Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.

5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

ANALISIS KONTRAK KERJA OWNER TERHADAP KONTRAKTOR


(STUDI KASUS: PERUMAHAN TAMAN MAPANGET RAYA)

Wiwie Yuliati Tumembow


Jermias Tjakra, Tisano Tjakrawala Arsjad
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : tumembow_wiwie@yahoo.co.id

ABSTRAK
Kontrak kerja konstruksi di Indonesia dituangkan dalam peraturan Perundang-undangan Nomor 18
tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, kontrak kerja adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Dalam kontrak kerja terdapat kelengkapan spesifikasi dan klausula-klausula tentang pekerjaan,
sehingga kontrak kerja menjadi pedoman dari keseluruhan pelaksanaan proyek. Penerapan kontrak
kerja diharapkan dapat mempermudah owner dan kontraktor menjalankan kewajibannya dalam
pelaksanaan proyek. Kontrak kerja juga merupakan landasan hukum atas owner dan kontraktor,
sehingga apabila salah satu pihak melakukan kelalaian, maka dapat menerima konsekuensi.
Penerapan kontrak kerja pada pelaksanaan proyek Perumahan Taman Mapanget Raya tidak
dijalankan sesuai isi kontrak yang ada, terjadi faktor kendala keterlambatan selama pelaksanaan,
dalam hal ini dominan disebabkan oleh kelalaian pihak owner, dimana owner melanggar perjanjian
kontrak dengan melakukan penangguhan pembayaran kepada kontraktor. Dan adapun konsekuensi
owner dan Kontraktor terhadap keterlambatan pelaksanaan proyek perumahan Taman Mapanget
Raya (Tamara), yaitu: (1) kontraktor tidak mendapat sanksi pembayaran denda atas keterlambatan
yang terjadi, dimana hal tersebut disebabkan karena owner melanggar perjanjian master kontrak
pasal 6 yaitu tidak membayar tepat waktu, sehingga kemudian klausul mengenai denda keterlambatan
master kontrak pasal 7 tidak bisa diterapkan lagi bagi kontraktor, (2) keterlambatan berdampak
besar terhadap owner, kerugian mutu, biaya dan waktu.

Kata kunci: Kontrak Kerja, Penerapan, Konsekuensi.

PENDAHULUAN memperoleh hasil sesuai yang diharapkan, yaitu


memenuhi spesifikasi, aman, dan efisien serta
Latar Belakang ekonomis, baik dari segi biaya maupun waktu.
Proyek konstruksi saat ini semakin hari Kontrak kerja harus dibuat seakurat
menjadi semakin kompleks, sehubungan dengan mungkin, dengan memperhatikan detail-detail
standar-standar baru dan teknologi yang semakin yang akan dikerjakan sehingga dikemudian hari
canggih. Suksesnya sebuah proyek tak lepas dari tidak terjadi kekeliruan dalam penafsiran isi
kerja sama antara pihak-pihak yang terlibat di kontrak.
dalamnya yaitu owner, engineer, konsultan, dan Namun demikian, dalam tahap pelaksanaan
kontraktor. pekerjaan saat di lapangan, masih saja sering
Dalam pelaksanaan proyek, hubungan kerja terjadi beberapa kendala seperti kesalahan dalam
antara owner dan kontraktor diatur dalam penerapan kontrak kerja yang mengakibatkan
kontrak kerja. Di Indonesia sendiri kontrak proyek tidak berjalan sesuai ekpektasi awal, baik
konstruksi dituangkan dalam peraturan disebabkan karena kelalaian owner maupun
Perundang-undangan Nomor 18 tahun 1999 kontraktor dalam memenuhi kewajiban dan
Tentang Jasa Konstruksi, kontrak kerja adalah tanggung jawabnya. Sehingga, hal tersebut
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan berdampak pada konsekuensi „kerugian‟ yang
hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa. dapat diterima oleh kedua belah pihak tersebut,
Berdasarkan hasil kesepakatan dan penawaran owner ataupun kontraktor. Untuk itu, peneliti
dari kedua belah pihak maka keinginan owner tertarik untuk menganalisis lebih dalam lagi
dan kontraktor dituangkan dalam sebuah kontrak mengenai penerapan kontrak kerja di lapangan,
kerja, dimana owner sebagai penyelenggara khususnya pada proyek Perumahan Taman
proyek memiliki keinginan dan tujuan untuk Mapanget Raya.

