Oleh :
TETA NAJWA
111.220.200
PLUG 4
KELOMPOK 2
Disusun Oleh:
TETA NAJWA
111.220.200
PLUG 4
Yogyakarta, 12 Februari
2024
ACC
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan laporan untuk melengkapi
tugas geofisika gravity terkait dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun penyusunan dari
laporan ini berdasarkan data-data yang diperoleh selama masa pengerjaan.
Maka dari itu Saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kontribusi kepada :
1. Asisten Laboratorium Geofisika yang menjadi pembimbing kelompok 2
2. Kelompok 2 yang sudah berkontribusi dalam pengerjaan data
Saya beranggapan bahwa laporan ini merupakan hasil terbaik yang dapat saya persembahkan.
Tetapi saya menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan di dalamnya terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Akhir
kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Penyusun,
Teta Najwa
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................21
LAMPIRAN.............................................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang memanfaatkan nilai variasi medan
gravitasi bumi yang timbul akibat perbedaan densitas atau kecepatan massa batuan dibawah
permukaan dengan batuan lainnya. Batuan yang memiliki kecepatan massa yang besar akan
mempengaruhi medan gravitasi di sekitar batuan yang memiliki kecepatan massa yang kecil
(Kearey et.,al 2002). Metode gravitasi merupakan salah satu metode dalam survei geofisika.
Metode gravitasi bermanfaat untuk menentukan benda yang terletak di bawah permukaan
bumi. Metode gravitasi juga dapat digunakan untuk menentukan struktur batuan di bawah
permukaan. Hal ini didasarkan pada perbedaan massa jenis batuan penyusunnya. Perbedaan
massa jenis tersebut ditandai dengan adanya anomali gravitasi di permukaan bumi. Bumi
terdiri atas beberapa jenis lapisan. Lapisan kerak benua dan lapisan kerak samudra adalah
struktur paling luar dari bumi. Perbedaan massa jenis dari kedua lapisan tersebut dapat
mempengaruhi medan gravitasi bumi. Nilai medan gravitasi yang terukur di permukaan bumi
bervariasi. Hal ini dapat disebabkan oleh nilai densitas lapisan batuan di bawah permukaan
yang berbeda dan aktivitas fluida panas di dalam reservoir geotermal. Perbedaan nilai ini dapat
diartikan sebagai adanya anomali medan gravitasi. Secara pripnsip, anomali medan gravitasi
dapat dilihat dari perbedaan nilai di satu titik terhadap titik yang lain. Dengan adanya data
anomali, maka dapat ditentukan dugaan struktur geologi di bawah permukaan tanah tersebut.
Hasil survei nilai medan gravitasi berupa data anomali di tiap titik lintasan kemudian diolah
menggunakan software sehingga diperoleh profil dua dimensi lapisan batuan di bawah
permukaan tanah dari area yang diteliti.Pengukuran metode gravitasi menggunakan system
pegas dalam instrumennya yang disebut gravimeter. Variasi nilai gravitasi akibat rapat massa
batuan di bawah permukaan yang bervariasi ini diaplikasikan dalam pengukuran metode
gravitasi. Pengukuran metode gravitasi melakukan penyelidikan terhadap perbedaan nilai
gravitasi yang terukur pada satu titik pengkuran dengan titik lainnya (Sulistianingsih, 2009).
Prospeksi gravitasi digunakan sebagai alat rekognisi dalam eksplorasi minyak. Data gravitasi
juga digunakan untuk memberikan Batasan dalam interpretasi seismic. Dalam eksplorasi
mineral, prospeksi gravitasi biasanya digunakan metode sekunder, meskipun digunakan untuk
tindak lanjut rinci terhadap anomali magnetic dan elektromagnetik selama survei logam dasar
terintegrasi. Pengukuran nilai gravitasi di permukaan bumi dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu : metode pengukuran secara absolut, dan metode pengukuran secara relatif.
Metode absolut melibatkan pengkuran langsung gaya gravitasi dengan menggunakan
gravimeter.
2.2 Hukum Dasar Metode Gravity
2.2.1 Hukum Gravitasi Newton
Hukum Newton merupakan dasar utama dari teori gravitasi. Gaya gravitasi dinyatakan
dengan persamaan Newton “Gaya anatara dua partikel bermassan m1 dan m2, berbanding
terbalikdengan kuadrat jarak anatara pusat massa.
F = 𝛾(𝑚1𝑚/𝑟2)𝑟1
Di man F adalah gaya pada m1, (r) adalah vector satuan yang diarahkan dari m1 ke m2
dan G adalah konstanta gravitasi universal. Perhatika bahwa gaya F selalu tarik menarik.
