Anda di halaman 1dari 111

Berdasarkan keadaan fisik lapangan dan hasil analisis data hidrologi, didapatkan informasi ini :

seperti berikut :

Debit banjir rencana = 300 m3/dt


Kemiringan memanjang dasar sungai = 0.00021

Luas daerah irigasi sebelah kanan = 1000 Ha


Lebar sungai pada as bendung = 60 m
Ketinggian dasar sungai pada as bendung = 120 m
Elevasi sawah tertinggi = 123.5 m
Kebutuhan air untuk tanaman padi di sawah = 1.18 l/dt/Ha

* Menentukan Tinggi Mercu Bendung

Tinggi Mercu = Elevasi Mercu – Elevasi dasar sungai


Faktor – factor yang mempengaruhi peil mercu bendung :

Elevasi sawah tertinggi = 123.5


Peil muka air sawah tertinggi = 0.15
Kehilangan tekanan dari tersier
= 0.10
ke sawah tekanan dari
Kehilangan
= 0.10
sekunder ke tekanan
Kehilangan tersier dari primer
= 0.10
ke sekunder
Kehilangan tekanan
= 0.15
karena turning
Kehilangan saluran
tekanan dari alat
= 0.40
ukur
Kehilangan tekanan karena
= 0.10
eksploitasi
Persediaan untuk lain-lain
= 0.25
bangunan
Kehilangan tekanan dari sungai
= 0.20 +
ke primer
Elevasi Mercu Bendung = 125.05

* Menentukan Lebar efektif Bendung


Disini direncanakan baha seluruh debit banjir hanya melewati mercu dan tidak melalui pintu pembilas,
maka :
Beff =

Bmercu = Bsungai - Bpintu pembilas n * Bpilar

BPembilas = Bpintu + Bpilar


= 1/6 * Bs - 1/10 * Bs (Untuk sungai <100m)
Dimana :
n = jumlah pilar
Kp = Koefisien konstruksi pada pilar
Ka = Koefisien Konstruksi pada Abuttment
H1 = Tinggi energi dihilir
Bpembilas = 1/6 . Bs – 1/10 . Bs diambil 7 meter dengan I rencana
Dimana :
Lebar (m) Jumlah Sub Total
Pintu pembilas = 2 * 3 = 6
Pintu pembilas = 1 * 2 = 2
Pilar mercu = 1.5 * 1 = 1.5 +
9.5
Bmercu = - Bpintu pembilas n
Bsungai
= 60 - 9.5
= 50.5 m

Beff = Bmercu - 2 n * Kp + Ka1 * H1


= 50.5 - 2 1* 0.01 + 0.1 * H1
= 50.5 - 2 * 0.11 * H1
= 50.5 - 0.22 H1
Bila diandaikan H1 = 2.638 maka :
Beff = 50.5 - 0.22 * 2.638
= 50.5 - 0.58036
= 49.92 meter
Dimana berdasarkan KP-02 hal.40 :
Kp = 0.01 (Pilar berujung Berat)
Ka = 0.10 ( Pangkal tembok bulat dengan tembok hulu 90 kearah aliran dengan
0,5 * H1 > r > 0,15 H1
Perhitungan angka korelasi Cd
Menurut buku KP penunjangan hal 80 – 83 koefisien debit (Cd) adalah hasil dari :
P = Elevasi mercu bendung - Ketinggian dasar sungai pada as bendung
= 125.05 - 120
= 5.05

C1 merupakan fungsi dari H1/r


C2 merupakan fungsi dari p/H1
Mercu yang direncanakan adalah "mercu bulat dari beton dengan jari-jari mercu diambil = 0.8 m
H1/r = 2.638000 / 0.80 = 3.2975 Dari grafik di dapat harga C0 = 1.4
P/H1 = 5.05 / 2.64 = 1.914329 Dari grafik di dapat harga C1 = 1
Dari grafik di dapat harga C2 = 1.002
Cd = C0 * C1 * C2
= 1.4 * 1 * 1.002
= 1.4028
= 1.4
* Tinggi Energi diatas Mercu Bendung
Berdasarkan KP-02 hal,42 digunakan rumus :

Q =

Dimana :
Q= debit rencana (m/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = C0 + C1 + C2 )
Beff = lebar efektif
H1 = Tinggi energi dihilir
G= Percepataan Gravitasi
Bila disederhanakan rumus diatas menjadi :
1.5
Q = 1,704 * Beff * H1

atau bisa juga menggunkan rumus VT.Chow :


1.5
Q = CD * L H1

Dimana :
Q= debit rencana (m/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = C0 + C1 + C2 )
L=Beff = lebar efektif
H1 = Tinggi energi dihilir

Q= 300 m/dt
Cd = 1.4028
L=Beff = 49.92 meter
H1 = 2.638 meter
1.5
Q(300) = 1.4028 * 49.92 * 2.638
= 300.04

Debit persatuan lebar


Q
q =
Beff
= 300
49.92
= 6.0097 m3/det/m

Kecepatan di mercu
q
V =
p + H1

V= 6.0096587235
5.05 + 2.638

= 6.00965872
7.688
= 0.78169338
I. SOAL

Lebar sungai = 52 meter


Tinggi muka air = 2.8 meter
Debit = 3600 meter

Elevasi sawah tertinggi + 154.80 meter

Ketinggian dasar
sungai pada as
bendung + 152.00 meter i = 0.002

Kemiringan tanah = kemiringan sungai

Luas daerah irigasi = 4200 ha


Kebutuhan air = 1.5 liter/detik/ha
Jenis tanah = sedikit berpasir

Rencanakan sebuah bangunan penangkap air, berupa bendungan tetap agar dapat
mengairi daerah irigasi !
Hal.1
II.PERHITUNGAN HIDRALUK BENDUNG

