Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
Tumpuan Eksternal Pin dan Reaksinya.Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Edi Widodo , ST . MT selaku Dosen Mata Kuliah Mekanika
Teknik UMSIDA yang telah memberikan Tugas ini kepada Kami Sangat berharap Makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Bend-benda Tumpuan dalam Mekanika Teknik . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga Makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan Makalah ini di waktu yang akan data
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang semakin maju dan canggih di era ini
mungkin sudah menjadi hal yang tidak asing bagi civitas akademika, khususnya bagi yang
mengambil jurusan Teknik Mesin. Di era sekarang ini mungkin sudah banyak perangkat-
perangkat lunak yang mudah aplikasinya, hanya dengan desain langsung pemodelan maka
informasi yang didapat bisa sekaligus, bahkan jenis material sekalipun bisa diatur dalam
perangkat lunak tersebut hanya dengan beberapa klik kemudian informasi yang
dibutuhkan akan segera muncul. Berkaitan dengan Teknik Mesin, banyak sekali ilmu yang
wajib dipelajari, dari mulai rancang konstruksi, struktur sasis otomotif, konstruksi
crane/alat angkat, dan banyak lagi yang lainnya. Pada dasarnya ilmu perhitungan mungkin
mudah didapat hanya dengan perangkat lunak desain, hanya dengan klik-klik saja,
spesifikasi desain yang diinginkan sudah didapat informasinya.Tetapi sebagai civitas
akademika yang baik, ilmu-ilmu perumusan/perhitungan
seperti

perhitungan defleksi tetap harus dipelajari dengan baik, karena dari sini semua
basic ilmunya didapat. Dan dengan mempelajari ilmu basic maka akan dengan mudah
ketika mengaplikasikan perhitungan tersebut ketika ditemukan dilapangan.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menentukan besarnya reaksi tumpuan


2. Menjelaskan Gaya Geser,Gaya Normal,dan Momen Lentur ?

TUJUAN DAN MANFAAT


1. Menjelaskan reaksi, gaya melintang, gaya normal, dan resultan pada beban tumpuan.
2. Menjelaskan reaksi,gaya melintang,gaya normal,dan momen lentur pada kombinasi
beban terpusat dan terbagi merata.
3. Menggambar bidang gaya melintang,bidang gaya normal,dan bidang momen lentur
pada kombinasi beban terpusat dan merata.

DASAR TEORI Pengertian :

1. Tumpuan
2. Reaksi
3. Gaya Geser,Gaya Normal,Momen Lentur
4. Momen dan Bidang Momen ( Bending Moment Diagram = BMD )
MATERI

1. Gaya Pada dasarnya gaya merupakan suatu beban yang memiliki berat atau satuan.
Berdasarkan bebannya gaya dibagi menjadi 2 yaitu ;
a. Beban Titik Beban titik merupakan gaya yang bekerja pada sebuah bidang atau
tumpuan, dimana luas bidang yang terpengaruh atau dikenai relatif kecil.
misalnya; kolom, tekanan kaki meja, roda mobil, dan lain-lain.
b. Beban Terbagi Rata Beban terbagi rata merupakan gaya yang bekerja pada suatu
struktur atau bidang, dimana luas permukaan beban dan bidang yang terpengaruh
relatif luas. contoh; balok sloof, pondasi, plat, dan lainnya.
2. Tumpuan Tumpuan merupakan suatu penyangga atau penahan konstruksi sebagai
sistem untuk menahan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi tersebut.
Beberapa jenis tumpuan yaitu :

3. Reaksi Reaksi merupakan gaya atau perlawanan yang diberikan oleh tumpuan akibat
adanya gaya aksi. Contoh menghitung besarnya gaya reaksi :

Hitung besarnya reaksi dari tumpuan diatas : MA = 0 RB . 10m + P . 5m = 0 RB . 10m
+ 10 ton . 5m = 0 RB . 10m + 50tm = 0 RB . 10m = 50tm RB = 5ton
MB = 0 RA . 10m - P . 5m = 0 RA . 10m - 10 ton . 5m = 0 RA . 10m - 50tm = 0 RA . 10m =
50tm RA = 5ton

Kontrol : RA + RB = P 5 ton + 5 ton = 10 ton 10 ton = 10 ton……………….!

contoh :

Hitunglah besarnya reaksi tumpuan A dan B ? H = 0 HA – P2. Cos 300 = 0 HA = P2 cos 300
HA = 1,5 . 0,866 HA = 1,299t 1.

