Anda di halaman 1dari 95

Modul Ajar

Brief Book for Good Student


JIlid

Basyaruddin, S.T.,M.T.,M.Sc

Program Bantu
untuk Teknik
Sipil
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN-KARANGJOANG
PROGRAM BANTU UNTUK TEKNIK SIPIL
JILID 1

BASYARUDDIN
Dosen program studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan

PENERBIT ITK
Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan 76127
Telp. 05428530800 Telp. 05428530801
email: www.itk.ac.id
KATA PENGANTAR
Institut Teknologi Kalimantan merupakan salah satu institut negeri baru yang ada di
Indonesia. Berkembangnya sebuah institusi pendidikan tentu saja sangat dipengaruhi oleh kualitas
pengajar dan peserta ajarnya. Untuk meningkatkan kualitas peserta ajar maka dibutuhkan fasilitas-
fasilitas pembantu yang dapat melancarkan proses peserta ajar dalam menempuh pendidikan.
Salah satu fasilitas pembantu tersebut adalah modul ajar yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk menyusun modul ajar Struktur
Statis Tertentu yang dapat digunakan oleh mahasiswa program studi teknik sipil di semester
pertama.
Dengan mengambil mata kuliah program bantu untuk teknik sipil, mahasiswa mempelajari
dasar-dasar penggunaan program bantu untuk analisa yang biasa digunakan dalam dunia teknik
sipil. Salah satu program tersebut adalah SAP 2000, dengan mempelajari program tersebut
diharapakan mahasiswa teknik sipil dapat menganalisa gaya dalam yang terjadi pada struktur statis
tertentu maupun struktur statis tak tentu bahkan struktur yang lebih kompleks.
Dalam mempelajari buku ini diperlukan metode diskusi, response dan tugas, untuk
mengajak pembaca agar berpikir dan mencerna pengertian dasar makna ilmu tersebut yang selalu
dikaitkan dengan penerapan ilmu dalam konstruksi.
Dalam menerbitkan buku ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-
rekan staf pengajar, tenaga pendidik dan mahasiswa program studi teknik sipil, staf penerbit ITK
yang bersedia membantu serta melengkapi buku ini.
Terakhir, seperti pepatah lama, tak ada gading yang tak retak. Modul ajar ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, masukan serta nasehat dari pembaca sangat diperlukan demi
kemajuan bersama.

Balikpapan, 2016

Penulis

i
for
Statically Determinate Structure

Modul 1. Introduction

SAP 2000 (Structure Analysis Program) adalah Software analisa struktur yang menyediakan
fasilitas untuk melakukan pemodelan, analisis dan perancangan struktur. Dalam menganalisa sebuah
sistem struktur maka hal pertama yang dilakukan adalah permodelan. Oleh karena itu, pada modul
1 ini dijelaskan tentang toolbar yang digunakan dalam permodelan sebuah sistem struktur. Gambar
1. di bawah memperlihatkan toolbar yang digunakan dalam program SAP 2000.

Gambar 1. Toolbar pada SAP 2000

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 1
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN 1

Lakukan penggambaran struktur frame berikut tanpa menggunakan grid/garis bantu:

Gambar 2. Struktur Portal

Klik perintah : new model – blank – pastikan satuan dalam m – set tampilan bidang (X-Z) – Kerjakan
gambar berikut menggunakan perintah Draw Frame/Cable Object. Penggambaran frame dapat dibantu
menggunakan “Drawing Control Type”.

Keywords : horizontal <CTRL H> ; vertical <CTRL V>; parallel to angles <CTRL A>; fixed length
<CTRL L>; fixed length and angles <CTRL S>; fixed dh and dv <CTRL D>

SISTEM KOORDINAT

Semua geometri model struktur yang dibuat dalam program SAP 2000 selalu didefinisikan dalam sistem
koordinat global, sedangkan setiap bagiannya dapat memiliki sistem sumbu koordinat tersendiri yang
disebut dengan sistem koordinat lokal.

1. Sistem Koordinat Global


adalah sistem koordinat yang digunakan untuk mendefinisikan nodal-nodal yang mewakili struktur
secara keseluruhan. Sistem arah sumbu global selalu ditampilkan pada layar kerja dalam bentuk
petunjuk arah X,Y dan Z. Secara default, SAP 2000 selalu mengasumsikan sumbu Z merupakan sumbu
vertikal dengan nilai positif mengarah keatas.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 2
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN 2

Klik perintah : new model – Pastikan satuan dalam m – grid only- Isi parameter jumlah dan spasi
serta acuan grid koordinat Cartesian sebagai berikut:

Jumlah Garis Grid

Spasi Garis Grid

Untuk melakukan edit koordinat lakukan klik kanan pada layar – Edit Grid Data. Pengeditan grid
dapat dilakukan sebagai ordinat maupun spasi.

Gambar 3. Edit Grid


Set tampilan bidang (X-Z) . Lakukan penggambaran elemen frame dan area sebagai berikut
menggunakan fasilitas bantu gambar pada SAP 2000:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 3
1
for
Statically Determinate Structure

Gambar 4. Elemen frame

2. Sistem Koordinat Lokal


Sistem koordinat local adalah sistem koordinat yang digunakan untuk mendefinisikan nodal-nodal
setiap elemen. Sistem koordinat ini dinyatakan dengan simbol 1 (warna merah),simbol 2 (warna putih)
dan simbol 3 (warna biru) – Ingat warna bendera Belanda !!

Sumbu 1 searah dengan sumbu elemen,sumbu dua dan tiga tegak lurus terhadap elemen dengan
mengikuti kaidah tangan kanan (right handed ). Untuk menampilkan penunjuk arah sistem koordinat
lokal : set display option (CTRL+E) – local axes.

DERAJAT KEBEBASAN (DEGREE OF FREDOOM) STRUKTUR


Degree of freedom adalah jumlah derajat kebebasan suatu titik nodal untuk mengalami deformasi yang
dapat berupa translasi (perpindahan) maupun rotasi (perputaran). Dalam rangka ruang tiga dimensi
setiap titik nodal (joint) memiliki enam komponen derajat kebebasan yaitu derajat kebebasan
translasi (diberi notasi U1,U2,dan U3) dan derajat kebebasan rotasi (deberi notasi R1,R2 dan R3).
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, notasi angka 1,2, dan 3 mengacu pada sumbu lokal titik
nodal (joint).
Untuk titik nodal (joint) perletakan, derajat kebebasannya dikekang (restraint) untuk arah tertentu
sesuai dengan sifat perletakannya (roll,sendi atau jepit). Untuk melakukan pengekangan pada joint
perletakan :pilih joint yang ditinjau – assign – restraints.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 4
1
for
Statically Determinate Structure

Kemudian dalam pemilihan jenis analisis, default derajat kebebasan yang berjumlah enam tadi dapat
dibatasi pada menu Analyze > Set Analysis option.

OUTPUT GAYA DALAM

Jika suatu elemen diberikan gaya luar, maka akan timbul reaksi terhadap gaya luar tersebut yang
diberikan oleh elemen itu sendiri. Gaya reaksi terhadap gaya luar pada mekanika teknik disebut sebagai
gaya-gaya dalam. Gaya-gaya dalam tersebut antara lain:

P, gaya aksial
V2, gaya geser pada bidang 1-2
V3, gaya geser pada bidang 1-3
T, momen torsi
M2, momen yang berputar terhadap sumbu 2
M3, momen yang berputar terhadap sumbu 3

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 5
1
for
Statically Determinate Structure

Gambar 5. Sumbu-sumbu pada SAP 2000

BEBAN PADA STRUKTUR


Beban adalah semua gaya yang menimbulkan tegangan dan regangan pada struktur.

A. BERAT SENDIRI
Pada elemen frame, berat sendiri merupakan gaya yang terdistribusi merata sepanjang frame tersebut.
Berat sendiri arahnya selalu ke bawah (-Z). Besarnya beban berat sendiri dihitung sebagai berat volume
(γ) dikalikan dengan volume frame-nya. Berat sendiri ini dikalikan suatu faktor skala yang ditentukan
untuk seluruh struktur. Program SAP 2000 dapat menghitung berat sendiri semua elemen yang kita
gambar dengan cara : define – load patterns - memberi nilai 1 pada selfweight multiplier beban
DEAD (jika diberi nilai 0, maka program tidak akan menghitung berat sendiri secara otomatis).

B. BEBAN TERPUSAT PADA ELEMEN


Beban terpusat pada elemen dapat dikerjakan di sepanjang elemen dengan arah beban yang ditentukan
menurut sistem koordinat global maupun lokal. Program SAP 2000 memberikan dua cara dalam
menentukan lokasi beban yaitu:

a. Dengan jarak relative (0<d <1). Jarak relatif ini merupakan hasil pembagian dari jarak beban
dari joint i (ujung awal elemen) terhadap panjang elemen.
b. Dengan jarak absolute (0<d< L). Jarak absolut ini merupakan jarak beban dari joint i (ujung
awal elemen). L adalah panjang elemen.