A. Menghitung Elevasi Mercu Bendung

Elevasi sawah tertinggi = 123.5 meter


Peil muka air sawah tertinggi = 0.15 meter
Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0.1 meter
Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0.1 meter
Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0.1 meter
Kehilangan tekanan karena turning saluran = 0.15 meter
Kehilangan tekanan dari alat ukur = 0.4 meter
Kehilangan tekanan karena eksploitasi = 0.1 meter
Persediaan untuk lain-lain bangunan = 0.25 meter
Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0.2 meter

Elevasi Mercu Bendung = 125.05 meter


Elevasi Mercu Bendung = 156.20 meter

B. Menghitung Panjang Mercu Bendung

Panjang mercu bendung ditentukan 1.2 kali lebar sungai rata-rata

Panjang mercu bendung = 1.2 * 52


= 62.4 meter

C. Menghitung Lebar Lubang dan Pilar Pembilas

Lebar sungai < 100 m


Lebar Pembilas = 1/10 * Lebar Bendung
= 1/10 * 52
= 5.2 meter

Lebar satu lubang maksimal 2.50 m untuk kemudahaan operasi pintu dan jumlah lubang
tidak lebih dari 3 buah

Direncanakan :
Jumlah Lebar
Lubang pembilas dibuat = 2 * 2.5 = 5 meter
Pintu Pembilas dibuat = 2 * 1.5 = 3 meter
Hal.2
D. Menghitung Panjang Mercu Bendung Efektif

n= 2
Kp = 0.01
Ka = 0.1

Panjang mercu bendung efektif :


Be = Bb - 2 (n * Kp + Ka ) He
= 62.4 - 2 2 * 0.01 + 0.1 He
= 62.4 - 0.24 He

E. Menghitung Tinggi Muka Air di Atas Mercu Bendung

Elevasi muka air banjir di atas mercu bendung dapat diketahui dengan menghitung tinggi
muka air dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

3/2
VT.Chow
Qd = C * Be * He

dimana :
Qd : debit banjir sungai rencana = 3600 m3/dt
C : koefisien debit pelimpah
: 3.97 ( He/Hd )^0.12 (dimana He = Ha)
: 3.97
Be : Panjang mercu bendung efektif
He : Tinggi muka air (tinggi energi), m
Hal.3
F. Menghitung Tinggi Efektif (He)

Perhitungan dilakukan dengan cara "trial & error (coba-coba)"

- Langkah I, dIasumsikan nilai Be = 61.50 meter


He = (Qd / C*Be)^2/3
= 3600 / 3.97 * 61.50 ^ 2/3
= 14.745 ^ 2/3
= 6.013 meter

- Langkah II, dIasumsikan nilai Be = 62.00 meter


He = (Qd / C*Be)^2/3
= 3600 / 3.97 * 62.00 ^ 2/3
= 14.626 ^ 2/3
= 5.9806 meter

- Langkah III, dIasumsikan nilai Be = 62.50 meter


He = (Qd / C*Be)^2/3
= 3600 / 3.97 * 62.50 ^ 2/3
= 14.509 ^ 2/3
= 5.9487 meter

Asumsi :
6.013 + 5.98 + 5.95
He =
3
17.942
=
3
= 5.9808
6 meter

Be = 62.4 - 0.24 He
= 62.4 - 0.24 * 6.0
= 60.965
 61.0 meter
G. Menghitung Tinggi Tekanan (Ha)

Ha = He - (V^2 / 2g gravitasi)
= 6.0 meter (V^2 / 2g gravitasi diabaikan)

H. Kesimpulan

- Tinggi muka air banjir di atas mercu = Ha = 6.0 meter


- Elevasi muka air banji= 156.20 + 6.0
= 162.2 meter
Hal.4
H. Menghitung Jari - Jari Mercu Bendung

- Pasangan batu kali = 0.3 - 0.7 Ha


- Beton = 0.1 - 0.7 Ha

Jari - jari mercu bendung = 0.3 * 6.0


= 1.8 meter

I. Menghitung Tinggi Jagan di Hilir

Dihitung dengan rumus Chasey


W= 0.2 * 0.15 * Q^2/3
= 0.2 * 0.15 * 3600 ^2/3
= 0.2 * 0.15 * 234.89
= 7.05 meter

J.Reseume Perhitungan Hidraluk Bendung

- Elevasi Mercu Bendung = 156.2 meter


- Panjang mercu bendung = 62.4 meter
- Lebar Pembilas = 5 meter
- Lebar pilar pembilas = 3 meter
- Panjang bendung total = 70.4 meter
- Tinggi muka air di atas mercu (he) = 6.0 meter
- Elevasi muka air banjir = 162.2 meter
- Tinggi jagaan di hilir = 7.05 meter
- Kemiringan tubuh bendung = 1:1
Hal.5
J. Bentuk dan Ukuran Mercu Bendung
Hal.6
III. PERENCANAAN KOLAM OLAKAN
I. SOAL

Lebar sungai (b) = 60 m Based on NPM Genap


Tinggi muka air = 3.50 m

Debit banjir rencana (Qd) = 33 m3/dt Based on 3 angka dibelakang NPM ( 2112161033 )

Elevasi sawah tertinggi + 123.50 m

Ketinggian dasar sungai


pada as bendung
+ 120.00 m i = 0.00021

Gambar 1.1 Kondisi Sungai

Kemiringan Sungai (i) = 0.00021


Kemiringan talud (m) = 1:1
Luas daerah irigasi = 1000 ha
Kebutuhan air = 1.18 lt/dt/ha
Percepataan gravitasi ≈ 9.8 m/dt2

Koefisien kekasaraan = 45 (Tabel koefisien kekasaraan manning)

Tipe mercu = Tipe Bulat

Bahan = Beton
Rencanakan sebuah bangunan penangkap air, berupa bendungan tetap agar dapat
mengairi daerah irigasi !