341
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

Rumusan Masalah Secara praktis, hasil penelitian ini dapat


Dari latar belakang di atas, pembahasan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengarah pada dua hal sebagai berikut: memecahkan masalah yang timbul yang
1. Bagaimana penerapan kontrak kerja pada berhubungan dengan kontrak kerja
pelaksanaan Proyek Perumahan Taman konstruksi.
Mapanget Raya?
2. Konsekuensi apa yang diterima oleh
kontraktor maupun owner berdasarkan faktor LANDASAN TEORI
kendala yang terjadi dengan kontrak kerja
yang ada pada Proyek Perumahan Taman Proyek Konstruksi
Mapanget Raya? Proyek konstruksi adalah satu rangkaian
kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
Pembatasan Masalah umumnya berjangka pendek. Dalam rangkaian
Permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai kegiatan tersebut, ada suatu proses yang
berikut: mengelola sumber daya proyek menjadi suatu
 Objek penelitian adalah proyek pembangunan hasil kegiatan yang berupa bangunan.
perumahan Taman Mapanget Raya (Tamara). Tiga karateristik proyek konstruksi adalah:
Di Mapanget, Manado. 1. Proyek bersifat unik, keunikan dari proyek
 Penelitian ini khusus pekerjaan rumah paket konstruksi tidak pernah terjadi rangkaian
II, kontrak kerja dengan kontraktor CV. kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek
Karya Abadi, pembangunan 30 unit rumah identic, yang adalah proyek sejenis), proyek
tipe 30. bersifat sementara, dan selalu melibatkan
 Hanya meninjau kontrak kerja antara owner grup pekerja yang berbeda-beda.
dan kontraktor 2. Membutuhkan sumber daya (resources),
 Meninjau owner, sebagai pemilik proyek setipa proyek konstruksi membutuhkan
yaitu Perum Perumnas dan Kontraktor CV. sumber daya dalam penyelesaiannya, yaitu
Karya Abadi. pekerja dan sesuatu (uang, mesin, metoda,
 Hanya meninjau faktor kendala pada proyek material). Pengorganisasian semua sumber
dari segi waktu. daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek.
3. Memnutuhkan organisasi, setiap organisasi
Tujuan Penelitian mempunyai keragaman tujuan di mana di
1. Untuk dapat mengetahui penerapan kontrak dalamnya terlibat sejumlah individu dengan
kerja pada pelaksanaan Proyek Perumahan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian dan
Taman Mapanget Raya. juga ketidakpastian. Langkah awal yang harus
2. Untuk dapat mengetahui konsekuensi yang dilakukan oleh manajer proyek adalah
diterima oleh kontraktor dan owner menyatukan visi menjadi satu tujuan yang
berdasarkan faktor kendala yang terjadi telah ditetapkan oleh organisasi.
dengan kontrak kerja yang ada pada Proyek
Perumahan Taman Mapanget Raya. Organisasi Proyek
1. Proyek Sebagai Bagian Dari Organisasi
Manfaat Penelitian Fungsional
Adapun manfaat penelitian yang ingin 2. Organisasi Proyek Murni
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai 3. Organisasi Matriks
berikut:
1. Secara teoritis Unsur-unsur Pelaksanaan Proyek Konstruksi
a. Untuk memperkaya ilmu pengetahuan
dibidang Manajemen Kontrak Konstruksi Pemilik Proyek (owner)
b. Untuk melatih kemampuan melakukan Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah
penelitian secara ilmiah dan merumuskan orang atau badan yang memiliki proyek dan
hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan. memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia
c. Untuk menerapkan teori-teori yang jasa dan yang membayar biaya pekerjaan
diperoleh dari bangku perkuliahan dan tersebut. Pemberi tugas dalam surat perjanjian
menghubungkan dengan praktek di pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan
lapangan dapat mengambil keputusan sepihak untuk
2. Secara praktis mengambil alih pekerjaan yang dilakukan,