V = 0

MA = 0 RB . 8m + P1. sin 30 . 5m + P2 . 3m= 0 RB . 8m + 1,5 t . 0,5 . 5m + 2t . 3m= 0


RB . 8m + 3,75tm + 6tm= 0 RB . 8m = 9,75tm RB = 1,22ton

2.

MB = 0 RA . 8m – P1 . 5m – P2. sin 30 . 3m = 0 RA . 8m - 2 t . 5m – 1,5t . 0,5 . 3m= 0 RA . 8m


- 10tm – 2,25tm= 0 RA . 8m = 12,25tm RA = 1,53ton Kontrol : P1 + P2 . sin 300 = RA + RB 2t
+ 1,5 . 0,5 = 1,53 + 1,22 2,75 ton = 2,75 ton……………..ok!

= P1 + P2 sin 300 = 2t + 1,5 . 0,5 = 2,75 t


B. Diagram Gaya

Gaya Geser Gaya geser adalah gaya yang berkerja tegak lurus terhadap sumbu
memanjang batang. Gaya geser merupakan gaya-gaya dalam yang tidak kelihatan dan
berkerja di dalam batang, namun pengaruhnya yang kelihatan, seperti gejale retak miring
di sekitar tumpuan tersebut. Untuk menentukan besar gaya geser, perlu disepakati sebagai
berikut:  Apabila gaya sebelah kiri arahnya keatasdan gaya kanan arahnya kebawah maka
gaya  geser positif. Apabila gaya sebelah kiri arahnya ke bawah dan gaya sebelah kanan
arahnya ke atas maka gaya gesernya negatif, seperti gambar berikut:
Gaya normal adalah gaya yang berkerja sejajar dengan sumbu memenjang batang. Gaya
ini dapat mengakibatkan batang tertekan atau tertarik tergantung arah gaya. Diagram yang
dilukiskan berbentuk persegi pajang yang diletakan di atas garis netral (+) atau di bawah
garis netral (-). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Momen lentur ialah gaya lentur yang berkerja pada suatu batang.besarny momen pada
suatu titik sama dengan gaya dikali jarak terhadap titik tersebut. Momen dapat
mengakibatkan perubahan bentuk pada penampang. Batang akan mengalami perubahan
bentuk menjadi melengkung dan akhirnya patah atau hancur. Lihat gambar berikut:

Contoh soal : Suatu balok kantilever dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan pada
gambar dibawah. Hitung dan lukiskan bidang gaya geser, dan momen lentur.

Penyelesaian : Reaksi tumpuan: Ra = q.1,5 = 5.1,5 = 7,5 kN Gaya geser: VA = Ra = 7,5 kN VC


= Ra – q.0,75 = 7,5 - 5.0,75 = 3,75kN VB = Ra – q.1,5 =7,5 – 5.1,5 = 0 Momen lentur: MB = 0
MC = -(q.0,75.0,375) = -(5.0,75.0,375) = -1,406 kN MA = - (q.1,5.0,75) = - (5.1,5.0,75) = -
5,625 Kn

Contoh soal : Suatu balok sederhana dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan seperti
gambar sebagai berikut. hitung dan lukisan bidang gaya geser dan momen lentur.

