Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN

PELAKSANAAN PROYEK KONSTUKSI CYBER


TERMINAL HOTEL DAN RESTO CANGGU
 

Oleh:

I Wayan Divayana Ranendra Putra


NIM: 1805511149

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL 


FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS UDAYANA 
2021
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.4 Batasan Penelitian........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................3

BAB II DASAR TEORI.........................................................................................4


2.1 Manajemen Konstruksi................................................................................4
2.2 Pengertian Keterlambatan............................................................................4
2.3 Dampak Keterlambatan...............................................................................5
2.4 Penyebab Keterlambatan.............................................................................6
2.5 Pertanggungjawaban Keterlambatan Proyek Konstruksi...........................11
2.6 Mengatasi Keterlambatan Proyek Konstruksi...........................................11
2.7 SPSS (Statistical Product and Service Solutions)......................................12
2.8 Rencana Kuisioner.....................................................................................13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................15


3.1 Metode Pengumpulan Data........................................................................15
3.2 Pengisian Kuisioner...................................................................................15
3.3 Pengolahan Data Penelitian.......................................................................15
3.4 Bagan Alir..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek atau Pekerjaan konstruksi menurut UUJK No 18/1999 yang dikutip
dalam Messah, 2008:10 adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing
beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik
lain. Suatu pekerjaan konstruksi dapat dinilai kinerjanya baik atau buruk
berdasarkan biaya, mutu dan waktu yang dihasilkan.Kinerja Proyek merupakan
bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata
dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati oleh pihak owner
dan kontraktor pelaksana.Pelaksanaan konstruksi adalah kegiatan membangun
bangunan/konstruksi yang telah dirancang/didesain. (Messah,2008)

Proyek Konstruksi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang


berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu, untuk
mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur.Proyek konstruksi
melibatkan kontraktor, pemilik proyek, konsultan perencana dan konsultan
pengawas yang saling terkait dalam sebuah perjanjian kerja yang disebut
kontrak.Keberhasilan suatu proyek konstruksi ditentukan dari kesesuaian waktu,
biaya dan mutu yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.Dalam pelaksanaan
proyek konstruksi sering terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh pihakpihak
yang terlibat.

Keterlambatan proyek konstruksi bisa saja disebabkan salah dalam


melakukan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dalam
tahap perencanaan, atau bermacam-macam kemungkinan misalnya disebabkan
Manajemen yang tidak tepat, masalah bahan material, tenaga kerja, peralatan,
keuangan, dan lingkungan yang tidak mendukung sehingga terhambatnya
pelaksanaan proyek. Dan secara pasti mengakibatkan keterlambatan proyek.
Keterlambatan proyek bagi kontraktor akan mengalami kerugian waktu
dan biaya, karena keuntungan yang diharapkan oleh Kontraktor akan berkurang,
atau bahkan tidak mendapatkan keuntungan yang diharapkan oleh Kontraktor
akan berkurang, atau bahkan tidak mendapat keuntungan sama sekali.Bagi Owner,
keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek akan menyebabkan kerugian
terhadap waktu operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil pembangunan
proyek menjadi mundur atau terlambat. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi
tepat waktu, dapat di pastikan menguntungkan kedua belah pihak, oleh sebab itu
perusahaan yang baik akan selalu berusaha melaksanakan sesuai waktu yang telah
di tetapkan atau berusaha meminimalkan keterlambatan dengan memilih tindakan
koreksi yang perlu dilakukan dan mengambil keputusan berdasarkan analisa dari
berbagai faktor keterlambatan. Oleh sebab itu diperlukan kajian untuk
mengindentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
keterlambatan proyek.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut diatas ternyata ada beberapa hal yang
mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek, diantaranya kekurangan
tenaga kerja pada saat pelaksanaan pekerjaan, masalah keuangan kontraktor,
keterlambatan pembayaran termin oleh owner, masalah material, peralatan,
perubahan-perubahan desain, awal pelaksanaan pekerjaan bertepatan dengan
bulan puasa dan lain sebagainya, sehubungan dengan itu ada beberapa hal/
permasalahan-permasalahan yang penting dan perlu diketahui serta diteliti. Dari
latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan permasalahan -
permasalahan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keterlambatan
penyelesaian proyek pembangunan Cyber Terminal Hotel dan
Resto Canggu?
2. Bagaimana menyusun suatu program untuk mengatasi
keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan Cyber Terminal
Hotel dan Resto Canggu?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa faktor -faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pada
proyek Cyber Terminal Hotel dan Resto Canggu akibat dari
kontraktor, supplier, konsultan dan owner.
2. Mendapatkan akar permasalahan yang sangat berperan penting
untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan pada proyek
pembangunan Cyber Terminal Hotel dan Resto Canggu.