342
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

dengan cara menulis surat kepada kontraktor proyek harus menaruh perhatian terhadap
apabila terjadi hal-hal diluar kontrak yang masalah ini.
ditetapkan dalam undang-undang didalam surat
perjanjian kerja (SPK). Waktu
Waktu dalam kontak konstruksi, merupa-
Konsultan Perencana kan salah satu kriteria dari tiga kriteria utama
Konsultan perencana adalah suatu badan dalam menejemen proyek konstruksi selain
hukum atau perorangan yang diberi tugas oleh biaya dan mutu konstruksi. Sebuah proyek
pemberi tugas untuk merencanakan dan konstruksi selalu memiliki kerangka waktu yang
mendesain bangunan sesuai dengan keinginan dituangkan kedalam kontrak konstruksi sebagai
pemilik proyek. durasi waktu pekerjaan. Kerangka waktu dalam
proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi 3
Konsultan Pengawas aspek:
Konsultan pengawas adalah suatu badan 1. Aspek yang terkait dengan durasi waktu
hukum atau perorangan baik swasta atau instansi pelaksanaan pekerjaan (time for
pemerintah yang berfungsi sebagai badan yang completion).
bertugas mengawasi dan mengontrol jalannya 2. Aspek yang terkait dengan durasi waktu
proyek agar mencapai hasil kerja yang optimal masa pemeliharaan (defect liability
menurut persyaratan yang ada. completion)
3. Aspek yang terkait dengan durasi-durasi
Hubungan Kerja waktu spesifik.
Yang dimaksud dengan hubungan kerja
adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan Klausula Kontrak
antara keempat unsur pelaksanaan proyek Setiap perusahaan komersial atau badan
konstruksi. Dalam pengelolaan suatu proyek pemerintah mempunyai kebijakan pengadaan
perlu dijamin adanya hubungan yang baik antara (procurement policy) yang dinyatakan dalam
unsur-unsur yang terkait bentuk klausula-klausulakontrak standar.
Klausula kontrak “pelat kecil”, syarat-syarat
Kontrak Konstruksi kontrak standar, biasanya terdiri dari halaman-
Kontrak merupakan kesepakatan antara halaman cetakan dan dilampirkan pada kontrak
pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa tertentu yang bersangkutan.
untuk melakukan transaksi berupa kesanggupan
antara pihak penyedia jasa untuk melakukan Metode Skala Likert
sesuatu bagi pihak pengguna jasa, dengan Skala Likert adalah suatu skala psikometrik
sejumlah uang sebagai imbalan yang terbentuk yang umum digunakan dalam angket dan
dari hasil negosiasi dan perundingan antara merupakan skala yang paling banyak digunakan
kedua belah pihak. Dalam hal ini kontrak harus dalam riset berupa survei. Nama skala ini
memiliki dua aspek utama yaitu saling diambil dari nama Rensis Likert, yang
menyetujui dan ada penawaran serta penerimaan. menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan
penggunaannya.
Mengelola Konflik dalam Proyek
Sebagian besar orang yang pernah aktif
dalam organisasi akan setuju pada satu hal bahwa METODOLOGI PENELITIAN
yang paling sulit adalah mengatur orang. Baik
organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba Tahapan penelitian
permasalahan antar manusia adalah yang paling Tahapan penelitian yang telah dilakukan
sulit diatasi. Karena dalam interaksinya sering adalah sebagai berikut:
kali terjadi apa yang dinamakan konflik. 1. Survey awal ke lokasi penelitian
Konflik yang tidak dikelola dengan baik 2. Studi Literatur
sangat berpotensi untuk menggagalkan 3. Pengambilan Data Primer dan Sekunder
pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian 4. Analisis Data dan Presentasi
tidaklah menyimpang jika dalam pembahasan 5. Kesimpulan dan Saran
manajemen proyek dimasukan pembahasan Diagram alir penelitian diperlihatkan pada
tentang manajemen konflik ini. Seorang manajer Gambar 1,

343
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

kontrak, menjadi dasar pedoman pelaksanaan


pekerjaan di lapangan.

