Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputiirigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,irigasi pompa dan irigasi rawa.
Manajemen Proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan juga ketrampilan,
cara teknis yang terbaik serta dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau
tujuan yang sudah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu,
mutu dan keselamatan kerja.
Manajemen Proyek Irigasi adalah adalah suatu bentuk pengelolaan eksploitasi dan
distribusi air irigasi terutama di daerah yang kering atau yang memiliki periode musim
kelangkaan air dengan tujuan meningkatkan produksi tanaman pertanian.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai tujuan proyek dengan menyadari adanya
batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Dalam mencapai keberhasilan suatu proyek
tentunya dipengaruhi oleh beberapa banyak faktor diantaranya adalah tata kelola organisasi,
manajer proyek, tim proyek, proyek yang dilaksanakan, tahapan manajemen proyek, pengaruh
luar dan metodologi manajemen proyek.
Salah satu faktor yang krusial adalah adanya peran seorang Manajer Proyek. Manajer Proyek
merupakan ujung tombak pelaksanaan sebuah proyek. Manajer Proyek haruslah memiliki
keahlian-keahlian tertentu untuk mencapai kesuksesan sebuah proyek. Diantaranya :
1. Problem Solving
Mampu menganalisis anggaran biaya proyek, kelayakan investasi agar keuangan proyek dapat
berjalan optimal.
Mampu menjadwalkan proyek dalam arti lain dapat mengelola waktu secara baik agar proyek
dapat selesai tepat waktu seperti yang diharapkan.
4. Technical Skills
Mampu secara teknis dalam pengetahuan dan pengalaman mengatasi proyek dengan prosedur-
prosedur dan mekanisme proyek.
5. Leadership Skills
Kepemimpinan menjadi salah satu peranan penting yang harus dimiliki manajer proyek.
Manajer proyek mampu mempengaruhi tim kerja.
Mampu mendapatkan sumber daya sehingga mampu membangun jaringan sosial dengan
orang-orang yg terlibat dalam proyek.
Dengan kemampuan kemampuan yang dimiliki diatas, Manajer Proyek akan mudah dalam
menyelesaikan tasks dan responsibilities terhadap sebuah proyek. adapun tugas dan tanggung
jawab Manajer Proyek mencakup :
1. Menjadwalkan Proyek
Bertugas untuk merencanakan pelaksanaan proyek agar dapat selesai tepat waktu.
3. Mengontrol Pekerjaan
Mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga serta mengantisipasi agar
semua proyek berjalan lancar.
Bertanggung jawab untuk membina hubungan kooperatif dengan semua pihak yang terlibat
baik dalam struktur vertikal maupun horizontal.
5. Melakukan Inovasi
Melakukan inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
7. Mengintegrasikan Sumber Daya Sesuai Posisi dan Jadwal yang Sudah dibuat dalam
Perencanaan
Mampu mengelola perubahan dalam hal sumber daya, manusia maupun lingkungan.
Salah satu dimensi terpenting mengarahkan usaha tim adalah pengawasan manusia.
Bersifat Unik, Suatu proyek konstruksi selalu memiliki sifat keunikan yang berbeda-beda
dalam pelaksanaannya, walaupun misalkan proyek X memiliki spesifikasi dan jenis yang sama dengan
proyek Y tetapi dikarenakan lokasi proyek yang berbeda tentunya memiliki keunikan tersendiri dalam
proses pelaksanaannya baik dikarenakan kondisi alam, transportasi material, akses peralatan, maupun
faktor lain yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Terbatas Dengan Waktu, Mutu dan Biaya, Tentunya secara umum semua proyek juga
dibatasi oleh biaya, mutu dan waktu dalam proses pelaksanaannya, dikarenakan proyek secara umum
dibiayai dengan biaya yang terbatas (sesuai angaran) dan dengan waktu yang harus dicapai sesuai
dengan scheduled plan serta dengan kualitas yang sesuai dengan kontrak kerja. Dalam proyek
konstruksi parameter waktu dan biaya memang menjadi tolak ukur yang harus diupayakan dan
ditargetkan di samping unsur kualitas dan keselamatan kerja, sehingga proyek dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu pada dasarnya umur suatu proyek konstruksi
bersifat sementara karena dibatasi oleh durasi yang telah direncanakan.