Gambar 1.2 Tipe Mercu Rencana (Tipe Bulat)

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 9


Based on 3 angka dibelakang NPM ( 2112161033 )
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 9
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 10
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 10
2. PERHITUNGAN HIDROLIS BENDUNG

2.1. Menghitung Lebar Maksimum Bendungan

Lebar mercu bendung ditentukan 1.2 kali lebar sungai rata-rata (Ketentuan KP.02)

Lebar maksimum bendungan = 1.2 * 60


= 72 meter

2.2. Menghitung Elevasi Mercu Bendung

Tinggi Mercu = Elevasi Mercu Bendung - Elevasi dasar sungai


Elevasi sawah tertinggi = 123.5 meter
Peil muka air sawah tertinggi = 0.15 meter
Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah = 0.1 meter
Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier = 0.1 meter
Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder = 0.1 meter
Kehilangan tekanan karena turning saluran = 0.15 meter
Kehilangan tekanan dari alat ukur = 0.4 meter
Kehilangan tekanan karena eksploitasi
= 0.1 meter
Persediaan untuk lain-lain bangunan
= 0.25 meter
Kehilangan tekanan dari sungai ke primer = 0.2 meter
Elevasi Mercu Bendung = 125.05 meter

Tinggi Mercu 125.05 - 120 = 5.05 meter

2.3. Menghitung Lebar Lubang dan Pilar Pembilas

Lebar sungai < 100 m = 1/6 - 1/10 * Lebar sungai rata-rata

Lebar Pembilas = 1/9 * Lebar sungai rata - rata

= 0.111111 * 60

= 6.666667 meter diambil = 7 meter (dengan I rencan


Lebar satu lubang maksimal 2.50 m untuk kemudahaan operasi pintu dan jumlah lubang
tidak lebih dari 3 buah

Direncanakan :
Jumlah Lebar
Lebar lubang pembilas = 3 * 2 = 6 meter
Lebar pintu Pembilas = 2 * 1 = 2 meter
Lebar pilar pada mercu = 1 * 1.5 = 1.5 meter
Lebar pembilas = 9.5 meter

B mercu =Lebar Sungai - Lebar pembilas = 60 - 9.5 = 50.5 meter

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 11


(Ketentuan KP.02)

meter (dengan I rencana)


mudahaan operasi pintu dan jumlah lubang

nm

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 11


2.4. Menghitung Lebar Efektif Bendung

Disini dirrencanakan bahwa seluruh debit banjir hanya melewati mercu dan tidak melalui pembilas, maka :

dimana :
n = jumlah pilar = 1
Kp = koefisien kontraksi pilar = 0.01
Ka = koefisien kontraksi pangkal bendung = 0.1
H1 = tinggi energi, m = ( coba-coba )

Tabel. Harga -harga koefisien Ka dan KP


Pilar
Berujung segi empat dengan ujung yang dibulatkan dengan r ≈ 0.1 t
Berujung Bulat
Berujung runcing

Pangkal Tembok

Segi empat bersudut 90° ke arah aliran


Bulat bersudut 90° ke arah aliran dengan 0.5 He > r > 0.15 He
Bulat bersudut 45° ke arah aliran dengan r > 0.5 He

Panjang mercu bendung efektif :


Be = Bmercu - 2 (n * Kp + Ka ) H1

= 50.5 - 2 1 * 0.01 + 0.1 H1

= 50.5 - 0.22 H1

2.5. Menghitung Tinggi Energi diatas mercu bendung


Berdasarkan Kp-02, digunakan rumus :

disederhanakan menjadi :

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 12


banjir hanya melewati mercu dan tidak melalui pembilas, maka :

Harga -harga koefisien Ka dan KP


Kp
0.002
0.01
0.00

Ka

0.20
0.10
0.00
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 12
2.6. Memperkirakan Tinggi Energi dengan cara coba-coba (Trial and Error)

H1 Beff Gravitasi Cd Q
(Coba-coba) 55.5 - 0.22 H1 9.8 (Perkiraan) cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5

0.4 50.41 9.8 1.4 30.4248257

0.5 50.390 9.8 1.4 42.5014307


0.6 50.368 9.8 1.4 55.8451892
0.7 50.346 9.8 1.4 70.3422436
0.8 50.324 9.8 1.4 85.9041844
0.9 50.302 9.8 1.4 102.4597288

0.93 50.295 9.8 1.4 107.6110513

0.938863052 50.293 9.8 1.4 109

H1 0.9388631 meter
Beff 50.293 meter

2.7. Menghitung Jari - Jari Mercu Bendung


- Pasangan batu kali = 0.3 - 0.7
- Beton = 0.1 - 0.7

Jari - jari mercu bendung (r) = 0.5 * 0.9388631


= 0.5 meter

2.8. Menghitung Angka Korelasi (Cd)

Menurut buku KP penunjangan hal 80 – 83 koefisien debit (Cd) adalah hasil dari :
Tinggi Mercu (P)= Elevasi mercu bendung - Ketinggian dasar sungai pada as bendung
= 125.05 - 120
= 5.05
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan
Q
cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5