Penyelesaian : ∑MB = 0 Ra . L – p.3 = 0

RA = 30 / 6 = 5 KN ∑MA = 0 -Rb . L + p.3 = 0

Rb = -30 / -6 =5 kn Gaya geser

: Va-c = Ra = 5 kN Vc-b = Ra-p = 5- 10 = -5 kN Momen lentur : Ma = 0 Mc = Ra.3 = 5.3 = 15kN


Mb = Ra.6 - p.3 = 5.6 – 10.3 = 0

Pembebanan.

Pada dasarnya pembebanan yang ditimbulkan akibat adanya gaya yang berkerja pada
suatu struktur yang dapat mempengaruhi keseimbangan konstruksi bangunan. Beban
adalah segalah kekuatan yang berkerja pada suatu benda atau struktur yang dibedakan
berdasarkan bentuk dan lamanya pembebanan. Berdasarkan bentuk beban seperti, beban
titik, beban segitiga, beban trapezium, beban merata, dan kombinasi beban.
Sedangkan berdasarkan lamanya pembebanan yaitu beban mati dan beban hidup. o
Beban mati adalah berat dari semua bagian struktur (berat sendiri) yang bersifat tetap,
yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari baian struktur tersebut atau
menyatuh utuh pada struktur tersebut. o Beban hidup adalah semua beban yang terjadi
akibat pemakaian dan penghunian suatu bangunan, termasuk dari bban yang berkerja
diatas lantai, yang dapat dipindah-pindahkan atau bersifat sementara.

Pembebanan tidak selalu berupa gaya atau aksi dari luar yang berkerja pada struktur.
Beberapa dampak aksi seperti perubahan suhu, penyusutan material, dan penurunan
tumpuan, tidak dapat dikatakan sebagai akibat bekerjanya beban luar. Jadi beban setiap
factor yang menimbulkan resultan dalam bentuk tegangan-tegangan dan regangan-
regangandalam komponen suatu struktur. seperti dampak dari angin dan beban gravitasi
bumi merupakan contoh beban lansung, sementara dampak dar gempabumi, perubahan
suhu, dan penurunan tumpuan merupakan contoh beban tidak langsung.

C. Konstruksi Balok Sederhana ( KBS )

Yang dimaksud dengan konstruksi balok sederhana adalah konstruksi balok yang
ditumpu pada dua titik tumpu yang masing – masing berupa sendi dan rol. Jenis konstruksi
ini adalah statis tertentu yang dapat diselesaikan dengan persamaan keseimbangan.
Penggambaran Bidang D ( Gaya melintang ) Penggambaran Bidang Momen ( M )
Penggambaran Bidang Gaya Normal ( Bidang N ) KBS dengan Beban Merata Untuk
menghitung dan kemudian menggambar bidang M dan bidang D pada pembebanan merata
dapat dilakukan secara grafis dan analitis. Pada cara grafis, beban merata di transfer
menjadi beban terpusat. Dengan adanya transfer pembebanan ini, gambar bidang M dan
bidang N akan sedikit berbeda apabila dihitung tanpa transfer beban. Perbedaan ini
tergantung pada transfernya, semakin kecil elemen beban yang di transfer menjadi beban
merata semakin teliti ( mendekati sebenarnya ) gambar bidang M dan bidang D nya.
Dengan kata lain cara grafis kurang teliti bila disbanding dengan cara analitis. 1. Beban
(muatan) kita akan sering menjumpai jenis-jenis beban muatan dibawah ini:

a.Beban terpusat

b.Beban terpusat yang miring

c.Beban terdistribusi merata

Menurut teori Varignon momen pada suatu titik dikatakan statis bila besarnya momen
gaya pengganti (resultan) sama dengan gaya yang diganti? Contoh : Gaya P1 dan P2 dengan
jaraklmempunyai resultan R. Tentukan letak R agar momen di titik A statis?
Jawab :