Dalam satuan S1, nilai G adalah (6,672 x10(−11) N 𝑚2/〖𝑘𝑔〗
^2)
m1 m2
r
gambar 2.11
Gambar 3.
Gaya persatuan muatan pada sembarang titik berjarak rdari m1didefinisikan sebagai
kuat medan gravitasi m1. Bila m1adalah massa bumi, maka kuat medan gravitasi bumi
sering disebut dengan percepatan medan gravitasi bumi, yang dapat dirumuskan sebagai:
g = -G (𝑀 −)/𝑟3 r
dengan m adalah massa bumi.
G = (𝛾𝑚1/𝑟2)𝑟1
1. Koreksi Drift, yaitu koreksi yang disebabkan oleh sifat alat itu sendiri yang selalu
menunjukkan perubahan harga setiap waktu yang dianggap linear untuk waktu yang
relative pendek. Koreksi drift digunakan untuk menghilangkan kesalahan
penyimpangan harga gaya berat yang disebabkan karena transportasi di lapangan
dan gaya-gaya lain yang bekerja pada alat tersebut. Alat gravimeter dirancang
dengan system pegas setimbang, dan dilengkapi dengan massa. Untuk
menghilangkan efek ini, akuisisi data didesain dalam suatu rangkaian tertutup, yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya penyimpangan pembacaan yang diasumsikan
linier pada selang waktu tertentu. Secara matematis, koreksi apungan dituliskan
dengan persamaan :
Drift = g akhir−g0 takhir−t0 (tn-t0)
2. Koreksi Pasang Surut Bumi, yang terjadi akibat adanya medan gaya berat bulan dan
matahari yang harganya berubah-ubah terhadap waktu secara periodic. Bulan dan
matahari jaraknya relative dekat dibandingkan benda langit lainnya sehingga efek
benda langit lainnya dapat diabaikan sesuai orde ketelitian alat.
U𝑚=G(r)( 𝑐 𝑅 ) 3 [3 (1 3 − 𝑠𝑖𝑛2 𝛿) (1 3 − 𝑠𝑖𝑛2 ø) − sin 2ø𝑠𝑖𝑛2 𝛿 cos 𝑡 + 𝑐𝑜𝑠2ø
𝑐𝑜𝑠2𝛿 cos2 𝑡]
Dimana :
ø : sudut lintang
c : jarak rata-rata ke bulan
𝛿 : sudut deklinasi t :
moon hour angle
gambar 2. 2
gambar 2. 3
Metode ini dilakukan karena sering terjadi goncangan alat ukur pada saat
pengukuran, memungkinkan alat akan memberikan nilai bacaan yang kurang tepat pada
pengukuran sehingga perlu adanya koreksi drift. Koreksi ini dilakukan dengan cara
merekam variasi medan magnetik di base station pada saat awal dan akhir pengukuran
dalam satu hari untuk metode looping. Waktu ideal untuk merekam variasi medan
magnetik di base station adalah 2-3 jam.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Grafik G Obs menampilkan distribusi spasial nilai percepatan gravitasi di seluruh area
survei. Dari grafik terlihat bahwa variasi yang signifikan dalam nilai G Obs di seluruh
wilayah studi. Titik-titik dengan nilai G Obs yang tinggi mungkin menunjukkan adanya
konsentrasi massa yang lebih besar di bawah permukaan. Titik tertinggi berada pada titik
pengamatan ke 12 dan terendah pada titik pengamatan ke 6, serta mengalami penurunan
yang signifikan dari titik 16 ke titik 17.
10
4.2.3 Grafik G Obs VS Elevasi Kelompok 2
Berdasarkan Grafik diatas, pengolahan data berdasarkan nilai pasang surut dan waktu yang
dimana gravitasi bulan sangat mempengaruhi pasang surut gravitasi pada bumi. Nilai ini
didapat dari pengaruh oleh gravitasi ( Bulan dan Matahari ). Nilai Pasut tertinggi ada pada
titik ke 48 pada jam 17:01 dengan nilai 0.1198, dan nilai terendah pada titik 18 pada jam
10:51 dengan nilai pasut -0.0223.
4.3 Pembahasan Peta
4.3.1 Peta Elevasi
Peta Elevasi menandakan ketinggian pada suatu topografi pada suatu wilayah. Dari elevasi
ini kita bisa mengetahui nilai gravity yang berbeda beda karena dari data yang sudah kita
dapatkan, nilai elevasi sangat berpengaruh kepada nilai gravity.
Peta Elevasi ini didapatkan dari data yang sudah kita dapat dari nilai X, Y, dan Elevasi.