30.4248257

42.5014307
55.8451892
70.3422436
85.9041844
102.4597288

107.6110513

109 nilai yang mendekati


Q rencana
H1
H1

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 13


C1 merupakan fungsi dari H1/r = 0.9388631 / 0.5 = 2.000
Dari Grafik didapat harga C0 = 1.33

C2 merupakan fungsi dari p/H1 = 5.05 / 0.93886 = 5.3788462

Dari Grafik didapat harga C1 =1


Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 14
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 14
Dari Grafik didapat harga C2 = 1.04

Cd = C0 * C1 * C2

= 1.33 * 1 * 1.04

= 1.3832
= 1.38

Cd berbeda dari nilai 1.4 jadi perhitungan untuk mencari H1 dan Beff di koreksi m

H1 Beff Gravitasi Cd Q
(Coba-coba) 50.5 - 0.22 He 9.8 1.38 cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
0.4 50.4 9.8 1.38 30.0597278351

0.5 50.3900 9.8 1.38 248.9037882558

0.6 50.3680 9.8 1.38 55.1750469576

0.7 50.3460 9.8 1.38 69.4981367091

0.8 50.3240 9.8 1.38 84.8733342343


0.9 50.3020 9.8 1.38 101.2302120479
0.93 50.2954 9.8 1.38 106.3197186816
0.9464689700 50.2918 9.8 1.38 109.1484768244

H1 = 0.9464689700 meter Q rencana = 33


Beff = 50.2918 meter Q yang mendekati = 109.1484768244
Selisih = 7.614848E+01

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan


jadi perhitungan untuk mencari H1 dan Beff di koreksi menjadi :

Q
cd*(2/3)*{(2/3)*g}^1/2*b*(H1^1.5
30.0597278351

248.9037882558

55.1750469576

69.4981367091

84.8733342343
101.2302120479
106.3197186816
109.1484768244

m3/dt
m3/dt
m3/dt

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 15


2.9. Menghitung Tinggi Tekanan (Ha)

Ha = H1 - (V^2 / 2g gravitasi)
= 0.9465 meter (V^2 / 2g gravitasi diabaikan)

2.10. Menghitung Tinggi Jagaan di Hilir

Dihitung dengan rumus Chasey


W= 0.2 * 0.15 * Q^2/3
= 0.2 * 0.15 * 33 ^2/3

= 0.2 * 0.15 * 10.29


= 0.3 meter

2.11. Menghitung Elevasi Muka Air Banjir

- Tinggi muka air banjir di atas mercu Ha = 0.946 meter


- Elevasi muka air banjir = Elevasi mercu bendung + Ha
= 125.05 + 0.946469

=
126.00 meter

2.12. Menghitung Tinggi Air Banjir di Hilir Bendung (H2)

Rumus yang digunakan adalah rumus STRICKER


Q= V * A

2/3 1/2
V= K*R * I

Dimana :

Q= Debit (Q200) = 33 m3/dt

V = Kecepataan aliran (m/dt) = Dari rumus Stricker


A = Luas penampang basah = H*(b+m*H)
P = Keliling Basah = b+2H*(1+(m^2))^(1/2)
R = Jari-jari hidrolis =A/ P
K = Koefisien kekasaraan = Dari tabel koefisien kekasaran, diambil sesuai bahan yang dipakai
I = Kemiringan dasar sungai = 0.00021
m = Kemiringan talud =1
b = Lebar dasar sungai (meter) = 60
Untuk mendapatkan harga H yang sesuai dengan debit banjir dicari dengan cara coba- coba (trial and error)
kemudian dihimoun dalam tabel

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 16


r

ir Bendung (H2)
Dari tabel koefisien kekasaran, diambil sesuai bahan yang dipakai

ngan debit banjir dicari dengan cara coba- coba (trial and error)

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 16


2.13. Tabel Perhitungan Debit Rencana

H2 i m K b A P R
Coba-coba 0.00021 1 45 60 H2*(b+m*H) b+2*H2*(1+(m^2))^(1/2) A/P

m m m2 $

1.40 0.00021 1 45 60 86 63.9597979746 1.343969


1.500 0.00021 1 45 60 92 64.2426406871 1.435962
1.600 0.00021 1 45 60 99 64.5254833996 1.527459
1.700 0.00021 1 45 60 105 64.8083261121 1.618465
1.770 0.00021 1 45 60 109 65.0063160108 1.681881

1.850 0.00021 1 45 60 114 65.2325901808 1.75407

1.900 0.00021 1 45 60 117.61 65.374011537 1.7990


1.935 0.00021 1 45 60 119.844225 65.4730064864 1.8304

Dari perhitungan coba - coba diatas, didapat nilai tinggi air banjir di hilir bendung (H2) =
dengan debit banjir (Q) = 101 m3/detik

2.14.Resume Perhitungan Hidrolis Bendung

- Elevasi Mercu Bendung = 125.05 meter

- Lebar Sungai = 60.0 meter


- Lebar Pembilas = 6.00 meter
- Lebar pilar pembilas = 2.00 meter
- Lebar pilar mercu = 1.50 meter
- Lebar bendung total = 69.5 meter
- Tinggi energi diatas mercu (H1) = 0.94647 meter
- Tinggi muka air banjir di hilir (H2) = 1.77000 meter
- Elevasi muka air banjir = 126.00 meter

- Tinggi jagaan di hilir (w) = 0.309 meter

- Tinggi air banjir di hilir = 1.770 meter

- Kemiringan tubuh bendung = 1:1


2.15. Bentuk dan Ukuran Mercu Bendung

5.99647

0.94647

5.05
+120.00

Tugas Besar Irigasi dan B


V Q
K*R^(2/3)*I^(1/2) V*A

m/dt m3/dt

0.7941728638 68.267099
0.8300115864 76.568569
0.8649050771 85.245044
0.8989268414 94.288436
0.9222578697 100.833127