Misal jarak R dengan P1 (titik A) = a, maka untuk memenuhi momen statis di A adalah :
momen resultan = jumlah momen komponen.
Menyusun Gaya yang Setara Istilah lain menyusun gaya adalah memadu gaya atau mencari
resultan gaya. Pada prinsipnya gaya-gaya yang dipadu harus setara (ekuivalen) dengan
gaya resultannya 1)

Gaya dan Momen

Gaya ialah suatu kekuatan yang menyebabkan bergeraknya benda yang semula dalam
keadaan diam. Atau sebaliknya, suatu kekuatan yang menyebabkan diamnya suatu benda
yang semula dalam keadaan bergerak.Gaya dapat dinyatakan sebagai sebuah vector
memiliki titik tangkap, besaran, dan arah.Titik tangkap merupakan posisi vector
bekerja.Besaran dinyatakan dengan panjang garis yang diukur dengan skala tertentu, dan
arah merupakan sudut yang dibentuk vector terhadap titik yangkapnya. Gaya dapat
digambarkan atau dilukis menggunakan skala gaya (misalnya 1 kN = 1 cm), dapat
dijumlahkan (disebut resultan gaya), dan dapat diuraikan menjadi kompnen x dan y. Untuk
menentukan nilai positif atau negative suatu gaya atau vector dapat dipedomani ketentuan
pada titik koordinat salib sumbu garis bilangan. Gaya atau vector dinyatakan positif apabila
mengarah kekanan maupun keatas, sebaliknya dinyatakan negatif apabila gaya atau vector
mengarah kekiri maupun kebawah. Begitu pula dengan momen, dinyatakan positif apabila
searah putaran jarum jam.Sebaliknya dinyatakann negative apabila berlawanan arah jarum
jam.

Resultan Gaya Salah satu dasar penting dalam mempelajari perilaku struktur ialah
pengetahuan mengenai hasil interaksi beberapa vector gaya yang bekerja pada suatu
benda. Interaksi ini dapat dipelajari dengan menggunakan aturan penjumlahan vector.Pada
awalnya, metode pertama penjumlahan vector berdasarkan hukum jajaran genjang. Dalam
hal ini, apabila ada dua garis kerja gaya berpotongan, atau dinyatakan dengan diagonal
jajarran genjang yang dibentuk oleh kedua vector gaya tersebut, maka ada satu gaya yang
ekivalen dengan kedua gaya tersebut dinamakan resultan gaya. Umumnya kumpulan gaya
yang lebih kompleks

dapat dijadikan sederhana menjadi resultan gaya tanpa mengubah efek yang
ditimbulkannya pada benda dimana gaya-gaya tersebut bekerja. A. Cara Grafis Untuk
menentukan resultan dari dua buah gaya atau lebih dengan arah maupun besaran yang
berbeda, namun berasal dari titik tangkap yang sama, dapat dilakukan dengan metode
jajaran genjang gaya: a. Tetapkanlah skala gaya, misalnya 1 kN = 1 cm. b. Apabila hanya
terdapat dua buah gaya, lukislah kedua gaya P1 dan P2 sesuai dengan besaran dan arahnya.
c. Dari ujung vector gaya P1 dan P2 tarik garis sejajar kedua pasangan gaya hingga
membentuk jajaran genjang. d. Hubungkan titik tangkap gaya dengan titik pertemuan garis
yang ditarik dari kedua ujung gaya P1 dan P2 tersebut (garis diagonal). Panjang garis
diagonal ini disebut sebagai resultan gaya R. ukur dengan mistar dan kalikan dengan skala
gaya yang digunakan. e. Arah gaya R dapat diukur dengan busur. f. Apabila terdapat tiga
buah gaya,resultan gaya pertama disebut R1. Dari ujung R1 dan P3 masing-masing tarik
garis sejajar kedua pasangan gaya hingga membentuk jajaran genjang. g. Hubungkan titik
tangkap gaya dengan titik pertemuan garis yang ditarik dari kedua ujung gaya R1 dan P3
tersebut. Panjang garis diagonal inilah yang disebut sebagai resultan gaya R. ukur dengan
mistar dan kalikan dengan skala gaya yang digunakan. h. Apabila jumlah gaya lebih dari
tiga, lakukan seperti langkah diatas, yaitu dengan menghubungkan resultan R terakhir
dengan P berikutnya hingga membentuk jajaran genjang gaya. B. Cara Analitis Penyelesaian
secara analitis didasarkan pada hokum phitagoras, yaitu: R² = b² + (P2 + a)² R² = b² + P2² +
2 . P2a + a² R² = a² + b² + P2² + 2 . P2a

