sepanjang ekuator oblate. Baru sekarang, Bumi
rotasi diri dianggap yang berarti bahwa titik-titik berputar melalui bidang
pasang surut deformasi dan potensi gravitasi, umumnya dua kali sehari
melalui maksimum dan minimal (Zuhdi, 2021)

6
Pengukuran berulang pada stasiun diperlukan untuk koreksi efek
pasang surut selama interval yang pendek, sebagai penambahan penentuan
drift instrumental Gravity meter. Pasang surut bumi dapat merubah nilai
gravitasi sampai sebesar ±0,3 mgal dengan periode ±12 jam (Reynolds,
1997).

Gambar 2.3 Pengaruh pasang surut dan penyimpangan alat pada percepatan
gravitasi (Reynold, 1997 dalam Riyono, 2018)

2.3.4 Koreksi Apungan (Drift Correction)


Koreksi ini dilakukan karena terdapat perbedaan pembacaan gaya
berat dari stasiun yang sama pada waktu yang berbeda. Hali itu disebabkan
oleh guncangan pegas pada gravimeter selama proses perpindahan dari
suatu stasiun ke stasiun yang lain. Koreksi ini dilakukan dalam rangkaian
tertutup untuk mengetahui besar penyimpangan pada selang waktu
tertentu.
gakhir −g 0
drift n= (t −t )……………………(2..3)
t akhir −t 0 n 0

Gambar 2.4 Pengaruh apungan pada percepatan gravitasi (Reynold, 1997).

2.3.5 Koreksi Lintang (Latitude Correction)

7
Bumi tidak sepenuhnya bulat, sehingga jari-jari bumi di kutub
dengan di daerah khatulistiwa meimiliki perbedaan. Koreksi lintang
dilakukan untuk menghilangkan efek bentuk bumi yang tidak sepenuhnya
bulat sempurna, tetapi pepat dengan jejari lebih besar pada daerah ekuator
dan jejari lebih kecil pada kutub sebagai akibat dari gaya sentrifugal akibat
rotasi bumi (zuhdi, 2021). Hal tersebut membuat adanya perbedaan nilai
gravitasi karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Koreksi ini
dirumuskan dengan cara :

go=9.78031846 ¿ …(2.4)

Gambar 2.5 Koreksi Lintang (Reynold, 1997 dalam Riyono, 2018)

2.3.6 Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)


Koreksi Udara Bebas atau Free Air Correction berfungsi untuk
memindahkan nilai gravitasi terukur dari bidang ellipsoid ke ketinggian
topografi di tempat pengukuran. Pada koreksi ini diasumsikan bahwa
diantara ellipsoid dan titik pengukuran tidak terdapat massa (zuhdi, 2021).
Besarnya koreksi ini dirumuskan sebagai:
FAC = 0,3085672.h……………………(2.5)
Keterangan :
FAC = koreksi udara bebas
h = ketinggian permukaan dari datum (msl) satuan meter
Nilai koreksi 0,3085672 memiliki satuan mGal/meter. Angka ini
adalah gradien horizontal gravitasi dengan asumsi bahwa bumi memiliki
permukaan datar dan densitas homogen.

8
Gambar 2.6 Titik Amat P Pada Ketinggian H Terhadap Permukaan
Acuan (Telford, dkk., 1990)

2.3.7 Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)


Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh adanya
massa dari datum sampai ketinggian titik pengukuran. Koreksi Bouguer
didasarkan pada massa berbentuk lempeng (slab) horizontal dengan
ketebalan sama dengan tinggi 18 titik amat dari spheroida yang luasnya
tak hingga. Densitas massa tersebut disebut densitas Bouger. Efek dari
massa ini disebut efek Bouguer (Zuhdi, 2021). Besarnya koreksi Bouguer
sederhana adalah:
BC= 2πρGh ……………………………….(2.6)
BC = 0,04191 ρh…………………………..(2.7)
Keterangan :
ρ : densitas massa Bouguer (massa topografi)
G: konstanta gravitasi umum
h : ketinggian titik amat dari referensi spheroida.

Gambar 2.7 Ilustrasi Koreksi Bouguer (Telford, dkk., 1990)

2.4 Anaomali Bouger Sederhana


Anomali Bouguer merupakan perbedaan harga gravitasi bumi
sebenarnya (gravitasi pengamatan di lapangan) dengan harga gravitasi
model bumi homogen teoritis di suatu datum acuan tertentu. Anomali
Bouguer dibagi menjadi 2 yaitu Anomali Bouguer Sederhana (ABS) dan

9
Anomali Bouguer Lengkap (ABL). Anomali Bouguer Sederhana
merupakan nilai gravitasi observasi yang telah dikoreksi dengan koreksi
Bouguer. Persamaan Anomali Bouguer Sederhana dapat dituliskan sebagai
|¿| g −g n+ 0,3086 h−0,04193 ρh……………..(2.8)
ob