0.9484622145 108.525418

0.9646021766 113.446862
0.9757952792 116.943429

1.770 meter
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 17
3. PERENCANAAN KOLAM OLAK

3.1. Menetukan Kecepataan Awal Loncatan


V1 =
2 .g (0,5.H 1  Z )
dimana :

V1= Kecepataan awal loncatan (m/dt)


g = Percepatan gravitasi (9.8 m/dt)
H1 = Tinggi energi di atas mercu
Z = Tinggi jatuh m = P + n minimum
P = Tinggi mercu + n minimum

n min =

g= 9.8 meter/detik
H1 = 0.94646897 meter
Z= 5.55 meter
P= 5.05 meter
n min = 0.5 meter

V1= √(2 * 9.8 ( 0.5 * 0.94646897 + 5.55 ))

=√
118.055396
= 10.86533 m/dt
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 18
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 18
3.2. Debit persatuan luas (q)
q = V1 * Yu

Dimana :

Q q
q= Yu =
Beff V1

= 33 = 0.6561708908

50.29177683 10.8653299953

= 0.656 meter = 0.060 meter

atau bisa juga :


q = V1 * Yu
= 10.86533 * 0.0603912528
= 0.656 meter

3.3. Mencari Angka FR (Froude Number)

V1 = 10.86533 meter/detik
g= 9.8 meter/detik2
Yu = 0.060391 meter

V1
FR = g*Yu

10.8653

=
√ 9.8 * 0.06039
10.8653
=√ 0.5918342777

10.8653
=
0.769307661

= 14.12351721
= 14.12 , dikarenakan Fr > 4.5 maka kolam olak yang digunakan adalah "Type IV"

Syarat penelitian kolam olak USBR berdasarkan (Fr), berdasrkan KP-02


Fr < 1.7 Type I
1.7 > Fr > 2.5 Type II
2.5 < Fr < 4.5 Type III
Fr > 4.5 Type IV
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 19
4.5 maka kolam olak yang digunakan adalah "Type IV"

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 19


3.3. Menghitung kedalaman konfigurasi
Fr = 14.12

Yu = 0.06

Maka dipakai kolam olak USBR type IV


Rumus Empiris :

Y2
= 1/2 * ( 1 + 8 * Fr^2 ) - 1
Yu

Dimana :
Y2 = Kedalaman air di atas ambang ujung
Yu = Kedalaman air diawal loncatan air
Fr = Bilangan Froude

Y2
= 0.5 * ( 1 + 8 * 14.1235 ^ 2 ) - 1
Yu

Y2
= 0.5 * ( 1 + 8 * 199.474 ) - 1
0.060

Y2 = 0.5 * 1596.7899 - 1 * 0.060

= 0.5 * 39.960 - 1 * 0.060


= 18.97993 * 0.060
= 1.146222 meter

Y2 = 1.146222 > H2

= 1.146222 > 1.77 ,maka bagian hilir tidak aman

Fr = 14.12352 < 4.5 , maka memakai kolam USBR type IV (Kp.02)


Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 20
Menentukan UP lift Preassure

Px = Hx . Lx /L . ΔH

L
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 20
4. ANALISIS STABILITAS

4.1. Menghitung Kedalaman Penggerusan (Panjang Cut Off)

Panjang n pemberat maksimum dari yoniciro untuk up lift

0.61
M = 2.74 * q
0.61
= 2.74 * 0.656171
= 2.74 * 0.773358

= 2.118999765
= 2.1190 meter

4.2. Menetukan Tinggi Energi diatas Hulu Bendung (Hx)


Keadaan yang paling berbahaya digunakan sebagai dasar menghitung tebal lantai belakang adalah
apabila ruang belakang tidak ada airnya, sehingga Up lift Pressure hanya ditahan oleh lantai belakang.
Aturan untuk Up lift preassure dihitung :

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 2


untuk up lift
sebagai dasar menghitung tebal lantai belakang adalah
hingga Up lift Pressure hanya ditahan oleh lantai belakang.

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 21


Px = Hx * (Lx/L)* H

Dimana :

Px = Gaya angkat pada x (kg/m2)


L = Panjang total bidang kontak bendung dan tanah bawah (m)
Lx = Jarak Sepanjang bidang kontak dari hulu sampai x, m
H = Beda tinggi energi (m)
Hx = Tinggi energi diatas hulu bendung (m)

Hx = Tinggi muka air banjir di hilir (H2) - Tinggi energi di mercu (H1)
= 1.770 - 0.9465
= 0.8235 meter

4.3. Menghitung Jarak Sepanjang Bidang Kontak dari Hulu sampai X (m)

Lx = Tinggi mercu (P) * tg Koefisien kekasaraan saluran

= 5.05 * t45

= 5.05 * 1
= 5.05 meter

4.4. Menghitung Panjang Total Bidang Kontak dan Tanah Bawah (m)

L = Tinggi energi diatas mercu (H1) + Tinggi muka air banjir di hilir (H2)
= 0.946469 + 1.77
= 2.716469 meter

4.5. Menghitung Beda Tinggi Energi

H= H1
= 0.946 meter

4.6. Menghitung Tekanan Gaya Angkat Bendung (Up Lift Pressure)

Px = Hx * (Lx / L ) * H
= 0.82353 * 5.05 / 2.716 * 0.9465
= 0.82353 * 1.859 * 0.946
= 1.44902 kg/m2

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 22


Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 22
4.6. Menghitung Stablitas Terhadap Erosi Bawah Tanah (Piping)

Bangunan-bangunan utama seperti bendung dan bendung gerak harus dicek stabilitasnya terhadap erosi baw
tanah dan bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian (heave) atau rekahnya pangka hilir bangunan. Bahaya
terjadinya erosi bawah tanah dapat dianjurkan dicek dengan jalan membuat aliran / flownet.

