a. Metode kualitatif
Didasarkan pada bentuk atau defleksi kurva dari log yang terekam pada slip log
yang dipengaruhi oleh faktor litologi dan kandungan fluida. Pengamatan dapat
berupa identitas lapisan permeable, ketebalan dan batas lapisan, adanya shalines,
adanya gas atau batubara dan perbedaan antara minyak dengan air, serta sebagai
dasar dalam melakukan interpretasi kuantitatif.
b. Metode kuantitatif
JENIS-JENIS LOG
1. Klasifikasi log
Borehole Porosity Logs Resistivity Permeable Zone
Condition Logs Logs
Caliper Log Neutron Log (NPHI) Lateral Log Gamma Ray Log
(LLD) (GR)
Density Log (RHOB) Induction Log Spontaneous
(LLS) Potential Log (SP)
Sonic Log (DT)
2. Evaluasi Formasi
Evaluasi formasi menggunakan tiga log yang menunjukkan sifat fisik
batuan masing-masing
Zona permeabel Resistivitas formasi Porositas
SP Log Induction Log Neutron Log
GR Log Lateral Log Density Log
Sonic Log
Caliper Log
Caliper Log digunakan untuk menggambarkan geometri lubang bor, alat ini
memiliki elektroda sebagai konektor terhadap dinding sumur sebanyak 2-4 lengan.
Geometri lubang bor digunakan untuk mengetahui kondisi formasi apakah ada
yang membentuk caving karena pengeboran atau tidak. Diameter bersifat
heterogen dipengaruhi oleh tekanan dari aktivitas tektonik. Kondisi ini yang
menjadikan perbedaan yang akan direspon oleh lengan caliper. Pada lapisan yang
permeable diameter lubang bor akan semakin kecil karena terbentukya kerak
lumpur (mud cake) pada dinding lubang bor. Sedangkan pada lapisan yang
impermeable diameter lubang bor akan bertambah besar karena ada dinding yang
runtuh (vug).
Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang
dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di
sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan
tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dan lain-lain. Batuan
yang mempunyai kandungan lempung tinggi akan mempunyai konsentrasi
radioaktif yang tinggi, sehingga nilai gamma ray-nya juga tinggi, dengan defleksi
kurva kekanan. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit
sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan
sebagainya. Oleh karena itu shale akan memberikan response gamma ray yang
sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya.
Kegunaan log GR ini antara lain adalah untuk menentukan kandungan serpih (Vsh),
kandungan clay, membedakan lapisan impermeabel dan permeabel, evaluasi
mineral bijih yang radioaktif, evaluasi lapisan mineral tidak radioaktif, dan korelasi
antar sumur.
Gambar 3 SP Log
Beberapa interpretasi terhadap respon kurva log neutron dan log density:
Dalam limestone tanpa shale yang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI akan
overlay.
Dalam batuan shale RHOB ada disebelah kanan NPHI.
Dalam limestone berisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih
besar dari 6-7 p.u
Dalam pasir tanpa shale berisi air, RHOB disebelah kiri NPHI dengan separasi
6-7 p.u
Dalam dolomite tanpa shale berisi air, RHOB ada disebelah kanan NPHI.
Dalam sandstone tanpa shale yang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI akan
overlay.
Dalam batuan shale RHOB ada disebelah kanan NPHI.
Dalam sandstone berisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih
besar dari 3 p.u.
Dalam pasir tanpa shale berisi minyak , RHOB disebelah kiri NPHI dengan
separasi 1-3 p.u.
Sonic Log
Log sonik digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan. Log sonik
menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan atau dipancarkan ke
dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver. Kecepatan suara melalui
formasi batuan tergantung pada matriks batuan serta distribusi porositasnya.
Prinsip kerja dari metode ini yaitu pada formasi homogen, gelombang yang
dipancarkan dari pemancar akan menyebar dengan cepat melalui lumpur,
tergantung dari pada sudut pancarnya. Sebagian gelombang akan dibelokkan atau
dipantulkan, sebagian lagi akan menyebar sebagai geombang mampat sebagian
lagi akan merambat sebagai gelombang sekunder sepanjang dinding sumur.
Objektif dari alat sonik adalah untuk mengukur waktu rambatan gelombang suara
melalui formasi pada jarak tertentu. Umumnya kecepatan suara yang menembus
formasi batuan tergantung oleh matriks batuan (sandstone, limestone, atau
dolomite) serta distribusi porositasnya.
dimana
tf = waktu transit fluida, sec/ft(189 sec/ft untuk air dengan kecepatan 5300
ft/sec
tma = waktu transit matrik batuan, sec/ft,
Resistivity Log
Resistivity log digunakan untuk mengukur sifat batuan dan fluida sepanjang
lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikan (resistivitas). Satuannya
Ohmmeter. Biasanya berskala 0,1-1000 Ohmmeter. Resistivity Log terbagi menjadi
Induction Log dan Lateralog.