1.4 Batasan Penelitian


Agar penelitian ini terfokus, maka penelitian ini dibatasi dengan uraian-
uraian sebagai berikut:
1. Penelitian ini dibatasi pada proyek pembangunan Cyber Terminal
Hotel dan Resto Canggu.
2. Responden dalam penelitian ini adalah individu yang
berpengalaman sebagai pelaksana pada proyek Cyber Terminal
Hotel dan Resto Canggu, dan pernah memegang jabatan sebagai
manajer proyek atau manajer lapangan.

1.5. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama bagi pengguna jasa, para
penyedia jasa serta pihak-pihak yang terkait langsung dengan pengelolaan proyek
konstruksi, agar mengetahui dengan jelas cara pengendalian penyebab
keterlambatan penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga waktu
penyelesaian proyek tersebut dapat selesai sesuai dengan waktu yang
direncanakan dan tepat waktu.

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Manajemen Konstruksi


Manajemen adalah proses perencanaan, pengarahan, pengorganisasian,
dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi lainnya. Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup
yang cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak awal pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan.
Tahap kegiatan tersebut pada umumnya dibagi menjadi empat tahap yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (Actualing),
dan pengawasan (Controlling). Tahapan kegiatan tersebut pada umumnya dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu :
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah suatu proses yang
mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk
menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.
2. Pengorganisasian (Organizing) Organisasi merupakan alat yang
vital dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek. Organisasi
proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga hal
utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai
ciri-ciri adanya sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar
hak, kewajiban dan tanggung jawab masingmasing.
3. Pelaksanaan (Execution) Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam rangka mewujudkan
bangunan yang akan dibangun.
4. Pengawasan (Controlling) Kegiatan pengawasan dilaksanakan
dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Keterlambatan


Proyek Keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu
pelaksanaan penyelesaian yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen

4
kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan
dari tingkat produktifitas dan sudah tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan
pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang
dibelanjakan untuk proyekproyek pemerintah, maupun berwujud pembengkakan
investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta. Peran aktif
manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolahan proyek.
Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan langkah perubahan
mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat dihindari atau dikurangi.

2.3 Dampak Keterlambatan


Dampak Keterlambatan Proyek Konstruksi Keterlambatan akan
berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan.
Keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi proyek
atau meningkatkan biaya maupun kedua-duanya. Adapun dampak keterlambatan
pada owner adalah hilangnya potensial income dari fasilitas yang dibangun tidak
sesuai waktu yang ditetapkan, sedangkan pada kontraktor adalah hilangnya
kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain, meningkatnya
biaya tidak langsung (indirect cost) karena bertambahnya pengeluaran untuk gaji
karyawan, sewa peralatan serta mengurangi keuntungan.
Obrein, JJ (1996), menyimpulkan bahwa dampak keterlambatan
menimbulkan kerugian :
1) Bagi pemilik, keterlambatan menyebabkan kehilangan penghasilan
dari bangunan yang seharusnya sudah bisa digunakan atau
disewakan.
2) Bagi kontraktor, keterlambatan penyelesaian proyek berarti
naiknya overhead karena bertambah panjang waktu pelaksanaan,
sehingga merugikan akibat kemungkinan naiknya harga karena
inflasi dan naiknya upah buruh, juga akan tertahannya modal
kontraktor yang kemungkinan besar dapat dipakai untuk proyek
lain.
3) Bagi konsultan, keterlambatan akan mengalami kerugian waktu,
karena dengan adanya keterlambatan tersebut konsultan yang

