Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITY

ANALISA DERIVATIVE

Oleh:

ARIE GUNAWAN
115.190.039
KELOMPOK I

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GRAVITY
ANALISA DERRIVATIVE

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti acara Praktikum


Gravity selanjutnya, tahun ajaran 2020/2021, Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Disusun Oleh :

ARIE GUNAWAN
115.190.039
KELOMPOK I

Yogyakarta, 9 April 2021


ACC

(Asisten Laboratorium)

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
YOGYAKARTA
2021

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kahadirat dan rahmat-Nya, Saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan laporan
yang berjudul ANILISA DERIVATIVE.
Terima kasih ditunjukkan kepada asisten Laboratorium Geofisika
Eksplorasi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta, terutama asisten
laboratorium gravity yang telah membantu kami baik secara moral dan materi.
Terimakasih pula kepada rekan rekan kelompok 1 atas kerjasama yang dilakukan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan yang telah penulis buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari segi penyusunan format, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu penulis menerima kritik beserta saran yang dapat
membangun dan memperbaiki penulisan dari penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat secara luas
untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, 9 April 2021

ARIE GUNAWAN

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1.Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................ Error! Bookmark not defined.


2.1. Geologi Daerah Penelitian ............................. Error! Bookmark not defined.
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III DASAR TEORI ....................................... Error! Bookmark not defined.


3.1. Metode Gravity ............................................. Error! Bookmark not defined.
3.2. Faktor yang Mempengaruhi Gravitasi............ Error! Bookmark not defined.
3.3. Percepatan Gravitasi Lintang (G Lintang) ..... Error! Bookmark not defined.
3.4. Percepatan Gravitasi Teoritis (G Teoritits) .... Error! Bookmark not defined.
3.5. Koreksi Udara Bebas..................................... Error! Bookmark not defined.
3.6. Koreksi Bouguer ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.7. Anomali Bouguer Sederhana ......................... Error! Bookmark not defined.
3.8. Anomali Bouguer Lengkap ........................... Error! Bookmark not defined.
3.9. Analisa Derrivative ....................................... Error! Bookmark not defined.
3.9.1. First Horizontal Derrivative ............... Error! Bookmark not defined.
3.9.2. Secondary Vertical Derrivative ........... Error! Bookmark not defined.
3.9.3. Total Horizontal Derrivative .............. Error! Bookmark not defined.
3.9.4. Tilt derivative ..................................... Error! Bookmark not defined.

iv
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 15
4.1. Diagram Alir Pengolahan Data .................................................................... 15
4.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data.. Error! Bookmark not defined.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17


5.1. Tabel Pengolahan Data Lintasan X .............................................................. 17
5.2. Pembahasan Peta ABL ................................................................................ 17
5.3. Pembahasan Peta Regional .......................................................................... 18
5.4. Pembahasan Peta Residual .......................................................................... 20
5.5. Pembahasan Peta THD ................................................................................ 21
5.6. Pembahasan Peta Tilt derivative .................................................................. 23

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 25


6.1. Kesimpulan ................................................................................................. 25
6.2. Saran ........................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
• LAMPIRAN A: TABEL PENGOLAHAN DATA SEMUA
KELOMPOK
• LAMPIRAN B: PETA FHD X DAN Y (FIRST
HORIZONTAL DERIVATIVE)
• LAMPIRAN C: LEMBAR KONSUL
• LAMPIRAN D: LEMBAR PENILAIAN

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Geologi Dieng ....................................................................... 4
Gambar 5.1 Peta ABL ...................................................................................... 17
Gambar 5.2 Peta Regional ................................................................................ 19
Gambar 5.3 Peta Residual................................................................................. 20
Gambar 5.4 Peta THD ...................................................................................... 21
Gambar 5.5 Peta TDR ...................................................................................... 23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Tabel Parameter Persamaan Umum Gravitasi Normal ................ Error!


Bookmark not defined.

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode gravitasi merupakan pengukuran terhadap variasi medan gravitasi bumi
yang diakibatkan oleh adanya perbedaan densitas yang kemudian dikenal sebagai
anomaly gravitasi. Metode gravity ini mengukur medan gravitasi pada kelompok-
kelompok titik lokasi yang berbeda dalam area tertentu. Tujuan dari eksplorasi ini
adalah untuk mengasosiasikan variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan
juga jenis batuan. Dari tujuan tersebut, metode gravitasi ini dapat di aplikasikan
untuk mengidentifikasi lapisan bawah permukaan. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi pengukuran gravitasi, semua benda yang berada di sekitar bumi
akan mempengaruhi hasil pengukuran gravitasi. Termasuk keberadaan struktur
geologi maupun intrusi batuan beku yang dapat mempengaruhi nilai medan
gravitasi hingga beberapa miligal (Wachidah, 2018).
Nilai pengukuran gravitasi yang diperoleh dari serangkaian pengolahan
data. Terdapat 3 buah koreksi yaitu koreksi pasut, koreksi tinggi alat dan
koreksi drift. Hasil akhir dari pengolahan yaitu di dapatkan peta Gravitasi
observasi (Utomo, 2008).
Selain itu, menurut Darmawan (2010), Pengukuran nilai gravitasi dapat
menggunakan 2 konversi, yaitu konversi pembacaan alat dan konversi feedback.
Konversi pembacaan alat yaitu angka bacaan di alat harus di konversikan ke dalam
satuan mGal sedangkan konversi feedback adalah besar nilai gaya yang telah
dikonversikan menjadi satuan alat yang digunakan agar dapat menghilangkan
subjektifitas dalam data tersebut.
Pada penelitian kali ini menggunakan beberapa Software yaitu Microsoft
excel, Notepad, Global Mapper dan Oasis Montaj. Data yang ditetapkan sebagai
target yaitu nilai dari ABS, ABL dan Koreksi Medan. dimana ketiga data tersebut
akan digunakan untuk membuat output berupa peta ABL, yang akan dilakukn
filtering lebih lanjut dengan filter Upward Continuation, Polynomial Fitting,
Horizontal Gradient dan Tilt Derrivative.

1
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian gravity pengolahan Analisa Derivative ini agar
peneliti dapat memahami konsep dari proses pengolahan data metode analisa
Derrivative untuk menghasilkan output peta regional, peta Residual, peta Total
Horizontal Derivative dan peta Tilt Derivative.
Penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapat melakukan pengolahan
Analisa Derivative ,output dari pengolahan data berupa peta ABL, peta Residual,
peta Regional, peta THD, dan peta TDR dan dapat menginterpretasi setiap output
yang telah dihasilkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Geologi Daerah Penelitian


Kompleks Gunungapi Dieng terletak pada plato yang luas dengan dimensi 14
x 6 km2 dan mempunyai arah timur-barat yang disebabkan oleh perpindahan
pusat erupsi dari barat ke timur. Perpindahan aktivitas erupsi ditunjukkan oleh
banyaknya kehadiran kaldera, dengan struktur kaldera yang terlihat paling jelas
pada lereng barat Gunung Prau. Kompleks ini terdiri dari kerucut gunung api dan
kawah yang berumur Kuarter Akhir hingga Holosen dan tertutup oleh napal Tersier,
batugamping, batupasir tufan, dan batuan gunung api (Sukhyar, 1994 dalam Van
Bergen, 2000). Nurpratama, dkk (2015) membuat peta geologi lokal Lapangan
Dieng berdasarkan studi yang dilakukan oleh Miller, dkk (1984), peta geologi oleh
Sukhyar, dkk (1986), penentuan umur beberapa batuan oleh Boedihardi, dkk
(1991), serta interpretasi distribusi unit litologi berdasarkan analisis IFSAR-
DEM dan pengecekan di lapangan.
Stratigrafi Lapangan Dieng dibagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari beberapa
unit litologi (Gambar 1), yaitu :
1. Dieng Tua (Older Dieng)
Dieng Tua terdiri dari breksi tuf Gajahmungkur, lava andesit dan breksi tuf
Prau (3,6 Ma), lava andesit piroksen Reban, lava andesit piroksen Sigemplong
1, lava andesit piroksen Sigemplong 2, lava andesit dan breksi tuf Nagasari
(2,99 Ma), lava andesit dan breksi tuf Jimat, breksi tuf Bisma (2,53 Ma),
breksi tuf Sidede, andesit piroksen dan breksi tuf Sembungan.
2. Dieng Dewasa (Mature Dieng)
Dieng Dewasa berumur 0,37 Ma yang terdiri dari lava dan breksi tuf
Pagerkandang, lava andesit piroksen Sipandu, lava andesit dan breksi tuf
Pangonan, lava dan breksi tuf Merdada.
3. Dieng Muda (Younger Dieng)
Dieng Muda terdiri dari breksi tuf Igir Binem, lava andesit basaltik dan breksi
tuf Prambanan, lava andesit basaltik dan breksi tuf Watusumbul, lava andesit
basaltik Sikunir, lava andesit basaltik dan breksi tuf Kendil (0,19 Ma), lava andesit

3
basaltik dan breksi tuf Pakuwaja (0,09 Ma), lava andesit basaltik dan breksi tuf
Seroja (0,07 Ma), lava andesit basaltik Sikunang, dan alluvial. Gambar 1. Peta
geologi Lokal Lapangan Dieng (Nurpratama, dkk., 2015).