C. BEBAN MERATA PADA ELEMEN


Beban merata merupakan beban (gaya atau momen) yang bekerja secara continue di suatu panjang
elemen. Intensitas beban dapat berupa beban merata persegi maupun beban merata trapesium.
Dalam SAP 2000, panjang elemen yang dikenai beban merata didefinisikan melalui salah satu cara
sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 6
1
for
Statically Determinate Structure

a. Dengan dua jarak relative (0< dawal < dakhir < 1). Jarak relatif ini merupakan hasil
pembagian dari jarak beban dari joint i (ujung awal elemen) terhadap panjang elemen.
Parameter ini diisi pada kolom trapezoidal load dan kolom uniform load dibiarkan nilainya sama
dengan nol.
b. Dengan dua jarak absolute (0 < dawal < dakhir < L). Jarak absolut ini merupakan jarak
beban dari joint i (ujung awal elemen). L adalah panjang elemen. Parameter ini diisi pada kolom
trapezoidal load dan kolom uniform load dibiarkan nilainya sama dengan nol.
c. Menentukan nilai dawal = dakhir = 0 pada kolom trapezoidal load dan mengisi
suatu besaran/angka pada kolom uniform load mengakibatkan beban bekerja di
sepanjang elemen.

LATIHAN 3

5m

1. Klik perintah : new model – Pastikan satuan dalam m – grid only- Isi parameter jumlah dan
spasi serta acuan grid koordinat Cartesian sebagai berikut:

2. Tampilkan bidang x-z sebagai default software SAP 2000 untuk analisis dua dimensi. Gambar
elemen frame balok menggunakan perintah Draw Frame/Cable Object. Berikan perletakan
pada dua ujung balok, Klik joint pada ujung balok sebelah kiri > menu Assign > Joint > Joint
Restraint > Pilih perletakan sendi. Dengan cara yang sama beri perletakan pada ujung kanan
balok dengan perletakan roll.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 7
1
for
Statically Determinate Structure

3. Klik pada model balok yang sudah dibuat dan lakukan pembebanan pada struktur dengan
cara Klik menu Assign > Frame Loads > Distributed. Pastikan unit satuan dalam kN-m.

4. Untuk mematikan opsi perhitungan otomatis berat sendiri struktur, klik menu Define> Load
Pattern > Ganti Self Wight Multiplier default beban DEAD menjadi 0.

5. Sebelum melakukan analisis struktur, klik menu Analyze > Set Analisis Option >
Lakukan analisis dalam 2 D Plane Frame. Kemudian lakukan analisis struktur, klik menu
Analyze > Run Analysis.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 8
1
for
Statically Determinate Structure

6. Setelah analisis struktur selesai dikerjakan. Tampilkan reaksi perletakan dengan cara, Menu
Display > Show Forces/Stresses > Joints. Untuk menampilkan gaya dalam klik menu Display
> Show Forces/Stresses > Frame/Cable.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 9
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN 4

LATIHAN 5

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 10
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN 6

LATIHAN 7

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 11
1
for
Statically Determinate Structure

Modul 2. Balok Sederhana


(Simpe Beam)

Balok Sederhana atau yang biasa disebut dengan simple beam adalah sistem struktur dimana
balok ditahan oleh perletakan sendi-rol di kedua ujung baloknya. Dalam modul 2 ini dijelaskan
langkah-langkah untuk memodelkan struktur simple beam pada program SAP 2000.

Langkah-langkah permodelan simple beam adalah sebagai berikut:

1. Klik “new” pada toolbar maka akan muncul tampilan seperti berikut :

satuan/unit

Pastikan satuan seperti yang kita inginkan, dalam kasus ini satuan yang digunakan adalah kN, m, C.
2. Gunakan salah satu template yang ada pada toolbar new model dan pilih “Beam”.
3. Setelah “Beam” dipilih maka muncul tampilan sebagai berikut:

“Number of spans” adalah jumlah bentang yang kita inginkan pada struktur simple beam dan “span
length” adalah panjang bentang yang diinginkan. Gunakan jumlah bentang 1 dengan panjang
5 m.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 12
1
for
Statically Determinate Structure

Close

4. Hilangkan tampilan 3D sehingga tampilan yang diperlihatkan hanya X-Z Plane.


5. Tambahkan beban yang terjadi pada struktur tersebut. (Asusmsi beban hanya beban terpusat 1
kN pada tengah bentang). Step-step yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Select beam/balok pada permodelan sehingga balok akan terlihat putus-putus.


- Klik “Assign” – “Frame Load” – “Point”. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut:

- Input beban dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan “relative distance”
dan “Absolut Distance”. Gunakan “Absolut dinstance” sehingga tampilan input beban akan
menjadi seperti ini:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 13
1
for
Statically Determinate Structure

Beban sebesar 1 kN berada pada tengah bentang yaitu pada 2.5 m.


6. Tampilan struktur yang telah diberi beban akan menjadi seperti ini:

7. Struktur simple beam dengan beban terpusat 1 kN di tengah bentang telah selesai dimodelkan.

Note : Pada mata kuliah statika (Struktur statis tertentu) beban sendiri akibat berat penampang balok
tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum analisa program dilakukan maka, berat sendiri
penampang harus diabaikan terlebih dahulu, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Klik penampang balok hingga muncul garis putus-putus, dan klik kanan pada balok tersebut
sehingga muncul tampilan ini:

Klik 2x

b. Klik 2 x pada bagian “section property”, sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 14
1
for
Statically Determinate Structure

c. Pilih nama balok yang digunakan “FSEC1” dan klik “Modify/Show Property”. Sehingga akan
muncul tampilan sebagai berikut:

d. Klik pada bagian “Set Modifiers”, sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

e. Pada propertis “Weight” (Berat) angka 1 diganti menjadi angka 0 yang berarti berat sendiri
penampang adalah sama dengan 0 dan OK.

8. Analisa struktur dapat dilakukan dengan cara mengatur pilihan analisisnya terlebih dahulu yaitu
dengan langkah: klik “Analyze” pada toolbar dan pilih “Set Analysis Option”, sehingga akan muncul
tampilan:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 15
1
for
Statically Determinate Structure

Dikarenakan struktur simple beam kita hanya struktur 2 Dimensi (X-Z plane) maka “XZ plane”
adalah pilihan analisis kita dan OK.
9. Run Analysis dapat dilakukan dengan cara meng-klik “Run Analysis” pada toolbar SAP 2000.

10. Tampilan sebagai berikut akan muncul sebelum dilakukan run analysis:

Klik “Run Now”. Program akan meminta file untuk di save (simpan terlebih dahulu).

Analysis Output
Output yang dikeluarkan oleh program sap dapat berupa gaya dalam (Momen, Geser, dan
Aksial), Rotasi, Lendutan dan output lain yang diperlukan untuk kepentingan analisa struktur. Pada mata
kuliah statika (Struktur Statis Tertentu), maka gaya dalam lah output yang penting untuk diketahui.
Oleh karena itu, modul ini akan menjelaskan langkah-langkah untuk memperlihatkan gaya dalam pada
sistem struktur yang telah dimodelakan sebelumnya. Gambar berikut adalah gambar ketika model
struktur simple beam dengan beban 1 kN di tengah bentang telah selesai dilakukan analisis.

1. Untuk memperlihatkan hasil gaya dalam momen, lintang dan aksial maka digunakan toolbar
yaitu “Show Forces/Stresses”.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 16
1
for
Statically Determinate Structure

2. Tampilan “Member Force Diagram for Frames” akan muncul sebagai berikut:

“Case/Combo Name” yang digunakan dalam kasus ini adalah “Dead”, component berada pada kondisi
“Axial Force” Apabila ingin memperlihatkan gaya dalam aksial, “Shear 2-2” apabila ingin memperlihatkan
gaya dalam geser/lintang, dan “Moment 3-3” apabila ingin memperlihatkan gaya dalam momen. Pilih
salah satu dan OK.

Untuk contoh akan diperlihatkan gaya dalam momen, sehingga pada permodelan balok akan muncul
gaya dalam momen sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 17
1
for
Statically Determinate Structure

3. Cara lain untuk memperlihatkan gaya dalam aksial, geser serta momen di sepanjang balok
adalah dengan mengklik kanan pada balok tersebut. Sehingga muncul tampilan seperti berikut:

Gaya dalam di sepanjang balok dapat diketahui dengan mengeser garis hijau atau dengan mengetik
jarak yang ingin diketahui besar gaya dalamnya.

LATIHAN

10

A B

Unit : kN, m

10
5

A B

5 1 0.5

Unit : kN, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 18
1
for
Statically Determinate Structure

Modul 3. Balok Kantilever

Balok kantilever dapat diartikan sebagai balok dimana ujung baloknya bersifat bebas dan di
ujung lainnya diikat dengan sistem perletakan jepit yang dapat menahan gaya momen, gaya vertikal
dan horizontal. Dalam modul 3 ini dijelaskan langkah-langkah untuk memodelkan struktur balok
kantilever pada program SAP 2000.