Pengolahan Data Kuesioner dengan Metode


Skala Likert
Berdasarkan kuesioner , penilaian dan
pemberian skoring dengan menggunakan skala
likert, adapun penetuan penilaian dan skoringnya
sebagai berikut:

 Kriteria objektif variable yaitu cukup dan


kurang

 Skoring terendah = diberi nilai 1 untuk


pertanyaan salah

 Skoring tertinggi = nilai 3 untuk


pertanyaan benar

 Jumlah pertanyaan = 14 pertanyaan


Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
 Jumlah skor tertinggi = 3x14 = 42 =
100%
HASIL DAN PEMBAHASAN
 Jumlah skor terendah = 1x14 = 14 ;
Tinjauan Proyek (14/42x100%)= 33,3%
Data Proyek
 Nama Proyek :Pembangunan Rumus untuk Penentuan Batas Skor :
Perumahan Taman Mapanget Raya
Interval (I) = Range (R) / Kategori (K)
 Alamat Proyek : Perum jln. Paniki
bawah, kecamatan Mapanget, Manado.  R = Range
 Nilai Kontrak : Rp. 1.635.089.000
 Kontrak : Pekerjaan Pembangunan 30 R = Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor
Unit Rumah Tipe RST. 30/84 Rosela dan terendah
prasaranya (paket II) di lokasi Mapanget
K2 Cabang Sulawesi Utara Perum R = 100 - 33,3 = 66,7%
Perumnas Regional VII.
 K = Banyaknya jumlah kriteria yang
 Kontraktor : CV. KARYA ABADI
disusun pada kriteria Objektif suatu variable
Waktu Pelaksanaan Proyek (cukup dan rendah)
Sesuai dengan master schedule, pelaksanaan
K = 2
proyek berlangsung selama 120 hari kalender
dan terhitung sejak tanggal 05 Januari 2015  I = R/K
sampai dengan 04 Mei 2015. Namun dalam
reschedule sampai dengan yang ke empat, I = 66,7/2 = 33,3%
pelaksanaan pekerjaan menjadi 330 hari
kalender. Kriteria penilaian = skor tertinggi – interval

Jenis Kontrak Proyek Taman Mapanget Raya = 100 – 33,3


(Tamara)
Jenis kontrak yang digunakan dalam = 66,7%
penyelesaian Proyek Perum Tamara yaitu
Sehingga;
kontrak Lump Sum. Kontrak jenis ini merupakan
kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya, Cukup = jika skor >= 66,7%
dan referensi pelaksanaan pekerjaan dalam
Rendah (kurang) = jika skor <= 66,7%

344
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

Perhitungan skor untuk jawaban (a) r = 10

a = Jumlah responden yang setuju/membenarkan skor = 6/10 x 100%=70%


atas pertanyaan kuesioner
60%<66,7% = rendah
r = Jumlah keseluruhan responden
metode pelaksanaan yang tidak sesuai
cuaca buruk
a =6
a = 8
r = 10
r = 10
skor = 6/10 x 100% = 60%
skor = 8/10 x 100% = 80%
60%<66,7 = rendah
80% > 66,7% = cukup
koordinasi yang lemah
kekurangan tenaga kerja
a =5
a =4
r = 10
r = 10
skor = 5/10 x 100% = 50%
skor = 4/10 x 100%= 40%
50%<66,7 = rendah
40% < 66,7% = rendah
pengawasan yang tidak memadai
keahlian tenaga kerja yang minim
a =7
a =5
r = 10
r = 10
skor = 7/10 x 100% = 70%
skor = 5/10 x 100% = 50%
70%>66,7 = cukup
50% < 66,7% = rendah

keterlambatan pembayaran upah tenaga


kerja (Buruh)

a =7 komunikasi yang lemah

r = 10 a =5

skor = 7/10 x 100% = 70% r = 10

70%>66,7% = cukup skor = 5/10 x 100% = 50%

kekurangan material 50%<66,7 = rendah

a =7 perencanaan yang tidak sesuai

r = 10 a =5

skor = 7/10 x 100% = 70% r = 10

70%>66,7% = cukup skor = 5/10 x 100% = 50%

keterlambatan pemasokan material 50%<66,7 = rendah

a =6 keterlambatan Mandor

345
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

a =4 Tabel 2. Faktor Kendala Dominan Terjadi


Berdasarkan Hasil Analisa Data
r = 10
Faktor kendala di lapangan
skor = 4/10 x 100% = 40% No Faktor kendala Jumlah skor
1 Cuaca 80%
40%<66,7 = rendah
2 Keterlambatan pembayaran upah 70%
lemahnya control waktu proyek tenaga kerja
3 Kekurangan material 70%
a =7
4 Pengawasan pekerjaan yang buruk 70%
b = 10 5 Kontrol waktu oleh kontraktor yang 70%
lemah
skor = 7/10 x 100% = 70%

