seperti berikut :
Q =
Dimana :
Q= debit rencana (m/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = C0 + C1 + C2 )
Beff = lebar efektif
H1 = Tinggi energi dihilir
G= Percepataan Gravitasi
Bila disederhanakan rumus diatas menjadi :
1.5
Q = 1,704 * Beff * H1
Dimana :
Q= debit rencana (m/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = C0 + C1 + C2 )
L=Beff = lebar efektif
H1 = Tinggi energi dihilir
Q= 300 m/dt
Cd = 1.4028
L=Beff = 49.92 meter
H1 = 2.638 meter
1.5
Q(300) = 1.4028 * 49.92 * 2.638
= 300.04
Kecepatan di mercu
q
V =
p + H1
V= 6.0096587235
5.05 + 2.638
= 6.00965872
7.688
= 0.78169338
I. SOAL
Ketinggian dasar
sungai pada as
bendung + 152.00 meter i = 0.002
Rencanakan sebuah bangunan penangkap air, berupa bendungan tetap agar dapat
mengairi daerah irigasi !
Hal.1
II.PERHITUNGAN HIDRALUK BENDUNG
Lebar satu lubang maksimal 2.50 m untuk kemudahaan operasi pintu dan jumlah lubang
tidak lebih dari 3 buah
Direncanakan :
Jumlah Lebar
Lubang pembilas dibuat = 2 * 2.5 = 5 meter
Pintu Pembilas dibuat = 2 * 1.5 = 3 meter
Hal.2
D. Menghitung Panjang Mercu Bendung Efektif
n= 2
Kp = 0.01
Ka = 0.1
Elevasi muka air banjir di atas mercu bendung dapat diketahui dengan menghitung tinggi
muka air dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
3/2
VT.Chow
Qd = C * Be * He
dimana :
Qd : debit banjir sungai rencana = 3600 m3/dt
C : koefisien debit pelimpah
: 3.97 ( He/Hd )^0.12 (dimana He = Ha)
: 3.97
Be : Panjang mercu bendung efektif
He : Tinggi muka air (tinggi energi), m
Hal.3
F. Menghitung Tinggi Efektif (He)
Asumsi :
6.013 + 5.98 + 5.95
He =
3
17.942
=
3
= 5.9808
6 meter
Be = 62.4 - 0.24 He
= 62.4 - 0.24 * 6.0
= 60.965
61.0 meter
G. Menghitung Tinggi Tekanan (Ha)
Ha = He - (V^2 / 2g gravitasi)
= 6.0 meter (V^2 / 2g gravitasi diabaikan)
H. Kesimpulan
Debit banjir rencana (Qd) = 33 m3/dt Based on 3 angka dibelakang NPM ( 2112161033 )
Bahan = Beton
Rencanakan sebuah bangunan penangkap air, berupa bendungan tetap agar dapat
mengairi daerah irigasi !
Lebar mercu bendung ditentukan 1.2 kali lebar sungai rata-rata (Ketentuan KP.02)
= 0.111111 * 60
Direncanakan :
Jumlah Lebar
Lebar lubang pembilas = 3 * 2 = 6 meter
Lebar pintu Pembilas = 2 * 1 = 2 meter
Lebar pilar pada mercu = 1 * 1.5 = 1.5 meter
Lebar pembilas = 9.5 meter
nm
Disini dirrencanakan bahwa seluruh debit banjir hanya melewati mercu dan tidak melalui pembilas, maka :
dimana :
n = jumlah pilar = 1
Kp = koefisien kontraksi pilar = 0.01
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung = 0.1
H1 = tinggi energi, m = ( coba-coba )
Pangkal Tembok
= 50.5 - 0.22 H1
disederhanakan menjadi :
Ka
0.20
0.10
0.00
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 12
2.6. Memperkirakan Tinggi Energi dengan cara coba-coba (Trial and Error)
H1 Beff Gravitasi Cd Q
(Coba-coba) 55.5 - 0.22 H1 9.8 (Perkiraan) cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
H1 0.9388631 meter
Beff 50.293 meter
Menurut buku KP penunjangan hal 80 – 83 koefisien debit (Cd) adalah hasil dari :
Tinggi Mercu (P)= Elevasi mercu bendung - Ketinggian dasar sungai pada as bendung
= 125.05 - 120
= 5.05
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan
Q
cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
30.4248257
42.5014307