Contoh jaringan aliran di bawah dam pasangan batu pada pasir

Dalam hal ditemui kesulitan berupa keterbatasan waktu pengerjaan dan tidak terdesianya perangkat lunak u
menganalisa jaringan aliran, maka perhitungan dengan beberapa metode empiris dapat diterapkan, seperti :
- Metode Bligh
- Metode Lane (Metode yang dipilih)
- Metode Koshia

Metode Lane, disebut dengan metode "angka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
dianjurkan untuk mengecek bangunan - bangunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Met
memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-me
mungkin dapat memberikan hasil - hasil yang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.
Metode Lane, disebut dengan metode "angka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
dianjurkan untuk mengecek bangunan - bangunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Met
memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-me
mungkin dapat memberikan hasil - hasil yang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.

Metode ini membandingkan panjang jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air diantara dua sisi bangunan. Di sepanjang jalur perkolasi ini
kemiringan yang lebih curam dari 45° dianggap vertikal dan kurang dari 45° dianggap horisontal. Jalur ver
dianggap memiliki daya tahan terhadap aliran 3 kali lebih kuat daripada jalur horisontal. Oleh karen itu rum
adalah :

dimana : CL = Angka rembesan lane (Lihat Tabel angka rembesan


Cl =  Lv H1 / 3 Lh Jumlah panjang vertikal (m)
Jumlah panjang horisontal (m)
beda tinggi muka air (m)

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 23


ng dan bendung gerak harus dicek stabilitasnya terhadap erosi bawah
asar galian (heave) atau rekahnya pangka hilir bangunan. Bahaya
rkan dicek dengan jalan membuat aliran / flownet.

batasan waktu pengerjaan dan tidak terdesianya perangkat lunak untuk


ngan dengan beberapa metode empiris dapat diterapkan, seperti :

gka rembesan Lane " (Weighted creep ratio method), adalah yang
angunan utama untuk mengetahui adanya erosi bawah tanah. Metode ini
dipakai. Untuk bangunan-bangunan yang relatif kecil, metode-metode lain
ang lebih baik, tetapi penggunanya lebih sulit.
rembesan di bawah bangunan di sepanjang bidang kontak
ka air diantara dua sisi bangunan. Di sepanjang jalur perkolasi ini,
nggap vertikal dan kurang dari 45° dianggap horisontal. Jalur vertikal
iran 3 kali lebih kuat daripada jalur horisontal. Oleh karen itu rumusny

Angka rembesan lane (Lihat Tabel angka rembesan Lane)

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 23


Metode angka rembesan lane

Tabel Harga-harga minimum angka rembesan Lane (C1)

Pasir sangat halus atau lanau


Pasir halus
Pasir sedang
Pasir kasar

Kerikil halus

Kerikil sedang

Kerikil kasar termasuk berangkal

Bongkah dengan sedikit berangka dan kerikil


Lempung lunak
Lempung sedang
Lempung keras
Lempung sangat keras

direncankan menggunkan angka rembesan Lane untuk "kerikil halus" = 4

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 24


harga minimum angka rembesan Lane (C1)

8.5
7
6
5

3.5

2.5
3
2
1.8
1.6

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 24


CL * H = 4 *

5.05

3.50 5.031

Menentukan Debit Saluran

1. Data luas daerah irigasi yang dialiri pada sebelah kanan dan kiri

2. Kebutuhan air untuk tanaman


padi
3. Debit pengambilan

 Lv 
Tugas Besar I
5.05 = 20.2 meter

5.031

1000 Ha

1.18 i/dt/ha
0.383 M3/dt

m 1
n 1
K 35
H 0.8 m
F 1.28 m

b 0.8 m

R 0.416 m

a 0.646 m
Rumus
Manning :
V 0.000432
w 0.10719142

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 25


Perhitungan pintu Pengambilan kanan

Diketahui Q pengambilan = 0,383 m3/dt

Tinggi ambang diambil im dari elevasi dasar bendung karena sungai mengangkut pasir dan kerikil.

Dengan kecepatan air v = 1,00 m/dt ditetapkan butir-butir berdiameter 0,01 s/d 0,04m dapat masuk, untuk
itu diambil rumus :

Q = 0.4596

b = 0.5168
ab = 0.337806
Bp = 0.77615

Jadi digunakan pintu pengambilan dengan lebar = 0,817 m dan tinggi = 0,796 m, Untuk lebar pengambilan
utama (w) = lebar pembilas/0,6

w= 10

Lebar pintu pembilas


elevasi dinding pemisah (Edp) = 125.55
elevasi pintu pembilas (Epp) = 120.5

Kecepatan aliran
Vc = 2.608879
Qmin = 0.266212

V= 4.516221 m/dt
Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 26
asar bendung karena sungai mengangkut pasir dan kerikil.

apkan butir-butir berdiameter 0,01 s/d 0,04m dapat masuk, untuk

n lebar = 0,817 m dan tinggi = 0,796 m, Untuk lebar pengambilan


Tujuan : pengendapan pasir atau lumpur
PERHITUNGAN KANTONG
agar tidak masuk kehilangan LUMPUR
energi
dalam saluran, sebab bila pasir atau
lumpur terbawa masuk dalam saluran
akan mengakibatkan terjadinya
1. Pembilasan dilaksanakan
pengendapan.sehingga secara hidrolis
mengurangi
kapasitasnya. Kriteria dan bentuk
2. Perhitungan
Hidrolis : kemiringan dasar kantong lumpur dan besar debit pembilas ditentukan dengan memperh
dapat menimbukan tumbuhnya vegetasi atau pengendapan partikel-partikel lempung.

