Anda di halaman 1dari 15

TUGAS IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

NAMA : YOSEPH KOPERTINO YUDA DHARMA GEONG


NIM : 1705512002

Direncanakan sebuah bendung untuk mengairi daerah irigasi dengan pola tata tanam, dengan
data subgai sebegai berikut

Debit rancangan hasil perhitungan hidrologi dengan berbagai kata ulang sebagai berikut.

Q100 (Q untuk tinggi banjir) = 125 m3/dtk

Q50 (Q untuk disain perlimpah) = 110 m3/dtk

Lebar dasar sungai pada lokasi bendung = 25 m

(Sungai diasumsikan berbentuk merata trapesium)

Elevasi dasar sungai pada dasar bendung = 101 m

Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = 105 m

Tinggi dan elevasi mercu bending dengan data kehilangan di bawah ini (m) :

Kedalaman air di sawah = 0.15 m

Kehilangan tinggi di saluran dan boks tersier = 0.15 m

Kehilangan tinggi energi di bagnuna sadap = 0.2 m

Variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer = 0.2 m

Panjang dan kemiringan saluran primer = 0.1 m

Kehilangan tinggi energi pada bangunan di jaringan primer = 0.45 m

Kehilangan tinggi energi di pintu pengambilan saluran = 0.15 m

Panjang dan kemiringan kantong lumpur = 0.1 m


Kehilangan tinggi di pintu pengambilan utama = 0.15 m

Tinggi cadangan untuk mercu = 0.15 m

Soal:

1. Hitung perencanaan hidrolis bangunan utama dan gambarkan !


2. Hitung perencanaan struktur (analisis stabilitas) bangunan dan gambarkan !

1. Analisis Hidrolis Bendung


1.1. Elevasi Mercu Bendung

Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh = 105 m

Kedalaman air di sawah = 0.15 m

Kehilangan tinggi di saluran dan boks tersier = 0.15 m

Kehilangan tinggi energi di bagunan sadap = 0.20 m

Variasi muka air untuk eksploitasi di jaringan primer = 0.20 m

Panjang dan kemiringan saluran primer = 0.10 m

Kehilangan tinggi energi pada bangunan di jaringan primer = 0.45 m

Ekevasi muka air yang diperlukan = 106.25 m

Kehilangan tinggi energi di pintu pengambilan saluran = 0.15 m

Panjang dan kemiringan kantong lumpur = 0.10 m

Kehilangan tinggi di pintu pengambilan utama = 0.15 m

Tinggi cadangan untuk mercu = 0.15 m

Elevasi Mercu Bendung = 106.8 m

Tinggi mercu (P) = 5.80 m


1.2. Perencanaan Lebar Efektif Bendung (Be)
a. Lebar Bendung
Lebar bendung yang akan di rencananakan ditentukan berdasarkan perhitungan
1,2 kali dari lebar sungai rata-rata ( KP-02 ). Lebar sungai dasar rata-rata = 25 m.

𝐵 = 1,2 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖 = 1,2 × 25 = 30 𝑚

b. Lebar Bangunan Pembilas dan Pilar Pembilas


Lebar bangunan pembilas minimum diambil 1/6-1/10 kali lebar bendung ( KP-
02 ) Maka perhitungan lebar pembilas:

1
× 30 = 5 𝑚
6

Bangunan pembilas dibuat 2 buah dengan masing-masing lebar 1,5 m dengan


dengan 2 buah pilar dengan 1m.

c. Lebar Efektif Bendung (Be )

𝐵𝑒 = 𝐵 − 2 ( 𝑛 𝐾𝑝 + 𝐾𝑎 )𝐻1

dimana:

Be = Lebar efektif bendung (m).

B = Lebar mercu bendung (30 m)

N = Jumlah pilar. (2 buah)

Kp = Koefisien kontraksi pilar.

= Pilar ujung bulat → Kp = 0,01.

Ka = Koefisien kontraksi pangkal bendung.


= Pangkal tembok segi empat 90 kea rah aliran → Ka = 0,2

Hitungan:
𝐵𝑒 = 30 − 2 × (2 × 0,01 + 0.2 ) × 𝐻1

= (30 − 0.44𝐻1) m

d. Jari-jari Mercu Bendung


Jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar antara 0,3 sampai 0,7 kali
H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7 kali H1maks.
Dalam tugas ini, digunakan mercu bendung pasangan beton sehingga:

𝑟 = 0.3 × 𝐻1

= 0,3 × 1,47

= 0.558 𝑚

e. Perhitungan Tinggi Energi diatas Mercu (H1)