Peta diatas dibagi jadi beberapa ketinggian berdasarkan warna konturnya, warna Merah-
Orange pada daerah paling tinggi, Orange-Kuning daerah yang lebih rendah dari yang
paling tinggi, warna Kuning-Hijau daerah rendah, yang terakhir warna Hijau-Biru
Keunguan merupakan daerah yang memiliki ketinggian paling rendah.
Peta Hasil Observasi ini merupakan peta yang diolah dari data hasil pengolahan dari
Microsoft Excel sebelumnya. Nilai dari G obs ini adalah nilai gravitasi yang sudah terkoreksi
nilainya dan dari masing masing topografi memiliki gravitasi yang berbeda.
Peta G Obs ini didapatkan dari data yang sudah kita dapat dari nilai X, Y, dan nilai G Obs.
Peta diatas dibagi jadi beberapa gravitasi berdasarkan warna konturnya, warna Merah-
Orange adalah nilai gravitasi paling tinggi, Orange-Kuning daerah yang nilai gravitasinya
lebih rendah dari yang paling tinggi, warna Kuning-Hijau daerah nilai gravitasi rendah,
yang terakhir warna Hijau-Biru Keunguan merupakan daerah yang memiliki gravitasi
paling rendah.
Dari kedua peta diatas bisa kita simpulkan Peta Elevasi dan Peta G Obs saling berbanding
terbalik sesuai dengan grafik yang sudah kita dapatkan pada pengolahan data, jika nilai
elevasi semakin tinggi dan nilai Gravitasi nya jadi semakin rendah, begitu juga sebaliknya.
Dikarenakan nilai gravitasi ini dipengaruhi oleh waktu siang dan malam hari berpengaruh
pada nilai pasang surut gravitasi yang bulan dan matahari bergantian mendekati bumi. dan
juga jarak elevasi dengan inti bumi mempengaruhi nilai gravitasi dari topografi wilayah
tersebut..
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data pengamatan gravitasi observasi diatas dan setelah dibuat
output-nya menjadi peta, dapat disimpulkan bahwa:
5.2 Saran
Saran kedepannya untuk pembelajaran Pengolahan Data G Obs ini yaitu belajar lebih
giat lagi dengan pemakaian software ini karena pada penelitian dilapangan nanti kita
harus bisa menguasai dasar dasar materi ini. serta dibutuhkan juga computer atau
laptop dengan spesifikasi yang baik agar dapat mengunduh setiap softwarenya, agar
dapat mempermudah dalam pengoprasianya serta pengolahan data. Semoga
kedepannya juga sudah tersedia software bagi pengguna Macbook
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. C., Magetsari, N. A., & Purwanto, H. S. (2003). Analisis Dinamik Tegasan Purba
pada Satuan Batuan Paleogen di Daerah Pacitan dan Sekitarnya, Provinsi Jawa Timur
Ditinjau dari Studi Sesar Minor dan Kekar Tektonik. PROC. ITB Sains & Tek, 111-127.
Anita Fatmawaty Effendi, M. I. (2020). Metode Gravitasi. Program Studi Teknik Geomatika,
Fakultas Teknik, Universitas Dr. Soetomo,.
Hidayat, S., Lubis, L. H., & Parera, A. F. (2023). Analisis Potensi Geothermal Gunung
Sibualbuali Menggunakan Metode Gravity. GRAVITASI: Jurnal Pendidikan Fisika dan
Sains, 6(02), 14-19.
Lestari, A. F., Widayati, N. T., Rusman, R., Supriyadi, S., & Khumaedi, K. (2020).
Analisis Gaya Berat Di Trangkil Gunungpati Semarang. Jurnal Sains dan Edukasi
Sains, 3(2), 53-57.
Maulana, A. D., & Prasetyo, D. A. (2019). Analisa Matematis pada Koreksi Bouguer
dan Koreksi Medan Data Gravitasi Satelit Topex dan Penerapan dalam Geohazard
Studi Kasus Sesar Palu Koro, Sulawesi Tengah. Jurnal Geosaintek, 5(3), 91-100.
Mares, S. (1984). Introduction to applied geophysics. Springer Science & Business Media.
Suminta, Prihadi. (2023). Geofisika Terapan untuk Geologi Eksplorasi. Bandung. ITB Press.
Telford,W.M,. Geldart L. P., Sheriff, R. E,. & Keys, D. A. (1990). Applied Geophysics (2nd).
Cambridge University Press
Zuhdi, M., Taufik, M., Ayub, S., Wahyudi. (2021). Pengantar Geofisika. Einstein College.
PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI 2024
LEMBAR KONSULTASI
NAMA :
MATERI :
HARI, TANGGAL :
ASISTEN :
KETERANGAN :
KONSUL
ACC
TTD
ASISTEN
( )