Gambar 2. 1 Peta Geologi Dieng

2.2. Penelitian Terdahulu


Nama : IDENTIFIKASI ANOMALI SEKITAR KAWAH SILERI DAN
KEBERADAANSESAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI
DAN GPS DI DIENG,JAWA TENGAH
Penulis : Hutomo, Satrio, Eko dkk
Tahun : 2017

Penelitian menggunakan metode gravitasi dan GPS telah dilakukan untuk


mengidentifikasi kontras densitas antar litologi di daerah Kawah Sileri dan
keberadaan sesar yang belum diketahui jenis sesarnya. Penelitian dilakukan di
daerah dataran tinggi Dieng, Desa Karantengah, Kabupaten Banjarnegara.
Pengukuran metode gravitasi dilakukan dengan menggunakan alat Gravitymeter
Lacoste & Romberg tipe G-118 MVR. Pengukuran gravitasi ini diiringi dengan
pengukuran menggunakan GPS Trimble Navigations 4600 LS. Pengukuran
dilakukan pada 47 titik dengan jarak antar titiknya adalah 150 meter dan berjumlah
4 line dengan jarak antar line yaitu 200 meter. Pengolahan data dilakukan sampai
didapatkan Anomali Bouguer Lengkap (ABL), Reduksi Bidang Datar dan Upward
Continuation. Hasil pengolahan menunjukan hasil berupa keberadaan anomaly
yang terletak di barat Kawah Sileri yang mengindikasikan adanya keberadaan nilai

4
densitas yang lebih besar dibandingkan batuan di sekitarnya. Namun, keberadaan
sesar yang juga menjadi target survey ini tidak dapat teridentifikasi.

5
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Metode Gravity


Menurut Yusuf (2011), metode gayaberat atau gravity merupakan salah satu
metode geofisika yang dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk struktur
geologi bawah permukaan. Pada metode ini dasar dan tujuannya agar dapat
dilakukan interpretasi terhadap nilai anomali gravitasi yang disebabkan karena
adanya perbedaan harga densitas ataupun kedalaman tubuh massa batuan di bawah
permukaan.
Metode gravitasi adalah metode eksplorasi yang mengukur medan gravitasi
pada kelompok titik lokasi yang berbeda dalam area tertentu. Prinsip metode ini
adalah membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya.
Intensitas gravitasi dipengaruhi oleh densitas batuan di bawah permukaan. Metode
Gravitasi bekerja berdasarkan prinsip dasar Hukum Newton tentang gravitasi, yaitu
besarnya nilai gravitasi antara dua benda sebanding dengan massa kedua benda dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya (Lillie, 1999).
Metode ini sangat tepat digunakan untuk pendugaan struktur bawah
permukaan karena metode ini mampu mendeteksi kontras densitas tubuh batuan.
Perbedaan kontas densitas yang beragam mengindikasikan bahwa struktur bawah
permukaan yang beragam jenisnya. Dengan demikian penggunaan metode
gayaberat pada penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi atau
memberi gambaran mengenai struktur bawah permukaan untuk daerah Sekaran dan
sekitarnya (Imam dan Supriyadi, 2014).
3.2 Faktor yang Mempengaruhi Gravitasi
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan percepatan
gravitasi tersebut.
1. Posisi garis lintang.
2. Kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi (pasangsurut).
3. Elevasi (ketinggian titik pengamatan).
4. Keadaan topografi disekitar titik pengukuran.
5. Variasi rapat massa batuan dibawah permukaan (anomali/target)

6
Bentuk bumi yang tidak benarbenar bulat mengakibatkan adanya gaya
sentrifugal yang menentang gravitasi lebih besar di daerah equator, hal ini yang
menyebabkan bahwa jarak equator ke pusat bumi lebih jauh daripada jarak kutub
ke pusat bumi (Giancoli, D.C. 1998).
Akibatnya percepatan gravitasi bumi di daerah equator menjadi lebih kecil
dibandingkan percepatan gravitasi di kedua kutub. Keberagaman Topografi
permukaan bumi juga menyebabkan perbedaan besar kecilnya percepatan gravitasi
di setiap tempat karena tergantung dari jaraknya ke permukaan bumi. Artinya
semakin tinggi benda tersebut berada dari permukaan bumi maka semakin kecil
percepatan gravitasi yang dimiliki benda tersebut. Faktor lain yang menyebabkan
perbedaan gravitasi bumi di setiap tempat adalah kepadatan atau kerapatan massa
bumi. Kepadatan atau kerapatan masa bumi disetiap tempat berbeda-beda, hal yang
paling bisa menjelaskan hal ini adalah antara daerah daratan dan lautan. Daratan
memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan di daerah lautan,
sehingga percepatan gravitasi bumi di daerah daratan lebih kecil dibandingkan di
lautan (Daryono, 1992).
Beberapa fenomena alam yang membuktikan hal tersebut adalah misalnya
saat terjadi gempa bumi. Saat terjadi gempa bumi kecenderungan pusat gempa atau
titik episentrum dari gempa tersebut umumnya berada disekitar perairan atau di
tengah laut, karena gaya tarik terhadap bumi disekitar laut lebih besar. Potensi
kecenderungan untuk terjadinya tsunami juga cukup besar berada di daerah lautan,
akibat gaya gravitasi yang lebih besar di tengah laut yang menimbulkan tarikan
cukup kuat terhadap air laut sehingga tiba-tiba menjadi surut dan seketika pula
berbalik menjadi sangat pasang dan dengan gaya yang besar akibat reaksi dari gaya
gravitasi yang ditimbulkan begitu besar. Beberapa fenomena tersebutlah yang akan
dibuktikan dalam penelitian ini, sehingga nantinya mendapatkan data akurat yang
mendukung teori tersebut bahwa besarnya percepatan gravitasi bumi di setiap
tempat berbeda beda.

3.3 Percepatan Gravitasi Lintang (G Lintang)


Dari pengukuran geodesi global diketahui bentuk bumi mendekati Spheroid
bumi tidaklah bulat sempurna tetapi agak tepat di kutubnya. Akibatnya terdapat

7
variasi radius bumi. Akibat yang lain adalah perbedaan percepatan sentrifugal di
kutub dan di equator. Percepatan sentrifugal maksimum di equator dan nol di kutub.
Sehingga g di kutub lebih besar di bandingkan dengan g di equator.

Gambar 3.1. Diagram Koreksi Lintang

Dengan :
a : jari - jari equator
b : jari – jari kutub
r : jari – jari putar
w : kecepatan
𝜙 : lintang
ρ : pepatan bumi (=1/298,257222101;GRS 80)
dari keadaan di atas di dapat g sebagai fungsi lintang :
g : 978031,7(+ 0,0053024 𝑠𝑖𝑛2 𝜙 +0,0000059𝑠𝑖𝑛2 2 𝜙 ) (3.1)

3.4 Perceptan Gravitasi Teoritis (G Teoritis)


Secara teoritis permukaan bumi berbentuk bola dengan permukaan yang
rata (sphereoid) berjari-jari 6.371 km, namun pada kenyataannya bumi berbentuk
elipse dimana terdapat perbedaan antara jari-jari bumi di kutub dengan di
katulistiwa. Jari-jari di kutub 6.356,751 km sedangkan di khatulistiwa 6.378,136
km. Hal ini menyebabkan nilai gravitasi di kutub akan lebih besar dibandingkan
nilai gravitasi di khatulistiwa.

8
Gambar 3. 2 Perbedaan nilai gravitasi di kutub dan katulistiwa (Reynold, 1990)

Pada tahun 1967, International Assosiation of Geodesy merumuskan


persamaan dengan memperhitungkan pengaruh spheroid dan geoid bumi,
dinamakan Geodetic Reference System 1967 (GRS67) yang di nyatakan dalam
persamaan (Reynold, 1990) :
Gt = 9,78031846 (1+ 0,005278895 sin2 𝜙 − 0,0000023462 sin2 𝜙 (3.2)
dengan :
gt = besar gravitasi teoritis pada lintang (m/s2 )
𝜙 = lintang tempat

3.5 Koreksi Udara Bebas


Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian
sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat
dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomaly medan
gaya berat di topografi. Untuk mendapat anomaly medan gaya berat di topografi
maka medan gaya berat teoritis dan medan gaya berat observasi harus sama sama
berada di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas
dinyatakan secara matematis dengan rumus :
gfa = (0.3087 x h ) mgal (3.3)
Dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gaya berat dari sferoid
referensi(dalam meter). Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan di dapatkan
anomaly udara bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan rumus :
∆𝑔 = 𝑔𝑜𝑏𝑠 − (𝑔𝑛 − 𝑔𝑓𝑎 ) (3.4)
Dengan

9
Δg : anomaly medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
𝑔𝑜𝑏𝑠 : medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
𝑔𝑛 : medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
𝑔𝑓𝑎 : koreksi udara bebas (mGal)

3.6 Koreksi Bouguer


Koreksi Bouguer merupakan koreksi yang memasukkan efek kandungan massa
batuan yang berada diantara titik pengukuran dan bidang geoid yang sebelumnya
diabaikan pada perhitungan koreksi udara bebas.

