01 02 03
Proporsi Harmonis: Proporsi yang harmonis Keseimbangan Antara Bangunan dan Ruang Proporsi yang Berkelanjutan: Proporsi yang
dapat dicapai dengan mengatur elemen- Terbuka: Rancang kota harus menghasilkan berkelanjutan mempertimbangkan elemen-
elemen kota sehingga membangun keseimbangan yang tepat antara bangunan elemen kota dalam konteks kota yang lebih
hubungan yang serasi antara satu sama lain. dan ruang terbuka. Hal ini dapat dicapai besar. Misalnya, sebuah bangunan yang
Misalnya, jalan-jalan yang lebar dan dengan menempatkan bangunan-bangunan dipertimbangkan dalam proporsi yang tepat
bangunan yang tinggi harus disertai dengan pada jarak yang cukup dan menyediakan terhadap ruang terbuka di sekitarnya juga
ruang terbuka yang cukup besar, sehingga ruang terbuka yang cukup luas antara harus dipertimbangkan dalam proporsi yang
kota memiliki tampilan visual yang harmonis bangunan tersebut. tepat terhadap kota secara keseluruhan
dan keseimbangan yang fungsional.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah kota yang memiliki
keteraturan dan keterkaitan yang mengacu pada cara mengatur
KOMPOSISI elemen-elemen kota yang berbeda agar menciptakan struktur
dan organisasi ruang yang relevan
Simetri: Prinsip simetri melibatkan pengaturan elemen-elemen kota sehingga
tercipta kesamaan dalam ukuran, bentuk, atau tata letak yang seimbang. Hal ini
dapat menciptakan perasaan keseimbangan visual dan kesatuan dalam desain
kota.
• Irama terbentuk
berdasarkan pengulangan
bentuk, wujud, dan ukuran
secara teratur (memiliki jeda
dan motif) yang menjadi
satu kesatuan.
• Pengulangan (Garis, bentuk,
tekstur, warna)
• Gradasi (warna, bentuk
dimensi)
• Transisi
• Radial
KONTRAS DAN
KONTEKS
ORGANISASI
RUANG
Macamnya adalah terpusat (terdiri dari ruang yang dikelompokan
mengelilingi suatu ruang pusat yang besar dan dominan), linier
(dibatasi oleh satu sumbu), radial (ruang yang dikelompokkan
tersusun lebih sempurna), grid/papan catur (tertata rapi, sehingga
menimbulkan kesan keteraturan karena organisasi penyusunannya
berupa suatu blok-blok), dan cluster (komposisi gabungan antara
organisasi ruang yang satu dengan lainnya).
Zonasi: Zonasi adalah cara untuk membagi wilayah kota menjadi zona-zona tertentu yang memiliki
fungsi dan karakteristik yang berbeda. Contohnya adalah zonasi untuk tempat tinggal, komersial,
industri, dan rekreasi. Zonasi yang baik dapat membantu mengoptimalkan penggunaan lahan dan
mengurangi konflik penggunaan lahan.
Pemusatan kegiatan: Pemusatan kegiatan adalah cara untuk menempatkan area kegiatan penting di
lokasi yang strategis agar mudah diakses oleh penduduk dan pengunjung. Misalnya, pusat kota
biasanya merupakan pusat perdagangan dan bisnis, sementara pusat rekreasi terletak di daerah
yang dapat dijangkau oleh banyak orang.
CIRI - CIRI Jaringan transportasi: Jaringan transportasi adalah sistem transportasi yang dibangun untuk
mempermudah mobilitas penduduk dan barang di dalam kota. Hal ini dapat mencakup jalan raya,
jalur kereta api, jalur sepeda, dan jalan pejalan kaki. Jaringan transportasi yang baik dapat
membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dan mempercepat mobilitas penduduk.
Pusat-pusat kecil: Pusat-pusat kecil dapat digunakan untuk menyediakan layanan dan kegiatan
tertentu yang tidak tersedia di pusat kota. Pusat-pusat kecil dapat mencakup pusat perbelanjaan,
taman, dan area olahraga. Pusat-pusat kecil ini dapat membantu mengurangi kepadatan di pusat
kota dan memberikan alternatif bagi penduduk yang ingin beraktivitas di luar kota.
Ruang terbuka hijau: Ruang terbuka hijau dapat menyediakan area untuk rekreasi dan olahraga,
serta membantu menjaga kualitas udara dan lingkungan kota. Ruang terbuka hijau dapat berupa
taman kota, taman hijau, dan hutan kota.
ORGANISASI
RUANG
• Siteplan adalah representasi visual dari suatu area yang menunjukkan bagaimana
bangunan, jalan, dan area terbuka diorganisir dalam ruang tersebut. Untuk
merancang sebuah siteplan yang efektif, diperlukan analisis organisasi ruang yang
cermat dan teliti. Analisis organisasi ruang akan membantu perancang dalam
mengidentifikasi tujuan utama proyek, menentukan penggunaan lahan yang paling
efektif, serta mengatur tata letak dan hubungan antara bangunan dan area terbuka.
• Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis
organisasi ruang untuk merancang siteplan yang efektif
• Identifikasi Tujuan Utama
• Mengidentifikasi tujuan utama dari proyek tersebut. Hal ini akan
membantu dalam menentukan ukuran dan skala siteplan, serta
jenis bangunan dan fasilitas yang akan dibangun. Dalam hal ini,
FAKTOR 1 perancang perlu mengidentifikasi apakah proyek tersebut
merupakan bangunan perumahan, komersial, atau publik, serta
apakah proyek tersebut akan berfungsi sebagai area rekreasi
atau pendidikan.
• EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN
• Setelah mengidentifikasi tujuan utama, perancang perlu
melakukan evaluasi penggunaan lahan. Hal ini meliputi
penentuan jenis bangunan yang akan dibangun, lokasi
FAKTOR 2 bangunan, dan tata letak bangunan. Dalam hal ini, perancang
perlu mempertimbangkan faktor seperti topografi, drainage, dan
tata letak jalan untuk menentukan penggunaan lahan yang
paling efektif.
• Analisis Pola Pergerakan
• Pola pergerakan adalah faktor penting dalam merancang siteplan
yang efektif. Perancang harus mempertimbangkan pola yang
FAKTOR 3 ada, termasuk pergerakan pejalan kaki dan kendaraan, serta
mencari cara untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi
kemacetan lalu lintas.
• Evaluasi Kebutuhan Pengguna
• Analisis organisasi ruang juga harus mempertimbangkan
kebutuhan pengguna, seperti kebutuhan akan tempat parkir,
FAKTOR 4 tempat rekreasi, fasilitas pendidikan, dan area terbuka.
Perancang perlu mempertimbangkan kebutuhan pengguna
dalam menentukan tata letak bangunan dan area terbuka.
• Pertimbangkan Lingkungan Sekitar
• Lingkungan sekitar juga harus dipertimbangkan dalam analisis
organisasi ruang. Perancang perlu mempertimbangkan aspek
FAKTOR 5 lingkungan seperti pencahayaan, vegetasi, dan suara untuk
menciptakan ruang yang nyaman dan fungsional.
• FAKTOR KEAMANAN
• Memastikan adanya jalur evakuasi dan perlindungan kebakaran
yang memadai untuk bangunan yang dibangun.
• Penempatan bangunan dan fasilitas di lokasi yang terlihat
FAKTOR 6 dengan jelas dan mudah diakses oleh masyarakat umum.
• Memasang sistem securitas pengamanan tambahan pada area
yang membutuhkan, seperti parkir, taman, akses masuk dan
keluar
TERIMAKASIH