5
bersangkutan akan terhambat dalam mengagendakan proyek
lainnya.

2.4 Penyebab Keterlambatan


Keterlambatan Proyek Konstruksi Berdasarkan 3 jenis utama
keterlambatan, maka penyebab keterlambatan proyek dapat di kelompokan
sebagai berikut:
1. Non Excusable Delays.
Penyebab- penyebab yang termasuk dalam jenis
keterlambatan ini adalah:
a. Identifikasi, durasi, dan rencana urutan kerja yang tidak
lengkap dan tidak tersusun dengan baik Identifikasi aktivitas
proyek merupakan tahap awal dari penyusunan jadwal
proyek.Identifikasi yang tidak lengkap akan mempengaruhi
durasi proyek secara keseluruhan dan mengganggu urutan
kerja.
b. Ketidaktepatan perencanaan tenaga kerja Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek
berbeda-beda,tergantung dari besar dan jenis pekerjaannya.
Perencanaan yang tidak sesuai kebutuhan dilapangan dapat
menimbulkan persoaalan karena tenaga kerja adalah sumber
daya yang tidak mudah didapat dan mahal sekali harganya.
c. Kualitas tenaga kerja yang buruk Kurangnya ketrampilan dan
keahlihan pekerja dapat mengakibatkan produktivitas tenaga
kerja yang dihasilkan rendah sehingga memerlukan waktu yang
lama dalam menyelesaikan proyek
d. Keterlambatan penyediaan alat/material akibat kelalaian
kontraktor Salah satu faktor yang mendukung dalam
pelaksanaan proyek secara langsung adlah tersediannya
peralatan dan material yang akan digunakan. Keterlambatan
penyedian alat dan material diproyek dapat dikarenakan
keterlambatan pengiriman supplier, kesulitan untuk

6
mendapatkannya, dan kekurangan material itu
sendiri.Penyediaaan alat dan material yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan waktu yang direncanakan,akan membuat
produktivitas pekerja menurun karena banyaknya jam nganggur
sehingga menghambat laju pekerjaan.
e. Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan proyek
Peralatan merupakan salah satu sumber daya yang digunakan
secara langsung didalam pelaksanaan proyek. Perencanaan
jenis peralatan harus disesuaikan dengan karakteristik dan
besarnya proyek sehingga tujuan dari pekerjaan proyek dapat
tercapai.
f. Mobilisasi sumber daya yang lambat Mobilisasi yang dimaksud
dalam hal ini adalah pergerakan supplier kelokasi proyek, antar
lokasi dalam proyek, dan dari dalam lokasi proyek ke luar
lokasi proyek.Hal ini sangat dipengaruhi oleh penyediaan jalan
proyek dan waktu pengiriman alat ataupun material.
g. Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/ diperbaiki karena
cacat/salah Faktor ini lebih mengarah pada mutu atau kualitas
pelaksanaan pekerjaan, baik secara struktur atau penyelesaian
akhir yang dipengaruhi gambar proyek, penjadwalan proyek,
dan kualitas tenaga kerja.Pada dasarnya semua
perbaikan/pengulangan akibat cacat atau salah memerlukan
tambahan waktu
h. Kesulitan finansial. Perputaran arus uang baik arus masuk
maupun arus keluar harus direncanakan dengan baik
penggunaannya, agar tidak menimbulkan kesulitan untuk
proyek itu sendiri.Kesulitan pembiayaan oleh kontraktor ini,
terutama yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran ke
pemasok material dan pembayaran upah tenaga kerja.Hal ini
akan menyebabkan tersendatnya dukungan sumber daya yang
ada dan membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi terhambat.

