Anda di halaman 1dari 39

GEOLOGI INDONEISA

OMBILIN
BASIN
Ayu Rizki Ananda 203613021
Rahmad Nelar Lesmana 193610136
Cekungan Ombilin

Regional Cekungan Ombilin

Tektonik dan Struktur Regional Cekungan.

Stratigrafi Cekungan.

Sistem Petroleum Cekungan


Regional Cekungan Ombilin
Cekungan Ombilin merupakan cekungan di dalam busur
vulkanik, berada pada kisaran koordinat 𝟏𝟎𝟎𝟎 – 𝟏𝟎𝟏𝟎 BT
dan 𝟏𝟎 – 𝟏, 𝟖𝟎 LS, berada dalam zona batuan dasar yang
tersingkap sepanjang Pulau Sumatera.
Cekungan Ombilin memanjang dengan arah baratlaut-
tenggara searah dengan struktur besar Sesar Sumatera.
Berada dalam busur magmatik dan kompleks tinggian
Sumatera maka cekungan ini merupakan cekunganyang
sempit yang dibatasi langsung oleh singkapan batuan
dasar dan kompleks volkanik yang tersingkap di
permukaan. Luas total cekungan adalah 812 𝐤𝐦𝟐 .
Lokasi
Cekungan
Ombilin
Tektonik dan Struktur Cekungan

Pembentukan cekungan ombilin dimulai pada Eosen


Akhir ditandai dengan pembentukan graben-graben
berarah baratlauttenggara dan utara-selatan yang
dibentuk oleh sesar-sesar normal dan mendatar.
Rezim kompresi yang terus berlangsung selama
Oligosen membentuk struktur-struktur kompresi
berarah baratlaut-tenggara. Pengangkatan yang
diakibatkan oleh berbagai struktur kompresi
menyebabkan adanya ketidakselarasan sebelum
diendapkannya Formasi Sangkarewang.
Perubahan arah kompresi lokal pada Cekungan
Ombilin menjadi arah utarabaratlaut – selatantenggara
mengaktifkan kembali sesar-sesar mendatar berarah
baratlaut – tenggara dan sesar normal yang searah
dengan arah kompresi utamanya yang mengontrol
pengendapan Formasi Sawahlunto. Perubahan
kembali arah kompresi menjadi timurlaut – baratdaya
mengakibatkan hadirnya sejumlah struktur inversi
sepanjang Zona Sesar Takung berarah baratlaut atau
lebih dikenal dengan arah N 𝟑𝟎𝟎𝟎 E. Struktur inversi
ini disertai dengan terlipatnya Formasi Ombilin dari
Sawahtambang pada arah yang sama.
Penampang skematik
memotong Cekungan
Ombilin yang
memperlihatkan beberapa
struktur inversi
Koesoemadinata dan
Matasak, 1981
Skema lengkap
tektonostratigra
fi Cekungan
Ombilin
Stratigrafi Cekungan

