Anda di halaman 1dari 25

STUDI KASUS CEKUNGAN

KUTAI
LETAK GEOGRAFIS CEKUNGAN
KUTAI

Secara geografis cekungan


Kutai terletak pada koordinat
103oLU-2o LS, dan 113o -118o
BT.
CEKUNGAN KUTAI

Cekungan Kutai memiliki luas sekitar 43.680 km2.


Merupakan salah satu cekungan tersier
terbesardanterdalamdi Indonesia.
Termasukdalamklasifikasi Paleogene Continental Fracture-
Neogene Passive Margin
CEKUNGAN KUTAI

Cekungan Kutai merupakan cekungan hidrokarbon terbesar


kedua di Indonesia saat ini.
Mengandung cadangan minyaksebesar2,47 MMBO dan
28,1 TCF gas
LETAK FISIOGRAFIS

Cekungan Kutai berbatasan di sebelah utara dengan


Tinggian Mangkalihat, Zona Sesar Bengalon, dan
Sangkulirang.
Di sebelah selatan berbatasan dengan Zona Sesar Adang
yang bertindak sebagai zona sumbu cekungan sejak akhir
Paleogen hingga sekarang
Di sebelah barat berbatasan dengan Central Kalimantan
Range / Kompleks Orogenesa Kuching, berupa metasedimen
kapur yang telah terangkat dan telah terdeformasi. Di
bagian timur berbatasan dengan Selat Makassar.
Kerangka tektonik di Kalimantan bagian timur dipengaruhi oleh
perkembangan tektonik regional yang melibatkan interaksi antara
Lempeng Pasifik, Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia, serta
dipengaruhi oleh tektonik regional di asia bagian tenggara (Biantoro et
al., 1992).
Cekungan Kutai memiliki sejarah yang kompleks (Moss et al., 1997), dan
merupakan satu - satunya cekungan Indonesia yang telah berevolusi dari
internal rifting fracture/foreland basin ke marginal-sag.. Sebagian besar
produk awal pengisi Cekungan Kutai telah terbalik dan diekspos (Satyana
et al., 1999), pada Miosen Tengah sampai Miosen Akhir sebagai akibat
dari terjadinya tumbukan / kolusi block Micro Continent.
Dari peristiwa ini menyebabkan adanya pengangkatan cekungan,
perubahan sumbu antiklin dan erosi permukaan yang mengontrol
sedimentasi pada Delta Mahakam. Delta Mahakam terbentuk di mulut
sungai Mahakam sebelah timur pesisir pulau Kalimantan. Dengan garis
pantainya berorientasi arah NE-SW dan dibatasi oleh Selat Makasar, selat
yang memisahkan pulau Kalimantan dan Sulawesi.
Geologi Regional Cekungan Kutai
Pulau Kalimantan merupakan tempat
terjadinya kolisi dengan
mikrokontinen, busur kepulauan,
penjebakan lempeng oceanic dan
intrusi granit, membentuk batuan
menjadi dasar Cekungan Kutai
selama Kapur Tengah sampai Eosen
Awal.

Pada Eosen Tengah, Cekungan Kutai


terbentuk oleh proses pemekaran
yang melibatkan pemekaran selat
Makasar bagian utara dan Laut
Sulawesi

Pada Eosen Akhir, sejumlah half


graben terbentuk sebagai respon
dari terjadinya fasa ekstensi
regional. Fasa ini terlihat juga di
tempat lain, yaitu berupa
pembentukan laut dan Selat
Rekonstruksi penampang pada Paleosen-Eosen Tengah
Cekungan Kutai dari Oligosen akhir sekarang. (Beicip, 1992, op.cit. Allen dan
Chambers, 1998.
STRATIGRAFI
Terjadi beberapa kali fase transgresi dan regresi. Siklus
transgresi Paleogen terjadi pada pertengahan Eosen hingga
miosen awal. Sedangkan regresi terjadi pada miosen tengah
pada miosen akhir.

Formasi Beriun
Terdiri dari batulempung, selang seling batupasir
dan batugamping. berumur Eosen Tengah
Eosen Akhir dan diendapkan dalam lingkungan
fluviatil hingga litoral.
Formasi Atan
Diatas Formasi Beriun terendapkan Formasi
Atan yang merupakan hasil dari
pengendapan setelah terjadi penurunan
cekungan dan pengendapan padaFormasi
Beriun. Formasi Atan terdiri dari
batugamping dan batupasir kuarsa. Formasi
Atan berumur Oligosen Awal.

Formasi Marah
Formasi Marah Diendapakan secara
selaras diatas Formasi Atan. Formasi
Marah terdiri dari batulempung,
batupasir kuarsa dan batugamping
berumur Oligosen Akhir.
Formasi Pamaluan
Diendapkan pada kala Miosen Awal
hingga Miosen Akhir di lingkungan neritik,
dengan ciri litologi batulempung, serpih,
batugamping, batulanau dan sisipan
batupasir kuarsa. Formasi ini diendapkan
dalam lingkungan delta hingga litoral.
Formasi Bebulu
Diendapkan pada kala Miosen Awal
hingga Miosen Tengah di lingkungan
neritik. Ciri litologi Formasi Bebulu
Formasi Pulubalang
adalah batugamping
Diendapkan selaras di atas Formasi
Pamaluan, terdiri dari atas selang-seling pasir
lanauan dengan disipan batugamping tipis
dan batulempung. Umur dari formasi ini
adalah Miosen Tengah dan diendapkan pada
lingkungan sub litoral, kadang-kadang
dipengaruhi oleh marine influx. Formasi ini
mempunyai hubungan menjari dengan
Formasi Bebulu yang tersusun oleh
Formasi Mahakam
batugamping pasiran dengan serpih
Terbentuk pada masa Pleistosen
sekarang. Proses pengendapannya
masih berlangsung hingga saat ini,
dengan ciri litologi material lepas
berukuran lempung hingga pasir
halus.
Kutai Basin Petroleum
System
Kutai Basin Subsurface
Kutai Basin Petroleum System