10
BAB III
DIAGRAM ALIR

3.1 Diagram Alir Pengolahan Data

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

11
3.2 Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Adapun diagaram alir diatas penulis jadikan pedoman dan acuan dalam
mengerjaan pengolahan data, tahapan yang penulis lakukan antara lain :
1. Penelitian dimulai dengan menggunakan data G Obs yang sudah kita
dapatkan pada penelitian sebelumnya
2. Selanjutnya menginput data G Obs, koordinat X, Y dan Z ke dalam
software Microsoft Excel
3. Melakukan pengolahan ABS dengan cara pertama mengkonversi
koordinat UTM ke longitude-latitude untuk mendapatkan nilai DEC
Lintang menggunakan software RW99, lalu mengimput hasilnya ke
dalam Microsoft Excel
4. Mencari nilai G Lintang dengan cara mengalikan 978031,7 dengan
hasil dari 1 ditambah 0,0053024 kali sin radians DEC Lintang kuadrat
ditambah 0,0000059 kali sin radians 2 kali DEC Lintang kuadrat.
5. Mencari nilai FAC dengan cara mengalikan -0,3086 dengan nilai
elevasi (koordinat Z)
6. Mencari nilai G FAC dengan cara mengurangkan nilai G Obs dengan
G Lintang dan FAC
7. Mencari nilai G Teoritis dengan cara menjumlahkan nilai G Lintang
dengan FAC. G Teoritis merupakan nilai gravitasi yang kita dapatkan
melalui serangkaian perhitungan matematis.
8. Melakukan koreksi Bouguer 2.7 dengan cara mengalikan 0,04193
dengan 2,7 dan nilai elevasi (koordinat Z). Nilai 2.7 bukanlah nilai
konstanta mutlak dari perhitungan ini, melainkan berdasarkan pada
nilai gravitasi umum di kerak bumi.
9. Mencari nilai ABS dengan cara mengurangkan G FAC dengan hasil
koreksi Bouguer 2.7
10. Langkah selanjutnya adalah membuat peta ABS dan Peta G Teoritis
dengan menggunakan software Geosoft Oasis Montaj. Peta ABS
didapatkan dengan menginput data koordinat X, Y, Z dan nilai ABS,
sedangkan peta G Teoritis didapatkan dengan cara menginput data
koordinat X, Y , Z dan nilai G Teoritis.

12
11. Melakukan analisis dari semua data dan peta yang telah dibuat untuk
mendapatkan kesimpulan
12. Penelitian selesai

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengolahan Data Semua Lintasan

Tabel 4.1 Tabel Pengolahan Data Semua Lintasan

14
4.2 Peta Gravitasi Teoritis

Gambar 4.1 Peta G Teoritis


Peta diatas merupakan Peta G Teoritis yang didapatkan dengan cara
menginput data koordinat X, Y, Z dan nilai G Teoritis pada software Geosoft
Oasis Montaj.Nilai G Teoritis merupakan nilai gravitasi yang didapatkan setelah
melakukan perhitungan-perhitungan matematis. Peta diatas memiliki skala 1 :
12833,42.
Pada peta diatas terdapat range nilai G Teoritis yang disimbolkan oleh
warna-warna tertentu. Untuk nilai gravitasi rendah diwakili oleh warna biru
sampai hijau dengan nilai G Teoritis 978034,7 – 978078,1 mGal. Untuk nilai
gravitasi sedang diwakili oleh warna kuning- orange dengan nilai G Teoritis
978079,8 – 978091,9 mGal. Untuk nilai gravitasi tinggi diwakili oleh warna
merah – pink terang dengan nilai G Teoritis 978093,9 – 978104,2 mGal.
Dari peta diatas dapat kita lihat bahwa nilai gravitasi rendah terdapat di
daerah utara lokasi penelitian dengan orientasi timur-barat dan sebagian ke
selatan, sedangkan nilai gravitasi sedang terdapat di daerah timur dan barat lokasi
penelitian dengan pola yang mengelilingi nilai gravitasi tinggi. Dalam penelitian
ini belum dapat kita targetkan untuk menarik kesimpulan secara detil seperti
adanya struktur dan intrusi, karena hal tersebut akan kita capai setelah melalui
koreksi medan pada Anomali Bouger Lengkap.

4.3 Peta Anomali Bouguer Sederhana

15
Gambar 4.2 Peta ABS

Peta diatas merupakan Peta ABS (Anomali Bouger Sederhana) yang


didapatkan dengan cara menginput data koordinat X, Y, Z dan nilai ABS pada
software Geosoft Oasis Montaj .Nilai ABS merupakan nilai gravitasi yang
didapatkan setelah melakukan Koreksi Bouger. Peta diatas memiliki skala 1 :
12833,42.
Pada peta diatas terdapat range nilai ABS sebesar 82,3 - 98,3 mGal yang
disimbolkan oleh warna-warna tertentu. Untuk nilai gravitasi rendah diwakili
oleh warna biru sampai hijau dengan nilai ABS 82,3 - 89,9 mGal. Untuk nilai
gravitasi sedang diwakili oleh warna kuning- orange dengan nilai ABS 90,2 –
92,6 mGal. Untuk nilai gravitasi tinggi diwakili oleh warna merah – pink terang
dengan nilai ABS 92,9 – 98,3 mGal.
Dari peta diatas dapat kita lihat bahwa nilai gravitasi rendah terdapat di
timur laut dan tenggara lokasi penelitian dengan orientasi utara-timur, sedangkan
nilai gravitasi sedang terdapat di daerah utara dan barat daya lokasi penelitian
dengan pola yang mengelilingi nilai gravitasi tinggi. Dalam penelitian ini belum
dapat kita targetkan untuk menarik kesimpulan secara detil seperti adanya
struktur atau intrusi, karena hal tersebut akan kita capai setelah melalui koreksi
medan pada Anomali Bouger Lengkap.
BAB V