7
i. Kurangnya pengalaman kontraktor Pengalaman kontraktor
berpengaruh dalam penanganan masalah dalam bekerja bisa
mengakibatkan keterlambatan proyek. Kontraktor yang sudah
berpengalaman dengan mudah mengatasi permaslahan yang
timbul, lain halnya dengan kontraktor yang kurang
pengalaman,akan membutuhkan waktu yang lebih banyak.
j. Koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi
kontraktor Komunikasi adalah kunci awal bagi keberhasilan
kerja tim.Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, koordinasi
memerlikan komunikasi yang baik agar masing-masing
kelompok tidak terjadi pekerjaan yang tumpang tindih
k. Metode kontruksi/teknik pelaksanaan yang tidak tepat/salah
Kesalahan atau ketidaktepatan dalam memilih metode
konstruksi, walaupun mungkin tidak sampai menimbulkan
kegagalan penyelesaian stuktur, seringkali berdampak lebih
lamanya waktu penyelesaian yang diperlukan.
l. Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja Kurangnya kontrol
keselamatan kerja yang ada di dalam proyek dapat
mangakibatkan terjadinya kecelakaan kerja terhadap
pekerja.Hal ini dapat berdampak pada penderita secara fisik,
hilangnya semangat kerja, dan trauma akibat kecelakaan yang
pada akhirnya dapat mengakibatkan turunnya produktivitas
kerja.

2. Excusable Delays
a. Terjadinya hal- hal yang tak terduga seperti banjir badai,
gempa bumi, tanah longsor, kebakaran, cuaca buruk. Cuaca
sangat mempengaruhi produktivitas pekerja. Cuaca yang buruk
menyebabkan turunnya stamina para pekerja yang berarti
menurunnya produktivitas.Produktivitas pekerja yang rendah
dan tidak sesuai yang direncanakan akan mengakibatkan
mundurnya jadwal proyek.Gempa bumi, banjir, tanah longsor,

8
kebakaran dapat menyebabkan proyek terhenti sementara dan
membutuhkan waktu lebih.
b. Lingkungan sosial politik yang tidak stabil Aspek sosial politik
seperti kerusuhan, perang, keadaan sosial yang buruk dapat
mengakibatkan hambatan dalam pelaksanaan proyek karena
perbaikan pekerjaan akibat kerusakan yang terjadi memerlukan
tambahan waktu yang akan memperpanjang jadwal proyek
secara keseluruhan.
c. Respon dari masyarakat sekitar yang tidak mendukung adanya
proyek Respon dari masyarakat sekitar proyek yang berbeda-
beda, ada yang mendukung dan ada pula yang menolak.
Dengan adanya respon negatif dari masyarakat sekitar
menyebabkan adanya demo yang berakibat pada berhentinya
kegiatan proyek sesaat yang berarti mundurnya jadwal
pelaksanaan proyek.

3. Compensable Delays
Penyebab- penyebab yang termasuk dalam jenis
keterlambatan ini adalah:
a. Penetapan pelaksanaan jadwal proyek yang amat ketat Jadwal
proyek seringkali ditentukan oleh pemilik untuk kepentingan
pemakian yang mendesak.Kesalahan- kesalahan akan timbul
karena adanya tekanan waktu sehingga memerlukan perbaikan-
perbaikan.Akibatnya jadwal yang telah direncanakan akan
berubah dan memerlukan tambahan waktu.
b. Persetujuan ijin kerja yang lama Persetujuan ijin kerja
merupakan hal yang lazim dalam melaksanakan suatu aktivitas
pekerjaan seperti gambar dan contoh bahan.Proses persetujuan
ijin ini akan menjadi kendala yang bisa memperlambat proses
pelaksanaan pekerjaan apabila untuk mendapatkan ijin tersebut
diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengambil
keputusan.