Informasi stratigrafi untuk Cekungan Ombilin yang paling relevan


diambil dari data Sumur Sinamar No. 1 yang dibor oleh PT CPI
pada tahun 1984 : Pre-Tertiary basement, Formasi
Sangkarewang, Formasi Sawahlunto, Formasi Sawahtambang
dan Formasi Ombilin.
Formasi Pre-Tertiary basement terdiri dari batuan granit,
imestone laut dalam dari Formasi Tuhur, imestone massive dan
Formasi Silungkang dan slate/phylites dari Formasi Kuantan.
Batuan Pre-Tertiary basement dari Cekungan Ombilin terlihat
dengan baik di sekitar batas cekungan sepanjang sisi batas sisi
barat Cekungan Ombilin
Peta Singkapan batuan dasar
Pra-Tersier di Sumatera
Tengahhttp://wkindonesia.blogspot.com/2017/07/cekungan-ombilin-6.html
(Pertamina & BPPKA, 1996)
Formasi Brani kemudian diendapkan secara tidak
selaras diatas batuan Pra-Tersier dengan litologi
berupa konglomerat dan breksi dengan komponen
yang bervariasi, secara lokal diendapkan pada
lingkungan kipas aluvial. Pada bagian atas formasi ini
diendapkan Formasi Sangkarewang (Eosen Awal)
yang berupa napal, batulempung dan batupasir yang
diendapkan di lingkungan danau memiliki struktur
slump dan hubungan menjari (interfingering) dengan
Formasi Brani
Conglomeratic debris flow deposits with laminated
shale interval
Formasi Sawahlunto kemudian diendapkan sebagai
formasi yang menandakan dimulainya fasa sagging
Cekungan Ombilin, endapannya berupa batuan
sedimen berbutir halus dalam bentuk batupasir,
batulempung dan batubara yang diendapkan dalam
lingkungan fluviatil pada akhir fasa syn-rift. Formasi
Sawahtambang yang diendapkan pada lingkungan
fluviatil pada sungai bermeander memiliki litologi
berupa perlapisan batupasir dan batulempung beserta
konglomerat seringkali terdapat struktur perlapisan
silang siur.
Fluvial Channel massive sandstones of upper Sawahlunto
Formation: potential reservoir from late synrift
Dua anggota Formasi Sawahtambang yakni Anggota
Rasau dan Poro memiliki litologi yang nyaris serupa
kecuali hadirnya sisipan batubara pada Anggota Poro
yang berumur lebih muda. Perubahan lingkungan
penendapan menjadi lingkungan laut dangkal
mengendapkan Formasi Ombilin yaitu berupa napal
dengan lensa batugamping dan berlapis dengan tufa
di bagian atasnya.perlapisan batulempung gampingan
dengan batupasir glaukonitan juga menjadi ciri formasi
ini. Formasi terakhir yang diendapkan adalah Formasi
Ranau yang diendapkan dalam lingkungan terestrial
berupa tufa, breksi dan aglomerat
Massive conglomeratic sandstone of post rift sediment;
Sawahtambang Formation
Stratigrafi Regional Cekungan
Ombilin
(dimodifikasi dari Situmorang
dkk, 1991)

http://wkindonesia.blogspot.com/2017/07/cekungan-ombilin-6.html
Sistem Petroleum Cekungan
BATUAN INDUK (Source Rock)

Di Cekungan Ombilin, hidrokarbon terbentuk dan


terdorong keluar dari batuan induk masa Eosen
dansedimen Fluvio sampai Lacustrine Syn-rift dalam,
terdeposit sepanjang NW-SE sistem tranding graben,
dimana mengalami pematangan pada masa Oligosen.
Ada empat tipe batuan induk yang dapat
dipertimbangkan dari blok sepanjang wilayah
Cekungan Ombilin dari yang tertua sampai yang
termuda, yaitu :
Parambahan coal open pit: Fluvial- Lacustrine Deltaic of lower to middle
Sawahlunto Formation : Potential reservoir and seal from late synrift
1. Lacustrine Shale masa Eosen dari Formasi
Sangkarewang, merupakan batuan induk utama
dalam Cekungan Ombilin. Berdasarkan TOC,
Formasi Sangkarewang dari sedimen Syn-rift awal
dapat dikategorikan sebagai potensial batuan
induk. Di Sumur Sinamar-1, Formasi
Sangkarewang ditemukan pada kedalaman 7575 ft
sampai kedalaman 9902 ft dengan ketebalan
sekitar 1500 ft (460 m). Lapisan ini terdiri dari
mudstone dan silstones tebal dengan sedikit
batubara di bagian bawah.
Laminated sandstone interval (distal Turbidite) within Sangkarewang
Formation; Distal lacustrine Turbidite (maximum synrift)
2. Formasi Sawahlunto Masa Oligosen, merupakan
batuan Induk lain dimana Coal bed di interval ini ada
hubungan dengan minyak dengan titik kelimpahan
tinggi yang ditest di sumur Sinamar-1. dimana
ditemukan pada ketebalan 7025 – 7575 ft. lapisan ini
mengalami kematangan yang telat, dimana oil prone
kerogen terutama akan terbentuk condensat dan gas
kering.
Parambahan coal open pit: Fluvial-
Lacustrine Deltaic of lower
Sawahlunto Formation : Potential
reservoir and seal from late synrift
3. Formasi Sawahtambang Masa Oligosen, Potensial
shale source pada interval ini sangat terbatas, dimana
minyak ditemukan terasosiasi dengan shale tersebut
pada kedalaman 2200 ft sampai 2400 ft.