16
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, terdapat beberapa
kesimpulan yang didapatkan, antara lain :
 Metode Gravitasi adalah salah satu metode geofisika yang mengukur
variasi medan gravitasi bumi akibat perbedaan nilai densitas dari
material dibawah permukaan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui distribusi rapat massa.
 Gravitasi Teoritis merupakan nilai gravitasi yang didapatkan setelah
melakukan perhitungan-perhitungan matematis. Pada Peta G Teoritis
terdapat persebaran nilai gravitasi dengan range 978034,7 – 978078,1
mGal dan diwakili oleh warna biru- hijau untuk nilai rendah, kuning – orange
untuk nilai gravitasi sedang dan merah – pink untuk nilai gravirasi tinggi.
 Anomali Bouger Sederhana adalah nilai gravitasi observasi setelah
dilakukan Koreksi Bouger. Pada Peta ABS terdapat persebaran nilai
gravitasi dengan range 82,3 - 98,3 mGal dan diwakili oleh warna biru-
hijau untuk nilai rendah, kuning – orange untuk nilai gravitasi sedang dan
merah – pink untuk nilia gravirasi tinggi.
 Dengan terciptanya output berupa tabel pengolahan, peta G Teoritis
dan ABS dapat diketahui bahwa tujuan penelitian untuk membuat
praktikan memahami pengolahan data dan menggunakan beberapa
software metode gravitasi seperti rockworks, gravity tidal, dan surfer,
Geosoft Oasis Montaj telah tercapai.
5.2 Saran
Demi kelancaran penelitian berikutnya alangkah lebih baik jika penulis
lebih teliti dalam pengolahan data sehingga tidak terjadi kesalahan yang fatal
dalam tahap-tahap penelitian. Selain itu penulis diharapkan lebih memahami
software-software metode gravity sehingga pengolahan data dan output bisa
lebih mudah dan tidak memakan waktu yang lama.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, S. (1974). Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitarnya, Ditinjau dari
Segi Teori Tektonik Dunia yang Baru. Bandung: Disertasi Doktor. Dept.
Teknik Geologi ITB
Asy’ari, M. Fakhrul. 2019. Identifikasi Sebaran Batubara Menggunakan Metode
Gravity Di Lapangan. Malang
Blakely, R. J. 1996. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.

Cambridge.
Dobrin, M.B. and Savit, C.H. (1988) Introduction to Geophysical Prospecting.
4th Edition, McGraw-Hill, New York
Kearey, Philip, Michael Brooks, dan Ian Hill. 2002. An Introduction to
Geophysical Exploration. Blackwell Science Ltd.
Kurniadi, Yadi. 2017. Identfikasi Zona Sesar Menggunakan Metode Gravity di
Wilayah Ciater, Subang, Jawa Barat. Departemen Fisika ITB.
Reynolds, J,M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics. John Willey & Sons Ltd. England Rosid.
Reynolds, J. M. 2011. An Introduction to Applied and Environmental
Geophysics. New York, NY: Wiley-Blackwell
Riyono, Elvin. 2018. Identifikasi Sesar Lokal Tejakula Buleleng Bali Dengan
Data Anomali Gravitasi Menggunakan Metode Second Vertical Derivative
(SVD).Universitas Udayana.
Sarkowi, M, 2006. Karakterisasi Reservoar Hidrokarbon Pada Lapangan

“TAB” Dengan Menggunakan Pemodelan Inversi Impedansi Akustik,

Jurnal Geofisika Eksplorasi, Vol.2, No.1, FT, Universitas Lampung


Serway, R.A. and Jewett, J.W. (2014) Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. 9th Edition, Cengage Learning, Boston.
Syukri, Muhammad. 2020. Pengantar Geofisika. Aceh : Syiah Kuala University
Press
Taufiquddin. 2014. Identifikasi Struktur Bawah Permukaandaerah Potensi Panas
Bumi Dengan Metode Gravity (Studi Kasus Di Daerah Sumber Air Panas
Desa Lombang Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep. Malang :
Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim
Telford, W.M., Geldart, L.P. and Sheriff, R.E. 1990. Applied Geophysics. 2nd
Edition. Cambridge University Press, Cambridge.
Zuhdi, M., dkk. 2021. Pengantar Geofisika. Mataram : Einstein College
LAMPIRAN

A. TABEL DATA PENGOLAHAN KELOMPOK


Tabel. Data Pengolahan Data Semua Kelompok

Anda mungkin juga menyukai