TUTORIAL
SOFTWARE GEODETIK
Oleh:
DINA KHOLISH ANNISA
115.210.056
KELOMPOK 8
TUTORIAL
SOFTWARE GEODETIK
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta anugerah-Nya sehingga Saya dapat melaksanakan
penelitian dan menyelesaikan Laporan Penelitian Perpetaan Topografi yang
berjudul “Tutorial Software Geodetik” ini dengan lancar dan tepat waktu.
Laporan ini disusun dengan sebaik mungkin dengan maksud dan tujuan untuk
memenuhi tugas Penelitian Perpetaan Topografi.
Saya mengetahui bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, Saya berharap bagi semua pihak yang membaca laporan yang
saya susun ini memberikan kritik dan saran yang membangun agar saya dapat
memperbaiki kekurangan dan untuk kedepannya lebih baik dalam penyusunan
laporan agar manfaat dari laporan ini lebih optimal. Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan......................................................................................2
iv
5.2 Peta Topografi dan Sayatan.........................................................................28
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan.................................................................................................30
6.2 Saran............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. Peta Topografi dan Sayatan
LAMPIRAN B. Lembar Konsul 1&2
LAMPIRAN C. Lembar Penilaian
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 5. 21. Pilih Ok.........................................................................................23
Gambar 5. 22. Proccess Baseline.........................................................................24
Gambar 5. 23. Pilih New Point Spreadsheet........................................................24
Gambar 5. 24. Salin koordinat..............................................................................25
Gambar 5. 25. Salin koordinat Pada Microsoft Excel..........................................25
Gambar 5. 26. Surfer............................................................................................25
Gambar 5. 27. New WorkSheet............................................................................26
Gambar 5. 28. Plot Document..............................................................................26
Gambar 5. 29. Gridding Method..........................................................................26
Gambar 5. 30. Scale Bar.......................................................................................27
Gambar 5. 31. Menu Add to Map > profil...........................................................27
Gambar 5. 32. Sayatan..........................................................................................27
Gambar 5. 33. Peta Topografi dan Sayatan Daerah Penelitian............................28
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tinggi yang digunakan untuk keperluan survei. GPS Geodetik ini mempunyai
ketelitian pengukuran yang cukup tinggi.
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat membuat kita memahami
tentang penggunaan GPS Geodetik yang digunakan dalam perpetaan serta,
memahami tentang software Trimble Busines Center sehinggga dari hasil titik
koordinat x y z tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan output berupa peta
topografi dan sayatan. Dari penelitian yang dilakukan terdapat 48 titik yang
digunakan dalam pembuatan peta topograf daerah Bukit Mengger.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Formasi Wungkal-Gamping: Formasi ini terletak di Gunung Wungkal dan
Gunung Gamping, di Perbukitan Jiwo. Satuan batuannya terdiri dari perselingan
antara batupasir dan batulanau serta lensa batugamping. Pada bagian atas, satuan
batuan ini berupa napal pasiran dan lensa batugamping. Formasi ini tersebar di
Perbukitan Jiwo, antara lain di G. Wungkal, Desa Sekarbolo, Jiwo Barat,
menpunyai ketebalan sekitar 120 meter (Bronto dan Hartono, 2001).
2. Formasi Kebo-Butak: Formasi ini disusun pada bagian bawah berupa batupasir
berlapis baik, batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat, dengan
ketebalan lebih dari 650 meter. Bagian atasnya berupa perselingan batupasir dan
batulempung dengan sisipan tipis tuf asam. Setempat di bagian
tengahnya dijumpai retas lempeng andesit-basal dan di bagian atasnya dijumpai
breksi andesit.
3. Formasi Semilir: Formasi ini berlokasi tipe di Gunung Semilir, sebelah selatan
Klaten. Dengan ketebalan lebih dari 460 meter. Litologi penyusunnya terdiri dari
tuf, tuf lapili, lapili batuapung, breksi batuapung dan serpih. Komposisi tuf dan
batuapung tersebut bervariasi dari andesit hingga dasit. Di bagian bawah satuan
batuan ini, yaitu di S. Opak, Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto, Kec. Berbah,
Kab. Sleman, terdapat andesit basal sebagai aliran lava bantal (Bronto dan
Hartono, 2001).
4. Formasi Nglanggran: Pada formasi ini batuan penyusunnya terdiri dari breksi
gunungapi, aglomerat, tuf dan aliran lava andesit-basal dan lava andesit. Breksi
gunungapi dan aglomerat yang mendominasi formasi ini umumnya tidak
berlapis. Kepingannya terdiri dari andesit dan sedikit basal, berukuran 2 – 50 cm.