R = a² + b² = P1² R = a = P1 . cos α

B. Stuktur Statis Tertentu 1.1. Tujuan Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini
diharapkan peserta diklat : a. Mampu menguasai tentang pembebanan, tumpuan dan reaksi
tumpuan b. Mampu menghitung gaya geser, gaya normal dan momen lentur c. Mampu
melukis diagram gaya geser, gaya normal, dan momen lentur

PEMBEBANAN BEBAN

Disebut juga gaya, merupakan kekuatan yang menimbulkan tegangan dan regangan
pada suatu struktur, dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan lamanya pembebanan.
Berdasarkan bentuk antara lain beban titik atau beban terpusat, beban merata, beban segi
tiga, beban trapezium, dan beban kombinasi. Berdasarkan lamanya pembebanan, beban
terbagi atas beban mati dan beban hidup. Beban mati adalah berat dari semua bagian
struktur (berat sendiri) yang bersifat tetap, termasuk segala tambahan maupun peralatan
tetap yang merupakan bagianYang tak terpisahkan dari struktur tersebut.Sedangkan beban
hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan penghunian suatu bangunan,
termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah
dan beban akibat air hujan pada atap. Pembebanan tidak selalu berupa gaya atau aksi dari
luar yang bekerja pada struktur.
Beberapa dampak aksi seperti perubahan suhu, penyusutan material, dan penurunan
tunpuan, tidak dapat dikatakan sebagai akibat bekerjanya beban luar.Jadi, beban adalah
setiap factor yang menimbulkan resultan dalam bentuk tegangan dan regangan dalam
komponen struktur.Dampak dari angin dan beban grafitasi merupakan contoh beban
langsung, sementara dampak dari gempa bumi, perubahan suhu, dan penurunan tumpuan
merupakan contoh beban tidak langsung. Peraturan, pedoman, atau standar tata cara
dibidang bangunan, misalnya Standar NasionalIndonesia (SNI) menetapkan persyaratan
dan pedoman mengenai System pembebanan dan semua nilai-nilai bebannya.semua
ketentuan tersebut didasarkan pada informasi yang diberikan dalam standar
nasional,seperti pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung 1987.
Namun, dalam banyak kasus di Indonesia, masih banyak data pembebanan struktur
yang menggunakan standar peraturan asing terutama dari USA sebagai referensinya. Untuk
bangunan gedung misalnya, paling tidak diambil dari dua sumber yaitu American
NationalInstitute (ANSI) dan Uniform Building Code (UBC). 2.3. Tumpuan dan Reaksi
Tumpuan Pembebanan yang diterapkan pada suatu struktur dapat ditransmisikan
melalui berbagai komponen struktur kesejumlah titik tertentu yang disebut dukungan atau
perletakan atau lebih dikenal dengan tumpuan.Tumpuan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yaitu tumpuan sendi atau engsel, tumpuan rol, dan tumpuan jepit.Ketiga jenis
tumpuan ini masing-masing memiliki persyaratan tertentu dalam penggunaannya.
Tumpuan sendi atau engsel membolehkan eleman strukturnya berotasi secara bebas,
tetapi tidak dapat bertranslasi kearah manapun. Dengan demikian, titik tumpu tersebut
tidak dapat memberikan tahanan momen, tetapi dapat memberikan tahanan gaya pada
arah manapun. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tumpuan ini mampu menahan
gaya vertical dan horizontal atau gaya miring, namun tidak dapat memberikan tahanan
momen. Tumpuan rol dapat juga berotasi dengan sebas dan dapat menahan translasi tetapi
hanya pada arah yang tegak lurus bidang tumpuan.

