Anda di halaman 1dari 28

GRANDY LORANESSA WUNGO, ST, MT

RANCANG BANGUN TIGA


DIMENSI DAN KUALITAS
VISUAL KOTA
SUBSTANSI
• Konsep Proporsi
• Konsep Komposisi
• Prinsip/acuan dasar dalam merancang 2/3 Dimensi
1. Skala
2. Sumbu
3. Simetri
4. Hirarki
5. Balance
6. Irama
7. Kontras
8. Organisasi Ruang
2D: 3D:
1. Titik 1. Titik
2. Garis 2. Garis
PENGANTAR 3. Bidang
3. Shape/Bidang/Bentuk
4. Tekstur 2D 4. Surface/Tekstur 3D
5. Volume/ Bentuk Ruang
RANCANG BANGUN 3D DAN KUALITAS VISUAL KOTA

• Dua faktor yang sangat penting dalam rancangan kota


• Desain 3D dapat mempengaruhi kualitas lingkungan
yang digunakan oleh penduduknya
• Dapat memengaruhi cara orang melihat dan merespons kota tersebut
• Memberikan pengalaman visual yanga menarik bagi pengunjung kota.
• Menguatkan identitas kota dan atau kawasan
• Konsep proporsi melibatkan pengaturan proporsi yang tepat
antara elemen-elemen dalam kota, seperti bangunan, jalan,
PROPORSI taman, dan ruang terbuka lainnya. Hal ini dapat menciptakan
keseimbangan visual dan fungsional yang optimal dan dapat
menciptakan kota mudah digunakan oleh masyarakat.
PRINSIP

01 02 03
Proporsi Harmonis: Proporsi yang harmonis Keseimbangan Antara Bangunan dan Ruang Proporsi yang Berkelanjutan: Proporsi yang
dapat dicapai dengan mengatur elemen- Terbuka: Rancang kota harus menghasilkan berkelanjutan mempertimbangkan elemen-
elemen kota sehingga membangun keseimbangan yang tepat antara bangunan elemen kota dalam konteks kota yang lebih
hubungan yang serasi antara satu sama lain. dan ruang terbuka. Hal ini dapat dicapai besar. Misalnya, sebuah bangunan yang
Misalnya, jalan-jalan yang lebar dan dengan menempatkan bangunan-bangunan dipertimbangkan dalam proporsi yang tepat
bangunan yang tinggi harus disertai dengan pada jarak yang cukup dan menyediakan terhadap ruang terbuka di sekitarnya juga
ruang terbuka yang cukup besar, sehingga ruang terbuka yang cukup luas antara harus dipertimbangkan dalam proporsi yang
kota memiliki tampilan visual yang harmonis bangunan tersebut. tepat terhadap kota secara keseluruhan
dan keseimbangan yang fungsional.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah kota yang memiliki
keteraturan dan keterkaitan yang mengacu pada cara mengatur
KOMPOSISI elemen-elemen kota yang berbeda agar menciptakan struktur
dan organisasi ruang yang relevan
Simetri: Prinsip simetri melibatkan pengaturan elemen-elemen kota sehingga
tercipta kesamaan dalam ukuran, bentuk, atau tata letak yang seimbang. Hal ini
dapat menciptakan perasaan keseimbangan visual dan kesatuan dalam desain
kota.

Keterkaitan: Prinsip keterkaitan melibatkan pengaturan elemen-elemen kota agar


memiliki hubungan yang kuat dan bermakna. Misalnya, jalan-jalan yang terhubung
dapat meningkatkan aksesibilitas dan keterkaitan antara wilayah yang berbeda
dalam kota.
PRINSIP Focal point: Prinsip pusat melibatkan pengaturan elemen-elemen kota sehingga
menciptakan titik fokus atau pusat dalam desain kota. Hal ini dapat memberikan
orientasi dan arah yang jelas bagi pengguna kota.

Mampu beradaptasi: Prinsip ini melibatkan pengaturan elemen-elemen kota


sehingga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
atau kebutuhan pengguna kota. Misalnya, kota harus dapat diubah atau
dikembangkan sesuai dengan perkembangan waktu dan kebutuhan masyarakat.
• Konsep sumbu mengacu pada penggunaan garis atau sumbu
sebagai dasar untuk mengatur ruang dan bangunan dalam
SUMBU sebuah kota. Sumbu dapat diartikan sebagai garis imajiner yang
dibuat untuk menghubungkan atau membagi wilayah kota
menjadi bagian-bagian tertentu.
Orientasi: Sumbu harus ditempatkan dan
diarahkan dengan tepat agar dapat
memperhatikan faktor geografis dan budaya
yang mempengaruhi wilayah kota. Misalnya,
suatu sumbu dapat diarahkan mengikuti pola
alam, seperti arah matahari terbit dan terbenam.
PRINSIP
Keterkaitan fungsi: Sumbu harus diatur agar
dapat memenuhi kebutuhan dan fungsi kota,
seperti memudahkan transportasi, memberikan
aksesibilitas pada fasilitas umum, dan
menciptakan ruang terbuka yang luas.
• Merujuk pada proporsi atau perbandingan antara ukuran
bangunan atau elemen kota dengan lingkungannya. Skala adalah
SKALA salah satu elemen penting dalam rancang kota karena dapat
mempengaruhi persepsi pengunjung dan menentukan
keseluruhan estetika dan kualitas kota
Skala manusia: Mengacu pada ukuran dan dimensi yang
cocok dengan proporsi manusia, seperti lebar jalan, tinggi
bangunan, atau ukuran taman. Prinsip ini penting untuk
menciptakan kota yang ramah pengunjung dan nyaman