Di bagian tengah formasi ini, yaitu pada breksi gunungapi, ditemukan
batugamping terumbu yang membentuk lensa atau berupa kepingan. Secara
setempat, formasi ini disisipi oleh batupasir.
5. Formasi Sambipitu: Lokasi tipe formasi ini terletak di Desa Sambipitu pada jalan
raya Yogyakarta-Patuk-Wonosari dengan ketebalan mencapai 230 meter. Batuan
penyusun formasi ini di bagian bawah terdiri dari batupasir kasar, kemudian ke
atas berangsur menjadi batupasir halus yang berselang- seling dengan serpih,
batulanau dan batulempung. Pada bagian bawah kelompok batuan ini tidak
4
mengandung bahan karbonat. Namun di bagian atasnya, terutama batupasir,
mengandung bahan karbonat.
6. Formasi Oyo: Lokasi tipe formasi ini berada di Sungai Oyo. Batuan
penyusunnya pada bagian bawah terdiri dari tuf dan napal tufan. Sedangkan ke
atas secara berangsur dikuasai oleh batugamping berlapis dengan sisipan
batulempung karbonatan. Batugamping berlapis tersebut umumnya kalkarenit,
namun kadang-kadang dijumpai kalsirudit yang mengandung fragmen andesit
membulat. Formasi Oyo tersebar luas di sepanjang K. Oyo. Ketebalan formasi
ini lebih dari 140 meter.
7. Formasi Wonosari: Formasi ini tersingkap baik di daerah Wonosari dan
sekitarnya, dengan ketebalan lebih dari 800 meter. Formasi ini didominasi
oleh batuan karbonat yang terdiri dari batugamping berlapis dan batugamping
terumbu. Sedangkan sebagai sisipan adalah napal. Sisipan tuf hanya terdapat di
bagian timur.
8. Formasi Kepek: Lokasi tipe dari formasi ini terletak di Desa Kepek, tersebar di
hulu. Rambatan sebelah barat Wonosari yang membentuk sinklin. Batuan
penyusunnya adalah napal dan batugamping berlapis. Tebal satuan ini lebih
kurang 200 meter.
9. Endapan Permukaan
Endapan permukaan pada daerah Sungai Opak merupakan rombakan batuan
yang lebih tua yang terbentuk pada Kala Plistosen hingga masa kini. Terdiri dari
bahan lepas sampai padu lemah, berbutir lempung hingga kerakal. Surono dkk.
(1992) membagi endapan ini menjadi Formasi Baturetno (Qb), Aluvium Tua
(Qt) dan Aluvium (Qa). Sumber bahan rombakan berasal dari batuan Pra-Tersier
Perbukitan Jiwo, batuan Tersier Pegunungan Selatan dan batuan Gunung
Merapi(Surono,dkk.,1992).
5
Gambar 2. 1. Stratigrafi Pegunungan Selatan, Jawa Tengah (Surono, et al. 1992)
6
dengan lebar zona sesar ini 2 diperkirakan sekitar 2,5 km . Berdasarkan hasil
kajian deformasi koseismik menyimpulkan bahwa sesar penyebab gempa bumi 27
Mei 2006 adalah sesar jenis sinistral dengan panjang 18 km, lebar 10 km, strike
48 derajat, dan dip 89 derajat dan berada di sebelah timur 3-4 km dari lokasi Sesar
Opak yang biasa digambarkan pada peta geologi.
7
BAB III
DASAR TEORI
8
Pada daerah yang landai garis ketinggian akan berjauhan, sebaliknya
pada daerah yang terjal akan saling merapat. Untuk kondisi daerah yang
khusus (seperti tebing, kawah, jurang), garis ketinggiannya digambarkan
secara khusus pula.
Garis ketinggian yang menjorok keluar, merupakan punggung bukit dan
selalu seperti bentuk huruf ‘U’.
Garis ketinggian yang menjorok ke dalam, merupakan lembah dan selalu
seperti bentuk huruf ‘V’.
Selisih tinggi antara dua garis ketinggian yang berurutan (interval) adalah
setengah dari bilangan ribuan skala, (contoh: 1/2000 x 50.000 = 25
meter). Kecuali bila dinyatakan dengan ketentuan lain.
Garis ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara dua garis
ketinggian yang berurutan.
Warna garis-garis ketinggian pada peta digambarkan dengan warna
coklat.