Gambar 3. 1 Koreksi Bouguer (Reynolds, 1997)

Koreksi ini dihitung dengan persamaan (Telford, et al., 1990):


gB= 2πG⍴h (3.5)
dimana π = 3.14, G = 6.67 x 10-11 m3 kg-1 det-3 , ⍴ dalamgr/cm3 , dan h
dalam m, maka:
gB = 0.04192⍴h mgal (3.6)
Tanda koreksi Bouguer berbanding terbalik dengan koreksi udara bebas.
Jika titik pengukuran berada di atas bidang geoid, koreksi akan dikurang. Hal ini
dikarenakan kandungan massa di atas bidang geoid membuat nilai g titik
pengukuran lebih besar dari g geoid, sehingga untuk menarik titik pengukuran ke
bidang geoid koreksi harus dikurang. Dan juga sebaliknya, jika titik pengukuran
berada di bawah bidang geoid, koreksi akan ditambah.

10
3.7 Anomali Bouguer Sederhana
Anomali medan gravitasi yang telah dikoreksi oleh koreksi Bouguer disebut
anomali Bouguer sederhana di topografi yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Δ𝑔𝑏𝑠= Δ𝑔𝑓𝑎−𝑔𝐵 (3.7)
Dengan :
Δ gbs = anomali bouguer sederhana di topografi (mGal)
gB = koreksi bouger (mGal)
g fa = koreksi udara bebas (mGal)
Dalam suatu proses eksplorasi, seperti eksplorasi geofisika hasil yang ingin
dicapai adalah menentukan nilai variasi densitas local areas tersebut secara lateral,
yang mana nilai densitas ini kebanyakan tidak diukur secara in situ. Karena nilai
densitas ini merupakan tujuan utama dalam sebuah pencarian maka kita harus
mengetahui nilai tersebut dengan baik agar dapat digunakan dalam pengolahan
maupun interpretasi suatu data. Secara umum nilai dari densitas ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah porositas, rapat massa
butir, dan kandungan fluida yang ada pada pori-pori batuan tersebut. akan tetapi
banyak faktor lainnya seperti proses kompaksi yang dipengaruhi oleh kedalaman
ataupun pressure, proses pembentukan, serta derajat pelapukan pada batuan
tersebut. sehingga nilai dari densitas ini tidak dapat ditentukan berdasarkan salah
satu faktor saja agar nilai dari densitas yang dihasilkan lebih spesifik.

3.8 Anomali Bouguer Lengkap


Anomali Bouguer Lengkap (CBA) merupakan data anomali gravitasi yang
sudah dikoreksi terhadap semua data hasil pengukuran (Blakely, 1995), lintang,
ketinggian dan koreksi Bouguer.
Nilai anomaly Bouguer lengkap dapat di peroleh dari nilai anomaly
Bouguer sederhana yang telah terkoreksi medan, secara metematis dapat ditulis
sebagai berikut:
∆𝑔𝑛 = ∆𝑔𝐵𝑆 + 𝑔𝑇 (3.8)
Dengan :
∆𝑔𝑛 : anomaly bouguer lengkap topografi
∆𝑔𝐵𝑆 :anomaly bouguer sederhana di topografi

11
𝑔𝑇 : koreksi medan (mGal)
3.9. Analisa Derrivative
Analisa Derivative digunakan untuk menentukan batas dan mengetahui jenis
patahan. Untuk mendapatkan hal tersebut maka dilakukan First Horizontal
Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari lintasan yang dibuat
dalam peta anomali bouger atau peta anomali regional atau peta anomali residual
yang selanjutnya dibuat penampangnya.
3.9.1. First Horizontal Derrivative
First Horizontal Derivative (FHD) atau Turunan Mendatar Pertama
mempunyai nama lain yaitu Horizontal Gradient. Horizontal gradient dari anomali
gayaberat yang disebabkan oleh suatu body cenderung untuk menunjukkan tepian
dari body-nya tersebut. Jadi metode horizontal gradient dapat digunakan untuk
menentukan lokasi batas kontak kontras densitas horisontal dari data gaya berat.
Untuk menghitung nilai FHD dapat dilakukan dengan persamaan :

(2.13)
dengan : g = nilai anomali (mgal)
Δx = Selisih antara jarak pada lintasan (m)
FHD = First Horizontal Derivative

Gambar 2.2. Nilai Gradien Horizontal Pada Model Tabular

3.9.2. Secondary Vertical Derrivative


SVD bersifat sebagai high pass filter, sehingga dapat menggambarkan
anomali residual yang berasosiasi dengan struktur dangkal yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis patahan turun atau patahan naik.
Dalam penentuan nilai SVD maka digunakan turunan kedua atau dilakukan
dengan persamaan :

12
(2.14)
dengan : g = nilai anomali (mgal)
Δx = Selisih antara jarak pada lintasan (m)
SVD = Second Vertical Derivative
Dalam penentuan patahan normal ataupun patahan naik, maka dapat dilihat
pada harga mutlak nilai SVDmin dan harga mutlak SVDmax. Dalam
penentuannya dapat dilihat pada ketentuan berikut:
|SVD|min < |SVD|max = Patahan Normal
|SVD|min > |SVD|max = Patahan Naik ]
|SVD|min = |SVD|max = Patahan Mendatar
3.9.3. Total Horizontal Derivative
Metode ini juga dirancang untuk mencari adanya anomali dan ciri-ciri
tertentu yang berhubungan dengan anomali tersebut dan memberikan hasil yang
maksimal dalam memetakan penaikan yang mengindikasikan tepi sumber. Total
horizontal derivative ini merupakan filter pelengkap dari filter lain misalnya filter
first verticalderivative. Metode ini pada umumnya menghasilkan lokasi anomali
yang lebih pasti dari pada First vertical derivative, tetapi untuk data magnetik
harus digunakan dalam konjungsi dengan transformasi lainnya seperti reduksi ke
kutub (Reduction To Pole) atau Pseudo-gravity. Teknik ini dapat diaplikasikan
untuk memodelkan kajian gambar struktur pada kedalaman berbeda. Metode ini
didefinisikan dengan persamaan:

(2.9)
2.9.4. Tilt Derrivative
Data gravity sering digunakan untuk menggambarkan kontak geologis dan
perbatasan formasi geologi. Peta ini memiliki sinyal dengan berbagai amplitudo
yang berasal dari sumber dengan geometri berbeda, terletak pada kedalaman yang
berbeda dan dengan sifat kerapatan yang berbeda. Vertical Derivative telah
digunakan selama.bertahun-tahun untuk menggambarkan tepi dalam data gravity
dan medan magnet. Banyak filter yang umum digunakan untuk meningkatkan detail

13
halus di bidang gravitasi berdasarkan kombinasi horizontal dan vertical derivative
dari data.
Filter Tilt derivative (TDR) biasanya digunakan untuk mendeteksi struktur
geologi tepi sebagai interpretasi yang menujukkan ciri patahan. filter TDR dihitung
dengan membagi komponen Vertical Derivative (VDR) dengan Total Horizontal
Derivative (TDHR) .

(2.10)

14
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Diagram Alir Pengolahan Data

Mulai

Data ABL

Geosoft Oasis Montaj

Peta Complete Bougeur Anomaly

Filtering

Upward Polinomial Peta Tilt


Peta THD
Continuation Fitting Derivative

Peta Peta
Regional Residual

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

15
4.2.Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Dalam pengolahan analisa derivative ini terdapat beberapa langkah yang
harus dilakukan,langkah tersebut yaitu:
1. Mulai dengan menyiapkan data sintetik serta software yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Microsoft Excel, Oasis Montaj, dan Global Mapper.
2. Kemudian mengolah data dengan mencari koreksi lintang dan koreksi udara
bebas menggunakan data Z dan Gobs yang telah ada. Setelah didapat nilai
FAC dapat dilanjutkan dengan mencari koreksi G FAC dan G teoritis. Lalu
mencari nilai koreksi bouger dari data yang telah didapat.
3. Setelah itu dapat menentukan titik pengukuran dengan memasukkan data
yang sudah dipindah ke notepad ke global mapper untuk menghasilkan data
lokal dan regional.
4. Data regional lokal yang didapat digunakan kembali untuk mencari anomali
medan dengan software oasis montaj. Setelah itu mencari nilai anomali
bouguer lengkap menggunakan nilai anomali bouguer sederhana dan koreksi
medan.
5. Kemudian membuat Peta Anomali Bouguer Sederhana, Peta Anomali
Bouguer Lengkap, Peta Regional dengan menggunakan filter Upward
Continuation, Peta Residual menggunakan Polynomial Fitting, Peta Total
Horizontal Derivative, dan peta tilt derivative software oasis montaj.
6. Melakukan pembahasan terhadap hasil yang didapat
7. Melakukan penarikan kesimpulan.
8. Selesai.