Skala bangunan atau elemen kota dengan lingkungan


PRINSIP
sekitarnya: Dalam prinsip ini, penting untuk
mempertimbangkan konteks sekitar, seperti topografi,
vegetasi, dan lingkungan sosial, untuk menciptakan
kesesuaian yang terintegrasi.
Skala waktu: Skala waktu merujuk pada cara rancangan kota
mempertimbangkan pengaruh waktu pada keseluruhan
estetika dan fungsi kota. Hal ini dapat mencakup penggunaan
bahan dan teknologi yang tahan lama serta perawatan yang
memperpanjang masa pakai elemen kota.
HIERARKI
• Menunjukkan derajat kepentingan dari
peran fungsional, formal dan fungsi
simbolis.
• Hirarki dapat ditunjukkan melalui
perbedaan ukuran, bentuk bangunan,
maupun lokasi yang strategis.
• Perancangan hirarki bertujuan agar
pengunjung di suatu kawasan dapat
mengenali posisi mereka dengan jelas
karena adanya bentuk atau massa
bangunan yang mencolok dibandingkan
bangunan lain.
• Konsep yang mengacu pada keseimbangan antara berbagai
elemen dalam desain kota, seperti tata letak jalan, zona-zona
kota, bangunan, dan ruang terbuka hijau. Tujuan utama dari
BALANCE konsep balance adalah untuk menciptakan keseimbangan visual
yang estetis dan fungsional, serta meningkatkan kualitas hidup
penduduk kota.
PRINSIP Keseimbangan simetris:
Keseimbangan simetris
terjadi ketika dua sisi
Keseimbangan asimetris:
Keseimbangan asimetris
terjadi ketika dua sisi
Keseimbangan warna:
Keseimbangan warna
terjadi ketika warna-
Keseimbangan ruang:
Keseimbangan ruang
terjadi ketika ruang di
kota memiliki tata letak kota memiliki tata letak warna yang digunakan kota diatur dengan
dan fitur yang sama atau dan fitur yang berbeda, dalam rancang kota cermat agar terlihat
mirip. Hal ini dapat tetapi tetap terlihat diatur dengan cermat seimbang secara visual.
mencakup hal-hal seperti seimbang secara visual. agar terlihat seimbang Ini dapat dicapai dengan
bangunan, jalur pejalan Hal ini dapat dicapai secara visual. Ini dapat memperhatikan proporsi
kaki, atau taman. dengan mengatur dicapai dengan memilih antara bangunan dan
Keseimbangan simetris elemen kota yang warna yang ruang terbuka hijau, atau
dapat menciptakan berbeda dengan cermat, komplementer atau dengan menciptakan
kesan visual yang seperti meletakkan mengatur warna yang perbedaan tinggi antara
harmonis dan bangunan yang lebih lebih terang dengan bangunan yang
menenangkan. besar di satu sisi dan warna yang lebih lembut. berdekatan untuk
beberapa bangunan kecil menciptakan kesan
di sisi lainnya. visual yang menarik
IRAMA OPEN SPCACE

• Irama terbentuk
berdasarkan pengulangan
bentuk, wujud, dan ukuran
secara teratur (memiliki jeda
dan motif) yang menjadi
satu kesatuan.
• Pengulangan (Garis, bentuk,
tekstur, warna)
• Gradasi (warna, bentuk
dimensi)
• Transisi
• Radial
KONTRAS DAN
KONTEKS

• Konsep kontras dalam rancang kota


mengacu pada perbedaan yang
disengaja antara elemen-elemen kota,
baik itu dalam hal bentuk, tekstur,
warna, atau ukuran. Konsep kontras
digunakan untuk menciptakan variasi
visual yang menarik dan menarik
perhatian, serta untuk membedakan
satu area kota dari yang lain
Susunan ruang-ruang yang berkaitan menurut fungsi, kedekatan,
atau alur sirkulasi sehingga menjadi pola-pola bentuk dan ruang
yang saling berhubungan.

ORGANISASI
RUANG
Macamnya adalah terpusat (terdiri dari ruang yang dikelompokan
mengelilingi suatu ruang pusat yang besar dan dominan), linier
(dibatasi oleh satu sumbu), radial (ruang yang dikelompokkan
tersusun lebih sempurna), grid/papan catur (tertata rapi, sehingga
menimbulkan kesan keteraturan karena organisasi penyusunannya
berupa suatu blok-blok), dan cluster (komposisi gabungan antara
organisasi ruang yang satu dengan lainnya).
Zonasi: Zonasi adalah cara untuk membagi wilayah kota menjadi zona-zona tertentu yang memiliki
fungsi dan karakteristik yang berbeda. Contohnya adalah zonasi untuk tempat tinggal, komersial,
industri, dan rekreasi. Zonasi yang baik dapat membantu mengoptimalkan penggunaan lahan dan
mengurangi konflik penggunaan lahan.

