kawasan atau kota melalui produk kota. Menganalisis sebuah kota melalui
pendekatan produk, yaitu mengenali produk melalui bentuk fisik kota itu sendiri.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan Townscape dan
Skyline.
1. TOWNSCAPE
Townscape adalah seni yang terdapat secara visual dalam penataan
bangunan-bangunan, jalan, serta ruang yang menghiasi lingkungan perkotaan.
Definisi lain dari townscape adalah salah satu cara yang dapat digunakan dari segi
fisik visual untuk mengenali bentuk fisik suatu kota. Selain itu, townscape juga dapat
diidentifikasi melalui bentuk penataan atau desain dari bangunan-bangunan dan jalan
yang ditangkap berdasar berbagai tingkatan emosional masing-masing pengamat.
Konsep townscape ini menjadi dasar bagi para arsitek, perencana, dan pihak-pihak
yang memperhatikan wajah kota.
Bentuk fisik ruang kota dipengaruhi dan ditentukan oleh bentuk dan massa
bangunan. Keterkaitan itu dirasakan secara psikologis maupun secara fisik oleh
pengamat bentuk fisik ruang kota serta bentuk dan massa bangunan tersebut. Selain
itu, keterkaitan juga dapat dilihat secara visual pada kualitas bentuk kota yang
ditentukan oleh bentuk dan ukuran ruang kota serta penataannya.
Penjelasan dari content adalah isi dari suatu kawasan yang mempengaruhi
perasaan seseorang terhadap keadaan lingkungan kota tersebut. Content tergantung
oleh dua faktor yaitu pada tingkat kesesuaian (conformity) dan tingkat kreativitas
(creativity).
https://ilmutatakota.wordpress.com/tag/townscape/
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2-01224-
AR%20Bab2001.doc
Overhead (Atas)
Overhead terdiri dari tujuh tipe, yaitu the chasm (lorong), the collonade
(barisan tiang), the
overhang, the arch (lengkungan), the bridge, the maw, dan going trought.
- The Chasm
The chasm merupakan suatu lorong sempit panjang yang dapat memberi
kesan menakutkan ataupun menyenangkan, tergantung dari persepsi dan
pandangan masing-masing individu terhadap lorong tersebut. The chasm
terbentuk oleh adanya dua atau lebih bangunan yangdidirikan dengan
menyisakan ruang bagi orang untuk dapat melakukan pergerakan.
- The Colonnade
The collonade merupakan elemen barisan tiang atau kolom berupa
pilar-pilar sebagai penyangga bangunan yang sejajar dengan garis jalan, dan
mampu menimbulkan kesan yang indah, sehingga mampu menimbulkan
perasaan ketertarikan dan penasaran orang-orang untuk masuk ke dalam
bangunan.
- The Overhang
The overhang merupakan bagian bangunan yang menjorok keluar
sehingga ruang di bawahnya dapat dimanfaatkan bagi orang sekitarnya,
seperti: ruang untuk aktivitas berdagang juga ruang bagi pejalan kaki untuk
menghindari panas dan lain-lain.
- The Arch
The arch adalah pintu masuk suatu tempat yang memiliki bentuk
melengkung dan indah. The arch ini merupakan suatu simbol yang unik
dan kuat untuk menarik orang untuk memasuki bangunan atau suatu
kawasan tertentu.
- The Bridge
Merupakan jembatan penghubung antara suatu tempat ke tempat lainnya,
the bridge juga dapat digunakan dalam berbagai cara yang berbeda,
seperti aktivitas berjalan di bawah jembatan, penekanan keterpisahan
ruang, efek penampakan bangunan pada saat turun dari lengkungan.
- The Maw
The maw merupakan terowongan gelap yang tertutup atau pintu masuk di
dalam bangunan yang dapat di jalani untuk menghubungkan ke tempat
lain, seperti subway, terowongan bawah tanah, dll.
- Going Through
https://dokumen.tips/documents/kelompok-5a-townscape-1.html
2. SKYLINE
Skyline adalah keseluruhan atau sebagian titik pandang kota yang
terdiri dari gedung-gedung dan berbagai ornamen kota yang
membelakangi langit. Dengan kata lain, skyline dapat menjadi sebuah
artifisial garis langit yang dibentuk dari keseluruhan ornamen sebuah
kota.
http://topak-topik.blogspot.com/2013/09/skyline-sebagai-refleksi-akan-identitas.html
Defenisi Tradisional atau Umum dari Skyline disebutkan oleh Kostof (1991)
sebagai “the line where earth and sky meet each other” (Lukic, 2011), dimana
Skyline tercipta dari perpaduan elemen alam, (seperti pohon, gunung, atau laut) dan
buatan (arsitektur). Namun terjadi perkembangan di abad ke-20, ketika gambaran
pertama yang muncul dalam pikiran seseorang tentang kota di Amerika seringkali
adalah ‘skyline’-nya yang terdiri dari bangunan-bangunan pencakar langit. Kota-kota
di Amerika mulai secara praktis menggunakan kata ‘city’ dan ‘skyline’ sebagai kata
yang bermakna sama. Kota (city) tidak lagi menjadi fenomena bangunan bertingkat
rendah dengan menara yang simbolik, namun cakrawala kotanya (skyline) yang lebih
berfungsi sebagai symbol ‘kota’. (Ford, 1994: 10).
Cakrawala kota tidak begitu saja terjadi, melainkan ada sebuah proses
perencanaan yang mengiringinya, terutama dari segi ekonomi dan politik. Proses
terbentuknya cakrawala kota juga berkaitan erat dengan perkembangan arsitektur
pencakar langit karena cakrawala kota merupakan penampilan siluet maupun
pemandangan dari kumpulan bangunan pencakar langit. Ditegaskan oleh Lim dan
Heath (1994).
Selain itu, cakrawala kota juga diatur dalam peraturan tata kota dimana dapat
menghasilkan citra makro secara visual. “by urban regualtions we could impact on its
affirmation and desirable shape, could be summarized through four fields,” (Lukic,
2011). Keempat aturan tersebut yaitu:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20307975-S42488-
Jessica%20Seriani%20Hermanto.pdf
Skyline
Skyline adalah suatu garis pertemuan antara massa yang berdiri di atas tanah
atau garis tanah dengan langit. Skyline berhubungan erat dengan bentuk dan
massa bangunan, sempadan bangunan, ketinggian bangunan dan kondisi
topografinya. Pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan visual tatanan bangunan/deretan massa di sepanjang
koridor yang menunjukkan garis langit (skyline) dengan membuat bayangan
bentuk bangunan pada posisi berderet di salah satu sisi penggal jalan. Pengamatan
terhadap skyline akan memberikan gambaran komposisi massa bangunan yang
menunjukkan hirarki visual bangunan. Sedangkan peranan skyline terhadap
koridor adalah untuk menentukan kualitas keruangan dan tingkat keutamaan
visual terhadap lingkungan (Moughtin dalam Dipta,2015).
https://www.researchgate.net/publication/327835298_PENERAPAN_KONSEP_SK
YLINE_PADA_PERENCANAAN_PUSAT_PENELITIAN_DAN_PENGEMBAN
GAN_GASTRONOMIK_TRADISIONAL_DI_JAKARTA