Persamaan tinggi energi-debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol
segi empat adalah:
2
𝑄𝑑 = 𝐶 × 𝐵𝑒 × 𝐻1 3⁄2 √2⁄3 𝑔
3
Di mana:
Q = debit, m3/dt
Cd = koefisien debit (Cd = C0*C1*C2)
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≅ 9,8)
Be = lebar efektif mercu, m
H1 = tinggi energi di atas mercu, m.
Dengan mengasumsikan nilai Cd = 1, maka:

2 2
125 = 1 × × (30 − 0.44𝐻1 ) × 𝐻11,5 × √ 𝑔
3 3

125 = 1,7 × (30 − 0,44𝐻1 ) × 𝐻11,5


73,5 = 30𝐻11,5 − 0,44𝐻1 2,5

𝐻1 = 1,86 𝑚

Direncanakan menggunakan mercu bulat dengan satu jari-jari, r = 0.558 m.

Gambar Harga-harga koefisien C0 untuk bendung ambang bulat sebagai fungsi


perbandingan H1/r

𝐻1 1,86
 = 0,558 = 3,33
𝑟

Dari grafik diatas didapatkan C0 = 1,42


𝑃 5,8
 = 1,86 = 3,12  1,5
𝐻1

Dari grafik diatas didapatkan harga C1 = 1,0


 Untuk mencari nilai C2 digunakan grafik dibawah ini

Karena nilai perbadingan 𝑃⁄𝐻  1,5 maka nilai C2 yang didapat 0,99.
1

Setelah C0, C1, dan C2 didapatkan, nilai Cd kemudian dapat ditentukan dengan
perhtungan sebagai berikut.

𝐶𝑑 = 𝐶0 × 𝐶1 × 𝐶2 = 1,42 × 1 × 0,99 = 1,4

Karena nilai Cd hitung  Cd kira-kira, maka dilakukan perhitungan ulang


dengan memasukan Cd hitung ke rumus berikut.
2
𝑄𝑑 = 𝐶𝑑 × 𝐵𝑒 × 𝐻1 3⁄2 √2⁄3 𝑔
3
2
125 = 1,4 × × (30 − 0.44𝐻1 ) × 𝐻1 3⁄2 × 2,56
3
125 = 2,39 × (30 − 0.44𝐻1 ) × 𝐻1 3⁄2
52,3 = 30𝐻11,5 − 0,44𝐻1 2,5
𝐻1 = 1,47 𝑚
Karena nilai H1 sudah didapat, maka Be dapat dilihung.
𝐵𝑒 = 30 − 0.44𝐻1
= 30 − (0,44 × 1,47)
= 29,35 𝑚
Cek:
2
𝑄𝑑 = 𝐶𝑑 × 𝐵𝑒 × 𝐻1 3⁄2 √2⁄3 𝑔
3
2
125 = 1,4 × × 29.35 × 1,473⁄2 √2⁄3 × 9,8
3
125 = 124,8 (mendekati)
Maka dapat ditentukan:
Be = 29,35 m
H1 = 1,47 m

1.3.Perhitungan Tinggi Air diatas Mercu pada Kondisi Banjir


a Kecepatan Aliran Peralihan (Va)
𝑄
𝑉𝑎 =
𝐴
Dimana:
Q = Q100 = 125 m3/det.
A = Luas penampang basah (m2)

𝑄 𝑄 125
𝑉𝑎 = = = = 0.499~0,5 𝑚⁄𝑑𝑡𝑘 2
𝐴 𝐵𝑒 (𝐻1 + 𝑝) 29,35(1,47 + 5,8)
b Tinggi Air diatas Mercu pada Kondisi Banjir
𝑉𝑎 0,5
𝐾𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 = = = 0,02
2𝑔 2 × 9,8
𝐻𝑑 = 𝐻1 − 0,02 = 1,47 − 0,02 = 1,45 𝑚

c Elevasi Muka Air Banjir di Hulu Mercu

𝐸𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑀𝑢𝑘𝑎 𝐴𝑖𝑟 𝑑𝑖 𝐻𝑢𝑙𝑢 𝑀𝑒𝑟𝑐𝑢 = 106,8 + 1,45 = 108,25 𝑚

d Tinggi Hilir Air Bendung


Diketahui
Debit rencana banjir (Q100) = 125 m3/det
Lebar dasar sungai = 25 m
Kemiringan dasar sungai diasumsikan = 0,5 (data hulu dan hilir sungai tidak
diketahui)
Maka:

Bn

h
1
m
b
Direncanakan lebar sungai, b = 25 m dan m = 2.
Untuk penampang sungai trapezium :
𝐴 = (𝑏 + 𝑚ℎ)ℎ = (25 + ℎ)ℎ
𝑃 = 𝑏 + 2ℎ√1 + 𝑚2 = 25 + 2ℎ√2
𝐴
𝑅=
𝑃
𝑄 =𝑣×𝐴
2 1
1
𝑣 = 𝑛 𝑅3 𝑆 2