16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Tabel Pengolahan Data Lintasan 1


BOUGUER (Densitas KOREKSI
G OBS X Y Z LINTANG G LINTANG FAC G FAC G TEORITIS ABS ABL
lempeng 2.7) MEDAN
977721.4952 376976 9203535 2022 -7.204131286 978113.26 -623.989 232.23 228.912642 977489.27 3.32 3.6639 6.98
977732.6432 376960 9203709 1951 -7.202557249 978113.22 -602.079 221.50 220.874661 977511.14 0.63 3.7138 4.34
977736.2531 376700.4 9203911 1947 -6.339607455 978094.93 -600.844 242.17 220.421817 977494.09 21.74 3.0428 24.79
977743.309 376974 9204072 1905 -7.199274526 978113.15 -587.883 218.05 215.666955 977525.26 2.38 3.6922 6.07
977722.2159 376991 9204302 1961 -7.197194742 978113.10 -605.165 214.28 222.006771 977507.93 -7.73 3.9867 -3.74
977717.2293 377002 9204492 1985 -7.195476593 978113.06 -612.571 216.74 224.723835 977500.49 -7.98 4.6502 -3.33
977735.0988 377009 9204682 1916 -7.193758355 978113.02 -591.278 213.35 216.912276 977521.74 -3.56 5.2525 1.69
977733.8304 376988 9204898 1919 -7.191804352 978112.98 -592.203 213.06 217.251909 977520.77 -4.20 5.0185 0.82
977734.4728 376997 9205516 1923 -7.186215254 978112.85 -593.438 215.06 217.704753 977519.41 -2.65 4.8523 2.21
977731.2861 377025 9205344 1937 -7.187771467 978112.89 -597.758 216.16 219.289707 977515.13 -3.13 4.8241 1.69
977710.6745 377100 9205112 2018 -7.189871365 978112.93 -622.755 220.49 228.459798 977490.18 -7.97 5.7909 -2.17
977720.3 377296 9203505 2043 -7.204409661 978113.26 -630.47 237.51 231.290073 977482.79 6.22 3.9338 10.15
977711.3 377312 9203689 2021 -7.202745885 978113.22 -623.681 221.76 228.799431 977489.54 -7.04 4.0665 -2.98
977716.4 377578 9203890 2002 -7.200933849 978113.18 -617.817 221.03 226.648422 977495.37 -5.61 4.1092 -1.51
977719 377873 9203741 2070 -7.202287899 978113.21 -638.802 244.59 234.34677 977474.41 10.24 4.563 14.80

5.2. Pembahasan Peta ABL

Gambar 5.1 Peta ABL

Peta diatas adalah peta Anomali Bouguer lengkap, Anomali Bouguer


Lengkap gayaberat pada umumnya yang digunakan untuk struktur bawah
permukaan dengan pengolahan data yang digunakan yaitu data X, Y, dan nilai ABL
yang didapatkan melalui pengolahan data menggunakan excel. Peta diatas dibuat

17
menggunakan software oasis montaj dengan skala 1 : 5000. Peta diatas
menunjukkan kuat lemahnya gravitasi pada daerah penelitian. Peta ABL
diinterpretasikan dengan skala warna dimana setiap warna mewakili nilai anomali
yang berbeda.
Peta diatas menunjukkan parameter dengan rentang warna. Warna biru tua
sampai biru muda dengan rentang nilai -22,938 sampai -2,007 mGal merupakan
zona dengan nilai anomali rendah. Warna hijau sampai kuning dengan rentang nilai
mulai -1,222 sampai 5,189 mGal merupakan zona dengan nilai anomali sedang, dan
untuk warna orange sampai merah muda dengan rentang nilai 5,753 sampai 35,827
mGal merupakan zona dengan nilai anomali yang tinggi. Dapat dilihat pada peta,
daerah penelitian didominasi oleh zona dengan besar nilai anomali tinggi.
Nilai ABL yang tinggi diperkirakan batuan tersebut adalah batuan beku
dimana batuan beku menyebabkan nilai ABL tinggi. Sedangkan nilai rendah pada
peta diatas kemungkinan terjadi adanya kontak batuan dikarenakan apabila suatu
daerah memiliki nilai densitas yang terpaut jauh terhadap daerah sekitarnya dapat
dicirikan bahwa daerah tersebut terjadi kontak antar batuan.

5.3. Pembahasan Peta Regional

18
Gambar 5.2 Peta Regional

Peta diatas merupakan peta regional daerah penelitian. Peta tersebut dibuat
menggunakan software oasis montaj dengan skala 1: 5000. Peta tersebut
menggunakan filter upward continuation. Metode ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil berupa anomali regional. Upward continuation digunakan
sebagai filter untuk menghilangkan efek dari anomali lokal.
Peta ini dibuat dengan pengangkatan ke atas (upward continuation) yang
memilki interval mulai dari 130, 150, dan 170. Pada peta terdapat indeks warna
yang menjelaskan nilai ABL pada tiap wilayah. Pada indeks warna dibagi menjadi
3 jenis, nilai ABL tinggi, nilai ABL sedang, dan nilai ABL rendah.
Pada keempat peta diatas, terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Terlihat pada anomali dengan nilai ABL sedang, yang ditandai dengan warna hijau
pada bagian utara. Dimana sebelumnya digambarkan bahwa terdapat satu closure
kecil pada aera itu setelah dilakukan filtering ini kenampakan closure tersebut
menjadi hilang, sehingga terlihat anomaly berukuran sedang berwarna hijau (nilai
ABL sedang), selain itu pada bagian selatan peta hal serupa juga terjadi, dan
dibagian tenggara anomaly berwarna orange yang awalnya terpisahkan samar-
samar mulai menyatu.
Peta Upward Continuation (peta regional) digunakan untuk
memperlihatkan pemisahan anomali secara regional pada daerah tersebut, yang
ditunjukan kemenerusan struktur maupun area mineralisasi pada daerah penelitian
tersebut. Dimungkinkan pada daerah tersebut terdapat zona mineralisasi yang
saling berhubungan, dimana juga telah dijelaskan bahwa daerah penelitian terdiri
dari

19
5.4. Pembahasan Peta Residual

Gambar 5.3 Peta Residual

Peta diatas merupakan peta residual daerah penelitian. Peta residual


merupakan peta yang menggambarkan persebaran anomali secara lebih lokal. Peta
tersebut dibuat menggunakan software oasis montaj dengan skala masing-masing
peta 1 : 5000. Peta tersebut dibuat menggunakan filter polynomial dengan orde yang
berbeda pada masing-masing peta. Peta tesebut menggunakan skala warna yang
memiliki rentang yang berbeda antara orde 1, orde 2, dan orde 3.
Setiap orde menunjukkan anomali yang berbeda, dimana semakin tinggi
orde yang digunakan, maka anomali lokal daerah penelitian akan terlihat semakin
jelas. Peta orde 1 tidak terlalu jauh berbeda dari peta ABL, namun jika dilihat pada
peta orde 2, maka terdapat perbedaan dimana anomali closure besar berwarna
orange pada bagian timur laut peta yang semula terlihat menyatu pada peta orde 2

20
semakin memisah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil. Kemudian pada peta
orde 3, semakin banyak perbedaan yang dapat dilihat. Bagian utara peta yang
sebelumnnya didominasi oleh zona berwarna hijau dan biru kini berubah diselingin
dengan zona dengan nilai ABL yang tinggi. Pada bagian selatan juga terlihat zona
yang awalnya didominasi oleh nilai ABL tinggi kini memecah menjadi closure-
closure kecil.
Secara keseluruhan semakin tinggi ordenya, maka perbedaan terlihat
semakin jelas anomali pada peta. Anomali dengan warna kuning hingga orange
yang awalnya menyatu semakin lama terlihat terpisah menjadi beberapa anomali
closure kecil. Pada peta tersebut dimungkinkan terdapat kontak antar batuan.
Dianggap sebagai kontak batuan karena perbedaan nilai yang cukup signifikan yang
ditandai dengan nilai yang tinggi dengan warna merah muda yang bersebrangan
dengan nilai rendah dengan warna biru dan hijau, kemungkinan batuan tersebut
dengan nilai yang tinggi adalah batuan beku dan nilai yang rendah merupakan
batuan sedimen.