9
c. Perubahan lingkup pekerjaan/detail konstruksi Permintaan
pemilik untuk mengganti lingkup pekerjaan pada saat proyek
sudah terlaksana akan berakibat pembongkaran ulang dan
perubahan jadwal yang telah dibuat kontraktor.Setiap
pembongkaran ulang dalam pelaksanaan proyek memerlukan
tambahan waktu penyelesaian.
d. Sering terjadi penundaan pekerjaan Kondisi finansial pemilik
yang kurang baik dapat berakibat penundaan atau penghentian
pekerjaan proyek yang bersifat sementara, yang secara
langsung berakibat pada mundurnya jadwal proyek.
e. Keterlambatan penyediaan meterial Dalam pelaksanaan proyek,
sering terjadi adanya beberapa material yang disiapkan oleh
pemilik.Masalah akan terjadi apabila pemilik terlambat
menyediakan material kepada kontraktor dari waktu yang telah
dijadwalkan.Proyek tidak dapat dilanjutkan, produktivitas
pekerja rendah karena menganggur, yang mengakibatkan
keterlambatan proyek.
f. Dana dari pemilik yang tidak mencukupi Proyek dapat berhenti
dan mengalami keterlambatan karena dana dari pemilik proyek
yang tidak cukup.
g. Sistim pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai
kontrak Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi
membutuhkan biaya terus menerus sepanjang waktu
pelaksanaannya, yang menuntut kontraktor sanggup
menyediakan dana secara konsisten agar kelancaran pekerjaan
tetap terjaga. Pembayaran termyn dari pemilik yang tidak
sesuai kontrak dapat merugikan pihak kontraktor karena akan
mengacaukan semua sistim pendanaan proyek tersebut dan
menpengaruhi kelancaran pekerjaan kontraktor.
h. Cara inspeksi/kontrol pekerjaan birokratis oleh pemilik Cara
inspeksi dan kontrol yang terlalu birokratis dapat membuat
kebebasan kontraktor dalam bekerja menjadi lebih terbatas.

10
Keterbatasan inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan
pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lambat.

2.5 Pertanggungjawaban Keterlambatan Proyek Konstruksi


Menurut Ahmed et al, 2003 pertanggungjawaban keterlambatan
berhubungan dengan kinerja kontraktor yang layak mendapat apresiasi atau
sebaliknya kontraktor harus dikenakan biaya dan waktu tambahan untuk
menyelesaikan proyek sebagai dampak keterlambatan yang disebabkannya. Pihak
– pihak yang bertanggungjawab dikategorikan menjadi :
1. Tanggung jawab pemilik (owner) : kontraktor berhak atas
tambahan waktu dan biaya
2. Tanggung jawab kontraktor dan subkontraktor : kontraktor harus
melakukan perbaikan atas kegagalan fisik bangunan atas
kinerjanya dan bisa mendapat penalty / denda.
3. Pihak lain (Act of God) : kontraktor akan mendapatkan tambahan
waktu untuk menyelesaikan proyek tetapi tidak untuk biaya. Serta
kegagalan fisik yang disebabkan oleh “act of God” tidak
menyebabkan penalty / denda bagi kontraktor.

2.6 Mengatasi Keterlambatan Proyek Konstruksi


Selama proses konstruksi selalu saja muncul gejala kelangkaan periodik
atas material – material yang diperlakukan, berupa material dasar atau barang jadi
baik yang lokal maupun import. Cara penanganannya sangat bervariasi tergantung
pada kondisi proyek, sejak yang ditangani langsung oleh staf khusus dalam
organisasi sampai bentuk pembagian porsi tanggung jawab diantara pemberi
tugas, kontraktor dan sub-kontraktor, sehingga penawaran material suatu proyek
dapat datang dari sub - kontraktor, pemasok atau agen, importer, produsen atau
industri, yang kesemuanya mengacu pada dokumen perencanaan dan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan.
Cara mengendalikan keterlambatan adalah :
1. Mengerahkan sumber daya tambahan.