4. Formasi Ombilin Masa Oligosen, Marine shale tebal


dari formasi ini yang ditemukan pada sumur Sinamar-1
belum matang. Batuan induk masih terbuka lebar
terhadap sistem petrolum di area sebelah utama blok
ini (Koning, 1985)
Peta Isopach dan sumur
pada Cekungan Ombilin
KEMATANGAN ( Maturity )
Tingkat kematangan hidrokarbon dari hasil analisis
sumur Sinamar-1 dan dari sampel permukaan (dalam
lubang seismik) menunjukkan tingkat kmatangan dari
early mature (Formasi Ombilin) hingga kematangan
yang tinggi (Formasi Sangkarewang)
RESERVOAR

Dua yang utama dan beberapa target reservoar telah


dikenal dalam blok tersebut dari Cekungan Ombilin,
dimana telah dilakukan analisis dari satu-satunya
sumur yang ada yaitu Sinamar-1 seperti dari informasi
cutting, side wall core dan well logging. Litologi di
Sinamar-1 secara general didominasi oleh sandstone
konglomeratik, sandstone massive dan mudstones.
Dari sumur Sinamar-1 diperoleh data bahwa pada
interval 2600 ft sampai 7500 ft terutama dari Formasi
Sawahlunto dan Ombilin diperoleh sandstone dengan
kualitas terbaik sebagai reservoar.
PERANGKAP

Perangkap yang paling potensial berupa perangkap


struktur yang dibentuk blok-blok sesar yang
termiringkan juga dalam bentuk perlipatan yang
terbentuk akibat struktur sesar naik. Pergerakan sesar
mendatar juga membentuk struktur transpressional
yang memiliki kemungkinan untuk menjadi alternatif
perangkap yang baik
BATUAN PENYEKAT

Serpih dari Formasi Ombilin mempunyai potensi


untuk menjadi batuan penyekat pada perangkap
hidrokarbon yang ada, begitu pula dengan serpih
intraformasi yang ada di hampir semua formasi.
Pada kenyataannya, kemampuan seal dari Cekungan
Ombilin bukanlah suatu masalah, hal ini menjadi
bagian penting dari sistem petroleum karena regional
dan lateral seal intraformasional dan vertikal seal
yang sekarang. Efisiensi sistem sealing dari
Cekungan Ombilin terjadi dengan baik, keberadaan
shale horizon tersebar secara luas sebagai sealing
regional dan informal sekaligus.
JENIS DAN KONSEP BATUAN

Biasanya, lapangan oil/gas di Cekungan Ombilin


selalu berasosiasi dengan struktural (antiklin) akan
tetapi komponen stratigrafi di dalam jebakan dari sisa
oil sangatlah penting. Akumulasi hidrokarbon dikontrol
sangat kuat oleh closure struktural. Reservoar
terutama direpresentasikan oleh sandstone dari
transprogressive marine.
Berdasarkan dari data seismik yang ada, paling tidak
terdapat dua tipe mekanisme perangkap dapat ditemui
di Cekungan Ombilin, yaitu :
1. Struktural lipatan dan struktural patahan seperti
pada sebagian besar perangkap struktural
Sawahtambang dimana kompresi yang kuat dan
bagian yang terangkat menjadi model perangkap.
2. Kombinasi antara perangkap hidrokarbon struktural
dan stratigrafi mungkin terjadi di daerah delta yang
kompleks di bagian South West Bukit Barisan dari
graben yang terbalik (Koning, 1985)
EVALUASI CEKUNGAN