5.4. Pembahasan Peta THD

Gambar 5.4 Peta THD

21
Peta diatas adalah peta THD yang dibuat menggunakan oasis montaj dengan
skala 1 : 5000. Filter Total Horizontal Derivative dihitung dengan membagi
komponen Vertical Derivative (VDR) dengan Total Horizontal Derivative (THD).
Pada peta Tilt Derivative dibagi menjadi beberapa zonasi nilai radian, yaitu nilai
yang tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan warna, pada nilai yang tinggi diberi
gradasi warna merah muda hingga orange pada rentang nilai 0.213209 mgal/rad –
0.055527 mgal/rad, pada nilai sedang diberi gradasi warna kuning hingga hijau
dengan rentang nilai 0.055526 mgal/rad – 0.026717 mgal/rad, lalu pada nilai rendah
diberi gradasi warna biru dengan rentang nilai 0.026716 mgal/rad – 0.04847
mgal/rad.
Pada peta Total Horizontal Derivative, menunjukan batas-batas suatu
kontak batuan. Yang dilihat pada nilai gravitasi pada daerah tersebut merupakan
nilai tertinggi. Dapat dilihat dari peta pada bagian timur laut yang merupakan
daerah dengan nilai tertinggi pada peta THD, berarti dapat dimungkinan terdapat
anomali ataupun batas dari suatu struktur pada daerah tersebut, maupun respon
yang menunjukan jenis dari batuan berdasarakan massa jenisnya.

22
5.6. Pembahasan Peta Tilt derivative

Gambar 5.5 Peta TDR

Peta diatas adalah peta Tilt Derivative merupakan peta yang mendeteksi
struktur geologi tepi sebagai interpretasi yang menujukkan ciri patahan. Filter TDR
dihitung dengan membagi komponen Vertical Derivative (VDR) dengan Total
Horizontal Derivative (THDR). Pada peta Tilt Derivative dibagi menjadi beberapa
zonasi nilai radian, yaitu nilai tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan warna, pada
nilai yang tinggi diberi gradasi warna merah muda pada rentang nilai 0,43 rad –
1.27 rad, pada nilai sedang diberi warna gradasi hijau dengan rentang nilai -1.04
rad – 1,26 rad, lalu pada nilai rendah diberi gradasi warna biru dengan rentang nilai
-1.48 rad – -1.03 rad.
Pada peta Tilt Derivative, menunjukan batas-batas suatu kontak batuan atau
anomalinya. Yang dilihat pada nilai radian pada daerah tersebut nilai mendekati nol
adalah anomalinya. Dapat dilihat dari peta nilai 0 yang ditandai dengan warna hijau
yang mengelilingi suatu wilayah dengan nilai yang beragam dapat diasumsikan
bahwa warna hijau pada daerah penelitian tersebut merupakan batas dari anomali

23
maupun dari kontak batuannya serta dapat dilihat juga semakin jelas diduga struktur
pada peta TDR.

24
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Pada penelitian kali ini dapat ditarik kesimpulan dari pembahasan sebelumnya
bahwa :
• Peta ABL menunjukkan perbedaan nilai yang cukup signifikan yang ditandai
dengan gradasi warna yang berbeda-beda
• Peta Regional menggunakan Upward Continuation 130, 150, dan 170
digunakan untuk memisahkan anomali secara regional pada daerah tersebut.
• Pada peta anomali lokal menunjukan anomali secara lokal pada daerah tersebut,
pada nilai yang tinggi dapat merupakan batuan beku, sedangkan pada nilai yang
rendah dapat dianggap batuan sedimen.
• Pada peta Total Horizontal Derivative, menunjukan batas suatu kontak batuan.
Pada nilai yang tinggi dapat diasumsikan merupakan batuan beku, sedangkan
pada nilai yang rendah dapat diasumsikan batuan sedimen
• Pada peta Tilt Derivative, menunjukan batas suatu kontak batuan. Yang dilihat
merupakan nilai mendekati nol adalah anomalinya. Pada nilai yang tinggi dapat
merupakan batuan beku, sedangkan pada nilai yang rendah dapat dianggap
batuan sedimen.

6.2. Saran

Dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan penelitian


metode lain juga agar dapat merepresentasikan keadaan geologi daerah penelitian
agar tahap interpretasi dapat dilakukan secara lebih maksimal.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). Anomali Bouguer Lengkap. Diambil kembali dari Indonesia


Dokumen: https://dokumen.tips/documents/anomali-bouguer-
lengkap.html
Anonim. 2018. Buku Panduan Praktikum Eksplorasi Gravity. Yogyakarta : Teknik
Geofisika UPNVYK.
Anonim. 2020. Buku Panduan Praktikum Eksplorasi Gravity. Yogyakarta : Teknik
Geofisika UPNVYK.
Ansori, C., Sujatmiko, dan Permana, H., 2000. Giok Jawa dari Kawasan
Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah, dan Pemanfaatannya.
Proceedding of Indonesian Association of Geologists, The 29 Annual
Convention. (2) :157-163. Bandung.
Arief,D dkk. 2009. Pemetaan Bawah Permukaan Intrusi Diorit Menggunakan
Metode Gravitasi, Magnetik, dan AMT di Jiwo Barat, Bayat, Klaten, Jawa
Tengah. Yogyakarta; International Conference Earth Science and Tecnology
Asikin, S., (1974). Geologi Struktur Indonesia. Diktat Kuliah KBK Geologi
Dinamis, Jurusan Teknik Geologi ITB, Bandung.
Asikin, S., Handoyo, A., Busno, H., dan Gafoer, S., (1992). Peta Geologi Lembar
Kebumen, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Asisten Laboratorium Metode Gravity. 2021. Modul Praktikum Metode Gravity.
Yogyakarta : UPN”Veteran”Yogykarta.
Bahri, A.S., B. Jaya, & W. Sugeng. 2009. Pemetaan Sungai Bawah Permukaan di
Wilayah Karst Seropan Gunungkidul Menggunakan Metoda Geofisika
VLF-EM-vGRAD. Disertasi. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Bemmelen, R. W. (1949). The Geology of Indonesia. The Hauge: Government
Printing Office.
Blakely, R.J. (1995). Potential Theory in Gravity and Magnetik Applications.
Cambridge University Press, New York.
Blakely, R. J. 1996. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.
Cambridge.

26
Boedihardi, M., Suranto, Sudarman, S. (1991). Evaluation of the Dieng Geothermal
Field: Review of Development Strategy. Proceeding of Indonesian
Petroleum Association 20th Annual.
Bronto, S., & Hartono, H. G. (2001). Panduan Ekskursi Geologi Kuliah Lapangan
2. Yogyakarta: STTNAS.
Burger, R. H. 1992. Exploration Geophysics of The Shallow Subsurface. New
Jersey: Prentice Hall.
Chapin, D. A.1996, The theory of the Bouguer gravity anomaly: A tutorial, The
Leading Edge John Willey & Sons Ltd. England, 15(5), hal. 361–363. doi:
10.1190/1.1437341.
Dampney, C. (1969). The Equivalent Source Technique. Geophysics, Vol.34
No.1:39-53.

Dieng, Kelud and Ijen. Excursion guidebook, IAVCEI General Assembly, Bali.
Daryono dan Agus Sutedjo. 1992. Geologi Umum. Surabaya : IKIP PRESS
Dzikru. 2017. Hukum Dasar Metode Gravity
di https://www.coursehero.com/file/p2rdsuq/22-Hukum-Dasar-Metode-
Gravity-Teori-yang-mendasari-Metode-Gravitasi/ (diakses pada 13 April
2021).
Giancoli, D.C. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Gorsel, J. T., Kadar, D., & Mey, P. H. (1989). Geological Fieldtrip Central Java.
Indonesian Petroleum Association.
Hardiansyah, Bagus. 2016. Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Daerah Panas
Bumi Menggunakan Metode Gaya Berat. Skripsi. Hal. 2-3.
Harijoko, A.,Uruma, R., Wibowo, H.E., Setijadji, L.D., Imai, A., Yonezu, K.,
Watanbe, K. (2016).

Hasria. 2011. Aplikasi Software Grav2Dc dalam Interpretasi Data Anomali Medan
Gravitasi. Jurnal Aplikasi Fisika Vol 7 No.1. Fisika FMIPA: Universitas
Haluleo.
Hochstein, M.P., Sudarman, S. (2008). History of geothermal exploration in
Indonesia from 1970 to 2000. Geothermics, Vol. 37, P. 220-266.