3. Besarnya kecepatan hendaknya selalu dibawah kecepatan kritis, karena kecepatan super kritis akan mengu
4. Panjang kantong lumpur ditetapkan sedemikian rupa sehingga cukup waktu untuk mengendapkan butiran.
T = 604800
Qn = 5.12 m3/dt
Volume kantong Lumpur (V) = 1548.288

Lb = 95.75
L= 27.68
Menentukan tinggi P
Dari grafik 3.8 hal 68 Kp penunjang, untuk d = 0,007 m diambil kecepatan kritis Vcr didaerah bergerak = 0,01

I = 0.005357
P = 0.148286
Menentukan kolam pengendap

V= 0.399 m3/dt

A= 0.9599 m2
o= 2.66
R = 0.360865
I½ = 0.065875
Sand Trap Kanan (Cara II)
Q= 0.383 m3/dt
bazin pasang batu = 0.46
h= 0.8 m

b= 0.398 m

Ap = 0.9584 m

Pp = 2.998 m

Rp = 0.31968 m
I Pengambilan = 0.034836
Perhitungan Pembilasan
Q pembilasan = 0.4596 m3/dt
b= 0.398 m
V pembilasan = 4.516221 m/dt
Ap = 0.212213 m
h pembilasan = 0.533198 m
h kritis = 0.644198 m
P= 1.464396 m
Perhitungan Pintu Pembilas (3 Pintu)
Perhitungan satu pintu
Daun pintu dibuat dari balok kayu m kelas kuat I
σ TK = 100
ditentukan dengan memperhatikan bahwa kecepatan rata-rata
ung. ϒ= 1.8

tan super kritis akan mengurangi efektifitas proses pengambilan. ϴ= 30


uk mengendapkan butiran. Ka = 0.333
Tekanan balok bawah :
Akibat air = 1038.45
Akibat Lumpur = 79.921

q= 1118.36

t= 1.75
m= 559.18
w= 1562.5
cr didaerah bergerak = 0,015 m/dt.
σ > 55918
1562.5
100 > 35.78752

Lebar
Kode Tinggi (m)
(m)

G1 8.55 1.50
G2 7.05 3.52
G3 1.5 0.38
G4 1.5 2.50

Akibat Tekanan Air


a. Pada keadaan Air Normal

Lebar
Kode Tinggi (m)
(m)
W 5.05 5.05

b. Pada keadaan Air Banjir


Lebar
Kode Tinggi (m)
(m)
W1 5.05 5.05
W2 5.05 1
W3 1.87 1.5
W4 2.71 2.71
W5 2.71 2.71

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 27


Pembilas (3 Pintu)

ri balok kayu m kelas kuat Iutu A deng


kg/cm2

kg/m
kg/m

kg/m

m
kg/m ~ 55918 kg/m
cm3

kg/cm2 Aman

Berat Jenis Gaya (ton) Lengan (m) Momen (ton/m)

2.2 28.215 7.8 220.077


2.2 54.5952 4.7 256.59744
2.2 1.2375 6.81 8.427375
2.2 8.25 1.25 10.3125
92.2977 495.414315

Berat Jenis Gaya (ton) Lengan (m) Momen (ton/m)

1 12.751 5.183 66.088433


Gaya (ton)
Berat Jenis Lengan (m) Momen (ton/m)
H V
1 12.751 5.183 66.088433
1 5.05 6.025 30.42625
1 -2.805 7.485 -20.995425
1 -3.672 0.903 -3.315816
1 -3.672 1.807 -6.635304
14.129 -6.477 65.568138

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 28


3. Akbat Gempa
Gaya Gempa = Gaya x Koefisien Gempa
Koefisien Gempa Gaya Gempa Lengan
Kode Gaya (ton)
(m) (t/m3) (m)

G1 0.15 28.215 4.23225 4.275

G1 0.15 54.5952 8.18928 3.85


G1 0.15 1.2375 0.185625 1
G1 0.15 8.25 1.2375 0.75
13.844655
4. Akibat Endapan Lumpur

Endapan lumpur dianggap setinggi mercu bendung = 5.05

W= 1000
S= 1800
ϴ= 30
Ka = 0.333

Gaya Horizontal = 3396.933


Lengan = 5.183
Momen = 17606.3037

= 17.6063037

5. Gaya Akibat tekana Tanah Aktif


Asumsi yang timbul ϒ sub = 1.599
ϒ w= 1
ϴ= 10
C= 0.03
Ka = 0.704
t= 3.5

a. Pada keadaan Air normal

Beban diatasnya : q= 5.05

σ a1 = 3.50485718

σ a2 = 1.475936
Lengan
Kode Uraian Gaya (t)
(m)
Pat1 3.5048571753 x 3.5 12.2670001135 1.75
Pat2 0.737968 x 3.5 2.582888 1.167
14.8498881135
b. Pada Keadaan Air Normal
Beban diatasnya
Momen q
(ton/m) σ a1
18.09286875 σ a2