Langkah-langkah permodelan balok kantilever adalah sebagai berikut:

1. Klik “new” pada toolbar maka akan muncul tampilan seperti berikut :

satuan/unit

Pastikan satuan seperti yang kita inginkan, dalam kasus ini satuan yang digunakan adalah kN, m, C.
2. Gunakan template bantu “beam” sebagai pembantu dalam memodelkan balok kantilever.
3. Setelah “Beam” dipilih maka muncul tampilan sebagai berikut:

“Number of spans” dapat diinputkan dengan 1 karena pada balok kantilever hanya dibutuhkan satu
span. “span length” adalah panjang bentang yang diinginkan dalam kasus ini digunakan bentang 3 m.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 19
1
for
Statically Determinate Structure

4. Hilangkan tampilan 3D sehingga tampilan yang diperlihatkan hanya X-Z Plane.

5. Hapus perletakan sendi rol yang ada model dengan cara meng-klik perletakan tersebut sehingga
muncul tanda x yang putus-putus;

Selanjutnya pada toolbar pilih “Assign” – “Joint” – “Restraint”, sehingga muncul tampilan sebagai
berikut:

Dikarenakan tujuan kita adalah menghapus perletakan yang sudah ada maka yang harus di-Klik
adalah tanda dot dan OK.
Perletakan sendi dan rol akan hilang pada permodelan.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 20
1
for
Statically Determinate Structure

6. Selanjutnya perletakan jepit dimasukkan pada titik yang diinginkan dengan cara pilih salah satu
ujung balok. Selanjutnya pada toolbar pilih “Assign” – “Joint” – “Restraint”, sehingga muncul
tampilan sebagai berikut:

Pilih perletakan jepit pada toolbar “Fast Restraints” dan OK

7. Tambahkan beban yang terjadi pada struktur tersebut. (Asusmsi beban hanya beban momen 1
kN.m pada ujung bebas). Step-step yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Select beam/balok pada permodelan sehingga balok akan terlihat putus-putus.


- Klik “Assign” – “Frame Load” – “Point”. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 21
1
for
Statically Determinate Structure

- Input beban dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan “relative distance”
dan “Absolut Distance”. Gunakan “Absolut dinstance” dan load type yang dipilih adalah
“moment”. sehingga tampilan input beban akan menjadi seperti ini:

Beban momen sebesar 1 kN arah Y berada pada ujung bentang yaitu pada 3 m.
8. Tampilan struktur yang telah diberi beban akan menjadi seperti ini:

9. Struktur balok kantilever dengan beban momen 1 kN.m di ujung bentang telah selesai dimodelkan.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 22
1
for
Statically Determinate Structure

Note : Pada mata kuliah statika (Struktur statis tertentu) beban sendiri akibat berat penampang balok
tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum analisa program dilakukan maka, berat sendiri
penampang harus diabaikan terlebih dahulu (Lihat modul 2).
10. Analisa struktur dapat dilakukan dengan cara mengatur pilihan analisisnya terlebih dahulu yaitu
dengan langkah: klik “Analyze” pada toolbar dan pilih “Set Analysis Option”. (Lihat modul 2)
11. Run Analysis dapat dilakukan dengan cara meng-klik “Run Analysis” pada toolbar SAP 2000.

Analysis Output
Output yang dikeluarkan oleh program sap dapat berupa gaya dalam (Momen, Geser, dan
Aksial), Rotasi, Lendutan dan output lain yang diperlukan untuk kepentingan analisa struktur. Pada mata
kuliah statika (Struktur Statis Tertentu), maka gaya dalam lah output yang penting untuk diketahui.
Oleh karena itu, modul ini akan menjelaskan langkah-langkah untuk memperlihatkan gaya dalam pada
sistem struktur yang telah dimodelakan sebelumnya. Gambar berikut adalah gambar ketika model
struktur balok kantilever dengan beban momen 1 kN.m di ujung bentang telah selesai dilakukan analisis.

Gaya dalam di sepanjang balok dapat diketahui dengan mengeser garis hijau atau dengan mengetik
jarak yang ingin diketahui besar gaya dalamnya.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 23
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN

A
B

Unit : kN, m

A B

3
Unit : kN, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 24
1
for
Statically Determinate Structure

Modul 4. Balok Gerber

Dalam usaha mendapatkan konstruksi yang lebih ringan namun mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi, diciptakan konstruksi yang lazim disebut konstruksi gerber. Konstruksi atau sistem
struktur ini merupakan konstruksi balok dengan pinggul yang disambung pada balok lain oleh sendi.
Oleh karena itu, dalam permodelan sap 2000 digunakan toolbar yang disebut “release frame”. Dalam
modul 4 ini dijelaskan langkah-langkah untuk memodelkan struktur balok gerber pada program SAP
2000.
Contoh:
24 12 18

12
Sendi

A B C

4 4 4 2 5 4
Unit : ton, m

Langkah-langkah permodelan balok gerber seperti gambar di atas adalah sebagai berikut:

1. Klik “new” pada toolbar maka akan muncul tampilan seperti berikut :

satuan/unit

Pastikan satuan seperti yang kita inginkan, dalam kasus ini satuan yang digunakan adalah ton, m, C.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 25
1
for
Statically Determinate Structure

2. Gunakan template bantu “beam” sebagai pembantu dalam memodelkan balok Gerber.
3. Setelah “Beam” dipilih maka muncul tampilan sebagai berikut:

Jumlah bentang yang digunakan adalah sebanyak 3 bentang yaitu A - B, B - Sendi, Sendi - C.
Sedangkan untuk panjang bentang di-inputkan angka 6 terlebih dahulu.

4. Hilangkan tampilan 3D sehingga tampilan yang diperlihatkan hanya X-Z Plane.

5. Delete model lalu Klik kanan dan lakukan edit grid data dan lakukan modify (sesuai dengan soal);

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 26
1
for
Statically Determinate Structure

Draw frame

Selanjutnya draw element dengan menggunakan tollbar gambar pada sap 2000.

Selanjutnya pada toolbar pilih “Assign” – “Joint” – “Restraint”, digunakan untuk meng-input perletakan
satu-persatu pada sistem struktur balok gerber, sehingga permodelan menjadi seperti gambar di bawah
ini:

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem balok gerber memanfaarkan sendi
tambahan agar perilaku struktur dapat dihitung menggunakan persamaan struktur statis tertentu
saja. Pada gambar di atas titik C adalah titik yang akan dijadikan sendi oleh karena itu, digunakan
toolbar “frame release” agar titik C dapat berperilaku seperti sendi. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pilih balok bentang B-C (pada model)/(B-Sendi) (Pada Soal), selanjutnya klik “Assign” –
“Frame” – “Releases/Partial Fixity”.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 27
1
for
Statically Determinate Structure

Selanjutnya karena sendi tidak menahan momen maka pada toolbar “Assign Frame Release”
dilakukan langkah seperti gambar di bawah ini:

Karena pada balok BC yang direlease adalah bagian ujung maka release momen 33 berada pada
kondisi “end”. Selanjutnya lakukan hal yang sama dengan balok bentang C-D dimana “Frame Release”
momen 33 berada pada kondisi start.
Setelah bentang B-C dan C-D / B-Sendi dan Sendi-C telah direlease maka sistem struktur akan
menjadi sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 28
1
for
Statically Determinate Structure

Frame
release

6. Tambahkan beban yang terjadi pada struktur tersebut.

- Select beam/balok pada permodelan sehingga balok akan terlihat putus-putus.


- Klik “Assign” – “Frame Load” – “Point”. Maka akan muncul tampilan sebagai berikut:

- Input beban dapat dilakukan dengan menggunakan “Absolut Distance”.

-
-

Apabila terdapat dua jenis beban (ex : beban arah Z dan beban arah X) maka dapat digunakan
pilihan “Add to Existing Loads”.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 29
1
for
Statically Determinate Structure

7. Struktur balok gerber telah selesai dimodelkan.


Note : Pada mata kuliah statika (Struktur statis tertentu) beban sendiri akibat berat penampang balok
tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum analisa program dilakukan maka, berat sendiri
penampang harus diabaikan terlebih dahulu (Lihat modul 2).
8. Analisa struktur dapat dilakukan dengan cara mengatur pilihan analisisnya terlebih dahulu yaitu
dengan langkah: klik “Analyze” pada toolbar dan pilih “Set Analysis Option”. (Lihat modul 2)

9. Run Analysis dapat dilakukan dengan cara meng-klik “Run Analysis” pada toolbar SAP 2000.

Analysis Output
- Output moment

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 30
1
for
Statically Determinate Structure

- Output Geser/Shear

- Output Normal/Axial

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 31
1
for
Statically Determinate Structure

LATIHAN

12 12 10

Sendi

A B C

4 4 4 2 5 4
Unit : ton, m

30 18

28
Sendi

A B C

12 2 5 4
Unit : ton, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 32
1
for
Statically Determinate Structure

Modul 5. Portal

Portal (Frame Structure) merupakan bangunan balok dan tiang yang saling dihubungkan
secara sangat kaku. Konstruksi portal akan menjadi sangat kokoh terhadap gaya vertikal maupun
gaya horizontal. Dalam modul 5 ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam memodelkan serta
memperlihatkan gaya dalam yang terjadi pada struktur portal dengan menggunakan program SAP
2000. Diketahui contoh portal seperti gambar di bawah dimana struktur portal menerima gaya vertikal
dan horizontal.

Contoh:
14

10
3 3

Langkah-langkah permodelan balok gerber seperti gambar di atas adalah sebagai berikut:
1. Klik “new” pada toolbar maka akan muncul tampilan seperti berikut:

satuan/unit

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 33
1
for
Statically Determinate Structure

Pastikan satuan seperti yang kita inginkan, dalam kasus ini satuan yang digunakan adalah N, m, C.
Gunakan bantuan template “Grid Only” dan OK.