27
Hochstein, M.P., Sudarman, S. (2015). Indonesian Volcanic Geothermal Systems.
Proceedings World Geothermal Congress 2015.
Hunt, C.P., Moskowitz, B.M., And Banerjee, S.K. (1995). Magnetic properties of
rocks and minerals, in Ahrens, T.J., ed., Rock Physics and Phase Relations:
A Handbook of Physical Constants. American Geophysical Union,
Reference Shelf 3, p. 189–204.
Jaenudin. 2012. Metode Gravity. Bandung : Prodi Fisika FMIPA Universitas
Padjajaran.
Kane, M.F. (1962). A Comprehensive System of Terrain Corrections Using a
Digital Computer. Geophysics, Vol. 27, No 4, p. 455–462.
Komarudin, U., Sunaryo, D., Prayitno R., Hansen, S. (1992). Evaluation of
Geothermal Igneous Reservoirs. Proceeding of Indonesian Petroleum
Association 21st Annual Convention, P. 607-630.
Layman, E.B., Agus, I., Warsa, S. (2002). The Dieng Geothermal Resource, Central
Java, Indonesia. Geothermal Resources Council Transactions, Vol.26, P.
573-579.
Lowrie, W. 2007. Fundamental of Geophysics. Cambridge University Press.
Cambridge, United Kingdom
Netterlton,L.L.(1976).Gravity and Magnetics in Oil Prospecting, New York, Mc
Graw-Hill co., Inc., 464 P
Novian, I., Husein, S., & S, R. N. (2014). Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional
2014. Yogyakarta: Jurusan eknik Geologi Fakultas Teknik Universitas
Gadjah Mada.
Purnomo, J., Koesuma, S., & Yunianto, M. 2016. Pemisahan Anomali Regional-
Residual pada Metode Gravitasi Menggunakan Metode Moving Average,
Polynomial dan Inversion. Indonesian Journal of Applied Physics. 3(1):
10-20. https://doi.org/10.13057/ijap.v3i01.1208
Rahmawati, D., Novian, M. I., & Rahardjo, W. (2012). Studi Biostratigrafi dan
Analisis Mikrofasies Batugamping, Formasi Wungkal Gamping, Jalur
Pengukuran Padasan, Gunung Gajah, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Proceedings 41st IAGI Annual Convention & Exhibition.
Rahardjo, W. (1994). Peta Geologi lembar. Bayat, Jawa Tengah Skala 1:100.000.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

28
Rahardjo, W., Sukandarrumidi, & Rosidi, H. M. (1995). Peta Geologi lembar.
Yogyakarta, Jawa, Skala 1:100.000. Bandung: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
Reynolds, J,M. 1990. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics.
Reynolds, J,M. 1997. An Introduction to Applied and Environmental Geophysics.
John Willey & Sons Ltd. EnglandRosid.
Roy, K.K. 2008. Potential Theory in Applied Geophysics. Berlin : Springer.
Sakti, Artadi Pria. 2009. Interpretasi Data Gravitasi untuk Melokalisir Jebakan
Minyak Bmi pada Zona Patahan di Daerah X Cekungan Sumatera Tengah.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Samodra, H., Gafoer, S., & Tjokrosapoetro, S. (1992). Peta Geologi Lembar
Pacitan, Jawa. Bandung: Pusat Pebelitian dan Pengembangan Geologi.
Santos, P.A dan Rivas, J.A. 2009. Gravity Survey Contribution to Geothermal
Exploration in El Salvador. Jurnal Ilmiah . United Nation University. El
Salvador.
Santoso, D. (2002). Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Penerbit ITB.
Sari, I. P. 2012. Studi Komparasi Metode Filtering untuk Pemisahan Anomali
Regional dan Residual Dari Data Anomali Bouger. Skripsi. Depok: FMIPA
Universitas Indonesia.
Setyanta, B. I, Setiadi. dan W,H, Simamora.(2008). Model Geologi Bawah
Permukaan Daerah Muarawahu Hasil Analisis Anomali Gaya Berat
Berdasarkan Estimasi Kedalaman Dengan Metode Analisis
Spektral.JGSD. Vol. 18 No. 6 Desember 2008 Hal: 379-390.
Smyth, H. (2005). Eocene to Miocene Basin History and Volcanic Activity in East
Java, Indonesia. London: University of London.
Sumarjono dkk. 2004. Fisika Dasar 1. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumarso, & Ismoyowati, T. (1975). Contribution to The Stratigraphy of The Jiwo
Hills and Their Southern Surroundings (Central Java). Proceedings of
Indonesian Petroelum Association 4th Annual Convention and Exhibition,
19-26.

29
Sumosusastro, S. (1956). A Contribution to the Geology of the Eastern Djiwo Hills
and The Southern Range in Central Java. Bandung: Majalah Pengetahuan
Alam Indonesia.\
Sunaryo. 1999. Panduan Praktikum Geofisika. Universitas Brawijaya.
Surono, Toha, B., dan Sudarno, I., 1992, PetaGeologi Lembar Surakarta Giritontro,
Jawa,Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,Bandung.
Surono, Toha, B., Sudarno, I., & Wiryosujono, S. (1992). Peta Geologi Lembar
Surakarta – Girintontro, Jawa, Skala 1:100.000. Bandung: P3G – Ditjen
GSM Dept.
Surono, Hartono, U., & Permanadewi, S. (2006). Posisi stratigrafi dan petrogenesis
Intrusi Pendul, Perbukitan Jiwo, Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Jurnal Sumber Daya Geologi, XVI, 302-311.
Surono. (2009). Sedimentasi Formasi Semilir di Desa Sendang, Wuryantoro,
Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Sumber Daya Geologi, XVIII, 29-41.
Syamsu. 2005. Gravity Method in Exploration Geophysics. Depok : Universitas
Indonesia.
Taufiquddin. 2014, Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Daerah Potensi Panas
Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E . 1990. Applied Geophysics Second
Edition. New York : Cambridge University Press.7
Van Bergen, M.J., Bernard, A., Sumarti, S., Sriwana, T., Sitorus, K. (2000). Crater
lakes of Java: Convention, P. 347-361.

30
31
32
LAMPIRAN

LAMPIRAN A: TABEL PENGOLAHAN DATA SEMUA KELOMPOK

KELOMPOK 2
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977712,3179 378616,4787 9205494,938 1894,8568 -7,186896 978113,2234 -584,6959628 183,7904508 214,5186332 978697,9194 -30,72818236 9,2143 -21,5139
2 977707,6246 378633,1511 9205103,328 1964,0546 -7,190442 978113,3035 -606,0483279 200,3693977 222,3525853 978719,3518 -21,9831876 7,3924 -14,5908
3 977696,1142 378493,6709 9203501,091 2133,357 -7,204928 978113,6309 -658,2899695 240,7733008 241,5194793 978771,9208 -0,746178549 4,4807 3,734521
4 977720,4518 377296 9203890 1981 -7,201384 978113,5507 -611,27717 218,1783057 224,270991 978724,8279 -6,092685277 3,8591 -2,23359
5 977720,4487 377303 9204353 2094 -7,197196 978113,456 -646,14558 253,1382374 237,063834 978759,6016 16,0744034 6,1119 22,1863
6 977720,4396 377285 9204534 2122 -7,195558 978113,419 -654,78554 261,8060896 240,233742 978768,2046 21,57234762 7,5052 29,07755
7 977720,4201 377314 9204695 2106 -7,194102 978113,3861 -649,84842 256,8823958 238,422366 978763,2346 18,46002982 7,7226 26,18263
8 977720,4097 377294 9204900 2063 -7,192248 978113,3443 -636,57991 243,6453049 233,554293 978749,9242 10,09101189 6,7374 16,82841
9 977720,3929 377596 9204706 2167 -7,194009 978113,384 -668,67119 275,6800692 245,328237 978782,0552 30,3518322 6,007 36,35883
10 977720,3722 377603 9204902 2161 -7,192237 978113,344 -666,81977 273,8479345 244,648971 978780,1638 29,19896349 7,1815 36,38046
11 977720,3662 377868 9204962 2129 -7,1917 978113,3319 -656,94553 263,9798926 241,026219 978770,2774 22,95367364 8,4354 31,38907
12 977720,3881 377892 9204719 2108 -7,193899 978113,3815 -650,46556 257,472136 238,648788 978763,8471 18,82334797 6,3373 25,16065
13 977700,7007 378195,9895 9203706,15 2097 -7,203067 978113,5888 -647,07129 234,1832646 237,403467 978760,66 -3,22020244 4,0247 0,804498
14 977704,9824 378192,3788 9203903,243 2081 -7,201285 978113,5485 -642,13417 233,5680876 235,592091 978755,6826 -2,024003407 3,6227 1,598697
15 977711,4203 378178,5516 9204080,664 2049 -7,199675 978113,5121 -632,25993 230,1681766 231,969339 978745,772 -1,801162424 3,7488 1,947638