55.8451892
70.3422436
85.9041844
102.4597288
107.6110513
Cd = C0 * C1 * C2
= 1.33 * 1 * 1.04
= 1.3832
= 1.38
Cd berbeda dari nilai 1.4 jadi perhitungan untuk mencari H1 dan Beff di koreksi m
H1 Beff Gravitasi Cd Q
(Coba-coba) 50.5 - 0.22 He 9.8 1.38 cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
0.4 50.4 9.8 1.38 30.0597278351
Q
cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
30.0597278351
248.9037882558
55.1750469576
69.4981367091
84.8733342343
101.2302120479
106.3197186816
109.1484768244
m3/dt
m3/dt
m3/dt
Ha = H1 - (V^2 / 2g gravitasi)
= 0.9465 meter (V^2 / 2g gravitasi diabaikan)
=
126.00 meter
2/3 1/2
V= K*R * I
Dimana :
ir Bendung (H2)
Dari tabel koefisien kekasaran, diambil sesuai bahan yang dipakai
ngan debit banjir dicari dengan cara coba- coba (trial and error)
H2 i m K b A P R
Coba-coba 0.00021 1 45 60 H2*(b+m*H) b+2*H2*(1+(m^2))^(1/2) A/P
m m m2 $
Dari perhitungan coba - coba diatas, didapat nilai tinggi air banjir di hilir bendung (H2) =
dengan debit banjir (Q) = 101 m3/detik
5.99647
0.94647
5.05
+120.00
m/dt m3/dt
0.7941728638 68.267099
0.8300115864 76.568569
0.8649050771 85.245044
0.8989268414 94.288436
0.9222578697 100.833127
0.9484622145 108.525418
0.9646021766 113.446862
0.9757952792 116.943429
1.770 meter
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 17
3. PERENCANAAN KOLAM OLAK
n min =
g= 9.8 meter/detik
H1 = 0.94646897 meter
Z= 5.55 meter
P= 5.05 meter
n min = 0.5 meter
=√
118.055396
= 10.86533 m/dt
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 18
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 18
3.2. Debit persatuan luas (q)
q = V1 * Yu
Dimana :
Q q
q= Yu =
Beff V1
= 33 = 0.6561708908
50.29177683 10.8653299953
V1 = 10.86533 meter/detik
g= 9.8 meter/detik2
Yu = 0.060391 meter
V1
FR = g*Yu
√
10.8653
=
√ 9.8 * 0.06039
10.8653
=√ 0.5918342777
10.8653
=
0.769307661
= 14.12351721
= 14.12 , dikarenakan Fr > 4.5 maka kolam olak yang digunakan adalah "Type IV"
Yu = 0.06
Y2
= 1/2 * ( 1 + 8 * Fr^2 ) - 1
Yu
Dimana :
Y2 = Kedalaman air di atas ambang ujung
Yu = Kedalaman air diawal loncatan air
Fr = Bilangan Froude
Y2
= 0.5 * ( 1 + 8 * 14.1235 ^ 2 ) - 1
Yu
Y2
= 0.5 * ( 1 + 8 * 199.474 ) - 1
0.060
Y2 = 1.146222 > H2
Px = Hx . Lx /L . ΔH
L
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 20
4. ANALISIS STABILITAS
0.61
M = 2.74 * q
0.61
= 2.74 * 0.656171
= 2.74 * 0.773358
= 2.118999765
= 2.1190 meter
Dimana :
Hx = Tinggi muka air banjir di hilir (H2) - Tinggi energi di mercu (H1)
= 1.770 - 0.9465
= 0.8235 meter
4.3. Menghitung Jarak Sepanjang Bidang Kontak dari Hulu sampai X (m)
= 5.05 * t45
= 5.05 * 1
= 5.05 meter
4.4. Menghitung Panjang Total Bidang Kontak dan Tanah Bawah (m)
L = Tinggi energi diatas mercu (H1) + Tinggi muka air banjir di hilir (H2)
= 0.946469 + 1.77
= 2.716469 meter
H= H1
= 0.946 meter
Px = Hx * (Lx / L ) * H
= 0.82353 * 5.05 / 2.716 * 0.9465
= 0.82353 * 1.859 * 0.946
= 1.44902 kg/m2
Bangunan-bangunan utama seperti bendung dan bendung gerak harus dicek stabilitasnya terhadap erosi baw
tanah dan bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian (heave) atau rekahnya pangka hilir bangunan. Bahaya
terjadinya erosi bawah tanah dapat dianjurkan dicek dengan jalan membuat aliran / flownet.