2. Hilangkan tampilan 3D sehingga tampilan yang diperlihatkan hanya X-Z Plane.

Karena ukuran panjang kolom dan balok telah sesuai dengan contoh soal maka tidak perlu dilakukan
lagi “edit grid”.
3. Gambarkan model portal dengan menggunakan toolbar “Draw”.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 34
1
for
Statically Determinate Structure

Draw frame

Selanjutnya pada toolbar pilih “Assign” – “Joint” – “Restraint”, untuk memodelkan perletakan pada
struktur portal yaitu sendi dan rol sehingga struktur portal menjadi seperti di bawah ini:

4. Tambahkan beban yang terjadi pada struktur portal tersebut.

- Select beam/balok pada permodelan sehingga balok akan terlihat putus-putus.


- Klik “Assign” – “Frame Load” – “Point”. (input beban 10 N pada arah X di tinggi 6 m dan 14
N di tengah balok)

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 35
1
for
Statically Determinate Structure

5. Struktur portal telah selesai dimodelkan.


Note : Pada mata kuliah statika (Struktur statis tertentu) beban sendiri akibat berat penampang balok
tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum analisa program dilakukan maka, berat sendiri
penampang harus diabaikan terlebih dahulu (Lihat modul 2).
6. Analisa struktur dapat dilakukan dengan cara mengatur pilihan analisisnya terlebih dahulu yaitu
dengan langkah: klik “Analyze” pada toolbar dan pilih “Set Analysis Option”. (Lihat modul 2)

7. Run Analysis dapat dilakukan dengan cara meng-klik “Run Analysis” pada toolbar SAP 2000.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 36
1
for
Statically Determinate Structure

Analysis Output
- Output moment

- Output Geser/Shear

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 37
1
for
Statically Determinate Structure

- Output Normal/Axial

LATIHAN

12

3 3

10 6

Unit : N, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 38
1
for
Statically Determinate Structure

14

M=2
10
3 3

Unit : N, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 39
1
for
Statically Determinate Structure

Modul 6. Struktur Rangka


Batang

Rangka batang merupakan suatu bagan terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung
– sambung pada kedua ujungnya sehingga membentuk satu kesatuan yang kokoh. Bentuk rangka
batang dapat bermacam-macam sesuai dengan fungsi konstruksinya, seperti konstruksi untuk
jembatan, kuda-kuda, derek, menara, dan sesuai pula dengan bahan yang digunakan seperti baja
atau kayu. Dalam modul 6 ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam memodelkan serta
memperlihatkan gaya dalam yang terjadi pada struktur rangka batang dengan menggunakan program
SAP 2000. Diketahui contoh portal seperti gambar di bawah dimana struktur portal menerima gaya
vertikal dan horizontal.

Contoh:
10

6 6

8
10 12 12 10

6 6 6
Unit : kN, m

Langkah-langkah permodelan balok gerber seperti gambar di atas adalah sebagai berikut:
1. Klik “new” pada toolbar maka akan muncul tampilan seperti berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 40
1
for
Statically Determinate Structure

satuan/unit

Pastikan satuan seperti yang kita inginkan, dalam kasus ini satuan yang digunakan adalah kN, m, C.
Gunakan bantuan template “2D Trusses”.

Gunakan tipe truss “Sloped Truss”, “Number of Divisions” menunjukkan jumlah bentang yang ada,
“Division Length” adalah panjang bentang sedangkan “Height” adalah tinggi struktur rangka batang.

2. Hilangkan tampilan 3D sehingga tampilan yang diperlihatkan hanya X-Z Plane.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 41
1
for
Statically Determinate Structure

3. Pada struktur rangka batang, gaya dalam yang bekerja hanya lah gaya aksial saja, oleh karena
itu semua batang harus dilakukan release di kedua ujungnya dengan cara memilih semua batang
(Ctrl + A), selanjutnya klik “Assign” – “Frame” – “Releases/Partial Fixity”.

Selanjutnya release momen di kedua ujung batang dengan men-centang Moment 33 (Major) dan OK.
Struktur rangka batang telah direlease di kedua ujung batang-batang nya seperti gambar berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 42
1
for
Statically Determinate Structure

4. Tambahkan beban yang terjadi pada struktur rangka batang tersebut.


- Select point/titik dimana beban akan diinputkan pada permodelan.
- Klik “Assign” – “Joint Load” – “Forces”.

Input beban sebesar -12 kN yang menandakan arah ke bawah dan OK, begitu juga untuk titik beban
berikutnya.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 43
1
for
Statically Determinate Structure

5. Struktur rangka batang telah selesai dimodelkan.


Note : Pada mata kuliah statika (Struktur statis tertentu) beban sendiri akibat berat penampang balok
tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, sebelum analisa program dilakukan maka, berat sendiri
penampang harus diabaikan terlebih dahulu (Lihat modul 2).
6. Analisa struktur dapat dilakukan dengan cara mengatur pilihan analisisnya terlebih dahulu yaitu
dengan langkah: klik “Analyze” pada toolbar dan pilih “Set Analysis Option”. (Lihat modul 2)
7. Run Analysis dapat dilakukan dengan cara meng-klik “Run Analysis” pada toolbar SAP 2000.

Analysis Output
- Output moment

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 44
1
for
Statically Determinate Structure

- Output Geser/Shear

- Output Normal/Axial

LATIHAN
5
5
12 4

12 4

A B 3
5 5
Unit : kN, m

A B
5 5
Unit : kN, m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 45
1
for
Statically Determinate Structure

50 kN/m

6 6 6

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan Page. 46
1
for
Design Concrete Structure

Modul 1. Introduction

SAP 2000 (Structure Analysis Program) adalah Software analisa struktur yang menyediakan
fasilitas untuk melakukan pemodelan, analisis dan perancangan struktur. Dalam menganalisa sebuah
sistem struktur maka hal pertama yang dilakukan adalah permodelan. Oleh karena itu, pada modul
1 ini dijelaskan tentang toolbar yang digunakan dalam permodelan sebuah sistem struktur. Gambar
di bawah memperlihatkan toolbar yang digunakan dalam program SAP 2000.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 1
1
for
Design Concrete Structure

LATIHAN 1

Lakukan penggambaran struktur frame berikut tanpa menggunakan grid/garis bantu:

Klik perintah : new model – blank – pastikan satuan dalam m – set tampilan bidang (X-Z) – Kerjakan
gambar berikut menggunakan perintah Draw Frame/Cable Object. Penggambaran frame dapat dibantu
menggunakan “Drawing Control Type”.

Keywords : horizontal <CTRL H> ; vertical <CTRL V>; parallel to angles <CTRL A>; fixed length
<CTRL L>; fixed length and angles <CTRL S>; fixed dh and dv <CTRL D>

SISTEM KOORDINAT

Semua geometri model struktur yang dibuat dalam program SAP 2000 selalu didefinisikan dalam sistem
koordinat global, sedangkan setiap bagiannya dapat memiliki sistem sumbu koordinat tersendiri yang
disebut dengan sistem koordinat lokal.

1. Sistem Koordinat Global


adalah sistem koordinat yang digunakan untuk mendefinisikan nodal-nodal yang mewakili struktur
secara keseluruhan. Sistem arah sumbu global selalu ditampilkan pada layar kerja dalam bentuk
petunjuk arah X,Y dan Z. Secara default, SAP 2000 selalu mengasumsikan sumbu Z merupakan sumbu
vertikal dengan nilai positif mengarah keatas.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 2
1
for
Design Concrete Structure

LATIHAN 2

Klik perintah : new model – Pastikan satuan dalam m – grid only- Isi parameter jumlah dan spasi
serta acuan grid koordinat Cartesian sebagai berikut:

Jumlah Garis Grid

Spasi Garis Grid

Untuk melakukan edit koordinat lakukan klik kanan pada layar – Edit Grid Data. Pengeditan grid
dapat dilakukan sebagai ordinat maupun spasi.

Gambar 3. Edit Grid


Set tampilan bidang (X-Z) . Lakukan penggambaran elemen frame dan area sebagai berikut
menggunakan fasilitas bantu gambar pada SAP 2000:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 3
1
for
Design Concrete Structure

2. Sistem Koordinat Lokal


Sistem koordinat local adalah sistem koordinat yang digunakan untuk mendefinisikan nodal-nodal
setiap elemen. Sistem koordinat ini dinyatakan dengan simbol 1 (warna merah),simbol 2 (warna putih)
dan simbol 3 (warna biru) – Ingat warna bendera Belanda !!
Sumbu 1 searah dengan sumbu elemen,sumbu dua dan tiga tegak lurus terhadap elemen dengan
mengikuti kaidah tangan kanan (right handed ). Untuk menampilkan penunjuk arah sistem koordinat
lokal : set display option (CTRL+E) – local axes.

DERAJAT KEBEBASAN (DEGREE OF FREDOOM) STRUKTUR


Degree of freedom adalah jumlah derajat kebebasan suatu titik nodal untuk mengalami deformasi yang
dapat berupa translasi (perpindahan) maupun rotasi (perputaran). Dalam rangka ruang tiga dimensi
setiap titik nodal (joint) memiliki enam komponen derajat kebebasan yaitu derajat kebebasan
translasi (diberi notasi U1,U2,dan U3) dan derajat kebebasan rotasi (deberi notasi R1,R2 dan R3).
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, notasi angka 1,2, dan 3 mengacu pada sumbu lokal titik
nodal (joint).
Untuk titik nodal (joint) perletakan, derajat kebebasannya dikekang (restraint) untuk arah tertentu
sesuai dengan sifat perletakannya (roll,sendi atau jepit). Untuk melakukan pengekangan pada joint
perletakan :pilih joint yang ditinjau – assign – restraints.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 4
1
for
Design Concrete Structure

Kemudian dalam pemilihan jenis analisis, default derajat kebebasan yang berjumlah enam tadi dapat
dibatasi pada menu Analyze > Set Analysis option.