Source Rock (Batuan Induk)


Kombinasi batubara dan serpih (shale) adalah sebagai batuan
induk utama penghasil hidrokarbon pada Kutai Basin tersebut.
Batuan source rock ini termasuk dalam anggota formasi
Balikpapan dan Kampung Baru.
Material organik terdistribusi pada Periode Olisen-Miosen.

Tingkat kematangan hidrokarbon pada source rock tersebut


sedang-tinggi.
Kutai Basin Petroleum System

Cap Rock / Seal Rock (Batuan Tudung)


Batuan Lanau dan Lempung serpih menjadi batuan tudung

Migrasi
Migrasi Primer pada Kutai Basin umumnya disebabkan oleh rekahan
minor dari source rock dengan terdapatnya internal pressure yang dapat
mentransformasikan minyak ke gas.

Migrasi sekunder yang dominan adalah migrasi secara vertikal sepanjang


patahan

Hidrokarbon akan termigrasi pada ambang batas source rock Ro=0,6%


Kutai Basin Petroleum System
Trap
Perangkap atau trap yang paling berperan pada Kutai

Basin adalah kombinasi dari Structure Trap (Fold &


Reverse Fault) dan Stratigraphic Trap (Pembajian)

Perangkap hidrodinamik juga berperan pada

akumulasi hidrokarbon pada Kutai Basin terutama


faktor aliran hidrodinamik dan tekanan tinggi dari air
meteorik (air yang berasal dari curah hujan)
Kutai Basin Petroleum System
Reservoir Rock

Terdapat dua jenis fasa batu pasir yang merupakan

sebagai reservoir rock.

Yaitu Fasa Fluviatile dominated to distributary channel dan

Tidally dominated Delta front deposit.

Berasal dari formasi Pamaluan, Pulubalang dan Balikpapan

(Periode Miosen Awal Miosen Tengah)

Nilai Porositas Sandstone pada Kutai Basin: 15-30% (Good

Porosity)
Petroleum Play

Pendekatan konsep play di Kutai Basin akan


dijabarkan berdasarkan kombinasi konsep stratigrafi,
mekanisme trap, dan litologi reservoir.
Tanjung Field
Akumulasi hidrokarbon di Lapangan Tanjung berhubungan
dengan struktur berumur Paleogen yang memiliki
karakteristik antiklin asimetris dengan arah umum NE-SE.
Sesar naik dengan arah kemiringan ke NE memotong
antiklin, dan juga memotong sesar normal berarah NW-SE.

PLAY Mamahak Field


- Lapangan ini terletak di Sungai Mahakam, kurang lebih 275
EOCENE km dibagian barat dari Samarinda dan 100 km di bagian
utara lapangan gas Kerendan. Sumur ini di bor pada tahun
1939 oleh BPM berdasarkan identifikasi struktur antiklin di
permukaan.

- Play pada umur Eosen ini merupakan tipe perangkap


struktur dengan dip closure 2 arah. Jenis play ini
kemungkinan menerus sepanjang antiklin Mamahak.
Kerendan Field

PLAY - Akumulasi hidrokarbon terdapat pada batuan

OLIGOCEN karbonat Oligosen yang terisolasi. Batuan ini


terdapat pada daerah tinggian batuan dasar.
E Fasies slope-nya terdiri dari seprih laut. Play
pada batuan karbonat ini merupakan play
stratigrafi.
Lapangan minyak dan gas yang telah berproduksi di Kutai

Basin secara garis besar diproduksi dari batuan reservoir

berumur Miosen. Total cadangan terbukti dari interval

reservoir ini adalah 8.6 MMBO minyak dan 28.1 TCF gas

yang setara dengan total 2.4 juta bbl minyak ekivalen.


PLAY Secara umum dapat disebutkan bahwa seluruh tipe play

MIOCENE pada cebakan minyak berumur Miosen seluruh nya

berjenis endapan delta. Play untuk endapan delta ini

dibagi lagi menjadi tipe play lain seperti lowstand wedge,

hidrodinamik, overpressure dan batupasir dengan tingkat

resistivitas rendah.
KESIMPULAN

Tipe Kutai Basin: marginal sag basin

SOURCE ROCK TRAP&SE MIGRATION RESERVOIR


AL
Asal Batubara&Shale Lanau & rekahan minor formasi
lempung internal Pamaluan,
serpih pressure Pulubalang dan
Balikpapan
Umu Olisen-Miosen Miosen Awal
r Miosen Tengah
Tipe Kematangan
Terdapat 8 field
dengan konsep petroleum play yang
Sedang-Tinggi
berbeda dengan 5 petroleum play umur Miocene,2 umur
Oligocene, dan 1 umur Eocene.

Anda mungkin juga menyukai