9
dipancarkan oleh satelit GPS dan merubahnya menjadi arus listrik, kemudian data
tersebut dikirim ke server dan disimpan pada Micro SD yang ada didalam
raspberry pi3. Sistem kerja alat ini sangat sederhana, yaitu bisa menggunakan
microcontroller ataupun bisa langsung terkoneksi dengan laptop sebagai
penyimpan data hasil pengamatan. Bagian yang terpenting dalam alat ini adalah
Ublox Neo M8T, karena Ublox Neo M8T adalah chip yang bisa menangkap
signal GPS kemudian menampilkan raw data hasil pengamatan sehingga data bisa
diolah.
Berikut merupakan tabel dari bagian – bagian GPS geodetik Hemisphere tipe
S320 :
10
upward vertcal antenna
mounting)
C Antenna (model/type 1 2 150-0021-000
depends on region of (400 MHz) 150-
use) 0022-000 (900
MHz)
D SD Card 1 2 750-1099-000
E Batteries (rechargeable 2 4 427-0043-000
lithium-ion)
F Power cable, external, 2- N/A 1 054-0119-000
pin circular, 3 m (for
base station unit)
G Battery charger 1 2 427-0044-000
H Data cable, 9-pin to 9- 1 2 051-0258-000
pin serial USB
connector, and USB
receptable
Not Pelican case 1 1 002-0083-000
Shown
Not S320 User Guide (this 1 1 875-0281-000
Shown document)
11
13 pada bumi yang dapat berguna untuk mengintrepretasikan suatu hubungan
dengan keadaan permukaan bumi baik dengan menggunakan peta ataupun tidak.
Pada pembuatan peta topografi sangat di perlukan untuk membuat suatu
penampang tegak atau profil dari permukaan bumi. Pada penampang juga di
perlukan beberapas skala yaitu antara lain:
- Skala normal : Skala vertikal yang di perbesar sama dengan skala horizontal
- Skala perbesaran : Skala vertikal yang diperbesar lebih dari skala normal
Ada persyaratan – persyaratan yang harus di perhatikan dalam membuat
penampang sayatan yaitu :
1.Profil line yaitu garis yang berpotongan antara permukaan bumi dengan garis
vertikal
2.Base line yang letaknya mendatar
3.End line garis samping, kiri, dan kanan tegak lurus Selain ada penampang
sayatan, di dalam peta topografi juga terdapat penampang melintang permukaan
bumi. Penampang ini yaitu penampang permukaan bumi yang di potong secara
tegak lurus. Penampang melintang ini di ketahui secra ajelas bentuk dan
ketinggian suatu tempat yang ada di permukaan bumi (Rauf, A., & Winarno,E.)
12
Adjustment networks baseline
Reports dan quality assurance tool
BAB IV
METODE PENELITIAN
13
4.2. Pembahasan Diagram Alir
Dari penelitian yang dilakukan tentunya memerlukan diagram alir dalam
pengerjaannya, yaitu sebagai berikut:
14
9. Membuat kesimpulan berdasarkan poin-poin pembahasan dan
menghasilkan output dari kegiatan penelitian.
10. Menyelesaikan semua output penelitian
BAB V
2. Memilih New Project pada halaman utama software Trimble Business Center
seperti tampilan pada gambar 5.2
15
Gambar 5. 2. Pilih New Project
3. Memilih metric lalu OK saat menampilkan menu seperti gambar 5.3. setelah
memilih New Projects
Gambar 5. 3. Memilih Ok
5. Memilih changes untuk merubah coordinat system dengan cara memilih UTM
dengan zona 49 South yang disesuaikan dengan daerah penelitian
16
Gambar 5. 5. Merubah UTM
17
8. Memilih setting units - coordinate – mengubah bagian latitude dan longitude
Gambar 5. 7. Ubah Select Geoid Model
menjadi degrees decimal
18
10. Menginput data base setelah melakukan setting software sebelumnya dan akan
11. Memilih OK saat tampilan seperti gambar 5.11. Setelah melakukan input data
base
19
Gambar 5. 12. Input Data Rinex
13. Memilih Ok saat menampilkan halaman seperti pada gambar 5.13. setelah
melakukan input data rinex.
14. Menampilkan tampilan garis dengan ujungnya tertulis jogs dan B6 seperti gambar
5.14. setelah menginput data base dan data rinex. Data rinex memiliki fungsi untuk
mengetahui adanya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi saat perekaman data
menggunakan satelit, seperti multipath ataupun kesalahan bias lainnya.
20
Gambar 5. 14. Tampilan garis setelah input data base dan rinex
15. Melakukan convert degrees minutes second sehingga berubah menjadi decimal
degrees dengan website .