OUTPUT GAYA DALAM

Jika suatu elemen diberikan gaya luar, maka akan timbul reaksi terhadap gaya luar tersebut yang
diberikan oleh elemen itu sendiri. Gaya reaksi terhadap gaya luar pada mekanika teknik disebut sebagai
gaya-gaya dalam. Gaya-gaya dalam tersebut antara lain:

P, gaya aksial
V2, gaya geser pada bidang 1-2
V3, gaya geser pada bidang 1-3
T, momen torsi
M2, momen yang berputar terhadap sumbu 2
M3, momen yang berputar terhadap sumbu 3

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 5
1
for
Design Concrete Structure

BEBAN PADA STRUKTUR


Beban adalah semua gaya yang menimbulkan tegangan dan regangan pada struktur.

A. BERAT SENDIRI
Pada elemen frame, berat sendiri merupakan gaya yang terdistribusi merata sepanjang frame tersebut.
Berat sendiri arahnya selalu ke bawah (-Z). Besarnya beban berat sendiri dihitung sebagai berat volume
(γ) dikalikan dengan volume frame-nya. Berat sendiri ini dikalikan suatu faktor skala yang ditentukan
untuk seluruh struktur. Program SAP 2000 dapat menghitung berat sendiri semua elemen yang kita
gambar dengan cara : define – load patterns - memberi nilai 1 pada selfweight multiplier beban
DEAD (jika diberi nilai 0, maka program tidak akan menghitung berat sendiri secara otomatis).

B. BEBAN TERPUSAT PADA ELEMEN


Beban terpusat pada elemen dapat dikerjakan di sepanjang elemen dengan arah beban yang ditentukan
menurut sistem koordinat global maupun lokal. Program SAP 2000 memberikan dua cara dalam
menentukan lokasi beban yaitu:

a. Dengan jarak relative (0<d <1). Jarak relatif ini merupakan hasil pembagian dari jarak beban
dari joint i (ujung awal elemen) terhadap panjang elemen.
b. Dengan jarak absolute (0<d< L). Jarak absolut ini merupakan jarak beban dari joint i (ujung
awal elemen). L adalah panjang elemen.

C. BEBAN MERATA PADA ELEMEN


Beban merata merupakan beban (gaya atau momen) yang bekerja secara continue di suatu panjang
elemen. Intensitas beban dapat berupa beban merata persegi maupun beban merata trapesium.
Dalam SAP 2000, panjang elemen yang dikenai beban merata didefinisikan melalui salah satu cara
sebagai berikut:

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 6
1
for
Design Concrete Structure

a. Dengan dua jarak relative (0< dawal < dakhir < 1). Jarak relatif ini merupakan hasil
pembagian dari jarak beban dari joint i (ujung awal elemen) terhadap panjang elemen.
Parameter ini diisi pada kolom trapezoidal load dan kolom uniform load dibiarkan nilainya sama
dengan nol.
b. Dengan dua jarak absolute (0 < dawal < dakhir < L). Jarak absolut ini merupakan jarak
beban dari joint i (ujung awal elemen). L adalah panjang elemen. Parameter ini diisi pada kolom
trapezoidal load dan kolom uniform load dibiarkan nilainya sama dengan nol.
c. Menentukan nilai dawal = dakhir = 0 pada kolom trapezoidal load dan mengisi
suatu besaran/angka pada kolom uniform load mengakibatkan beban bekerja di
sepanjang elemen.

LATIHAN 3

5m

1. Klik perintah : new model – Pastikan satuan dalam m – grid only- Isi parameter jumlah dan
spasi serta acuan grid koordinat Cartesian sebagai berikut:

2. Tampilkan bidang x-z sebagai default software SAP 2000 untuk analisis dua dimensi. Gambar
elemen frame balok menggunakan perintah Draw Frame/Cable Object. Berikan perletakan
pada dua ujung balok, Klik joint pada ujung balok sebelah kiri > menu Assign > Joint > Joint
Restraint > Pilih perletakan sendi. Dengan cara yang sama beri perletakan pada ujung kanan
balok dengan perletakan roll.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 7
1
for
Design Concrete Structure

3. Klik pada model balok yang sudah dibuat dan lakukan pembebanan pada struktur dengan
cara Klik menu Assign > Frame Loads > Distributed. Pastikan unit satuan dalam kN-m.

4. Untuk mematikan opsi perhitungan otomatis berat sendiri struktur, klik menu Define> Load
Pattern > Ganti Self Wight Multiplier default beban DEAD menjadi 0.

5. Sebelum melakukan analisis struktur, klik menu Analyze > Set Analisis Option >
Lakukan analisis dalam 2 D Plane Frame. Kemudian lakukan analisis struktur, klik menu
Analyze > Run Analysis.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 8
1
for
Design Concrete Structure

6. Setelah analisis struktur selesai dikerjakan. Tampilkan reaksi perletakan dengan cara, Menu
Display > Show Forces/Stresses > Joints. Untuk menampilkan gaya dalam klik menu Display
> Show Forces/Stresses > Frame/Cable.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 9
1
for
Design Concrete Structure

LATIHAN 4

LATIHAN 5

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 10
1
for
Design Concrete Structure

LATIHAN 6

LATIHAN 7

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 11
1
for
Design Concrete Structure

Modul 2. Desain Beton Betulang 2D

Sebelum memasuki desain beton bertulang struktur 3D, alangkah baiknya desain beton
bertulang pada struktur 2D dipelajari terlebih dahulu sehingga pemahaman tentang desain beton
bertulang dapat dikuasai dengan baik. Oleh karena itu, pada modul 2 ini, dijelaskan tentang langkah-
langkah dalam mendesain struktur beton bertulang 2D.

Diketahui struktur balok sederhana pada gambar di bawah dan kita diminta untuk menghitung
kebutuhan tulangan pada struktur tersebut.
Balok dua tumpuan sederhana bentang 6 m mempunyai penampang berbentuk persegi
panjang dan direncanakan dengan material beton bertulang. Tinggi penampang ditentukan dengan
rule of thumb, h = L/12 = 6 m/12 = 500 mm dan lebar penampang b = ½ h = 250 mm. Material yang
digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
250 mm

500 mm
6m

Beton Baja Tulangan

Mutu Beton, fc’ = 25 MPa (K-300) Tulangan longitudinal/lentur, fy = 400 MPa (BJTD-40)
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700√fc’ Tulangan transversal/sengkang, fys = 240 MPa (BJTP-24)
Poisson ratio beton, vc = 0.2 Modulus elastisitas baja, Es = 200 000 MPa
Berat jenis beton, λ = 2400 kg/m3 Poisson ratio baja, vs = 0.3
Berat jenis baja, λs = 7850 kg/m3

Balok direncanakan terhadap beban hidup (LL) = 1500 kg/m dan beban mati tambahan (SIDL)
= 500 kg/m. Beban mati sendiri (SL) dihitung secara otomatis oleh software SAP 2000.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 1
1
for
Design Concrete Structure

GRID SISTEM

1. Klik menu File > New Model


2. Ubah unit satuan dengan satuan panjang dalam m
3. Klik template Grid Only, sehingga muncul kotak dialog New Coordinate/Grid System

4. Klik kanan mouse pada layar > Edit Grid Data > Modify/Show System

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 2
1
for
Design Concrete Structure

MENU DEFINE
5. Klik menu Define>Materials>Add New Material>Isikan parameter material beton yang
digunakan.

6. Add New Material>Isikan parameter material baja tulangan longitudinal dan yang digunakan.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 3
1
for
Design Concrete Structure

7. Klik menu Define>Section Properties>Frame Section>Add New


Properties>Concrete>Pilih Bentuk “Rectangular”.

8. Klik menu Define>Load Pattern> Definisikan beban LL dan SIDL

9. Klik menu Define>Load Combinations>Add New Combo>

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 4
1
for
Design Concrete Structure

PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR

Lakukan penggambaran dan pembebanan balok diatas tumpuan sederhana.

ANALISIS STRUKTUR

10. Klik menu Analyze>Set analysis option> Run analysis

MENU DESIGN

11. Klik menu Design>Concrete Frame Design>View/Revise Preferences. SNI 2847-2013 peraturan
terkait tentang bangunan beton bertulang mengacu pada ACI 318-11.

12. Klik menu Design>Concrete Frame Design>Select design combos.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 5
1
for
Design Concrete Structure

13. Klik menu Design>Concrete Frame Design>Start design/check structure

14. Klik menu Design>Concrete Frame Design>Display design info untuk menampilkan kebutuhan
tulangan longitudinal dan transversal/sengkang.