11
2. Melepas rintangan - rintangan, ataupun upaya-upaya lain untuk
menjamin agar pekerjaan meningkat dan membawa kembali ke
garis rencana.
3. Jika tidak mungkin tetap pada garis rencana semula mungkin
diperlukan revisi jadwal, yang untuk selanjutnya dipakai sebagai
dasar penilaian kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya.

2.7 SPSS (Statistical Product and Service Solutions)


Fungsi dasar dari komputer yaitu mengolah data menjadi informasi yang
berguna bagi penggunanya. Data yang diolah dimasukkan sebagai input kemudian
dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi
untuk kegunaan lebih lanjut. Untuk dapat memahami cara kerja software SPSS,
berikut gambaran cara kerja komputer dengan SPSS
Gambar 2.1. Diagram proses statistik dengan SPSS

Keterangan :
1. Data yang akan diproses dimasukkan lewat menu DATA EDITOR
yang otomatis muncul di layar saat SPSS dijalankan.
2. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu
DATA EDITOR.
3. Hasil pengolahan data muncul di layar (window) yang lain dari
SPSS, yaitu output navigator. Tampilannya dapat berupa :
a. Tulisan Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan,
pengurangan dan lainnya) yang berhubungan denga output
berupa teks dapat dilakukan melalui menu text output editor.

12
b. Tabel Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat
dilakukan melalui menu pivot table editor
c. Grafik Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan
melalui menu chart editor.

2. 8 Rencana Kuisioner
a. Faktor bahan (Material) terdiri dari:
1) Kekurangan bahan konstruksi.
2) Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi.
3) Keterlambtan pengiriman bahan.
4) Kerusakan bahan di tempat penyimpanan.
5) Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan.
6) Kelangkaan karena kekhususan.
7) Ketidak tepatan waktu pemesanan.
b. Faktor tenaga kerja (Man Power) terdiri dari:
1) Kekurangan tenaga kerja.
2) Kemampuan tenaga kerja.
3) Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja.
c. Faktor peralatan (Equipment) terdiri dari:
1) Kerusakan peralatan.
2) Kekurangan peralatan.
3) Kemampuan mandor atau operator yang kurang.
4) Keterlambatan pengiriman peralatan.
5) Produktifitas peralatan.
6) Kesalahan manajemen peralatan.

d. Faktor keuangan (Financing) terdiri dari:


1) Ketersedian keuangan selama pelaksanaan.
2) Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner.
3) Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu
penyelesaian lebih cepat dari jadwal.
4) Situasi perekonomian nasional.

13
5) Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar.

e. Faktor lingkungan (Environment) terdiri dari :


1) Faktor sosial dan budaya.
2) Pengaruh udara panas pada aktifitas konstruksi.
3) Pengaruh hujan pada aktifitas konstruksi.
4) Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek.

f. Faktor hubungan dengan pemerintah (Geoverment Reletion) terdiri dari :


1) Perolehan ijin dari Pemerintah.
2) Perolehan ijin dari tenaga kerja.
3) Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek.

14
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Sebelum menyusun kuisioner peneliti melakukan studi dahulu dengan
mempelajari teori-teori sebagai dasar pembahasan dan pemecahan masalah yang
berupa buku dan bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Daftar pertanyaan atau kuisioner ini telah disusun sedemikian sehingga
diharapkan dapat memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada. Daftar pertanyaan atau kuisioner tersebut dibagikan kepada
responden untuk diisi dengan jalan mendatangi lokasi proyek tersebut. Karena
jawaban masih bersifat kualitatif maka perlu dikuantitatifkan dengan jalan
memberi nilai / skor masing-masing variabel, adapun nilai / skor diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Untuk jawaban tidak berpengaruh diberi skor 1
b) Untuk jawaban agak berpengaruh diberi skor 2
c) Untuk jawaban berpengaruh diberi skor 3
d) Untuk jawaban sangat berpengaruh diberi skor 4
Kuisioner ini diantar langsung oleh peneliti ke lokasi yang dituju serta
memberikan penjelasan mengenai hal–hal yang berkaitan dengan penelitian.

3.2 Pengisian Kuisioner


Pengisian kuisioner dibagikan kepada responden dengan cara diantar
langsung oleh peneliti, dengan maksud meminta pihak responden mengisi
kuisioner tersebut. Apabila pihak responden cukup sibuk, maka peneliti
meninggalkan kuisioner tersebut, kemudian meminta agar diisi langsung oleh
kontraktor yang langsung bekerja pada proyek yang dikerjakan dan akan diambil
setelah selang beberapa hari.

3.3 Pengolahan Data Penelitian


Setelah seluruh data yang diperoleh melalui kuisioner terkumpul,
kemudian diadakan tahapan berikutnya, yaitu analisis data. Analisis studi ini

15
menggunakan metode kuantitatif, yang dioperasikan dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) untuk mencari
beberapa besar faktorfaktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan
pelaksanaan proyek, dan paling menentukan berdasarkan urutan rangking dalam
setiap penelitian dari masing-masing perusahaan yang diteliti. Langkah untuk
menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Analisis Responden
Data yang telah diberikan oleh responden dalam kuisioner yang telah
disebar, akan diolah dan digunakan untuk memberikan gambaran atau
penjelasan. Gambaran atau penjelasan akan disajikan dalam bentuk
diagram batang.
2) Analisis Rangking
Metode analisis ini berguna untuk menentukan rangking para responden
dan memberikan prioritas terhadap variabel studi. Setelah pengumpulan
data yang diperoleh dari responden, maka hasil data analisis dengan Mean,
yang merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan dari nilai
rata-rata tersebut. Nilai rata-rata akan digunakan untuk menentukan faktor-
faktor yang sangat berpengaruh dalam keterlambatan pekerjaan proyek
konstruksi. Mean ini didapat dengan cara menjumlahkan data seluruh
individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu
yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan rumus
berikut.

dimana:
Me = Nilai rata–rata (mean)
n = Jumlah responden
Xi = Frekuensi pada (i) yang diberikan responden, sebagai persentase pada
jumlah responden terhadap masing– masing permasalahan

16
I = Kategori index responden (i= 1,2,3,…)
X1 = Frekuensi jawaban “Sangat berpengaruh”
X2 = Frekuensi jawaban“Berpengaruh”
X3 = Frekuensi jawaban “Agak Berpengaruh”
X4 = Frekuensi jawaban “Tidak Berpengaruh”
Dari hasil data kuisioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien ranking,
kemudian ditentukan ranking dari masingmasing faktor dengan cara mengurutkan
nilai Mean dari nilai yang paling tinggi sebagai ranking 1.
3.4 Bagan Alir
Langkah-langkah penelitian diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdul M, A. M. (2016). Analisa Faktor Penyebab Keterlambatan Progress Terkait


Dengn Manajemen Waktu Studi Kasus : Pelaksanaan Pembangunan
Gedung UPT PP Politeknik Negeri Semarang.
Agritama., R. P. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Proyek Konstruksi di Surabaya.
Messah, Y. A. (2013). Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek
Kontruksi Gedung di Kota Kupang.
Nur Astina, .. C. (n.d.). Analisis Faktor – faktor Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Tabanan.
Yayuk Indah Puspitasari Jantje B. Mangare, P. A. (2020). Analisis Faktor-Faktor
Keterlambatan Pada Proyek Perumahan Casa De Viola dan Alternatif
Penyelesaiannya.

18

Anda mungkin juga menyukai