Untuk kebutuhan air normal (a) diambil 1,5 lt/dt/ha dengan demikian
kapasitass saluran dapat di rumuskan, :
Q = a . C . A dimana :
Q=a.c.A
= 1,5 . 1,164 . 86,28 = 150,64 lt/dt = 0,151 m/dt
( m / dt )
( m )
( m / dt )
(m)
(m)
t = kemiringan talud
O = Keliling basah
(m)
R = jari-jari hidrolis
(m)
i = kemiringan saluran
Cara strickler ini dipergunakan untuk mencari dimensi saluran tersier
dan saluran sekunder.
Cara II
Untuk cara kedua ini kita harus membuat atau menentukan kemiringan
dasar saluran terlebih dahulu ( a-line ) dengan langkah :
-
Langkah-langkah perhitungannya :
1. Cari R, dari rumus I R tadi.
2. cari V, V = K . R ^(2/3) . I ^(1/2)
3. A = Q / V
4. Tentukan n, dan m (talud) dar tabel.
5. A = ( m + n ) h
6. Diperoleh h awal dari rumus 3 dan 5
7. Masukan h = ho kedalam rumus :
Vo = K ho . ( n + m ) / ( n + 2 m + 1 ) ^ (2/3) .i ^ (1/2)
8. Luas basah : Ao = Q / Vo
9. h1 = Ao / ( m + n )
10. check, apakah h1 ho < 0,005 atau = 0,005
Bila h1 - ho < 0,005 h1 sebagai h rencana
Bila h1 ho > 0,005 h1 sebagai ho untuk perhitungan selanjutnya. ( diulang
terus menerus sampai diperoleh 0,005 )
Cara kedua ini dipergunakan untuk menetukan dimensi saluran Primer atau saluran
induk.
C. I Saluran tersier dan saluran sekunder
1. Saluran tersier B1Ki1
Q Sal = 0,154 m / dt
V = 0,301 m / dt
b/h=1
Kemiringan talud = 1 : 1
F = Q / V = 0,154 / 0,301 = 0,5116 m
F = ( b + t h ) . h = ( h + 1 h ) = 2 h h = 0,5116 / 2 = 0,2558
h = 0,2558 = 0,5058 m ~ 0,50 m
b = h 0,50 m
F = 2 h = 2 ( 0,50 ) = 0,5 m
V = Q / F = 0,154 / 0,5 = 0,308 m/dt
O = b + 2b ( 1 + t ) 0,50 + 2 ( 0,50 ) ( 1 + 1 ) = 0,50 + 1 2 = 1,9142
R = F / O = 0,5 / 1,9142 = 0,261
i = ( V / (K x R ^ (2/3)) = ( 0,308 / (40 . 0,261 ^ (2/3)) = 0,000355
Kesimpulan :
Q = 0,154 m/dt
h = 0,50 m
b = 0,50 m
i = 0,000355
V =0,308 m/dt
t= 1 : 1
Untuk daerah irigasi Kali Bomo pintu rominjinnya digunakan lebar 0,50 m
karena q rata-rata tidak lebih dari 0,22 m/dt (saluran tersiernya)
Perhitungan h dan z Kd3 ka
Q = 0,151 m/dt
b = 0,5 m
Q = 1,71 . b . h ^(3/2)
h^(3/2) = Q : 1,71 . b
h^(3/2) = 0,177 h = 0,315
z = 1/3 h z = 1/3 x 0,315 = 0,105
P = 0,21 + h = 0,21 + 0,315 = 0,525.
E. Penentuan Tinggi Muka Air Pada Tiap-Tiap Saluran
1. Saluran Tersier
Tinggi muka air pada saluran tersier ditentukan oleh letak sawah tertinggi
yang akan diairi pada petak tersier. Tinggi air yang tergenang disawah di ambil 0,10
meter ditambah dengan panjang saluran kali kemiringan.
Contoh perhitungan
a). Saluran Tersier KP3 ka
- letak sawah tertinggi :+5
- Jarak dari pintu
:0
: 0,10 meter
: 0,3422
Contoh Perhitungan :
KD3 ka
= + 5,21 m
KD3 ki
= + 5,21 m