Pada induction log ini prinsip kerja alat didasarkan oleh adanya medan
magnet dari sinusoidal sinyal yang dipasang pada transmitter sehingga
menimbulkan arus eddy dengan keberadaan arus eddy ini akan menginduksi
formasi kemudian formasi membentuk suatu medan magnet akibat arus eddy dan
medan magnet tersebut menghasilkan induksu arus listrik yang direkam nilainya
oleh receiver untuk diperoleh datanya.
Perhitungan
Volume Shale
= =
Porositas dari Density Log
=
PETROFISIKA
Dalam melakukan kegiatan eksplorasi dibutuhkan pemahaman berbagai disiplin
ilmu. Pendekatan disiplin ilmu yang dilakukan untuk mencari suatu reservoir adalah
petrofisika yang mengaplikasikan pendekatan geologi dan fisika batuan.
Petrofisika merupakan studi yang dilakukan untuk memperoleh sifat fisik batuan
reservoir dan fluida, salah satunya dengan metode well-logging pada sumur
eksplorasi. Dari hasil data well-log dapat ditentukan karakteristik fisik batuan,
seperti litologi, porositas, geometri pori, dan permeabilitas. Maka dari itu,
pemahaman mengenai sifat fisik batuan sangat penting dalam menganalisa data
well-log.
1. Porositas
Vg = volume grain
Disamping itu menurut waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
1. Porositas primer, adalah porositas yang terbentuk pada waktu batuan sedimen
diendapkan. Contoh: batuan konglomerat, batupasir, dan batu gamping.
2. Permeabilitas
dimana
3. Saturasi
1. Saturasi gas adalah volume pori yang diisi gas dibagi dengan volume total yang
dinyatakan dengan Sg.
2. Saturasi minyak adalah volume pori yang diisi minyak dibagi dengan volume
pori total yang dinyatakan dengan So.
3. Saturasi air adalah volume pori yang diisi air dibagi volume pori total yang
dinyatakan dengan Sw.
LITOLOGI RESERVOIR
Litologi memiliki arti tipe batuan yang diklasifikasikan berdasarkan komposisi
penyusunnya, seperti limestone, sandstone, dolomite, dan sebagainya.
Mengidentifikasi litologi dari suatu formasi batuan merupakan hal penting yang
harus dipahami untuk mengkarakterisi batuan reservoir, karena sifat fisika maupun
kimia dari batuan yang mengandung hidrokarbon atau air akan mempengaruhi
respon dari setiap alat yang digunakan untuk mengukur sifat formasi batuan.
Memahami litologi dari reservoir merupakan hal dasar untuk melakukan
perhitungan sifat fisis batuan seperti porositas, permeabilitas, saturasi, dan
sebagainya.
BOREHOLE ENVIRONMENT
Borehole environment adalah suatu gambaran dimana fluida memasuki lubang
bor, biasanya menggunakan drilling mud atau dapat berupa udara atau air. Suatu
lumpur pemboran khusus (mud filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan selama
pemboran berlangsung memiliki berbagai fungsi, yaitu guna memindahkan
cutting, melicinkan dan mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan antara bor
dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya
tekanan pada kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan formasi.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan terdorongnya sebagian lumpur untuk
merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan fluida lumpur tersebut kemudian
mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang mempengaruhi
pengukuran log, khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan
(log SP dan log Resistivitas). Tiga zona tersebut ialah Flushed Zone, Transition
Zone, dan Uninvaded Zone.
a. Flushed zone atau zona terinvasi diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate (Rmf). Zona ini merupakan zona
infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh
mud filtrate yang mendesak fluida semula (seperti gas, minyak, maupun
air). Ketika minyak hadir di flushed zone, tingkat pembilasan oleh filtrat
lumpur dapat ditentukan dari perbedaan antara saturasi air pada flushed
zone (Sxo) dan uninvaded zone (Sw). Biasanya, sekitar 70% sampai 95%
dari minyak terperah keluar; sisa minyak tersebut disebut residual
minyak [Sro = (1,0 - Sxo)] di mana Sro adalah saturasi residual minyak.
b. Transition Zone merupakan zona dimana suatu fluida dan mud filtrate
dari suatu formasi bercampur, yang terjadi diantara Flushed Zone dan
Uninvaded Zone (Rt). Karena zona ini posisinya semakin jauh dari lubang
bor maka semakin berkurang filtrasi dari lumpur pemboran.
2. Uninvaded Zone
Uninvaded zone atau zona tak terinvasi berada di luar invaded zone. Pori-
pori di uninvaded zone tidak terkontaminasi oleh mud filtrate, tetapi
dijenuhi dengan resistivitas air formasi (Rw) atau fluida. Saturasi air menjadi
faktor penting dalam uninvaded zone karena dengan menggunakan data
Sw dapat ditentukan kejenuhan hidrokarbon reservoir.