70%>66,7 = cukup
Keterlambatan Pekerjaan Proyek Taman
keterlambatan peralatan Mapanget Raya (Tamara)
a =1 Penyebab keterlambatan pelaksanaan
proyek perumahan Tamara yaitu:
b = 10 1) Keterlambatan pekerjaan akibat kelalaian
kontraktor, faktor kendala pelaksanaan di
skor = 1/10 x 100% = 10% lapangan di bawah pengawasan kontraktor
adalah tanggung jawab kontraktor sehingga
10%<66,7 = rendah dapat dikategorikan ke dalam faktor penyebab
keterlambatan akibat kelalaian kontraktor,
faktor-faktor tersebut adalah keterlambatan
Tabel 1. Hasil Perhitungan Skor Nilai a Analisa Data
pembayaran upah tenaga kerja, kekurangan
No Faktor Kendala Skor Penilaian Skor
material, pengawasan yang buruk terhadap
1 Cuaca buruk 80% Cukup kinerja buruh, dan lemahnya control waktu
2 Kekurangan pekerja 40% Rendah
3 Keahlian tenaga kerja 50% Rendah
oleh kontraktor saat pekerjaan di lapangan.
yang minim 2) Keterlambatan pekerjaan akibat kelalaian
4 Keterlambatan 70% Cukup owner, ada beberapa faktor kendala yang
pembayaran upah tenaga sering terjadi pada pelaksanaan proyek yang
kerja(Buruh)
disebabkan oleh owner atau pemilik
5 Kekurangan material 70% Cukup
6 Keterlambatan 60% Rendah proyek/MK. Namun dari hasil wawancara
pemasokan material terhadap kontraktor pelaksana di lapangan,
7 Metode pelaksanaan 60% Rendah yang terjadi pada pelaksanaan proyek
yang tidak sesuai perumahan Tamara yaitu keterlambatan
8 Koordinasi yang lemah 50% Rendah
9 Pengawasan yang tidak 70% Rendah
pembayaran permijin terhadap kontraktor,
memadai pembayaran tidak dilakukan sesuai kontrak.
10 Komunikasi yang lemah 50% Rendah Owner tidak melaksanakan kewajibannya
11 Perencanaan yang tidak 50% Rendah sesuai isi kontrak, melanggar perjanjian
sesuai
12 Keterlambatan Mandor 40% Cukup
kontrak, master kontrak pasal 6. Pekerjaan
13 Lemahnya control 70% Rendah kontraktor terkendala akibat penangguhan
waktu proyek pembayaran oleh pihak Perum Perumnas,
14 Keterlambatan peralatan 10% Rendah dimana hal tersebut berdampak pada sistem
cash flow Cv. Karya Abadi menjadi
terganggu, sehingga beberapa pekerjaan
kontraktor di lapangan harus di tunda.
3) Keterlambatan pekerjaan akibat cuaca
Dari hasil perhitungan di dapat beberapa faktor
ekstrim, berdasarkan hasil analisa data di
kendala yang dominan terjadi di lapangan yang
lapangan, faktor kendala dengan skor terbesar
dapat di lihat dalam tabel 2.
adalah cuaca, sehingga cuaca dapat
dikategorikan sebagai faktor terbesar