Kebutuhan Tulangan Longitudinal/Lentur

Diameter n = As/Asd
Lokasi As [mm2] Tulangan (mm) Asd [mm2] Kebutuhan Pembulatan
Tumpuan 0 [mm]
16 200.96 0 2
Atas Bawah
Tumpuan 520 16 200.96 2.587579618 3
Lapangan 0 16 200.96 0 2
Atas Bawah
Lapangan 973 16 200.96 4.841759554 5

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 6
1
for
Design Concrete Structure

Kebutuhan Tulangan Transversal/Sengkang

As Diameter Tulangan Jumlah Kaki n = As/Asd Spasi Sengkang


Lokasi 2
Asd [mm]
[mm] Sengkang *…/mm+
[mm2/mm] Kebutuhan Pembulatan
Tumpuan 0.359 8 2 100.48 0.00357285 279.8885794 250
Lapangan 0.359 8 2 100.48 0.00357285 279.8885794 250

Sebagai catatan, spasi sengkang diatas belum memperhitungkan persyaratan nilai spasi sengkang
maksimum berdasarkan SNI 2847-2002.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 7
1
for
Design Concrete Structure

LATIHAN

Sebuah struktur bangunan sederhana terbuat dari material beton bertulang dan
diperhitungkan untuk memikul beban mati (DL), beban mati tambahan (SIDL), beban hujan (R),
beban angin (W) serta beban gempa (E).

Untuk Balok, digunakan kuat tekan beton K-250 (fc’ = 20,75 MPa).
Untuk Kolom, digunakan kuat tekan beton K-300 (fc’ = 25MPa).
Tulangan Balok dan Kolom meliputi tulangan lentur/longitudinal (fy = 400 MPa) dan tulangan
sengkang/geser/transversal/confinement (fy= 240 MPa).

Kombinasi Pembebanan yang digunakan dalam perencanaan struktur yaitu sebagai berikut,
COMB 1 = 1,4 (DL+SIDL)
COMB 2 = 1,2 (DL+SIDL) + 1,6 LL + 0.5 R
COMB 3 = 1,2 (DL+SIDL) + 1,0 LL + 1,6 W + 0,5 R
COMB 4 = 1,2 (DL+SIDL) + 1,0 LL + 1,0 E

Desain tulangan balok dan kolom menggunakan bantuan SAP 2000 ! Tentukan kebutuhan tulangan
berdasarkan daerah ‘tumpuan’ dan ‘lapangan’ !

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 8
1
for
Design Concrete Structure

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 9
1
for
Design Concrete Structure

Modul 3. Desain Beton Betulang 3D

Pada modul 2 sebelumnya telah dijelaskan mengenai desain struktur beton bertulang 2D. Oleh
karena itu, pada modul 3 ini dijelaskan desain struktur beton bertulang lebih lanjut yaitu pada struktur
3 D.Oleh karena itu, pada modul 3 ini, dijelaskan tentang langkah-langkah dalam mendesain struktur
beton bertulang 3D.

Diketahui struktur Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan
dibangun di kota Balikpapan. Komponen struktur direncanakan menggunakan material beton
bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut.

Beton Baja Tulangan

Mutu Beton, fc’ = 25 MPa (K-300) Tulangan longitudinal/lentur, fy = 400 MPa (BJTD-40)
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700√fc’ Tulangan transversal/sengkang, fys = 400 MPa (BJTD-40)
Poisson ratio beton, vc = 0.2 Modulus elastisitas baja, Es = 200 000 MPa
Berat jenis beton, λ = 2400 kg/m3 Poisson ratio baja, vs = 0.3
Berat jenis baja, λs = 7850 kg/m3

Tabel 1. Tebal Minimum Balok Non Prategang Bila Lendutan Tidak Dihitung SNI 2487-2002

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 1
1
for
Design Concrete Structure

Penentuan Dimensi Elemen Struktur

a. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi mentransfer beban dari
pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai
berikut : h = L/12. Untuk bentang antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000 mm/12 =
666,67 ~ 700 mm. Lebar balok diambil = h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1-350x700 mm.

b. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut : h = L/16.
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000 mm/16 = 500 mm.
Lebar balok diambil = h/2 = 500mm/2 = 350 mm. B2-250x500 mm.

c. Balok Dak
Beban atap dak lebih kecil daripada beban lantai, sehingga dimensi balok dak ditetapkan lebih
kecil daripada dimensi balok lantai yaitu BD1-300x600 dan BD2-250x500.

d. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan SL2-
250x500. Sloof ini diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan
kekuatan serta kekakuan lentur pondasi.

e. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki kelebihan diantaranya
dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam dua arah pembebanan gempa. Meskipun
begitu, perencana struktur juga biasa menggunakan tipe pelat satu arah untuk menghemat
volume tulangan dalam arah tertentu. Dimensi pelat ditentukan berdasarkan rule of thumb
sebagai berikut : h = L/30. Untuk bentang pelat diantara pendukungnya sebesar 4 m, maka
tebal pelat = 4000 mm/30 = 130 mm~150 mm. PL1-150 mm.

Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat lantai. Tinggi pelat atap
dimabil sebagai PL2-120 mm.

f. Kolom
Kolom merupakan elemen vertikal yang menerima transfer beban dari pelat dan balok,
kemudian meneruskannya ke tanah melalui kontruksi pondasi. Gaya aksial yang bekerja pada
kolom dikondisikan memiliki nilai >> 0.1 Ag fc’ . Perkiraan gaya aksial kolom dapat diperoleh
dari hasil running analysis software SAP 2000 dengan dimensi kolom yang diasumsikan terlebih
dahulu.
Tabel 2. Preliminary Design Dimensi Kolom

Jenis Pu fc' A = P/(0.1*fc') aperlu = √A apakai Dimensi


Kolom 2 2 Kolom
kN N/mm mm mm mm
K1 2135 25 284731 534 550 K1-550x550
K2 1281 25 170739 413 500 K2-500x500
K3 498 25 66380 258 450 K3-450x450

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 2
1
for
Design Concrete Structure

Kriteria Pembebanan

Pembebanan yang digunakan dalam melakukan analisis struktur sesuai dengan kriteria desain. Beban-
beban ini sesuai dengan Pedoman Pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung (SKBI-1987) dan
fungsi dari masing- masing elemen struktur.

a. Beban Sendiri (Self Weight Load, SW)


Berat sendiri adalah berat sendiri elemen struktur yaitu balok, kolom, dan pelat yang
menggunakan material beton bertulang biasa. Namun berat sendiri ini belum termasuk beban
partisi/tembok dan beban mati tambahan lainnya. Proses perhitungan otomatis berat sendiri
struktur dapat dilakukan oleh software SAP 2000.

b. Beban Mati Tambahan (Super Imposed Dead Load, SIDL)


Komponen gedung yang diperhitungkan sebagai beban mati tambahan adalah beban
partisi/tembok, finishing, ducting, lighting, ceiling dan mechanical electrical. Beban SIDL selain
beban tembok diambil sebesar:
2
Lantai 1– Lantai 2 : 150 kg/m
2
Lantai Atap : 100 kg/m
Pada perimeter gedung parkir terdapat dinding setinggi 1 m dengan material beton bertulang.
Pada pemodelan struktur menggunakan software SAP 2000 , beban dinding diaplikasikan
3
sebagai beban garis pada balok. Berat jenis beton = 2400 kg/m dan tebal dinding diasumsikan
3
sebesar 15 cm. Beban dinding dapat dihitung sebagai 1 m x 0.15 m x 2400 kg/m = 360 kg/m.

c. Beban Hidup (Live Load, LL)


Beban hidup tiap lantai disesuaikan dengan fungsi dan peruntukannya. Berdasarkan
peraturan yang digunakan, maka beban hidup diambil sebagai berikut:

Lantai 1 – Lantai : 400 kg/m2


Lantai Atap : 100 kg/m2

d. Beban Gempa (Earthquake, E)


Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah
dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi.
Pembagian wilayah ini serta percepatan pada muka tanah dapat dilihat dan dihitung
berdasarkan SNI 1726- 2012.

Pada modul ini digunakan wilayah gempa 4.

Tingkat kepentingan suatu struktur terhadap bahaya gempa dapat berbeda-beda tergantung pada
fungsinya. Oleh karena itu, semakin penting struktur tersebut maka semakin besar perlindungan yang
harus diberikan. Faktor Keutamaan (I) dipakai untuk memperbesar beban gempa rencana agar struktur
mampu memikul beban gempa dengan periode lebih panjang atau dengan kata lain dengan tingkat
kerusakan yang lebih kecil.
Berdasarkan Tabel 1 SNI 1726 – 2012 hal. 14, untuk jenis bangunan parkir digolongkan dalam gedung
umum yang memiliki faktor keutamaan I = 1,0.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 3
1
for
Design Concrete Structure

Dalam prosedur SNI 1726-2012 Tabel 9, struktur bangunan tahan gempa pada prinsipnya direncanakan
terhadap beban gempa yang direduksi dengan suatu faktor modifikasi struktur (faktor R) yang
merepresentasikan tingkat daktilitas yang dimiliki oleh struktur. Hal ini dimaklumi karena untuk
merencanakan bangunan yang tahan terhadap beban gempa elastis merupakan suatu yang mahal.
Detailing tulangan yang menjamin daktilitas struktur beton bertulang diatur dalam SNI 2847-2013 Bab
7.
Faktor modifikasi struktur atau bisa dikatakan juga sebagai faktor reduksi gempa (R) untuk Struktur
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) maksimum adalah 5,5. Pada pelatihan SAP 2000 ini
digunakan juga R = 5,5.
Beban pada struktur gedung dapat berupa beban hidup (LL = LIVE LOAD), beban mati sendiri (SW =
SELF WEIGHT), beban mati tambahan (SIDL = SUPER IMPOSED DEAD LOAD), beban angin (W L =
WIND LOAD), beban gempa (E = EARTHQUAKE) dan beban-beban lainnya yang semuanya diatur dalam
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) – 1983.
Tabel 3. Faktor Reduksi Beban Hidup Untuk Peninjauan Gempa