KELOMPOK 3
KOORDINAT
G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
977690,2916 378195,0558 9204703,723 2120,9935 -7,194041 978113,3848 -654,4749643 231,3817995 240,1197951 978767,8597 -8,737995601 7,2176 -1,5204
977685,8602 378195,5539 9204899,525 2137,2504 -7,192268 978113,3447 -659,4913559 232,0068901 241,960255 978772,8361 -9,953364896 8,4546 -1,49876
977680,1459 378190,9493 9205101,479 2178,6715 -7,19045 978113,3037 -672,2726648 239,1149423 246,6495792 978785,5763 -7,534636871 9,8214 2,286763
977682,5904 378193,668 9205292,393 2136,147 -7,188722 978113,2647 -659,1508798 228,4766308 241,835338 978772,4155 -13,35870721 11,7337 -1,62501
977669,2315 378231,9444 9205488,899 2030,2177 -7,186941 978113,2245 -626,4642757 182,4713359 229,842976 978739,6887 -47,37164011 13,1271 -34,2445
977668,3536 376939,2551 9203362,411 2020 -7,206151 978113,6585 -623,3114 178,0064432 228,68622 978736,9699 -50,67977677 3,3214 -47,3584
977732,0264 377299 9205471 1925 -7,187084 978113,2277 -593,99725 212,79601 217,931175 978707,2249 -5,135164984 5,8161 0,680935
977728,2594 377572 9205528 1937 -7,186575 978113,2162 -597,70009 212,7433007 219,289707 978710,9163 -6,546406306 8,0075 1,461094
977698,1395 377651 9205318 2071 -7,188475 978113,2591 -639,04847 223,9289209 234,459981 978752,3075 -10,53106015 9,3097 -1,22136
977682,5657 377651 9205150 2131 -7,189995 978113,2934 -657,56267 226,8349988 241,252641 978770,8561 -14,41764216 10,5354 -3,88224
977669,2416 377560 9205032 2189 -7,19106 978113,3174 -675,45973 231,3838754 247,818879 978788,7772 -16,43500362 9,4836 -6,9514
977660,3791 377892 9205103 2217 -7,190425 978113,3031 -684,09969 231,1756749 250,988787 978797,4028 -19,81311212 12,6332 -7,17991
977673,6966 377918 9205277 2167 -7,188853 978113,2676 -668,67119 229,1001446 245,328237 978781,9388 -16,22809239 11,7738 -4,45429
977691,8084 377826 9205424 2088 -7,187521 978113,2375 -644,29416 222,8649936 236,384568 978757,5317 -13,51957436 10,6506 -2,86897

33
KELOMPOK 4
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977710,7 377100 9205112 2018 -7,190327 978113,3009 -622,69426 220,0678861 228,459798 978735,9951 -8,391911891 5,724 -2,66791
2 977720,3 377296 9203505 2043 -7,204865 978113,6294 -630,40851 237,0790824 231,290073 978744,0379 5,789009446 3,8956 9,684609
3 977711,3 377312 9203689 2021 -7,203201 978113,5918 -623,61997 221,3281799 228,799431 978737,2118 -7,471251083 4,048 -3,42325
4 977716,4 377578 9203890 2002 -7,201389 978113,5508 -617,75714 220,6063253 226,648422 978731,308 -6,042096725 4,0672 -1,9749
5 977719 377873 9203741 2070 -7,202744 978113,5815 -638,7399 244,1584452 234,34677 978752,3214 9,811675161 4,5621 14,37378
6 977706,6 377863 9203627 2120 -7,203774 978113,6047 -654,1684 247,1636504 240,00732 978767,7731 7,156330378 5,3747 12,53103
7 977695 377556 9203500 2111 -7,204916 978113,6306 -651,39127 232,7606888 238,988421 978765,0219 -6,22773224 5,0084 -1,21933
8 977696,6 3775586 9203700 2050 -6,349735 978095,4115 -632,5685 233,7570083 232,08255 978727,98 1,674458254 4,4367 6,111158
9 977707,5 377621 9203867 2019 -7,201599 978113,5556 -623,00283 216,947267 228,573009 978736,5584 -11,62574201 4,0556 -7,57014
10 977717,3 377871 9204086 2075 -7,199623 978113,5109 -640,28275 244,0718607 234,912825 978753,7936 9,159035714 4,4722 13,63124
11 977705,2 377631 9204085 2055 -7,199626 978113,511 -634,11135 225,8003929 232,648605 978747,6223 -6,848212102 4,4744 -2,37381
12 977708,8 377841 9203870 2021 -7,201576 978113,555 -623,61997 218,864927 228,799431 978737,175 -9,934503951 4,0772 -5,8573
13 977744,6 378548,274 9205289,352 1953,97 -7,188757 978113,2654 -602,9365229 234,2626761 221,2108977 978716,202 13,05177841 8,7154 21,76718
14 977732,4 378494,739 9204869,719 1970,3064 -7,192546 978113,351 -607,9774458 227,0085573 223,0603579 978721,3284 3,948199496 6,5816 10,5298
15 977731,2 378480,872 9204750,003 2102,5027 -7,193631 978113,3755 -648,7692581 266,5980464 238,0264332 978762,1448 28,57161322 5,6751 34,24671

KELOMPOK 5
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977744,5916 378548,274 9205289,352 1953,97 -7,188757 978113,2654 -602,9365229 234,2626761 221,2108977 978716,202 13,05177841 8,7154 21,76718
2 977732,3821 378494,739 9204869,719 1970,3064 -7,192546 978113,351 -607,9774458 227,0085573 223,0603579 978721,3284 3,948199496 6,5816 10,5298
3 977731,2043 378480,872 9204750,003 2102,5027 -7,193631 978113,3755 -648,7692581 266,5980464 238,0264332 978762,1448 28,57161322 5,6751 34,24671
4 977706,5977 378483,838 9204480,181 2063,4502 -7,196073 978113,4307 -636,7188282 229,885863 233,6052606 978750,1495 -3,719397639 4,5233 0,803902
5 977699,0226 378487,788 9204299,333 2053,3471 -7,197711 978113,4677 -633,6013146 219,1562469 232,4614785 978747,069 -13,30523166 3,8792 -9,42603
6 977710,398 378476,983 9204094,688 2054,0108 -7,199555 978113,5094 -633,8061126 230,6947687 232,5366167 978747,3155 -1,841847991 3,6302 1,788352
7 977713,8024 378503,679 9203865,757 2063,7377 -7,201627 978113,5562 -636,8075421 237,0537316 233,6378088 978750,3637 3,41592281 3,5884 7,004323
8 977713,884 378536,338 9203683,177 2085,9952 -7,203283 978113,5936 -643,6755389 243,9659376 236,1576026 978757,2692 7,808335043 3,869 11,67734
9 977712,3179 378616,479 9205494,938 1894,8568 -7,186896 978113,2234 -584,6959628 183,7904508 214,5186332 978697,9194 -30,72818236 9,2143 -21,5139
10 977707,6246 378633,151 9205103,328 1964,0546 -7,190442 978113,3035 -606,0483279 200,3693977 222,3525853 978719,3518 -21,9831876 7,3924 -14,5908
11 977696,1142 378493,671 9203501,091 2133,357 -7,204928 978113,6309 -658,2899695 240,7733008 241,5194793 978771,9208 -0,746178549 4,4807 3,734521
12 977720,4518 377296 9203890 1981 -7,201384 978113,5507 -611,27717 218,1783057 224,270991 978724,8279 -6,092685277 3,8591 -2,23359
13 977720,4487 377303 9204353 2094 -7,197196 978113,456 -646,14558 253,1382374 237,063834 978759,6016 16,0744034 6,1119 22,1863
14 977720,4396 377285 9204534 2122 -7,195558 978113,419 -654,78554 261,8060896 240,233742 978768,2046 21,57234762 7,5052 29,07755
15 977720,4201 377314 9204695 2106 -7,194102 978113,3861 -649,84842 256,8823958 238,422366 978763,2346 18,46002982 7,7226 26,18263