346
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

penyebab keterlambatan pekerjaan proyek Owner, kehilangan opportunity karena


perumahan Tamara. belum bisa menghasilkan profit, dan
Keterlambatan pada proyek perumahan tertundanya penggunaan fungsi bangunan.
Tamara dapat dikatakan “at large” (manajemen c. Segi biaya, penambahan biaya untuk
kontrak konstruksi, Seng Hansen), karena proyek membayar jasa engineer (pengawas
telah empat kali mengalami perpanjangan waktu proyek pihak Owner).
penyelesaian, dalam hal ini disebabkan
kurangnya kejelasan terkait ketentuan
perpanjangan waktu, dan kelalaian saat masa PENUTUP
perpanjangan tersebut.
Kesimpulan
Konsekuensi Keterlambatan Terhadap Owner 1. Penerapan kontrak kerja pada pelaksanaan
dan Kontraktor proyek Perumahan Taman Mapanget Raya
1) Konsekuensi Keterlambatan Akibat Kelalaian tidak dijalankan sesuai isi kontrak yang ada,
Kontraktor Berdasarkan Kontrak Kerja terjadi faktor kendala keterlambatan selama
Berdasarkan kontrak kerja proyek pelaksanaan, dalam hal ini dominan
Perumahan Tamara jenis lump sum, dalam disebabkan oleh kelalaian pihak owner,
master kontrak pasal 7 yaitu mengenai denda, dimana owner melanggar perjanjian kontrak
menyebutkan bahwa: Ayat 7.1, apabila Pihak dengan melakukan penangguhan pemba-
Kedua (Kontraktor) tidak dapat yaran kepada kontraktor.
menyelesaikan pekerjaan selama masa 2. Konsekuensi owner dan Kontraktor terhadap
pelaksanaan, maka kontraktor akan dikenakan keterlambatan pelaksanaan proyek
denda sebesar 1‰ (satu perseribu) untuk perumahan Taman Mapanget Raya
setiap hari kelambatan dengan batas (Tamara), yaitu: (1) kontraktor tidak
maksimum sebesar 5% (lima perseratus) dari mendapat sanksi pembayaran denda atas
nilai sisa prestasi kontrak atau sisa prestasi keterlambatan yang terjadi, dimana hal
pekerjaan yang belum dilaksanakan dengan tersebut disebabkan karena owner melanggar
cara memotong pembayaran yang menjadi perjanjian master kontrak pasal 6 yaitu tidak
hak Kontraktor. membayar tepat waktu, sehingga kemudian
Namun demikian, pada proyek klausul mengenai denda keterlambatan
perumahan Tamara denda terhadap kontraktor master kontrak pasal 7 tidak bisa diterapkan
tidak terjadi. Disebabkan karena owner lagi bagi kontraktor, (2) keterlambatan
melanggar perjanjian dengan tidak membayar berdampak besar terhadap owner, kerugian
sesuai yang disepakati dalam kontrak, mutu, biaya dan waktu.
sehingga kontraktor berhak atas klaim
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan Saran
proyek. Dengan melihat pelaksanaan proyek
Perumahan Taman Mapanget Raya yang
2) Konsekuensi Keterlambatan Terhadap Owner mengalami kendala, penulis memberi saran agar
a. Segi Mutu, keterlambatan berdampak pada supaya owner dan kontraktor lebih
kualitas pekerjaan yang dihasilkan, memperhatikan faktor-faktor utama pelaksanaan
meningkatnya biaya untuk effort proyek, khususnya owner selaku penyelenggara
mempercepat pekerjaan dan bertambahnya dan pemilik proyek, sebaiknya mempersiapkan
biaya overhead proyek, yang kemudian keseluruhan biaya sebelum proyek dilaksanakan,
pekerjaan „terpaksa‟ dilakukan lebih cepat dan juga untuk meminimalisir konsekuensi
sehingga beberapa hal teknis dilanggar kerugian akibat keterlambatan terhadap pihak
demi mengurangi keterlambatan. owner dan kontraktor, perlu adanya pembuatan
b. Segi waktu, keterlambatan menyebabkan klausul perpanjangan waktu secara jelas dan
kerugian yang tidak sedikit bagi pihak terperinci pada master kontrak.

347
Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.5 Mei 2016 (341-348) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

Bush, Vincent G. Manajemen Konstruksi, Jakarta

Hansen, Seng. Manajemen Kontrak Konstruksi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2015

Hajek, Viktor G. Manajemen Proyek Konstruksi Edisi ketiga. Jakarta: ERlangga 1988

Nazarkhan H. Yasin, Kontrak Konstruksi di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2006

Nugraha, Paulus, Nathan, Ishak, dan Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi I. Surabaya.
Kartika Yudha.

Santoso, Budi. Manajemen Proyek Edisi Pertama, Jakarta: PT Guna Widya 1997

Soeharto Imama. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta. Erlangga.

Wulfram I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi edisi revisi, Yogyakarta: C.V Andi Offset 2005

Yasin, Nazarkhan. Kontrak Konstruksi di Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama 2014

http://www.ilmutekniksipilindonesia.com/2015/11/faktor-penghambat-proyek.html

http://www.distrodoc.com/35137-faktor-faktor-penghambat-pelaksanaan-pembangunan-proyek-konst

https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert

http://news.palcomtech.com/contoh-terapan-perhitungan-manual-dan-analisa-hasil-kuesioner-
menggunakan-skala-likert/

http://lentera-pena.blogspot.co.id/2012/06/panduan-penentuan-skoring-kriteria.html

348

Anda mungkin juga menyukai