Kehadiran batuan induk dari Formasi Sangkarewang


yang merupakan ekuivalen dari Formasi Menggala
(CSB) dan Talangakar (SSB) yang memiliki potensi
penghasil batuan induk yang sangat baik ditambah
dengan kehadiran batuan induk dari Formasi
Sawahlunto. Kehadiran batuan penyekat dengan
kualitas baik dari serpih Formasi Ombilin yang
menutupi perangkap hidrokarbon breupa perangkap
struktur dengan kombinasi bersama perangkap
stratigrafi.
Cekungan Ombilin menjadi fokus utama survei geologi
Sejarah mulai tahun 1870. studi evaluasi geologi muncul pada
Eksplorasi tahun 1920-an pasca pertambangan batubara setelah
Cekungan tahap ketiga dan selanjutnya dari studi geologi dimulai
Ombilin pada akhir 1960-an untuk memperbaharui potensi
batubara di daerah tersebut. Beberapa penulis telah
menerbitkan hasil penelitian penting selama kurun
waktu tersebut, yaitu : Klompe et al (1957), Tiga
(1971), Katili (1972), Possavec et al (1973), Kastowo
and Silitonga (1973), De Coster (1976),
Koesoemadinata dan Matasak (1981), Koning & Avila
(1985), Whateley et al (1989), Situmorang et al (1991),
Humphreys et al (1991)
Eksplorasi minyak dimulai di Cekungan Ombilin
pada awal 1980-an ketika pemetaan geologi
dilakuka, surei radar aperature sintetis (SAR), dan
survei geofisika. Pengeboran Sinamar 1
mencapai kedalaman hingga 3.020 m. dimana
pengeboran Sinamar 1 menjadi pengeboran
minyak pertama di Cekungan Ombilin dan juga
pertama kali di Cekungan Tengah Busur (Intra-Arc
Basin) di Indonesia. Namun aliran hidrokarbon
yang ditemukan masih kecil, dengan kata lain
tidak menemukan cadangan minyak yang
ekonomis untuk dilakukan pengeboran
eksploitasi.
Interpretasi terpadu dari data baik geofisika dan
singkapan menunjukkan bahwa meskipun ukuran areal
yang (30 km x 50 km) Cekungan Ombilin adalah
cekungan yang dalam yang menyimpan endapan
sedimen sampai 4500 m dari sedimen tersier, mulai usia
Tengah Eosen untuk Miosen Awal. Cekungan yang saat
ini terbentuk dari struktur cekungan tengah busr tapi
juga merupakan cekungan tengah busur selama
sejarah pengendapan Tersier Awal nya. Selama Eosen,
kipas aluvial dan arus turbidit besar diendapkan si
pinggiran DAS dan danau besar yang terakumulasi di
pusat cekungan. Deposisi aluvial terjadi di cekungan
selama Oligosen diikuti oleh pengendapan serpih laut,
batupasir dan terumbu yang terisolasi selama Miosen.
Meskipun Cekungan Ombilin terletak di busur
magmatik Sumatera dan sebagian tertutup oleh
material volkanik dari gunung api yang telah
punah dan yang masih aktif, gradien suhu bawah
pemukaan secara signifikan lebih dingin
dibandingkan Cekungan Belakang Busur
Sumatera. Serpih berumur Eosen yang
merupakan endapan danau dan serpih marin
beruur Oligosen kemungkinan adalah saorce rock
hidrokarbon pada pengeboran dalam sumur
Sinamar No. 1 dan infiltrasi minyak yang terletak di
sepanjang batas cekungan.
PT. Rizki Bukit Barisan Energi merupakan operator
Wilayah Kerja (WK) South West Bukit Barisan yang
terletak di Provinsi Sumatera Barat.
Sejarah Singkat Pemegang Operatorship Wilayah Kerja
South West Bukit Barisan :

1981 – 1984 : PSC Caltex


1991 – 1994 : PSC Hunt Oil – Apache
2008 – 2016 : PT Radiant Bukit Barisan
2016 – Sekarang : PT Rizki Bukit Barisan Energi

Pada tanggal 22 Juni 2018 PT. Rizki But Barisan Energi


telah berhasil mendapatkan persetujuan pengembangan
lampangan (POD) lapangan sinamar dari Pemerintah
Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber DAYA
Mineral (ESDM) Republik Indonesia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai