Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MANAJEMEN PROYEK
TIME MANAGEMENT PROJECT PADA SUATU PROYEK
KONSTRUKSI

Oleh:

TAVIO FORTINO 17.B1.0047

BAYU ARVIAN SYAACH 17.B1.0091

FRIEDRICH ADESCANIUS S 17.B1.0122

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
Oktober 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya dunia konstruksi yang ada saat ini, maka berkembang
juga sarana pendidikan, yang otomatis akan mempengaruhi pembangunan gedung
yang sangat pesat dan tingkat pengelolaan yang semakin sulit dan rumit. Dan
semakin sulit proyek tersebut maka akan menyebabkan waktu pengerjaan proyek
yang semakin lama.
Pada suatu proyek, salah satu faktor yang menjadi indikator keberhasilan dari
sebuah proyek adalah waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Karena waktu
penyelesaian ini berdampak pada berbagai aspek , antara lain pada anggaran yang
sudah direncanakan, tidak hanya dalam perputaran uang / Cash flow, namun juga
dapat menyebabkan pembengkakan pada biaya. Oleh karena itu manajemen yang
baik sangat dibutuhkan dalam suatu proyek. Karena jika manajemen yang ada
kurang baik maka akan menyebabkan kerugian pada berbagai pihak seperti pihak
owner, pihak konsultan maupun pihak kontraktor.
Selain adanya manajemen waktu , tentu juga harus di ikuti dengan pelaksanaan
proyek yang baik dan sesuai dengan perencanaannya. Dengan adanya manajemen
waktu yang baik,maka resiko sebuah proyek untuk mengalami kegagalan
sangatlah kecil. Secara tidak langsung ini akan mengurangi pembengkakan pada
biaya dll.
Sesuai data yang ada saat ini,banyak dijumpai proyek yang masih kurang baik
dalam melaksanakan suatu proyek, hal ini yang diakibatkan oleh manajemen yang
kurang baik, maka dari itu manajemen proyek harus dianalisa, sehingga dapat
diketahui kelemahan yang dilakukan selama ini, yang nantinya akan menjadi
masukan bagi kontraktor agar lebih baik lagi dalam pelaksanaan manejemen
waktu suatu proyek
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan Latar belakang yang ada diatas,maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa itu Project Time Management?
2. Apa saja tahapan dalam project time management?
3. Apa saja kendala pelaksanaan project time management?
4. Bagaimana mengelola project time management dengan baik?

1.3 Manfaat dan Tujuan


Tujuan:
1. Untuk mengetahui apa itu project time management
2. Untuk mengetahui tahapan apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan
project time management
3. Untuk mengetahui apa saja kendala dalam melaksanakan project time
management suatu proyek
4. Untuk memahami bagaimana cara mengelola Project Time Management
dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proyek Konstruksi
Menurut Soekirno (1999), Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian
pekerjaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan proyek sesuai persyaratan yang
telah ditetapkan pada awal proyek seperti persyaratan mutu,waktu dan biaya.
Sedangkan menurut Dipohusodo (1996) , Proyek Konstruksi merupakan proyek
yang berkaitan dengan upaya pembangunan sesuatu bangunan infrastruktur, yang
umumnya mencakup pekerjaan pokok yang didalamnya termasuk dalam bidang
teknik sipil dan Arsitektur.
Secara umum ada lima tahapan dalam proyek konstruksi,adapun tahapannya
antara lain:
1. Tahap perencanaan (Planning)
Menurut Zainudin ( 2011) Perencanaan adalah suatu tahapan dalam
manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat
diimplementasikan. Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam
kegiatan manajemen proyek. Perencanaan dikatankan baik bila seluruh proses
kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan
minimal serta akhir maksimal.
2. Tahap Perancangan (design)
Pada tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu tahap pra-desain dan
tahap pengembangan desain atau detail desain
Tujuan dari tahap ini adalah:
a. Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak,
rancangan, metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan
persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat
b. Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk
gambar rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen
tender.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:

a. Mengembangkan rancangan proyek menjadi penyelesaian akhir


b. Memeriksa masalah teknis
c. Meminta persetujuan akhir rancangan dari pemilik proyek
d. Mempersiapkan rancangan skema termasuk taksiran biaya,rancangan
terinci,gambar kerja,spesifikasi,jadwal,daftar volume,taksiran biaya akhir,
dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu
3. Tahap Pengadaan/pelelangan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana
atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan
konstruksi dilapangan.
4. Tahap Pelaksanaan
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan
kualitas yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah
merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional
di lapangan.Pengendalian proyek secara umum meliputi :
a. Pengendalian jadwal waktu pelaksanaan.
b. Pengendalian organisasi lapangan.
c. Pengendalian tenaga kerja.
d. Pengendalian peralatan dan material.
5. Tahap pemeliharaan.
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana
mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah :a.Mempersiapkan data-data
pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun gambar
pelaksanaan (as build drawing).b.Meneliti bangunan secara cermat dan
memperbaiki kerusakan- kerusakan. c.Mempersiapkan petunjuk
oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.d.Melatih staff untuk
melaksanakan pemeliharaan. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas/
MK, pemakai, pemilik.

2.2 Time Management

Manajemen waktu proyek didefinisikan sebagai tahapan mendifinisikan


proses-proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan
penjaminan agar royek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan
keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk/servis/hasil unik dari proyek.
Manajemen waktu proyek mencakup segala proses yang diperlukan untuk
memastikan proyek selesai tepat pada waktunya. Sistem manajemen waktu
berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek,
dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman
yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan
efisien (Clough dan Sears,1991). Sumber daya dalam proyek konstruksi biasa
disebut dengan istilah 5 M, yang terdiri dari:
1. Men(Manusia)
2. Material ( bahan-bahan pengerjaan konstruksi)
3. Machines ( Peralatan)
4. Money (Uang)
5. Methods ( Cara pengerjaan)
Walaupun dalam manajemen waktu seluruh pekerjaan telah dipelajari dan
dianalisa secara mendalam, tidak ada rencana yang sempurna. Tidak satu pun
perencana mampu mengantisipasi setiap hal mengenai pekerjaan yang mungkin
akan terjadi saat konstruksi berlangsung, ada banyak hal yang akan menjadi
kendala penerapan manajemen waktu. Kendala dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki makna: (1) halangan; rintangan; kendala; (2) faktor atau
keadaan yang membatasi, menghalangi, mencegah pencapaian sasaran atau
pembatalan pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek banyak masalah yang tidak diperhitungkan
sebelumnya dapat muncul setiap hari. Cuaca buruk, keterlambatan pengiriman
material, konflik dengan pekerja, kerusakan peralatan, kecelakaan kerja,
perubahan urutan kerja, dan berbagai macam kejadian lainnya dapat menggangu
rencana dan jadwal yang telah disusun sebelumnya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan evaluasi mengenai performance pekerjaan di lapangan apakah telah
sesuai atau tidak dengan rencana.
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer
proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam
menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek,
seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh
tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar
kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
2.3 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah penerapan dari pengetahuan,keahlian menggunakan
perlatan serta teknik-teknik atau metode dalam memimpin suatu aktivitas proyek
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan yang dibutuhkan oleh
proyek. Pada penelitian ini yang akan dianalisa adalah segi pengaturan waktum
yaitu project time management (Clough and Sears, 1991)
2.4 Manajemen Waktu Proyek
Manajemen Waktu proyek adalah proses merencanakan, menyusun dan
mengendalikan jadwal kegiatan proyek, dalam perencanaan dan penjadwalan
telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek
dengan lebih cepat dan efisien (Clough and Sears, 1991)
2.5 Aspek-Aspek dalam Manajemen Waktu
Dasar yang dipakai pada sistem manajemen waktu proyek yaitu perencanaan
operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah
ditetapkan. Dalam hal ini, penjadwalan digunakan untuk mengotrol aktivitas
proyek setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu menentukan
penjadwalan proyek, mengukur dan membuat laporan dari kemajuan proyek,
membandingkan penjadwalan proyek dengan kemajuan proyek sebenarnya di
lapangan, menentukan akibat yang ditumbukan oleh perbandingan jadwal dengan
kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian proyek, merencanakan
penanganan untuk mengatasi akibat tersebut, yang terakhir memperbaharui
kembali penjadwalan proyek (Clough dan Sears, 1991) Adapun aspek-aspek
manajemen waktu antara lain:
1. Penjadwalan Proyek
2. Mengukur dan membuat laporan Kemajuan
3. Membandingkan kemajuan dilapangan dengan rencana yang telah di buat
4. Menentukan akibat yang di timbulkan pada saat penyelesaian
5. Merencanakan dan mengimplementasikan tindakan perbaikan
6. Memperbaharui jadwal
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Flowchart mengenai Apek-Aspek dalam Project Time Management

Gambar 3.1 Sistem Manajemen waktu


Sumber: Clough dan Sears (1991)
3.2 Uraian mengenai Aspek-aspek dalam Project Time Management
3.2.1 Menyusun Jadwal(Planning)
Penyusunan Jadwal dalam suatu proyek merupakan salah satu elemen
hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa
biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta durasi proyek dan
progress waktu untuk menyelesaikan proyek. dalam proses penjadwalan,
penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih rinci hal
ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan
suatu proyek sehingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2008).