31.528728 Kode Uraian


0.185625 Pat1 4.208857
0.928125 Pat2 0.737968
50.73534675
6. Up lift Preasure

kg/m3
kg/m3
°

kg = 3.39693 ton
m a. Pada Keadaan Air Normal
kg/m No Hx Lx

ton/m A 5.05 0

B 8.55 3.5
C 8.55 4.66
D 7.05 5.667
t/m E 7.05 7.094
° F 8.55 8.594
G 8.55 9.427

Momen Up lift Preasure pada kondisi normal

No Titik Uraian Gaya

t/m2 A-B 0.5 x 3.5

t/m2 B-C 0.5 x 1.5

t/m2 C-D 0.5 x 0.75


D-E 0.5 x 3.8
Momen (m) E-F 0.5 x 2
21.467250199 F-G 0.5 x 1.5
3.014230296 ∑

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 29


= 6.05 t/m2
= 4.208857 t/m2

= 1.475936 t/m2

Uraian Gaya (t) Lengan (m) Momen (m)


x 3.5 14.731 1.75 25.7792501986
x 3.5 2.582888 1.167 3.014230296
17.31389

L ΔH Px

28.55 2.712 5.05

28.55 2.712 8.182


28.55 2.712 8.13
28.55 2.712 6.455
28.55 2.712 6.306
28.55 2.712 7.649
28.55 2.712 7.561

easure pada kondisi normal dititik x


Gaya Gaya
Uraian Gaya Lengan (m) Momen (kg/m)
Vertikal Horizontal

x 13.232 23.156 1.458 33.761448

x 16.312 12.234 8.675 106.12995

x 14.585 5.469375 7.613 41.638351875


x 12.761 24.2459 5.083 123.2419097
x 13.955 13.955 0.75 10.46625
x 15.21 11.4075 1.25 14.259375
53.35678 37.111 329.497284575

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 30


b. Pada Keadaan Air Banjir
No Hx Lx L ΔH Px
A 5.05 0 28.55 2.712 7.76
B 8.55 3.5 28.55 2.712 10.691

C 8.55 4.66 28.55 2.712 10.61

D 7.05 5.667 28.55 2.712 8.839


E 7.05 7.094 28.55 2.712 8.609
F 8.55 8.594 28.55 2.712 9.644
G 8.55 9.427 28.55 2.712 9.508
Momen Up Lift Preasure pada kondisi normal dititik x
Gaya Gaya
No Titik Uraian Gaya
Vertikal Horizontal
A-B 0.5 x 3.5 x 18.451 32.2893
B-C 0.5 x 1.5 x 21.301 15.9758
C-D 0.5 x 0.75 x 19.449 7.29338
D-E 0.5 x 3.8 x 17.448 33.1512
E-F 0.5 x 2 x 18.253 18.253
F-G 0.5 x 1.5 x 19.152 14.364
∑ 70.7843 50.5423

1. Terhadap Guling
a. Momen Tahanan
Beban Sendiri = 495.414 t/m
Up lift Preasure = 0.308 t/m +
MT = 495.722 t/m
b. Momen Guling
Tekanan Lumpur = 17.6063 t/m
Tekanan air = 131.657 t/m

Up lift = 0.06 t/m

Akibat Gempa = 50.7353 t/m +

MG = 200.058 t/m
Syarat Keamanan = MT = 495.722315 = 2.47789 >
MG 200.058221489

2. Terhadap Geser
a. Gaya Vertikal
Beban Sendiri = 92.2977 ton
Tekanan Air = 0 ton
Up Lift Vertikal = 0.053 ton +
V = 92.3507 ton

n Bangunan II | 30
b. Gaya Horizontal
Tekanan Lumpur
Tekanan Air
Tekanan Tanan

Up Lift Horizontal

Akibat Gempa

Syarat Keamanan =

Lengan Momen
(m) (kg.m)
1.458 47.077727 Stabilitas Bendung Pada Keadaan Ai
8.675 138.58963 1. Terhadap Guling
7.613 55.524464 a. Momen Tahanan
5.083 168.50755 Beban Sendiri
0.75 13.68975 Up lift Preasure
1.25 17.955
441.34412 b. Momen Guling
Tekanan Lumpur

Tekanan air

Up lift
Akibat Gempa

Syarat Keamanan =

2. Terhadap Geser

a. Gaya Vertikal

Beban Sendiri

Tekanan Air

Up Lift Vertikal
1.5 Aman
b. Gaya Horizontal
Tekanan Lumpur
Tekanan Air
Tekanan Tanan
Up Lift Horizontal
Akibat Gempa

Syarat Keamanan =

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 31


Tekanan Lumpur = 3.39693 ton
Tekanan Air = 14.129 ton
Tekanan Tanan = 17.3139 ton

Up Lift Horizontal = 0.05 ton

Akibat Gempa = 13.8447 ton +


H = 48.7345 ton

FxV = 69.263025 = 1.421233 > 1.25 Aman


H 48.7344761135

s Bendung Pada Keadaan Air Normal

Beban Sendiri = 495.414 t/m


Up lift Preasure = 0.308 t/m +
MT = 495.722 t/m

Tekanan Lumpur = 17.6063 t/m

Tekanan air = 66.0884 t/m

= 0.044 t/m
Akibat Gempa = 50.7353 t/m +
MG = 134.474 t/m

MT = 495.722315 = 3.686378 > 1.5 Aman


MG 134.474083489

Beban Sendiri = 92.2977 ton

Tekanan Air = 0 ton

Up Lift Vertikal = 0.053 ton +


V = 92.3507 ton

Tekanan Lumpur = 3.39693 ton


Tekanan Air = 12.751 ton
Tekanan Tanan = 14.8499 ton
Up Lift Horizontal = 0.037 ton
Akibat Gempa = 13.8447 ton +
H= 44.8795 ton

FxV = 69.263025 = 1.543312 > 1.25 Aman


H 44.8794761135

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 32


Tugas Besar Irigasi dan Bangunan II | 32

Anda mungkin juga menyukai