Peraturan diatas dapat dipahami bahwa untuk kondisi terjadinya gempa maka beban hidup (LL,
misalnya manusia) akan berkurang daripada saat gedung dalam kondisi layan. Peraturan diatas
merupakan peraturan lama yang berlaku di Indonesia. Dalam perkembangannya, perencana struktur
biasa mengambil beban hidup maksimum sebesar 25% sebagai sumber massa gempa dengan mengacu
pada peraturan yang ada di luar negeri saat ini.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 4
1
for
Design Concrete Structure

Gambar 2. Denah Struktur Sloof Elevasi + 0,0 m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 5
1
for
Design Concrete Structure

Gambar 3. Denah Struktur Lantai 1 Elv + 4,0 m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 6
1
for
Design Concrete Structure

Gambar 4. Denah Struktur Lantai 2 Elv + 7,5 m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 7
1
for
Design Concrete Structure

Gambar 5. Denah Struktur Atap Elv + 11,0 m

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 8
1
for
Design Concrete Structure

Gambar 6. Fasilitas toolbar SAP 2000

GRID SISTEM

1. Klik menu File > New Model


2. Ubah unit satuan dengan satuan panjang dalam m
3. Klik template Grid Only, sehingga muncul kotak dialog New Coordinate/Grid System

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 9
1
for
Design Concrete Structure

4. Klik kanan mouse pada layar > Edit Grid Data > Modify/Show System
5. Lakukan pengeditan grid sesuai dengan denah gedung yang telah diberikan

MENU : DEFINE

1. Klik menu Define > Materials > Add New Material. Isi spesifikasi material beton yang digunakan.
Berat jenis beton = 2400 kg/m3; fc’ = 25 Mpa; Ec = 23500 Mpa; poisson ratio 0,2.

2. Klik menu Define > Materials > Add New Material. Isi spesifikasi material baja tulangan longitudinal
yang digunakan. Berat jenis baja = 7850 kg/m3; fy = 400 MPa; Es = 200 000 Mpa; poisson ratio
= 0,3

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 10
1
for
Design Concrete Structure

3. Klik menu Define > Materials > Add New Material. Isi spesifikasi material baja tulangan transversal
yang digunakan. Berat jenis baja = 7850 kg/m3; fy = 400 MPa; Es = 200 000 Mpa; poisson ratio
= 0,3.
4. Klik menu Define > Section Properties > Frame Section > Add New Property. Satuan panjang yang
dipakai - mm. Isi spesifikasi balok B1-350x700. Pada Concrete Reinforcement data, masukkan
spesifikasi tulangan dan selimut/cover beton yang digunakan. Pada Property Modifier, masukkan
nilai inersia efektif penampang.

Kekakuan EI yang digunakan dalam analisis yang dipakai untuk desain kekuatan harus mewakili
kekakuan komponen struktur sesaat sebelum kegagalan (Rachmat Purwono, dkk - 2009). Sebagai
alternatif2002 memberikan inersia efektif yang boleh digunakan untuk komponen-komponen struktur
pada bangunan yang ditinjau.
Pada pelatihan SAP 2000 ini, balok dianggap sebagai balok berpenampang persegi. Pendekatan balok
sebagai sebagai balok T tentu lebih merepresentasikan keadaan sebenarnya (hubungan balok-pelat
monolit) yang persyaratan lebar sayap balok diatur lebih lanjut dalam peraturan. Sebagai
catatan, SNI 2847-2013 memberikan inersia efektif yang berbeda untuk elemen struktur yang sama.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 11
1
for
Design Concrete Structure

5. Lakukan hal yang sama untuk B2-250x500, BD1-300x600, BD2-250x500, SL1-300x600 dan SL2-
250x500.
6. Klik menu Define > Section Properties > Frame Section > Add New Property. Satuan panjang yang
dipakai - mm. Isi spesifikasi kolom K1-550x550.

7. Lakukan hal yang sama untuk K2-500x500 dan K3-450x450


8. Klik menu Define > Section Properties > Area Section > Add New Section. Satuan panjang yang
dipakai - mm. Isi spesifikasi pelat PL1-150

9. Lakukan hal yang sama untuk PL2-120


10. Klik menu Define > Load Pattern.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 12
1
for
Design Concrete Structure

Secara default program Sap 2000 otomatis akan menghitung berat sendiri struktur berdasarkan info luas
penampang elemen dan berat jenis material yang dipakai. Selanjutnya, beban akibat berat sendiri
dikelompokkan dalam static load case pertama yaitu DEAD. Jika nilai selfweight multiplier = 0, maka
perhitungan berat sendiri struktur tidak akan dilakukan oleh program. Dalam pelatihan ini, diinginkan
program SAP 2000 menghitung berat sendiri struktur.
Pada pelatihan ini akan dilakukan dua metode pembebanan gempa yaitu metode Statik Ekivalen dan
metode Respon Spektrum. Load pattern diatas merupakan kumpulan dari jenis beban statik, sehingga
beban gempa yang kita definisikan diatas merupakan Gempa Statik Ekivalen

11. Klik menu Define > Functions > Response Spectrum > User Spectrum > Add New Function.
Masukkan data respon spektrum Wilayah Gempa 4 Indonesia. Untuk struktur beton bertulang
dengan memperhatikan retak maka nilai redaman yang direkomendasikan adalah 3-5% (Anil
Chopra,2000).

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 13
1
for
Design Concrete Structure

12. Klik menu Define > Mass Source. Gaya gempa merupakan gaya inersia yang merupakan fungsi dari
parameter massa dan percepatan gempa.

13. Klik menu Define > Load Case > Add New Load Case. Untuk mempermudah input kombinasi
pembebanan, sebaiknya beban-beban yang termasuk dalam beban mati (DL) digabung dalam satu
load case. Beban mati (DL) terdiri dari DEAD atau berat sendiri struktur, SIDL dan beban DINDING.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 14
1
for
Design Concrete Structure

14. Klik menu Define > Load Case > Add New Load Case. Untuk mendefinisikan beban gempa respon
spektrum, maka harus dibuat terlebih dahulu load case dari beban tersebut. Beban gempa dibagi
menjadi dua, yaitu beban gempa EX-RESP (arah utama sumbu X koordinat global) dan beban
gempa EY-RESP (arah utama sumbu Y koordinat global). Load case untuk gempa arah X sebagai
berikut:

Secara default, arah U1 merupakan arah yang sama dengan arah X dalam koordinat global. Scale
factor = I x g/R dimana I adalah faktor keutamaan struktur (gedung parkir, I = 1), g = satuan
percepatan gravitasi (g = 9,8 m/s2) dan R adalah faktor reduksi gaya gempa (Struktur Rangka
Pemikul Momen Menegah, maks nilai R = 5,5). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
nilai ordinat respon spektrum SNI 1726-2012 merupakan nilai pseudo percepatan struktur (Sa) yang
telah dinormalisasi dalam satuan g. Untuk menjadikannya komponen
dari gaya luar yang bekerja pada struktur maka nilai C harus dikalikan satuan gravitasi. Nilai I/R
merupakan nilai modifikasi berdasarkan peraturan kegempaan Indonesia. Untuk semua mode,
redaman diasumsikan memiliki nilai konstan yaitu 5 %.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 15
1
for
Design Concrete Structure

Lakukan hal yang sama untuk load case gempa arah Y

Secara default, arah U2 merupakan arah yang sama dengan arah Y dalam koordinat global.
15. Untuk memperoleh beban ultimate dari beban-beban yang mungkin akan terjadi pada
struktur, maka dilakukan kombinasi beban terfaktor. Klik menu Define > Load Combinations > Add
New Combo

Mengacu pada SNI 2847-2013, maka definisikan semua kombinasi pembebanan berikut :

Kombinasi Pembebanan Gravitasi


1.4 DL
1.2 DL + 1.6 LL

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 16
1
for
Design Concrete Structure

Kombinasi Pembebanan Gempa


Untuk mensimulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur gedung,
pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap
terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus pada arah utama
pembebanan tetapi dengan efektifitas hanya 30%.
1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 EX + 0.3 EY
1.2 DL + 0.5 LL + 1.0 EX - 0.3 EY

1.2 DL + 0.5 LL - 1.0 EX + 0.3 EY


1.2 DL + 0.5 LL - 1.0 EX - 0.3 EY
1.2 DL + 0.5 LL + 0.3 EX +1.0 EY

1.2 DL + 0.5 LL + 0.3 EX -1.0 EY


1.2 DL + 0.5 LL - 0.3 EX +1.0 EY
1.2 DL + 0.5 LL - 0.3 EX -1.0 EY

0.9 DL + 1.0 EX + 0.3 EY


0.9 DL + 1.0 EX - 0.3 EY

0.9 DL - 1.0 EX + 0.3 EY

0.9 DL - 1.0 EX - 0.3 EY


0.9 DL + 0.3 EX +1.0 EY

0.9 DL + 0.3 EX -1.0 EY

0.9 DL - 0.3 EX +1.0 EY


0.9 DL - 0.3 EX -1.0 EY

Kombinasi beban diatas dapat dicari nilai envelope (maksimum/minimumnya) dengan cara
mengubah Load Combination Type menjadi Envelope, kemudian memasukkan semua kombinasi
diatas dalam kombinasi yang baru tersebut

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 17
1
for
Design Concrete Structure

MENGGAMBAR STRUKTUR
1. Menggambar Elemen Frame (Balok dan Kolom). Klik tombol Draw Frame/Cable Element atau

> Pilih Section yang diinginkan > klik dua titik yang akan menjadi titik awal dan titik akhir
balok/kolom > klik kanan pada mouse untuk mengakhirinya.