Pemusatan kegiatan: Pemusatan kegiatan adalah cara untuk menempatkan area kegiatan penting di
lokasi yang strategis agar mudah diakses oleh penduduk dan pengunjung. Misalnya, pusat kota
biasanya merupakan pusat perdagangan dan bisnis, sementara pusat rekreasi terletak di daerah
yang dapat dijangkau oleh banyak orang.

CIRI - CIRI Jaringan transportasi: Jaringan transportasi adalah sistem transportasi yang dibangun untuk
mempermudah mobilitas penduduk dan barang di dalam kota. Hal ini dapat mencakup jalan raya,
jalur kereta api, jalur sepeda, dan jalan pejalan kaki. Jaringan transportasi yang baik dapat
membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dan mempercepat mobilitas penduduk.

Pusat-pusat kecil: Pusat-pusat kecil dapat digunakan untuk menyediakan layanan dan kegiatan
tertentu yang tidak tersedia di pusat kota. Pusat-pusat kecil dapat mencakup pusat perbelanjaan,
taman, dan area olahraga. Pusat-pusat kecil ini dapat membantu mengurangi kepadatan di pusat
kota dan memberikan alternatif bagi penduduk yang ingin beraktivitas di luar kota.

Ruang terbuka hijau: Ruang terbuka hijau dapat menyediakan area untuk rekreasi dan olahraga,
serta membantu menjaga kualitas udara dan lingkungan kota. Ruang terbuka hijau dapat berupa
taman kota, taman hijau, dan hutan kota.
ORGANISASI
RUANG
• Siteplan adalah representasi visual dari suatu area yang menunjukkan bagaimana
bangunan, jalan, dan area terbuka diorganisir dalam ruang tersebut. Untuk
merancang sebuah siteplan yang efektif, diperlukan analisis organisasi ruang yang
cermat dan teliti. Analisis organisasi ruang akan membantu perancang dalam
mengidentifikasi tujuan utama proyek, menentukan penggunaan lahan yang paling
efektif, serta mengatur tata letak dan hubungan antara bangunan dan area terbuka.
• Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis
organisasi ruang untuk merancang siteplan yang efektif
• Identifikasi Tujuan Utama
• Mengidentifikasi tujuan utama dari proyek tersebut. Hal ini akan
membantu dalam menentukan ukuran dan skala siteplan, serta
jenis bangunan dan fasilitas yang akan dibangun. Dalam hal ini,
FAKTOR 1 perancang perlu mengidentifikasi apakah proyek tersebut
merupakan bangunan perumahan, komersial, atau publik, serta
apakah proyek tersebut akan berfungsi sebagai area rekreasi
atau pendidikan.
• EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN
• Setelah mengidentifikasi tujuan utama, perancang perlu
melakukan evaluasi penggunaan lahan. Hal ini meliputi
penentuan jenis bangunan yang akan dibangun, lokasi
FAKTOR 2 bangunan, dan tata letak bangunan. Dalam hal ini, perancang
perlu mempertimbangkan faktor seperti topografi, drainage, dan
tata letak jalan untuk menentukan penggunaan lahan yang
paling efektif.
• Analisis Pola Pergerakan
• Pola pergerakan adalah faktor penting dalam merancang siteplan
yang efektif. Perancang harus mempertimbangkan pola yang
FAKTOR 3 ada, termasuk pergerakan pejalan kaki dan kendaraan, serta
mencari cara untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi
kemacetan lalu lintas.
• Evaluasi Kebutuhan Pengguna
• Analisis organisasi ruang juga harus mempertimbangkan
kebutuhan pengguna, seperti kebutuhan akan tempat parkir,
FAKTOR 4 tempat rekreasi, fasilitas pendidikan, dan area terbuka.
Perancang perlu mempertimbangkan kebutuhan pengguna
dalam menentukan tata letak bangunan dan area terbuka.
• Pertimbangkan Lingkungan Sekitar
• Lingkungan sekitar juga harus dipertimbangkan dalam analisis
organisasi ruang. Perancang perlu mempertimbangkan aspek
FAKTOR 5 lingkungan seperti pencahayaan, vegetasi, dan suara untuk
menciptakan ruang yang nyaman dan fungsional.
• FAKTOR KEAMANAN
• Memastikan adanya jalur evakuasi dan perlindungan kebakaran
yang memadai untuk bangunan yang dibangun.
• Penempatan bangunan dan fasilitas di lokasi yang terlihat
FAKTOR 6 dengan jelas dan mudah diakses oleh masyarakat umum.
• Memasang sistem securitas pengamanan tambahan pada area
yang membutuhkan, seperti parkir, taman, akses masuk dan
keluar
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai