Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UAS PROSES PERANCANGAN

LAPORAN HASIL WAWANCARA DENGAN ARSITEK


(bapak SYAHLAN JUKHRI NASUTION)

DISUSUN OLEH :
- TAUFIQQURAHMAN TANJUNG ( 17 0406 141)
- KRISTANTO (17 0406 146)
- CLARISSA LIVANIA ( 17 0406 149)
- CLARESTA MILLENNIA GOVIN ( 17 0406 150)
KELAS : D
DOSEN : WAHYUNI ZAHRAH, ST., MS.

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN

Dalam dunia arsitektur, pengaplikasian elemen


design pada bangunan dan site seringkali dihasilkan dari solusi atau respon terhadap masalah
yang ada. Ada juga istilah trial and error yang berarti mencoba membuat sesuatu dan bila gagal
maka akan dicoba dengan cara yang lain sehingga design tersebut berhasil. Maka dalam proses
perancangan dibutuhkan banyak ide-ide yang kreatif dan bersifat problem solving. Sebagai
arsitek perlu juga mengetahui cara-cara problem solving pada design arsitek lain agar dapat
mengumpulkan ide dan informasi yang lebih banyak lagi sehingga arsitek dapat merancang lebih
baik dikarenakan pengetahuan yang lebih luas dari pengalaman arsitek lain.
Maka tujuan dari tugas wawancara arsitek ini adalah agar mahasiswa dapat bereksplorasi dan
mendapatkan penjelasan tentang proses suatu bangunan dirancang hingga deal dengan client dari
arsitek yang telah berpengalaman. Mahasiswa juga dapat melihat sekaligus belajar mengenai
proses perancangan saat arsitek tersebut merancang, seperti sketsa-sketsa ide arsitek, cara arsitek
mendapatkan ide, cara arsitek meyakinkan client, dan lain lain.
Tak lama setelah lulus kuliah, tepatnya tahun 2002, Syahlan mulai aktif menjalani profesinya
sebagai seorang arsitektur.

Proyek pertama yang ia kerjakan adalah mendesain bangunan panti rehabilitasi narkoba di
Sibolangit. Hingga saat ini, sudah banyak yang ia desain, termasuk gedung-gedung milik
pemerintah seperti, master plan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut di Tuntungan,
desain Masjid Agung di Tebing Tinggi, desain Islamic Centre di Martubung, Inspektorat
Provinsi Sumatera Utara, desain terminal tipe A di Tuntungan, kantor Bupati dan DPRD Nias
Induk dan saat ini terlibat mendesain Masjid Agung Kota Medan.

Prinsipnya dalam mendesain suatu bangunan juga berbeda dengan arsitek lainnya. Pria yang
didaulat menjadi Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sumut ini berprinsip, dalam mendesain
suatu bangunan harus memiliki 3 konsep yakni, fungsional, berkelanjutan dan lokalistik
(kearifan lokal).

Pada tugas kali ini, kami mewawancarai seorang arsitek yaitu bapak Syahlan Jukhri Nasution.
Akan tetapi, sulit untuk bertemu dengan beliau dikarenakan 2 minggu akhir ini beliau pergi ke
luar kota dan sulit dihubungi. Maka, kami mewawancarai beliau melalui whatsapp.
Bapak syahlan jukhri nasution adalah seorang arsitek yang merancang bangunan inspektorat
provinsi sumatera utara. Dari hasil wawancara kami, pak syahlan menceritakan bahwa ide awal
beliau dalam merancang gedung ini berdasarkan kebutuhan dari pihak owner. Apa yang
diinginkan pihak owner seperti program ruang dan fungsi gedung nya terlahir karena adanya
diskusi yang intensif dengan pihak owner. Pihak owner menginginkan gedung ini terdesign
secara stabil, berwibawa elegan dalam tampilan dan juga owner menginginkan ada unsur
kearifan lokalnya di gedung ini. Pada gedung tersebut langgam yang diadopsi adalah langgam
Melayu yg menjadi lokasi dimana letak gedung ini berada.
Pak syahlan jukhri mengatakan bahwa ide desain saat mendesain bangunan ini berjalan dengan
sangat lancar dan kondusif, terukur dan efektif antara perencana dan pihak owner. Proses diskusi
ide desain juga berjalan efektid, tidak berulang-ulang, to the point, karena dari awal pihak owner
sudah memiliki dan memberitahu gambaran dan gagasan desain secara umum bangunan yang
diinginkan.

Selama proses perancangan, perubahan-perubahan prinsip apa saja yang terjadi, dan apa
pertimbangan/sebab perubahan itu? Disini Bapak Syahlan Jukri mengatakan bahwa
Perubahan2 prinsip yg terjadi selama proses disain terjadi pada pilihan struktur bangunan.
Terjadi petubahan desain model struktur rancangan dari struktur rangka beton konvensional
(beton bertulang) menjadi struktur rangka baja komposit. Hal ini terjadi mengingat pelaksanaan
konstruksi bangunan membutuhkan waktu yg relatif cepat, karena akan dibangun satu tahun
anggaran yg sama dengan proses perencanaannya. Pilihan disain konstruksi rangka baja
komposit dapat mempercepat masa penyelesaian pelaksaan pembangunan gedung secara
signifikan.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari mulai ide awal hingga berwujud gambar perancangan
yang definitif?
Waktu yg dibutuhkan untuk mewujudkan fisain yg fix dari ide awal hingga berwujud gambar
perancangan yg defenitif adalah sekitar 1,5 bulan.

Anda mungkin juga menyukai