Item Pekerjaan Dilakukan Secara Sistematis, Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi
setiap item pekerjaan dilakukan secara sistematis dan berurutan sesuai dengan metode
pelaksanaannya, jadi setiap elemen suatu struktur bangunan konstruksi umumnya dikerjakan
berdasarkan susunan yang sistematis misalnya mulai dari sub-structures, upper structures, dan
pekerjaan finishing dan tidak berulang setelah item pekerjaan tersebut selesai dikerjakan.
Umumnya Menggunakan Tenaga Kerja Ahli dan Profesional, Dalam praktik konstruksi di
lapangan tenaga kerja yang digunakan umumnya menggunakan tenaga kerja terlatih, terdidik sampai
profesional karena pekerjaan yang dikerjakan memang membutuhkan suatu skill tersendiri mulai dari
tahap perencanaan oleh insinyur perencana sampai pelaksanaannnya di lapangan oleh pekerja seperti
pekerjaan pengelasan, perakitan tulangan, pengecetan, plesteran, instalasi listrik-air, dsb. Kendala
akhir-akhir ini yaitu sulitnya memperoleh tenaga kerja yang berkompeten dan profesional
dibidangnnya.
Umumnya Pekerja/Labour Bersifat Tenaga Kerja Lepas, Pada industri proyek
konstruksi umumnya tenaga yang digunakan lebih bersifat tenaga kerja lepas sehingga jumlah tenaga
kerja lepas pada dasarnya lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja tetap yang dimiliki oleh
pihak pelaksana. Hal ini dikarenakan karena salah satu ciri dari suatu proyek yaitu bersifat sementara
(terbatas oleh durasi suatu proyek), sehingga jika proyek telah selesai biasanya pekerja akan mencari
proyek baru dengan pihak pelaksana yang baru pula. Berbeda dengan industri manufaktur dimana pada
umumnya jumlah pekerjanya bersifat tetap dan tetap bekerja selama proses produksi terus berjalan.
Hasil Pekerjaan Bersifat Handmade, Berbeda dengan industri manufaktur dimana output dari
proses pembuatan produknya umumnya menggunakan mesin sedangkan proyek konstruksi umumnya
hasil output pekerjaannya bersifat handmade. Perluh diketahui bahwa hasil dari output pekerjaan
konstruksi biasanya tidak sesempurnah jika dibandingkan dengan buatan mesin, oleh karena itu
ketidaksempurnaan dari hasil produk konstruksi merupakaan hal yang normal selama dalam batas-batas
yang dapat diterima.
Volume Pekerjaan yang Terukur, Pada proyek konstruksi pada umumnya setiap item
pekerjaannya memiliki volume yang dapat diukur sehingga memudahkan dalam proses penganggaran
dan pelaksanaannya di lapangan. Setiap item pekerjaan konstruksi pastinya memiliki nilai volume yang
harus dan wajib ditentukan sebelum proyek dilaksanakan. baik berupa besar volume, luas, panjang,
unit, dsb.
Irigasi menurut PU terdapat pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 14/PRT/M/2015 yang mengatur tentang Kriteria dan Penetapan Status
Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. Di dalam Peraturan
Menteri tersebut khususnya pada pasal 9,10 dan 11 dijelaskan pula tentang kriteria pembagian
tanggungjawab pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi pada saluran utama (primer dan
sekunder) yang didasarkan pada keberadaan jaringan irigasi terhadap strata luasan jaringan irigasi
dengan ketentuan : Daerah Irigasi dengan luasan wilayah diatas 3000 ha menjadi wewenang dan
tanggung jawab pemerintah pusat, Daerah Irigasi yang memiliki luasan wilayah antara 1000 ha –
3000 ha menjadi wewenang dan tanggungjawab pemerintah daerah provinsi dan Daerah Irigasi
yang memiliki luasan wilayah kurang dari 1000 ha menjadi tanggungjawab pemerintah daerah
kabupaten/kota. Jika Daerah Irigasi yang wilayahnya berada pada lintas kabupaten, maka kewenangan
dan tanggungjawab ada pada pemerintah daerah provinsi. Sedangkan untuk pengembangan dan
pengeloaan sistem irigasi di tingkat jaringan tersier, sepenuhnya merupakan tanggungjawab
organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam hal ini yang dimaksud
adalah subak.
Pembangunan irigasi tidk dapat lepas dari unsur unsur yang ada didalamnya
Tim Perencana
Tim Pengawas
Tim Pelaksana
Didalam Pembangunan irigasi terdapat personil yang berperan penting di dalam proyek
tersebut,seperti:
Pemilik Proyek ( Owner )
Konsultan Pengawas
Konsultan Perencana
Kontraktor Pelaksana