Perintah lain yang terkait dengan penggambaran elemen frame yaitu Quick Draw Frame/Cable

Object , Quick Draw Secondary Beams

2. Menggambar Area Section. Klik tombol Draw Poly Area Object > Pilih section yang
diinginkan > klik titik-titik yang diperlukan untuk menggambar area (pembaran dimulai dari
satu titik dan kembali ke titik yang sama) > klik kanan pada mouse untuk mengakhirinya.

Perintah lain yang terkait dengan penggambaran area section yaitu Draw Rectangular Object dan
Quick Draw
Area Object

MESH AREA

Untuk menghaluskan dan membuat model lebih detail atau lebih kecil dapat dilakukan dengan cara
membagi elemen menjadi elemen-elemen lain yang lebih kecil (meshing). Klik pelat yang lantai atau
atap yang akan dipartisi > Assign > Area > Automatic area mesh.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 18
1
for
Design Concrete Structure

PEMBEBANAN PADA STRUKTUR

1. Pembebanan Area. Pilih pelat yang akan diberi beban > Assign > Area Loads > Pilih jenis
beban pada Load Pattern Name, kemudian isi nilai beban-nya. Option Add existing load akan
menambahkan beban yang kita berikan pada beban yang sudah ada atau sudah terlebih dahulu
diberikan pada pelat. Option Replace existing load akan mengganti beban yang sudah ada
dengan beban yang kita berikan. Arah gravitasi merupakan arah -Z dalam koordinat global. Jika
diperlukan, maka arah beban ini dapat diganti menurut arah tertentu dalam koordinat global
maupun koordinat local.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 19
1
for
Design Concrete Structure

Untuk melakukan pengcekan apakah beban sudah terdefinisi pada pelat maka klik kanan mouse
pada pelat yang ditinjau.

2. Pembebanan garis. Contoh beban garis yaitu beban dinding yang menumpu pada balok. Pilih
elemen frame (balok/kolom) yang akan diberi beban > Assign > Frame Load > Distributed. Misal
dinding beton setinggi 1 m dan setebal 0,15 m yang berada pada perimeter gedung parkir. Beban
dinding = 2400 kg/m3 x 1 m x 0,15 m = 360 kg/m.

Untuk melakukan pengecekan apakah beban sudah terdefinisi pada balok, maka klik kanan mouse
pada balok yang ditinjau.

3. Pembebanan titik. Klik pada titik yang ditinjau > Joint Load Forces

DIAFRAGMA LANTAI

Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur gedung dapat dianggap
sangat kaku dalam bidangnya dan karenanya dapat diangggap bekerja sebagai diafragma terhadap
beban gempa horizontal. Ctrl+A > Joint > Constraint > Diaphragm > Add New Constraint.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 20
1
for
Design Concrete Structure

Constraint akan bekerja pada bidang yang tegak lurus Constraint Axis sehingga jika sumbu Z dipilih
maka suatu lantai akan bergerak bersama-sama dalam translasi arah X, translasi arah Y dan rotasi
terhadap sumbu Z.

JENIS RESTRAINT/SUPPORT
Untuk menentukan jenis perletakan pada bagian bawah struktur, maka pilih semua joint/titik yang
berada di bawah kolom pada level pondasi > Assign > joint > restraint.

Jenis perletakan yang digunakan untuk gedung parkir yaitu perletakan jepit. Hal ini sesuai dengan
perlaku struktur yang menggunakan pondasi dalam.

ANALISIS STRUKTUR
Klik menu Analyze > Set Analysis Options > Pastikan bahwa analisis dilakukan dalam derajat
kebebasan ruang (translasi arah X, translasi arah Y, translasi arah Z, rotasi terhadap sumbu X, rotasi
terhadap sumbu Y, rotasi terhadap sumbu Z.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 21
1
for
Design Concrete Structure

Klik menu Analyze > Run Analysis. Selama proses analisis pastikan bahwa tidak ada WARNING dan
ERROR yang terjadi.

MENU : DISPLAY
1. Untuk melihat bentuk deformasi dari struktur, klik menu Display > Deformed Shape. Berikut
merupakan ilustrasi bentuk deformasi terhadap gaya gempa dengan arah utama X atau EX.

2. Jika suatu elemen diberikan gaya luar, maka akan timbul reaksi terhadap gaya luar tersebut yang
diberikan oleh elemen itu sendiri. Gaya reaksi terhadap gaya luar dalam mekanika teknik
diistilahkan sebagai gaya-gaya dalam. Gaya-gaya dalam tersebut antara lain :
P, gaya aksial
V2, gaya geser pada bidang 1-2
V3, gaya geser pada bidang 1-3
T, momen torsi aksial
M2, momen yang berputar terhadap sumbu 2
M3, momen yang berputar terhadap sumbu 3

Untuk melihat gaya-gaya dalam yang terjadi pada elemen struktur, klik menu Display > Show
Forces/Stresses > Frames/Cables. Berikut merupakan ilustrasi gaya-gaya dalam elemen struktur
terhadap kombinasi pembebanan COMB 2.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 22
1
for
Design Concrete Structure

Untuk melihat lebih detail maka klik kanan mouse pada elemen struktur yang diinginkan.

3. Untuk melihat gaya reaksi perletakan/support, klik menu Display > Show Forces/Stresses >
Joints.
4. Untuk melihat data struktur dan hasil analisis dalam bentuk tabel, klik menu Display > Show
Tables > Check list item yang diinginkan. Jika ingin menampilkan output gaya-gaya dalam
kolom dan balok, chek list Element Output > Select Load Case > OK.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 23
1
for
Design Concrete Structure

Tabel diatas dapat diekspor dalam Microsoft Excel, File > Export Current Tables to Excel >OK.

Untuk struktur dengan jumlah elemen yang sangat banyak, tentunya akan memerlukan waktu lama
dalam menampilkan tabel diatas. Hal ini dapat disiasati dengan cara, Klik terlebih dahulu elemen
struktur yang diinginkan untuk ditampilkan gaya dalamnya dalam bentuk tabel > Display > Show
Tables > Select Load Cases yang diinginkan > Check List item yang diinginkan > OK

Catatan : Jika menggunakan analisis dinamik respon spektrum dalam perencanaan struktur, maka
sesuai dengan SNI 1726-2013 gaya geser dasar hasil analisis dinamis harus lebih besar atau sama
dengan 80% gaya geser dasar dari hasil analisis gempa menggunakan metode statik ekivalen.

Program Studi Basyaruddin, M.T.,MS.c


Teknik Sipil dan Perencanaan – Institut Teknologi Kalimantan (basyaruddin89@yahoo.com)
Page. 24
1
BIODATA PENULIS

Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc adalah seorang Dosen muda di Program


Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan. Lahir di Talang
Duku, Jambi 06 Juni 1988. Anak ke Empat dari Pasangan Aripin dan
Murani ini memulai pendidikan Srata-1 di Universitas Andalas Padang
(UnAnd) setelah menyelesaian pendidikan di MAN Model Jambi di
tahun 2006.

Pada tahun 2011, Ia melanjutkan program studi bidang teknik sipil di


Institut Teknologi Bandung dan pada tahun 2012 ia berkesempatan mengikuti program double
degree ITB dan NTUST (National Taiwan University of Science and Technology). Pada tahun
2013 ia mendapatkan gelar double degree dari ITB dan NTUST. Pertengahan tahun 2013 hingga
pertengahan tahun 2015 ia mengabdikan diri untuk LAPI ITB yang bergerak di bidang konsultan
dalam perencanaan proyek –proyek pemerintahan seperti rencana Monorel Bandara Soekarno-
Hatta, Proyek LRT Jakarta dan proyek-proyek lainnya. Sekarang ia menjabat sebagai dosen teknik
sipil di bidang keahlian structure engineering. Ia juga aktif terlibat dalam berbagai proyek
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dimilikinya.
Program Bantu
untuk Teknik Sipil
Buku ini berisi tentang dasar-dasar penggunaan program bantu teknik sipil dalam
menganalisa gaya dalam yang terjadi pada struktur statis tertentu maupun struktur
statis tak tentu bahkan pada struktur yang lebih kompleks. Program Bantu tersebut
adalah SAP 2000, program ini sangat berguna untuk memodelkan struktur yang rumit
dan memerlukan metode yang tidak mudah untuk menganalisa gaya dalamnya. Analisa
gaya dalam akan menjadi lebih mudah apabila struktur dimodelkan dalam 2D atau pun
3D pada program SAP 2000. Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan program
tersebut sebagai pembanding antara hasil yang dihitung secara manual dengan hasil
pada program sehingga mendapatkan hasil yang lebih dapat dipertanggungjawabkan.

PENERBIT ITK
Kampus ITK Karang Joang, Balikpapan 76127
Telp. 05428530800 Telp. 05428530801
email: www.itk.ac.id

Anda mungkin juga menyukai