Tumpuan rol ini tidak memberikan tahanan gaya dalam arah sejajar dengan bidang
tumpuan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tumpuan rol hanya mampu menahan
gaya vertical. Tumpuan jepit dapat menahan rotasi maupun translasi ke arah manapun.
Dengandemikian, tumpuan ini dapat memberikan tahanan momen dan gaya dalam arah
sembarang. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa tumpuan jepit emiliki kemampuan
untuk menerima gaya vertical, horizontal atau miring, dan momen. Reaksi tumpuan adalah
kemampuan suatu tumpuan untuk menahan gaya atau beban yang bekerja diatasnya,
sehingga tumpuan senantiasa stabil.

Menurut hokum newton ketiga, secara umum dinyatakan bahwa apabila ada aksi maka
akan ada reaksi yang besarnya sama dengan arah berlawanan. Dengan kata lain, hukum ini
menyatakan bahwa apabila suatu benda memberikan gaya pada benda lain, maka benda
kedua akan selalu memberikan gaya yang sama besar dan berlawanan arah terhadap
benda pertama. 2.4. Momen Lentur Momen lentur adalah gaya lentur yang bekerja pada
suatu balok atau batang. Besarnya momen lentur disuatu titik sama dengan gaya dikali
jarak terhadap titik tersebut. Momen ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk pada
penampang. Apabila suatu balok tidak mampu menahan pengaruh momen lentur yang
bekerja, maka balok tersebut akan mengalami perubahan bentuk menjadi melengkung dan
akhirnya patah atau hancur.
Untuk mengatasi pengaruh momen lentur pada balok beton bertulang, dapat dilakukan
dengan member tulangan pokok atau tulangan utama pada daerah tarik (bagian serat yang
mengalami gaya saling menarik).Apabila momen lentur positif,maka tulangan pokok
ditempatkan diserat bawah balok.Sebaliknya, bila momen lentur negative tulangan pokok
ditempatkan diserat atas balok. Lukisan yang menunjukkan besar momen lentur yang
bekerja pada balok disebut diagram momen lentur (bidang M). bentuk lukisan diagram
momen lentur berbeda-beda sesuai jenis pembebanan atau gaya yang bekerja. Akibat
beban terpusat, diagram momen lentur berbentuk segi tiga.Akibat beban merata, diagram
momen lentur berbentuk garis lengkung atau parabola. Untuk menghindari kekeliruan saat
menentukan momen lentur positif dan negatif perlu diperhatikan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
a.Apabila momen yang bekerja menimbulkan tegangan tekan pada serat bewah dan
tegangan tarik pada serat atas balok, maka

b.disebut momen negative. Apabila momen yang bekerja menimbulkan tegangan tekan
pada serat atas dan tegangan tarik pada serat atas balok, maka disebut momen positif.

c. Apabila momen berputar searah jarum jam, maka momen tersebut dinyatakan sebagai
momen positif. sebaliknya, apabila momen berputar berlawanan arah jarum jam, maka
momen tersebut dinyatakan sebagai momen negatif.
PENUTUP

Adapun saran yang dapat saya berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor dan menentukan resultan beban terdistribusi ini di
masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan masyarakat, sehingga secara tidak
langsung akan meningkatkan taraf hidup bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,


Kurikulum Edisi 1999, Jakarta 2. Silalahi Juniman 2012. Mekanika Terapan 1, Padang.
Sukabina Press 3. Bina
Nusantara.2012.www.repository.binus.ac.idcontentS0284S028443718.ppt Diakses pada 8
Desember 2012 pukul 09.00

Anda mungkin juga menyukai