Dalam hal ditemui kesulitan berupa keterbatasan waktu pengerjaan dan tidak terdesianya perangkat lunak u
menganalisa jaringan aliran, maka perhitungan dengan beberapa metode empiris dapat diterapkan, seperti :
- Metode Bligh
- Metode Lane (Metode yang dipilih)
- Metode Koshia
Metode Lane, disebut dengan metode "angka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
dianjurkan untuk mengecek bangunan - bangunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Met
memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-me
mungkin dapat memberikan hasil - hasil yang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.
Metode Lane, disebut dengan metode "angka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
dianjurkan untuk mengecek bangunan - bangunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Met
memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-me
mungkin dapat memberikan hasil - hasil yang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.
Metode ini membandingkan panjang jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air diantara dua sisi bangunan. Di sepanjang jalur perkolasi ini
kemiringan yang lebih curam dari 45° dianggap vertikal dan kurang dari 45° dianggap horisontal. Jalur ver
dianggap memiliki daya tahan terhadap aliran 3 kali lebih kuat daripada jalur horisontal. Oleh karen itu rum
adalah :
gka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
angunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Metode ini
dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-metode lain
ang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.
rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
ka air diantara dua sisi bangunan. Di sepanjang jalur perkolasi ini,
nggap vertikal dan kurang dari 45° dianggap horisontal. Jalur vertikal
iran 3 kali lebih kuat daripada jalur horisontal. Oleh karen itu rumusny
Kerikil halus
Kerikil sedang
8.5
7
6
5
3.5
2.5
3
2
1.8
1.6
5.05
3.50 5.031
1. Data luas daerah irigasi yang dialiri pada sebelah kanan dan kiri
Lv
Tugas Besar I
5.05 = 20.2 meter
5.031
1000 Ha
1.18 i/dt/ha
0.383 M3/dt
m 1
n 1
K 35
H 0.8 m
F 1.28 m
b 0.8 m
R 0.416 m
a 0.646 m
Rumus
Manning :
V 0.000432
w 0.10719142
Tinggi ambang diambil im dari elevasi dasar bendung karena sungai mengangkut pasir dan kerikil.
Dengan kecepatan air v = 1,00 m/dt ditetapkan butir-butir berdiameter 0,01 s/d 0,04m dapat masuk, untuk
itu diambil rumus :
Q = 0.4596
b = 0.5168
ab = 0.337806
Bp = 0.77615
Jadi digunakan pintu pengambilan dengan lebar = 0,817 m dan tinggi = 0,796 m, Untuk lebar pengambilan
utama (w) = lebar pembilas/0,6
w= 10
Kecepatan aliran
Vc = 2.608879
Qmin = 0.266212
V= 4.516221 m/dt
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 26
asar bendung karena sungai mengangkut pasir dan kerikil.
3. Besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan super kritis akan mengu
4. Panjang kantong lumpur ditetapkan sedemikian rupa sehingga cukup waktu untuk mengendapkan butiran.
T = 604800
Qn = 5.12 m3/dt
Volume kantong Lumpur (V) = 1548.288
Lb = 95.75
L= 27.68
Menentukan tinggi P
Dari grafik 3.8 hal 68 Kp penunjang, untuk d = 0,007 m diambil kecepatan kritis Vcr didaerah bergerak = 0,01
I = 0.005357
P = 0.148286
Menentukan kolam pengendap
V= 0.399 m3/dt
A= 0.9599 m2
o= 2.66
R = 0.360865
I½ = 0.065875
Sand Trap Kanan (Cara II)
Q= 0.383 m3/dt
bazin pasang batu = 0.46
h= 0.8 m
b= 0.398 m
Ap = 0.9584 m
Pp = 2.998 m
Rp = 0.31968 m
I Pengambilan = 0.034836
Perhitungan Pembilasan
Q pembilasan = 0.4596 m3/dt
b= 0.398 m
V pembilasan = 4.516221 m/dt
Ap = 0.212213 m
h pembilasan = 0.533198 m
h kritis = 0.644198 m
P= 1.464396 m
Perhitungan Pintu Pembilas (3 Pintu)
Perhitungan satu pintu
Daun pintu dibuat dari balok kayu m kelas kuat I
σ TK = 100
ditentukan dengan memperhatikan bahwa kecepatan rata-rata
ung. ϒ= 1.8
q= 1118.36
t= 1.75
m= 559.18
w= 1562.5
cr didaerah bergerak = 0,015 m/dt.
σ > 55918
1562.5
100 > 35.78752
Lebar
Kode Tinggi (m)
(m)
G1 8.55 1.50
G2 7.05 3.52
G3 1.5 0.38
G4 1.5 2.50
∑
Lebar
Kode Tinggi (m)
(m)
W 5.05 5.05
kg/m
kg/m
kg/m
m
kg/m ~ 55918 kg/m
cm3
kg/cm2 Aman
W= 1000
S= 1800
ϴ= 30
Ka = 0.333
= 17.6063037
σ a1 = 3.50485718
σ a2 = 1.475936
Lengan
Kode Uraian Gaya (t)
(m)
Pat1 3.5048571753 x 3.5 12.2670001135 1.75
Pat2 0.737968 x 3.5 2.582888 1.167
14.8498881135
b. Pada Keadaan Air Normal
Beban diatasnya
Momen q
(ton/m) σ a1
18.09286875 σ a2
kg/m3
kg/m3
°
kg = 3.39693 ton
m a. Pada Keadaan Air Normal
kg/m No Hx Lx
ton/m A 5.05 0
B 8.55 3.5
C 8.55 4.66
D 7.05 5.667
t/m E 7.05 7.094
° F 8.55 8.594
G 8.55 9.427
= 1.475936 t/m2
L ΔH Px
1. Terhadap Guling
a. Momen Tahanan
Beban Sendiri = 495.414 t/m
Up lift Preasure = 0.308 t/m +
MT = 495.722 t/m
b. Momen Guling
Tekanan Lumpur = 17.6063 t/m
Tekanan air = 131.657 t/m
MG = 200.058 t/m
Syarat Keamanan = MT = 495.722315 = 2.47789 >
MG 200.058221489
2. Terhadap Geser
a. Gaya Vertikal
Beban Sendiri = 92.2977 ton
Tekanan Air = 0 ton
Up Lift Vertikal = 0.053 ton +
V = 92.3507 ton
n Bangunan II | 30
b. Gaya Horizontal
Tekanan Lumpur
Tekanan Air
Tekanan Tanan
Up Lift Horizontal
Akibat Gempa
Syarat Keamanan =
Lengan Momen
(m) (kg.m)
1.458 47.077727 Stabilitas Bendung Pada Keadaan Ai
8.675 138.58963 1. Terhadap Guling
7.613 55.524464 a. Momen Tahanan
5.083 168.50755 Beban Sendiri
0.75 13.68975 Up lift Preasure
1.25 17.955
441.34412 b. Momen Guling
Tekanan Lumpur
Tekanan air
Up lift
Akibat Gempa
Syarat Keamanan =
2. Terhadap Geser
a. Gaya Vertikal
Beban Sendiri
Tekanan Air
Up Lift Vertikal
1.5 Aman
b. Gaya Horizontal
Tekanan Lumpur
Tekanan Air
Tekanan Tanan
Up Lift Horizontal
Akibat Gempa
Syarat Keamanan =
= 0.044 t/m
Akibat Gempa = 50.7353 t/m +
MG = 134.474 t/m