17. Melakukan block pada garis jogs sampai B6 selanjutnya memilih Survey -
Proccess Baseline
18. Memilih segitiga seperti pada gambar 5.19, kemudian memilih tulisan jogs di
sebelah kiri, memencet kanan dan pilih delete
22
Gambar 5. 19. Delete jogs
23
22. Memblok semua garis yang ditampilkan seperti pada gambar 5.22 dan memilih
Proccess Baseline dan memilih save . Process Baseline merupakan suatu proses
yang digunakan untuk mengikat titiknya agar dapat mengetahui tingkat keakuratan
data dengan data asli yang diperoleh dari data SRGI.
23. Memilih B6 pada pojok sebelah kiri dan klik kanan untuk menyalin koordinatnya
selanjutnya memilih New Points Spreadsheet
24. Menyalin semua data berupa easting, northing dan elevation yang kemudian
dimaskukkan ke dalam Microsoft Excel . Dari data tersebut yang akan diolah
menjadi kontur menggunakan surfer.
24
Gambar 5. 24. Salin koordinat
25. Melakukan Paste pada semua data koordinat yang sebelumnya sudah di copy pada
halaman Microsoft Excel
25
27. Memilih New worksheet, menyalin data koordinat X, Y, Z pada kolom yang ada
simpan data ke dalam format Save .bln.
26
30. Melengkapi dengan skala pada peta dengan cara klik kanan pada peta > Add >
Scale Bar >Enter
31. Membuat Kontur dengan cara klik kanan pada contour > add to map > profile
28
menjadi 1 hingga menjadi kontur. Dari data tersebut terdiri dari data base, data
rinex, dan data rover.
Pada daerah penelitian ini merupakan daerah Mengger Bukit Mengger
yang berada di Blawong II, Trimulyo, Jetis, Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta.
Pada daerah penelitian terdapat 48 titik. Untuk absis minimumnya yaitu 432500
mE dan maksimumnya 436000 mE sedangkan untuk ordinat minimumnya yaitu
9127500 mN dan maksimumnya yaitu 912900 mN .Pada peta kali ini pembuatan
sayatan melintang dari arah barat daya ke timur laut.
Keadaan topografi yang ditampilkan kontur menunjukkan pada bagian
utara daerah tersebut memiliki ketinggian yang curam, ditandai dengan kontur
yang rapat. Sedangkan pada bagian selatan relatif landai karena jarak konturnya
yang renggang. Pada bagian utara merupakan pemukiman warga dan persawahan
sedangkan untuk bagian selatan merupakan perbukitan. Ketinggian pada daerah
yang lalui oleh sayatan penelitian kali ini berkisar antara 80 m. Diperkirakan
terdapat aliran sungai karena dapat dilihat dari garis kontur yang membentuk
huruf v pada peta topografi. Pada penampang sayatannya horizontal : vertikal
sebesar 1 : 1 dengan skala 1 : 5740.
29
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
6.2. Saran
Dari penelitian yang dilakukan, memiliki saran yaitu pengerjaan outputnya
lebih teliti lagi sehingga output yang dihasilkan dapat maksimal. Membaca
banyak literasi yang bersumber jelas seperti paper atau buku agar dalam
melakukan penelitian . Untuk format laporan lebih disesuaikan lagi dan
diusahakan untuk tidak terjadi typo.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Suparno dan Marlina, Endy 2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan:
Sebuah Konsep, Pedoman, dan Strategi Perencanaan dan Pengembangan
Perumahan. Andi.
Surono, Toha, B., dan Sudarno, I, 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta-
Giritontro, Jawa, Skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
Tribhuwana, A. (2018). Perbandingan Pengukuran Luas Area Antara Theodolite
dan Global Positioning System (GPS). Logika. 58-64.
Untung M. dan Wiriosudarmo, 1975, Pola Struktur Jawa dan Madura sebagai
hasil penafsiran pendahuluan gaya berat, IAGI Vol.2 No. 1, 15-24.
Van Bemmelen, R.W., 1970, The Geology of Indonesia, vol. 1A, General Geology
of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, 2nd ed., Martinus Nijhoff, The
Haque. AAPG UGM-SC., 2013, Guidebook Volcanic Petroleum Play
AAPG UGM-SC. Tidak dipublikasikan.
Waluya, B. 2015. Peta, Globe, dan Atlas. Direktorat UPI
Wirana, Renda M. 2018. Geologi Daerah Mengger Dan Sekitaranya Kecamatan
Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur Dan Potensi Geowisata
Daerah Cipatat Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa
Barat. UNPAK. Vol. 1, No. 1
32
LAMPIRAN
33