Proses penyusunan jadwal tidak hanya berlangsung sebelum pekerjaan


dimulai, namun tetap berlanjut selama pekerjaan berlangsung. Project
Management Institute (1996) mengindentifikasikan proses yang
berlangsung sebelum dan selama pekerjaan berlangsung sebagai berikut:
1. Identifikasi Kegiatan
Identifikasi kegiatan biasa juga dikenal dengan istilah Work
Breakdown Structure (WBS). Hal ini berisi mengenai komponen-
komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan
dengannya. Struktur dalam WBS mendefinisikan tugas-tugas yang
dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan
alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan
pengendalian proyek. Pembagian tugas menjadi sub tugas yang lebih
kecil tersebut dengan harapan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan
dan diestimasi lama waktunya.
Dengan adanya WBS ini memudahkan sebuah untuk membagi
kedalam komponen yang lebih kecil sehingga memudahkan dalam
pengalokasian sumber daya dan pemberian tanggung jawab
individual. Agar dalam pekerjaan dapat diatur secara efektif. Selain
itu Setiap aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah
dan dapat dimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek yang
telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal.
Gambar 3.2 Work Breakdown Structure
Sumber: Clough dan Sears (1991)
2. Penyusunan Urutan Kegiatan ( Activity Sequencing)
Penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana meletakkan kegiatan
tersebut ditempat yang benar,apakah harus bersamaan,setelah
pekerjaan yang lain selesai atau sebelum pekerjaan yang lain
selesai,pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa
ketergantungan yang harus diperhatikan antara lain:
a. Mandatory Dependencies, adalah ketergantungan alami yang ada
pada proyek, biasanya melibatkan keterbatasan fisik kegiatan
yang dikerjakan. Misalnya, Pekerjaan atap tidak bisa dikerjakan
sebelum pekerjaan pondasi selesai
b. Discretionary depedencies, atau juga disebut soft logic, adalah
ketergantungan yang ditetapkan oleh tim manajemen berdasarkan
best pratice pada kegiatan tertentu. Sebagai contoh, dalam rangka
mendapatkan hasil desain yang baik, tim proyek mungkin belum
akan memulai pekerjaan desain selama pekerjaan analisis sistem
belum selesai sepenuhnya walaupun sebenarnya desain sistem
sudah dapat dimulai tanpa harus menunggu pekerjaan analisis
sistem di selesaikan semuanya.
c. External depedencies, adalah ketergantungan yang melibatkan
hubungan kegiatan proyek dengan yang bukan merupakan
kegiatan proyek, misalnya pemancangan tiang pancang baru bisa
dilakukan setelah tiang pancang tiba di lokasi proyek.
3. Perkiraan Kurun Waktu Proyek (Duration Estimating)
Durasi suatu aktivitas adalah panjangnya waktu pekerjaan mulai dari
start sampai ke finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi
aktivitas,yaitu:
a. Pendekatan Teknik, meliputi pemeriksaan persediaan sumber
daya, mencatat produktivitas sumber daya, memeriksa kuantitas
pekerjaan dan kemudian menentukan durasi
b. Pendekatan praktek, meliputi pengalaman dan penilaian ahli
4. Penyusunan Jadwal (Schedule Development)
Penyusunan jadwal berarti menentukan waktu mulai dan berakhirnya
seluruh kegiatan pada suatu proyek. Untuk dapat menyusun jadwal
yang akurat diperlukan berbagai macam masukan seperti: diagram
jaringan kerja,perkiraan durasi pekerjaan, kebutuhan sumber
daya,ketersediaan sumber daya, kalender ,batasan,asumsi dan leads
and lags. Metode yang biasanya digunakan dalam menyusun jadwal
antara lain:
a. Critical Path Method(CPM)
CPM (Critical Path Method) adalah teknik manajemen proyek
yang menggunakan hanya satu faktor waktu per kegiatan.
Merupakan jalur tercepat untuk mengerjakan suatu proyek,
dimana setiap proyek yang termasuk pada jalur ini tidak
diberikan waktu jeda/istirahat untuk pengerjaannya. Dengan
asumsi bahwa estimasi waktu tahapan kegiatan proyek dan
ketergantungannya secara logis sudah benar. Jalur kritis
merupakan jalur yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang bila
terlambat akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian
proyek. Dalam CPM aktivitas disimbolkan dengan panah
sehingga CPM disebut juga activity on arrow (AOA), Pada
gambar 3.3 merupakan contoh dari diagram CPM sendiri
Gambar 3.3 Jaringan Kerja CPM
Sumber: Hermawan,2005
b. Precendence Diagramming Method (PDM)
Metode perancangan jaringan kerja ini menggunakan node untuk
mewakili suatu kegiatan, kemudian menghubungkannya dengan
panah untuk menunjukkan ketergantungannya. Terdapat empat
ketergantungan dalam PDM yaitu: finish-tostart (FS); aktivitas B
dapat dimulai ketika aktivitas A selesai,start tostart (SS);
aktivitas B dapat dimulai apabila aktivitas A dimulai, finih-to-
finish(FF); aktivitas B tidak dapat diakhiri apabila aktivitas A
belum berakhir, dan start-to-finish (SF); aktivitas B tidak dapat
diakhiri selama aktivitas A belum dimulai.