(n = koefisien kekasaran bahan = 0,014, untuk saluran tanah berbatu kasar


dan tidak teratur)
Dari hasil hitungan menggunakan rumus diatas didapat data tabel berikut.

h A P R v Q
0.5 13 27.2 0.5 9.6 124.8
1 27 29.5 0.9 14.8 400.2
1.5 42 31.7 1.3 19.0 796.0
2 58 33.9 1.7 22.5 1302.6
2.5 75 36.2 2.1 25.5 1916.0
3 93 38.4 2.4 28.3 2634.7

Dari hasil coba-coba didapat nilai H2 =0,5 m dimana nilai Q paling


mendekati.
Elevasi muka air di hilir = 101 + 0,5 = 101,5 m
1.4. Dimensi Kolam Olak
Sebelum menentiksn tipe Kolam Olakan, pertama- tama perlu dihitung
perbedaan tinggi energy di hulu dengan muka banjir di hilir atau z (m).
𝑧 = (𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 ℎ𝑢𝑙𝑢 + 𝐻1) − (𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟)
= (106,8 + 1,47 ) – 101,5
𝑧 = 6,7 𝑚
𝐻1 = 1,47 𝑚
𝑧 ⁄ 𝐻1 = 6,7 ⁄ 1,47 = 4,5 > 4 ⁄ 3
𝐷 = 𝐿 = 𝑅 = 1,47 + 1,1 × 6,7 = 8,84 𝑚
Karena besaarnya nilai Z  4,5 m dan D  8 m, maka tipe kolam olakan yang
dipilih adalah Tipe Schoklitcsh.
Rumus dan grafik yang digunakan.
𝑅3 = 0,15 𝑊’
1⁄ 𝑊′ 1
𝑠 =𝛽×𝑞 2( ⁄𝑔) ⁄4

𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,10 𝑊′

𝜌 = 0,15 𝑊 ′

0,50 < 𝛼 < 1,00

𝑡 = 𝜀𝑊 ′

𝐼 = 1⁄2 𝜌𝑊 ′

𝐿 = 𝛼𝑊′
Gambar Ruang Olakan Tipe Schoklitsch

. Grafik Schoklitsch

Perhitungan :

Andaikan elevasi dasar r3 = + 99,5 m

𝑊 ′ = 108,27 − 99,5 = 8,77𝑚

𝑟3 ≥ 0,15 × 𝑊 ′ = 1,3 𝑚

𝑄100 125
𝑞= = = 42,1 𝑚
𝐵𝑒 29,35

𝜌 = 0,15 × 𝑊′

Dari grafik didapat

 = 0,03

 = 0,5
 = 0,13

1⁄
× (8,77⁄9,8)
1⁄ 4
𝑠 = 0,5 × 42,1 2 = 3,1 𝑚

𝑡 = 0,03 × 8,77 = 0,26 𝑚

𝐼 = 1⁄2 × 0,13 × 8,77 = 0,5 𝑚

𝐿 = 0,8 × 8,77 = 7 𝑚

1.5. Perhitungan Lantai Muka


Dalam perhitungan lantai muka, saya menggunakan Teori Blight.
Syarat supaya konstruksi aman terhadap tekanan air:
L  ∆H.C
∆H = perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilr bending
C = weight creep ratio (dari tabel)
Perhitungan.
∆H = 6,7 m
Table Weight creep ratio

Dari tabel diatas dipilih bahan untuk lantai muka adalah krikil campur pasir
dengan nilai C (Bligh) = 6
Sehingga:
𝐿 ≥ 3 × 6,7 = 40,2 𝑚
Rembesan
Titik Garis
LV (m) LH (m)
A
A-B 1
B
B-C 12
C
C-D 2
D
D-E 2
E
E-F 2
F
F-G 2
G
G-H 2
H
H-I 13,7
I
I-J 4,5
J

Dari data diatas didapatkan hasil sebagai berikut.

𝐿𝑉 + 𝐿𝐻 = 41,2 ≥ 40,2 (OK)

Jadi panjang muka lantai yang diambil adalah sepanjang 40,9 m.

1.6. Gambar bangunan Hidrolis Bendung


2. Stabilitas Bendung dan Gambar
2.1.Berat Bangunan
Gambar bendung adalah sebagai berikut.

Gambar Gaya akibat beban sendiri pada tubuh bendung

Struktur bendung dirancang menggunakan beton bertulang (γ) = 2,4 t/m3.