KELOMPOK 6
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977695 377556 9203500 2111 -7,204916 978113,6306 -651,39127 232,7606888 238,988421 978765,0219 -6,22773224 5,0084 -1,219332
2 977696,6 3775586 9203700 2050 -6,349735 978095,4115 -632,5685 233,7570083 232,08255 978727,98 1,674458254 4,4367 6,111158
3 977707,5 377621 9203867 2019 -7,201599 978113,5556 -623,00283 216,947267 228,573009 978736,5584 -11,62574201 4,0556 -7,570142
4 977717,3 377871 9204086 2075 -7,199623 978113,5109 -640,28275 244,0718607 234,912825 978753,7936 9,159035714 4,4722 13,63124
5 977705,2 377631 9204085 2055 -7,199626 978113,511 -634,11135 225,8003929 232,648605 978747,6223 -6,848212102 4,4744 -2,373812
6 977708,8 377841 9203870 2021 -7,201576 978113,555 -623,61997 218,864927 228,799431 978737,175 -9,934503951 4,0772 -5,857304
7 977744,5916 378548,274 9205289,352 1953,97 -7,188757 978113,2654 -602,9365229 234,2626761 221,2108977 978716,202 13,05177841 8,7154 21,76718
8 977732,3821 378494,739 9204869,719 1970,3064 -7,192546 978113,351 -607,9774458 227,0085573 223,0603579 978721,3284 3,948199496 6,5816 10,5298
9 977731,2043 378480,872 9204750,003 2102,5027 -7,193631 978113,3755 -648,7692581 266,5980464 238,0264332 978762,1448 28,57161322 5,6751 34,24671
10 977706,5977 378483,838 9204480,181 2063,4502 -7,196073 978113,4307 -636,7188282 229,885863 233,6052606 978750,1495 -3,719397639 4,5233 0,803902
11 977699,0226 378487,788 9204299,333 2053,3471 -7,197711 978113,4677 -633,6013146 219,1562469 232,4614785 978747,069 -13,30523166 3,8792 -9,426032
12 977710,398 378476,983 9204094,688 2054,0108 -7,199555 978113,5094 -633,8061126 230,6947687 232,5366167 978747,3155 -1,841847991 3,6302 1,788352
13 977713,8024 378503,679 9203865,757 2063,7377 -7,201627 978113,5562 -636,8075421 237,0537316 233,6378088 978750,3637 3,41592281 3,5884 7,004323
14 977713,884 378536,338 9203683,177 2085,9952 -7,203283 978113,5936 -643,6755389 243,9659376 236,1576026 978757,2692 7,808335043 3,869 11,67734
15 977712,3179 378616,479 9205494,938 1894,8568 -7,186896 978113,2234 -584,6959628 183,7904508 214,5186332 978697,9194 -30,72818236 9,2143 -21,51388

KELOMPOK 7
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977720,3662 377868 9204962 2129 -7,1917 978113,3319 -656,94553 263,9798926 241,026219 978770,2774 22,95367364 8,4354 31,38907
2 977720,3881 377892 9204719 2108 -7,193899 978113,3815 -650,46556 257,472136 238,648788 978763,8471 18,82334797 6,3373 25,16065
3 977700,7007 378195,9895 9203706,15 2097 -7,203067 978113,5888 -647,07129 234,1832646 237,403467 978760,66 -3,22020244 4,0247 0,804498
4 977704,9824 378192,3788 9203903,243 2081 -7,201285 978113,5485 -642,13417 233,5680876 235,592091 978755,6826 -2,024003407 3,6227 1,598697
5 977711,4203 378178,5516 9204080,664 2049 -7,199675 978113,5121 -632,25993 230,1681766 231,969339 978745,772 -1,801162424 3,7488 1,947638
6 977717,0224 378183,0625 9204307,967 2026 -7,197623 978113,4657 -625,16282 228,7195256 229,365486 978738,6285 -0,645960408 5,1404 4,49444
7 977706,5267 378195,2956 9204506,552 2082,8198 -7,195822 978113,425 -642,6957057 235,7973998 235,7981124 978756,1207 -0,000712561 6,3164 6,315687
8 977690,2916 378195,0558 9204703,723 2120,9935 -7,194041 978113,3848 -654,4749643 231,3817995 240,1197951 978767,8597 -8,737995601 7,2176 -1,5204
9 977685,8602 378195,5539 9204899,525 2137,2504 -7,192268 978113,3447 -659,4913559 232,0068901 241,960255 978772,8361 -9,953364896 8,4546 -1,49876
10 977680,1459 378190,9493 9205101,479 2178,6715 -7,19045 978113,3037 -672,2726648 239,1149423 246,6495792 978785,5763 -7,534636871 9,8214 2,286763
11 977682,5904 378193,668 9205292,393 2136,147 -7,188722 978113,2647 -659,1508798 228,4766308 241,835338 978772,4155 -13,35870721 11,7337 -1,62501
12 977669,2315 378231,9444 9205488,899 2030,2177 -7,186941 978113,2245 -626,4642757 182,4713359 229,842976 978739,6887 -47,37164011 13,1271 -34,2445
13 977668,3536 376939,2551 9203362,411 2020 -7,206151 978113,6585 -623,3114 178,0064432 228,68622 978736,9699 -50,67977677 3,3214 -47,3584
14 977732,0264 377299 9205471 1925 -7,187084 978113,2277 -593,99725 212,79601 217,931175 978707,2249 -5,135164984 5,8161 0,680935
15 977728,2594 377572 9205528 1937 -7,186575 978113,2162 -597,70009 212,7433007 219,289707 978710,9163 -6,546406306 8,0075 1,461094

34
KELOMPOK 8
KOORDINAT
No G OBS DEC G LINTANG FAC G FAC bouguer G Teoritis ABS Koreksi Medan ABL
X Y Z
1 977705,2 377631 9204085 2055 -7,199626 978113,511 -634,11135 225,8003929 232,648605 978747,6223 -6,848212102 4,4744 -2,373812
2 977708,8 377841 9203870 2021 -7,201576 978113,555 -623,61997 218,864927 228,799431 978737,175 -9,934503951 4,0772 -5,857304
3 977744,5916 378548,274 9205289,352 1953,97 -7,188757 978113,2654 -602,9365229 234,2626761 221,2108977 978716,202 13,05177841 8,7154 21,76718
4 977732,3821 378494,739 9204869,719 1970,3064 -7,192546 978113,351 -607,9774458 227,0085573 223,0603579 978721,3284 3,948199496 6,5816 10,5298
5 977731,2043 378480,872 9204750,003 2102,5027 -7,193631 978113,3755 -648,7692581 266,5980464 238,0264332 978762,1448 28,57161322 5,6751 34,24671
6 977706,5977 378483,838 9204480,181 2063,4502 -7,196073 978113,4307 -636,7188282 229,885863 233,6052606 978750,1495 -3,719397639 4,5233 0,803902
7 977699,0226 378487,788 9204299,333 2053,3471 -7,197711 978113,4677 -633,6013146 219,1562469 232,4614785 978747,069 -13,30523166 3,8792 -9,426032
8 977710,398 378476,983 9204094,688 2054,0108 -7,199555 978113,5094 -633,8061126 230,6947687 232,5366167 978747,3155 -1,841847991 3,6302 1,788352
9 977713,8024 378503,679 9203865,757 2063,7377 -7,201627 978113,5562 -636,8075421 237,0537316 233,6378088 978750,3637 3,41592281 3,5884 7,004323
10 977713,884 378536,338 9203683,177 2085,9952 -7,203283 978113,5936 -643,6755389 243,9659376 236,1576026 978757,2692 7,808335043 3,869 11,67734
11 977712,3179 378616,479 9205494,938 1894,8568 -7,186896 978113,2234 -584,6959628 183,7904508 214,5186332 978697,9194 -30,72818236 9,2143 -21,51388
12 977707,6246 378633,151 9205103,328 1964,0546 -7,190442 978113,3035 -606,0483279 200,3693977 222,3525853 978719,3518 -21,9831876 7,3924 -14,59079
13 977696,1142 378493,671 9203501,091 2133,357 -7,204928 978113,6309 -658,2899695 240,7733008 241,5194793 978771,9208 -0,746178549 4,4807 3,734521
14 977720,4518 377296 9203890 1981 -7,201384 978113,5507 -611,27717 218,1783057 224,270991 978724,8279 -6,092685277 3,8591 -2,233585
15 977720,4487 377303 9204353 2094 -7,197196 978113,456 -646,14558 253,1382374 237,063834 978759,6016 16,0744034 6,1119 22,1863

LAMPIRAN B: PETA FHD X DAN Y(FIRST HORIZONTAL


DERIVATIVE)

35
36
LAMPIRAN C: LEMBAR KONSUL

PRAKTIKUM GRAVITY JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA UPN 2020/2021


“VETERAN” YOGYAKARTA

LEMBAR
KONSULTASI

KONSULTASI 1
NAMA : ARIE GUNAWAN
MATERI : Pengolahan data dan peta
TANGGAL :
ASISTEN :

KETERANGAN :

KONSULTASI 2
NAMA : ARIE GUNAWAN
MATERI : Laporan
TANGGAL :
ASISTEN :

KETERANGAN :

TTD TTD
(KONSULTASI 1) (KONSULTASI 2)

ASISTEN ASISTEN

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI 37


LAMPIRAN D: LEMBAR PENILAIAN

38

Anda mungkin juga menyukai