Gambar 3.4 Diagram PDM


c. Program Evaluation and Review Technique(PERT)
PERT merupakan teknik estimasi yang menggunakan metode
statistik. Teknik ini berbasis pada peristiwa (event oriented)
untuk setiap aktivitas. Untuk setiap aktivitas dievaluasi waktu
penyelesaian yang paling cepat (optimistis), paling lama
(pesimistis) dan yang paling realistisnya. Dari datadata ini,
kemudian dihitung distribusi rata-ratanya, dan dianggap sebagai
nilai akhir yang paling memungkinkan. Dengan menggunakan
teknik PERT maka estimasi akan lebih realistis karena
mendasarkan perhitungan pada teori peluang dan variasinya.

Gambar 3.5 Diagram PERT


Sumber: Soeharto (1995)
d. Duration Compression
Duration Compression adalah analisis matematika khusus yang
mencari jalan untuk memperpendek jadwal tanpa mengubah
scope pekerjaan. Metode yang digunakan antara lain crashing
dan fast tracking.

Adapun output yang dihasilkan antara lain:

a. Diagram Free Float dan Total Float


Metode bagan balok diperkenalkan oleh H.L Gantt pada tahun
1917. Bagan balok disusun dengan maksud untuk
mengindentifikasi unsur-unsur waktu dan urutan dalam
merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai,
waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan.
Gambar 3.6 Diagram Free Float

Gambar 3.7 Diagram Total Float

b. Project Network Diagram


Diagram Jaringan Kerja seperti CPM,PDM dan PERT

5. Pengendalian Jadwal( Schedule Control)


Pengendalian waktu proyek (schedule control) merupakan salah satu
bagian dari pengendalian proyek (project controlling) yang bertujuan
bagaimana menjaga proyek tersebut agar selesai sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Manajemen pengendalian waktu proyek harus
meliputi semua Proses yang diperlukan untuk menjamin ketepatan
waktu penyelesaian proyek tersebut. Selama proses pengendalian ini,
dilakukan pengukuran serta monitoring secara rutin terhadap apa yang
telah dicapai selama pelaksanaan pekerjaan, kemudian hasilnya
dievaluasi dan dibandingkan dengan rencana semula, sehingga dapat
diketahui apakah terjadi penyimpangan terhadap tujuan atau tidak.
3.2.2 Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan
Evaluasi kemajuan proyek tergantung pada akurasi pengukuran dan
pembuatan laporan di lapangan (Brandon dan Gray, 1970). Laporan
kemajuan di lapangan adalah dokumen yang sangat penting dalam
menganalisa kemajuan pada akhir penyelesaian proyek. Laporan-laporan
yang diperlukan meliputi presentase penyelesaian proyek pada tiap-tiap
aktivitasnya (Clough dan Sears, 1991). Alat yang digunakan untuk
memonitor dan mengevaluasi proyek dalam pengendalian waktu adalah
kurva S, yaitu plotting dari kumulatif persentase bobot pekerjaan, yang

dapat merepresentasikan kemajuan dari awal hingga akhir proyek


(Clough dan Sears, 1991).
Gambar 3.8 Kurva S pada time schedule
Sumber : Soeharto(1995)
Dalam melakukan monitoring hal-hal yang penting untuk di ukur antara
lain:
1. Mengukur Penggunaan Sumber Daya
2. Mengukur Kualitas
3. Mengukur Kinerja dan Produktivitas
4. Mengukur hasil kerja untuk memperoleh:
a. Actual Start
b. Kemajuan setiap aktivitas
c. Perubahan durasi dari suatu aktivitas
d. Penambahan atau pengurangan suatu aktivitas
e. Perubahan hubungan atau urutan dari suatu aktivitas
f. Kejadian penting pada saat pengerjaan proyek
3.2.3 Membandingkan Kemajuan diLapangan dengan rencana dan
menentukan akibat yang timbul pada saat penyelesaian(Analysis)