Perhitungannya adalah sebagai berikut.
 Misalnya W1
Diketaui
Panjang = 1 m
Lebar = 1m
𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝑝 × 𝑙 = 1 × 1 = 1𝑚2
𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎,
𝑊1 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 × 𝛾 = 1 × 2,4 = 2,4 𝑡𝑜𝑛
Selanjutnya untuk data-data perhitungan disajikan di tabel di bawah berikut
ini.
Besar Momen Gaya
Panjang Lebar Luas γ
Gaya Gaya Terhadap Titik K
(m) (m) (m^2) (t/m^2) (t) Lengan V
W1 1 1 1.00 2.4 2.4 6.5 15.6
W2 2 5.38 10.76 2.4 25.8 6.69 172.8
W3 1.16 0.94 1.09 2.4 2.6 9.83 25.7
W4 0.5 0.5 0.13 2.4 0.3 10.46 3.1
W5 0.66 0.5 0.17 2.4 0.4 10.46 4.1
W6 0.84 0.94 0.39 2.4 0.9 9.67 9.2
W7 4.75 5.36 12.73 2.4 30.6 7.78 237.7
W8 4.8 2 9.60 2.4 23.0 5 115.2
W9 1.32 1.48 0.98 2.4 2.3 4.52 10.6
W10 2.8 2 5.60 2.4 13.4 3 40.3
W11 2.5 2 5.00 2.4 12.0 3.26 39.1
W12 3.2 2 6.40 2.4 15.4 1.6 24.6
Jumlah 129.2 698.0

2.2. Gaya Gempa


Gempa direncanakan hanya pada arah horizontal kea rah kanan sebagai momen
pengguling bendung. Koerfisien gempa dapat dihitung menggunakan rumus
berikut.
𝑎𝑑 = 𝑣 × 𝑎𝑐 × 𝑧
Ket.
Ad = percepatan gempa rencana (cm/dt2)
v = untuk batuan setempat (tanah sedang = 1,2)
ac = percepatan gempa dasar = 1,812 m/dt2
z = faktor gempa untuk wilayah (0,9 - 1,2 untuk wilayah Flores)
k = koefisien gempa
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/dt2

 Contoh perhitungan G1
𝑎𝑑 = 1,2 × 1,812 × 0,9 = 1,9
𝑎𝑑 1,9
𝑘= = = 0,19
𝑔 9,8
𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 (𝐺1 ) = 𝑊1 × 𝑘 = 2,4 × 0,19 = 0,46 𝑡
Perhitungan selanjutnya disajikan pada tabel berikut

Koefisien Besar Momen Gaya


Besar
Panjang Lebar Luas γ Gempa Gaya Terhadap Titik
Gaya Gaya
Gempa K
(m) (m) (m^2) (t/m^2) (t) (t) Lengan H
G1 1 1 1.00 2.4 2.4 0.19 0.5 9.71 4.4
G2 2 5.38 10.76 2.4 25.8 0.19 4.9 8.21 40.3
G3 1.16 0.94 1.09 2.4 2.6 0.19 0.5 8.63 4.3
G4 0.5 0.5 0.13 2.4 0.3 0.19 0.1 8.87 0.5
G5 0.66 0.5 0.17 2.4 0.4 0.19 0.1 8.49 0.6
G6 0.84 0.94 0.39 2.4 0.9 0.19 0.2 7.77 1.4
G7 4.75 5.36 12.73 2.4 30.6 0.19 5.8 6.37 37.0
G8 4.8 2 9.60 2.4 23.0 0.19 4.4 4.75 20.8
G9 1.32 1.48 0.98 2.4 2.3 0.19 0.4 2.02 0.9
G10 2.8 2 5.60 2.4 13.4 0.19 2.6 2.25 5.7
G11 2.5 2 5.00 2.4 12.0 0.19 2.3 1.23 2.8
G12 3.2 2 6.40 2.4 15.4 0.19 2.9 1 2.9
Jumlah 129.2 24.6 121.7

2.3. Analisis Perhitungan Bendung pada Kondis Kondsisi Kosong


Dari hasil perhitungan diatas didapat rekap data gaya-gaya berikut.

RH RV Momen
Gaya
(Ton) (Ton) Guling Tahanan
Berat 129.2 698.0
Gempa 24.6 121.7
Total 24.6 129.2 121.7 698.0

a Terhadap Guling

𝑀𝑡 698
𝑆𝐹 = = = 5,7 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛)
𝑀𝑔 121.7

b Terhadap Geser
𝑅𝑉 129,2
𝑆𝐹 = = = 5.2 > 1,5 (𝐴𝑚𝑎𝑛)
𝑅𝐻 24,6

Anda mungkin juga menyukai