Sh = 1 Sw
dimana
Sh = saturasi hydrocarbon (fraksi volume pori yang terisi dengan
hidrokarbon)
Sw = saturasi air pada uninvaded zone (fraksi volume pori yang terisi air)
Perbandingan saturasi air pada uninvaded zone (Sw) terhadap saturasi air
pada flushed zone (Sxo) merupakan indeks perpindahan hidrokarbon.
Gambar 9 Borehole Environment
Logging cable
Mesin derek atau derekan untuk menaikkan atau menurunkan kabel dalam sumur
Self-contained ac generator
Ellis & Singer (2008) membagi metode yang digunakan untuk memperoleh data
log menjadi dua macam, yaitu:
1. Wireline Logging
Pada wireline logging, hasil pengukuran akan dikirim ke permukaan melalui kabel
(wire). Instrumen instrumen yang diperlukan diantaranya
1. Mobile laboratory
2. Borehole
3. Wireline
4. Sonde
Untuk menjalankan wireline logging, lubang bor harus dibersihkan dan distabilkan
terlebih dahulu sebelum peralatan logging dipasang (Bateman,1985). Hal yang
pertama kali dilakukan adalah mengulurkan kabel ke dalam lubang bor hingga
kedalaman maksimum lubang bor tersebut (Bateman,1985). Sebagian besar log
bekerja ketika kabel tersebut ditarik dari bawah ke atas lubang bor. Kabel tersebut
berfungsi sebagai transmiter data sekaligus sebagai penjaga agar alat logging
berada pada posisi yang diinginkan (Bateman,1985). Bagian luar kabel tersusun
atas galvanized steel sedangkan bagian dalamnya diisi oleh konduktor listrik. Kabel
tersebut digulung dengan menggunakan motorized drum yang digerakkan secara
manual selama logging berlangsung. Drum tersebut menggulung kabel dengan
kecepatan antara 300 m/jam (1000 ft/jam) hingga 1800 m/jam (6000 ft/jam)
tergantung pada jenis alat yang digunakan (Ellis & Singer,2008). Kabel logging
mempunyai penanda kedalaman (misalnya tiap 25 m) yang dicek secara mekanik
namun koreksi kedalaman harus dilakukan akibat tegangan kabel dan pengaruh
listrik (Bateman,1985).
Data yang didapat melalui berbagai alat logging yang berbeda tersebut kemudian
diolah oleh CSU (Cyber service unit). CSU merupakan sistem logging komputer
terpadu di lapangan yang dibuat untuk kepentingan logging dengan
menggunakan program komputer yang dinamakan cyberpack (Harsono,1997).
Sistem komputer CSU merekam, memproses dan menyimpan data logging dalam
bentuk digital dengan format LIS (Log Information Standard), DLIS (Digital Log-
Interchange Standard) atau ACSII (Harsono,1997). CSU juga berfungsi
menampilkan data log dalam bentuk grafik (Harsono,1997).
Gambar 10 Fungsi Sonde pada logging
Logging while drilling (LWD) merupakan suatu metode pengambilan data log
dimana logging dilakukan bersamaan dengan pemboran. Hal ini dikarenakan alat
logging tersebut ditempatkan di dalam drill collar. Pada LWD, pengukuran
dilakukan secara real time oleh measurement while drilling.
Alat LWD terdiri dari tiga bagian yaitu sensor logging bawah lubang bor, sebuah
sistem transmisi data, dan sebuah penghubung permukaan. Sensor logging
ditempatkan di belakang drill bit, tepatnya pada drill collars (lengan yang berfungsi
memperkuat drill string) dan aktif selama pemboran dilakukan. Sinyal kemudian
dikirim ke permukaan dalam format digital melalui pulse telemetry melewati
lumpur pemboran dan kemudian ditangkap oleh receiver yang ada di permukaan.
Sinyal tersebut lalu dikonversi dan log tetap bergerak dengan pelan selama proses
pemboran. Logging berlangsung sangat lama sesudah pemboran dari beberapa
menit hingga beberapa jam tergantung pada kecepatan pemboran dan jarak
antara bit dengan sensor di bawah lubang bor (Harsono,1997).
Layanan yang saat ini disediakan oleh perusahaan penyedia jasa LWD meliputi
gamma ray, resistivity, densitas, neutron, sonic, tekanan formasi, borehole caliper.
Tipe log tersebut sama (tapi tidak identik) dengan log sejenis yang digunakan pada
wireline logging. Secara umum, log LWD dapat digunakan sama baiknya dengan
log wireline logging dan dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama pula
(Darling,2005). Meskipun demikian, karakteristik pembacaan dan kualitas data
kedua log tersebut sedikit berbeda.
Gambar 11 LWD Device