Analisis kemajuan proyek dapat membantu manajemen proyek dalam


memberikan peringatan dini akan adanya satu masalah dalam
pelaksanaan pekerjaan. Analisis kemajuan proyek dilakukan saat
kegiatan proyek sedang berjalan apabila diperlukan, misalnya saat
kegiatan mengalami keterlambatan harus dianalisa penyebabnya, apakah
dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi atau sebab lainnya,
sehingga keterlambatan dengan sebab dan pada aktivitas yang sama
tidak akan terulang lagi (Brandon dan Grey,1970)
Yang menjadi perhatian utama dalam analisis kemajuan proyek adalah
penentuan akibat yang akan timbul pada waktu penyelesaian proyek dan
waktu penyelesaian kegiatan-kegiatan didalamnya yang telah disusun
sebelumnya. Kesuksesan dalam mencapai target waktu adalah tujuan
utama sistem manajemen waktu.
Menurut Clough dan Sears (1991), langkah-langkah dalam melakukan
analisa dapat berupa:
1. Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek
dengan kenyataan di lapangan.
2. Menentukan akibat/pengaruh yang terjadi pada tanggal
penyelesaian dan pada milestone proyek
3. Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru.

3.2.4 Merencanakan dan menerapkan tindakan pembenaran (Corrective


Action)
Corrective Action adalah segala upaya yang dilakukan untuk
mengembalikan kinerja masa depan yang diharapkan sesuai jalur yang
direncanakan. Corrective Action sering melibatkan expediting. Kegiatan
khusus yang bertujuan memastikan penyelesaian suatu kegiatan tepat
pada waktunya atau dengan delay sesingkat mungkin. Apabila hasil
analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan yang cukup berarti,
maka perlu dilakukan langkah-langkah pembetulan. Tindakan
pembetulan dapat berupa (Clough dan Sears, 1991)
1. Realokasi Sumber Daya
2. Menambah jumlah tenaga kerja
3. Jadwal alternatif(lembur atau shift)
4. Membagi-bagi pekerjaan ke sub kontraktor
5. Mengubah metode kerja
6. Work splitting (Pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)

3.2.5 Memperbaharui Jadwal (Updating Schedule)


Penandaan prestasi pekerjaan dalam alat pengendalian (schedule)
dilanjutkan dengan penyesuaian urutan pekerjaan disebut dengan
updating. Untuk mengembalikan prestasi sesuai rencana schedule
semula, maka dibutuhkan revisi schedule untuk memperbaiki deviasi
yang terjadi. Kegiatan revisi schedule ini adalah bagian dari kegiatan
reschedulling. Pada umumnya reschedulling dilakukan bersama-sama
dengan proses updating. Adapun beberapa tindakan yang perlu dilakukan
dalam updating schedule menurut Clough and Sears (1991) antara lain:
1. Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru
2. Perhitungan project completion date jadwal yang baru
3. Penyesuaian jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah dikoreksi
3.3 Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Project Time Management
Dalam melaksanakan manajemen waktu di proyek,pasti akan mengalami
beberapa kendala yang dihadapi. Dari beberapa ahli pada perusahaan kontraktor
di Indonesia,disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering mereka hadapi
antara lain:
1. Kesulian untuk mendapatkan supplier dan subkontraktor yang commit
dengan schedule yang telah di buat bersama
2. Desain yang mengalami perubahan
3. Kurangnya koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
4. Keterlambatan pembayaran dari owner ke kontraktor
5. Kekurangan material dan peralatan
6. Perubahan cuaca yang tidak bisa diduga
7. Lambatnya Peralatan Masuk ke proyek
8. Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara pengawas dengan pekerjaan di
lapangan
9. Ketidaakuratan informasi yang didapat dari monitoring
10. Kurangnya sumber daya yang mampu menganalitis keadaan proyek
11. Program komputer yang kurang baik
BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai