1.1
UMUM
Program SAP merupakan salah satu software yang telah dikenal luas dalam dunia
teknik sipil, terutama dalam bidang analisis struktur dan elemen hingga (finite
elemen). Pembuat perangkat lunak SAP yaitu Csi (Computer and Structure, Inc)
yang berasal dari Berkeley, California USA, telah mengembangkan program ini
sejak tahun 1970-an. Seri program SAP untuk komputer PC yang dilahirkan
pertama kali adalah SAP80, kemudian disusul dengan SAP90. Namun kedua
program tersebut masih menggunakan DOS, dan untuk perancangan elemen
strukturnya masih menggunakan program tersendiri, sehingga dirasakan cukup
merepotkan pengguna.
Analisis yang dapat dilakukan dengan SAP2000 ini antara meliputi analisis statik
dan analisis dinamik serta analisis finite elemen. Analisis model struktur dapat
dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi. Selain itu, untuk desain, SAP2000
telah menyediakan beberapa menu desain untuk struktur baja maupun struktur
beton, dan tidak tertutup kemungkinan menggunakan material-material struktur
lainnya.
1.2
SISTEM KOORDINAT
1.3
PROPERTY POTONGAN
Property elemen merupakan satu kesatuan data material dan property geometry
yang menggambarkan potongan penampang dari satu atau beberapa elemen.
Property potongan ditentukan terhadap sistem koordinat lokal yang mengikuti
aturan tertentu. Arah sumbu 1 ialah sepanjang sumbu elemen, dan sumbu 1
inilah yang merupakan garis normal dari potongan elemen, yang bertemu pada
kedua garis netral potongan. Sumbu 2 dan 3 sejajar dengan bidang potongan
elemen, biasanya arah sumbu 2 searah dengan tinggi potongan atau merupakan
sumbu minor, dan arah sumbu 3 searah dengan lebar potongan atau merupakan
sumbu mayor.
BENTUK AREA
Setiap struktur pasti akan dibebani, minimal berat sendiri. Dalam menentukan
pembebanan di SAP2000 harus didefinisikan terlebih dahulu beban-beban yang
ada. Baik dalam beban terbagi merata atau beban terpusat. Beban yang bekerja
pada struktur ada beberapa macam, diantaranya ialah berat sendiri struktur,
beban yang bekerja pada elemen, beban yang bekerja pada joint dan beban
dinamik. Untuk beban yang bekerja pada elemen struktur dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Berat sendiri
Pada elemen frame beban berat sendiri sama dengan berat volume dikalikan
dengan luas penampang.
b. Beban terpusat pada elemen
Beban terpusat pada elemen digunakan untuk menentukan gaya terpusat dan
momen yang bebas dikerjakan pada sepanjang elemen. Arah beban terpusat
dapat ditentukan dengan sistem koordinat global maupun sistem koordinat
lokal. Lokasi beban dapat ditentukan dengan salah satu cara di bawah ini.
c. Beban Merata
Beban merata pada elemen digunakan untuk menentukan gaya dan momen
yang bekerja sepanjang elemen. Intensitas dapat berupa beban merata atau
trapesium. Arah beban dapat ditentukan dengan sistem koordinat global
maupun sistem koordinat lokal. Dan beban dapat dikerjakan pada sepanjang
elemen maupun sebagian elemen, dengan panjang beban dapat overlap,
dengan cara menambahkan beban. Panjang beban dapat ditentukan dengan
beberapa cara :
- Dengan menentukan dua jarak absolut da dan db yang diukur dari joint I.
Kedua jarak tersebut harus 0 < da < db < L, dengan L ialah panjang elemen.
- Dengan menentukan dua jarak relatif rda dan rdb, yang diukur dari joint I.
Kedua jarak tersebut harus 0 < rda < rdb < 1. Jarak relatif ini merupakan
pembagian dengan panajng elemen.
JOINT
Joint memainkan peranan penting pada struktur. Joint merupakan titik kumpul
yang menghubungkan antar elemen, dan merupakan titik pada struktur yang
displacementnya diketahui atau dihitung. Komponen displacementnya pada joint
tersebut macamnya ialah translasi atau rotasi, dan disebut dengan derajat
kebebasan atau DOF (Degree Of Freedom). Elemen frame yang normal
mempunyai sistem koordinat lokal untuk menentukan derajat kebebasan,
restraint, property joint, beban dan untuk menginterpretasikan hasil-hasil
outputnya.
1.7
MENENTUKAN MODEL
Dalam menganalisa suatu struktur, hal pertama yang harus dilakukan untuk
memperoleh hasil yang akurat adalah membuat permodelan yang dihadapi.
Disini
diperlukan
suatu
keputusan
yang
secara
teknis
dapat
DERAJAT KEBEBASAN
Defleksi struktur ditentukan oleh displacement joint. Setiap joint pada model
struktur mempunyai enam komponen displacement, yaitu :
1. Joint mengalami translasi ke arah tiga sumbu lokal, yang diberi notasi U1,
U2 dan U3.
2. Joint mengalami rotasi terhadap tiga sumbu lokal yang diberi notasi R1, R2
dan R3.
1.9
Gaya-gaya dalam pada elemen frame merupakan gaya dan momen yang
dihasilkan dari penjumlahan tegangan pada potongan penampang elemen. Gayagaya dalam tersebut adalah :
1. P, gaya aksial
2. V2, gaya geser pada bidang 1-2
3. V3, gaya geser pada bidang 1-3
4. T, momen torsi aksial
5. M2, momen pada bidang 1-3 (momen terhadap sumbu 2)
6. M3, momen pada bidang 1-2 (momen terhadap sumbu 3)
Momen positif menyebabkan tekanan pada sisi positif 2 dan 3, dan tarikan pada
sisi negatif 2 dan 3. Sisi positif 2 dan 3 adalah sisi-sisi pada arah positif sumbu
lokal 2 dan 3, yang dibuat garis netral.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
constraint. Hal ini dilakukan apabila ingin menggambar elemen sejajar dengan
salah satu global yang dipilih dengan cepat.
New Label
Digunakan untuk menentukan label pada joint dan elemen. Misalnya nomor/label
joint elemen ingin dimulai dari nomor tertentu dengan increment tertentu dapat
ditentukan melalui item menu ini.
MENU SELECT
Menu select dalam program SAP2000 terdiri dari beberapa item menu, lihat
Gambar 1.7 :
20
21
segment, prestress, initial gaya P-delta, jalur (lane) untuk jembatan dan hinge
untuk pushover pada elemen frame.
Shell
Digunakan untuk menentukan sections dan sumbu lokal pada elemen shell.
NLLink
Digunakan untuk menetukan properties, dan sumbu lokal untuk analisis non
linear pada elemen frame.
Joint Static Loads
Digunakan untuk menentukan beban statik pada joint. Beban yang dapat
dikerjakan ialah gaya dan momen arah sumbu global dan displacement.
Frame Static Loads
Digunakan untuk menentukan beban statik pada elemen frame. Beban yang
dapat dikerjakan ialah beban gravitasi, beban merata, beban terpusat, beban
trapesium, perubahan temperatur dan beban prestress.
Shell Static Load
Digunakan untuk menentukan beban pada elemen shell. Beban dapat dikerjakan
ialah beban gravitasi, beban merata, beban tekanan, dan perubahan temperatur.
NLLink Loads
Digunakan untuk menentukan beban pada elemen frame yang menggunakan
analisis non linear.
Joint Patterns
Digunakan untuk mentukan nama pattern dari joint yang dipilih.
Group Name
Digunakan untuk menentukan nama group dari objek yang dipilih.
Clear Display
Digunakan untuk menghapus semua data yang telah ditentukan dari layar
monitor.
22
23
Load Case, Scaling, dan Options (Wire Shadow atau Cubic Curve).
24
25
26
27
28
CONTOH 1 :
P = 100 kg
5m
5m
2.
3.
29
4.
Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya
Klik menu Define Load Cases untuk menampilkan form Define Loads
- Ketik DL pada kotak Load Name
- Ketik 0 pada kotak Self Weight Multiplier
- Klik Modify Load
- Klik OK
6.
7.
30
9.
31
Keterangan :
o Axial force : untuk menampilkan besar gaya normal pada batangan
o Shear 2-2 : untuk menampilkan besar gaya geser pada model 2 dimensi
o Shear 3-3 : untuk menampilkan besar gaya geser pada model 3 dimensi
o Torsion : untuk menampilkan besar gaya punter
32
5m
5m
33
P = 100 kg
q = 10 kg/m
5m
5m
5m
34
4. Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya.
5. Klik perletakan sendi paling kiri
6. Klik Assign Joint Restraint untuk menampilkan Joint Restraint
- Klik
- Klik OK
7. Klik perletakan rol yang paling kiri
8. Klik Assign Joint Restraint untuk menampilkan Joint Restraint
- Klik
- Klik OK
Tahap 2 : Mengaplikasikan Beban
9. Klik menu Define Load Cases untuk menampilkan form Define Loads
- Ketik DL pada kotak Load Name
- DINAMIKA EDUCATION CENTER -
35
36
q = 2 t/m
A
B
8m
2.
37
4.
Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya
5.
6.
7.
8.
9.
10. Klik Assign Joint Local Axes untuk menampilkan Joint Local Axis
- Ketik -90 pada kotak Rotation about Y
- Klik OK
38
P=1t
q = 5 t/m
A
6m
B
C
2m
39
4. Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya
5. Klik perletakan yang akan dihilangkan
6. Klik Assign Joint Restraint untuk menampilkan Joint Restraint
- Klik
- Klik OK
7. Pilih joint yang akan diberikan perletakan jepit
8. Klik Assign Joint Restraint untuk menampilkan Joint Restraint
- Klik
- Klik OK
9. Pilih perletakan yang akan diputar
10. Klik Assign Joint Local Axes untuk menampilkan Joint Local Axis
- Ketik -90 pada kotak Rotation about Y
- Klik OK
40
41
42
CONTOH 6 :
q = 20 kN/m
A
P1 = 150 kN
B
10 m
P2 = 150 kN
C
3m
3m
2m
2.
3.
Ordinate sumbu X
- Klik OK
43
4.
Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Klik Assign Joint Local Axes untuk menampilkan Joint Local Axis
- Ketik -90 pada kotak Rotation about Y
- Klik OK
44
45
46
P1 = 96 kN
C
B
3m
5m
P2 = 48 kN
D
4m
A
3m
3m
47
48
49
13. Klik menu Define Load Cases untuk menampilkan form Define Loads
- Ketik DL pada kotak Load Name
- Ketik 0 pada kotak Self Weight Multiplier
- Klik Modify Load
- Klik OK
Tahap 3 : Menganalisis Struktur (sama seperti contoh 1)
Tahap 4 : Menampilkan Hasil Analisis (sama seperti contoh 1)
CONTOH 8 :
q = 5 kN/m
P = 2 kN
6m
D
4m
2m
50
51
52
10. Klik menu Define Load Cases untuk menampilkan form Define Loads
- Ketik DL pada kotak Load Name
- Ketik 0 pada kotak Self Weight Multiplier
- Klik Modify Load
- Klik OK
Tahap 3 : Menganalisis Struktur (sama seperti contoh 1)
Tahap 4 : Menampilkan Hasil Analisis (sama seperti contoh 1)
CONTOH 9 :
(Manual : Contoh 5-1 Hal.53 Buku Analisis Struktur Statis Tertentu,
Haryanto YW)
Analisislah rangka batang berikut dengan menggunakan SAP 2000
53
5
2
4m
3 kN
2m
1 kN
A
2 kN
4m
9
8
1 kN
2m
4m
54
55
12. Klik menu Define Load Cases untuk menampilkan form Define Loads
- Ketik DL pada kotak Load Name
- Ketik 0 pada kotak Self Weight Multiplier
- Klik Modify Load
- Klik OK
13. Simpanlah hasil pekerjaan terlebih dahulu
Tahap 3 : Menganalisis Struktur
14. Klik menu Analyze Set Analysis Options untuk menampilkan Analysis
Options dan pilih Space Frame kemudian klik OK
56
15. Untuk menganalisis, klik menu Analyze Run Analysis maka tampil kotak
dialog Set Analysis Cases to Run
- Klik Modal
- Klik Run/Do Not Run sehingga action untuk modal Do Not Run
- Klik Run Now
Tahap 4 : Menampilkan Hasil Analisis
16. Untuk
melihat
reaksi
perletakan,
klik
menu
Display
Show
57
58
CONTOH :
Suatu struktur gedung 5 lantai yang terbuat dari baja kolom dan balok
mempunyai tipe W16x31 akan direncanakan menerima beban merata berupa
beban mati (termasuk berat struktur itu sendiri) dan beban hidup. Pada lantai
atap beban mati sebesar 5000 kg dan beban hidup sebesar 1000 kg, sedangkan
pada lantai beban mati sebesar 8000 kg dan beban hidup sebesar 1500 kg. Pada
struktur tersebut juga bekerja gaya-gaya lateral berupa gempa yang distribusi
pembebanannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Panjang bentangnya
sebesar 5 m dan tinggi untuk tiap-tiap lantai 4 m. Mutu baja yang digunakan BJ
37.
15000 kg
4m
14500 kg
4m
14000 kg
4m
13500 kg
4m
13000 kg
4m
5m
5m
5m
5m
59
4. Klik X pada sudut bagian atas kanan dari tampilan window 3-D untuk
menutup tampilannya
5. Klik toolbar Set Display Options (atau klik menu View Set Display
Options) untuk menampilkan form Display Options for Active Window
- Cek kotak Labels pada Joint Area
- Cek kotak Labels pada Frames/Cable Area
- Klik OK
60
61
62
Combination
10. Klik menu Define Combinations untuk menampilkan form Define
Response Combinations
- Klik
Add
New
Combo
untuk
menampilkan
form
Response
Combination Data
- Pilih Linear Add dari kotak Combination Type
- Pilih DEAD pada kotak Case Name dan ketik 1.2 kotak Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LL Load pada kotak Case Name dan Ketik 1 kotak Scale Factor
- Klik Add
- Pilih EQ pada kotak Case Name dan ketik 1 pada kotak Scale Factor
- DINAMIKA EDUCATION CENTER -
63
Assign
11. Pilih batang atap yang akan diberikan beban
12. Klik menu Assign Frame/Cable/Tendon Loads Distributed untuk
menampilkan form Frame Distributed Loads
- Pilih DEAD dari kotak Load Case Name
- Pada area Load Type and Direction, arah gaya dipilih berdasarkan
tampilan gravitasi (-Z) pada kotak Direction
- Ketik 5000 pada kotak Uniform Load Area
- Klik OK
64
13. Klik Get Previous Selection (atau menu Select Get Previous
Selection)
14. Klik menu Assign Frame/Cable/Tendon Loads Distributed untuk
menampilkan form Frame Distributed Loads
- Pilih LL dari kotak Load Case Name
- Pada area Load Type and Direction, arah gaya dipilih berdasarkan
tampilan gravitasi (-Z) pada kotak Direction
- Ketik 1000 pada kotak Uniform Load
- Klik OK
65
16. Klik Get Previous Selection (atau menu Select Get Previous
Selection)
17. Klik menu Assign Frame/Cable/Tendon Loads Distributed untuk
menampilkan form Frame Distributed Loads
- Pilih LL dari kotak Load Case Name
- Pada area Load Type and Direction, arah gaya dipilih berdasarkan
tampilan gravitasi (-Z) pada kotak Direction
- Ketik 1500 pada kotak Uniform Load
- Klik OK
66
Loads
- Ketikl 0 pada kotak Force Global Z pada area Loads
- Klik OK
67
21. Klik menu Analyze Set Analysis Options untuk menampilkan form
Analysis Options. Pada form tersebut klik Plane Frame XZ Plane untuk
mengatur derajat kebebasan yang sesuai dan klik OK
68
22. Klik Run Analysis untuk menampilkan Set Analysis Case to Run
- Klik Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now
23. Ketika analisis selesai, periksa kembali pesan pada Analysis window
(apakah ada warning atau error) dan kemudian klik OK untuk menutup
Analysis window
Tahap 5 : Melihat Hasil Analisis
24. Klik menu Display Show Forces/Stresses Joints untuk
menampilkan Joint Reaction Forces
- DINAMIKA EDUCATION CENTER -
69
25. Reaksi-reaksi ditampilkan pada screen. Jika teks terlalu kecil untuk dibaca,
gunakan zoom untuk memperbesarnya
26. Klik menu Design Steel Frame Design Start Design/Check of
Structure untuk menjalankan check design baja yang telah selesai
dikerjakan
27. Ketika check design selesai, warna dari rasio tegangan akan ditampilkan
70
Suatu struktur portal ruang dengan ukuran terlihat seperti pada gambar. Diminta
merencanakan profil baja untuk balok dan kolom. E = 2100000 kg/cm2, BJ baja
= 7850 kg/m3, tegangan leleh fy = 2400 kg/cm2. Diasumsikan semua sambungan
antara
balok
dan
kolom
menggunakan
sambungan
momen
(moment
71
CONTOH :
Diketahui dimensi balok 25/50, dimensi kolom 50/50, mutu beton fc = 25 Mpa,
mutu baja (BJTD = 400 Mpa, BJTP = 240 Mpa). Penutup beton pada balok dan
kolom 40 mm. Data pembebanan :
- Beban mati balok adalah 7 kN/m (balok tepi) dan 14 kN/m (balok tengah)
- Beban hidup balok adalah 6 kN/m (balok tepi) dan 12 kN/m (balok tengah)
4m
5m
4m
5m
4m
5m
4m
5m
5m
5m
5m
4m
5m
5m
5m
FRAME STRUKTUR
72
73
74
75
- Ubah Design Type menjadi Beam dan ganti penutup beton menjadi 40
mm. Kemudian klik OK dan klik OK lagi pada Rectangular Section
6. Ulangi Add Rectangular untuk Kolom 50/50
76
7. Ubah dimensi awal frame sesuai dengan soal dengan cara megubah
pandangan salah satu Window menjadi x-y kemudian dipilih elemen balok
dengan cara mengklik mouse dari sisi kiri atas dan drag ke sisi kanan bawah.
Kemudian ulangi untuk tingkat dibawahnya sehingga semua balok terpilih
(berupa
garis
putus-putus).
Setelah
itu
dari
menu
Assign
77
Assign
11. Untuk memasukkan beban mati pada balok tengah maka dipilih terlebih
dahulu
balok
tengah.
Setelah
terpilih
dari
menu
Assign
12. Ulangi untuk beban hidup (untuk memilih balok tersebut kembali dengan
perintah Previous Selection)
13. Ulangi langkah 11 dan 12 untuk balok tepi
78
79
80
19. Untuk melihat gaya reaksi perletakan dari menu Display Show Force
Joint. Kita dapat memilih Case/Combo Name sesuai dengan beban dan
kombinasi yang kita masukkan dan reaksi perletakan yang akan dilihat.
20. Untuk melihat deformasi yang terjadi dari menu Display Show
Deformed Shape. Kita dapa memilih Case/Combo Name sesuai dengan
beban dan kombinasi yang kita masukkan.
21. Untuk melihat hasil analisis dalam bentuk tabel dari menu Display Show
Tables. Misalnya kita mau melihat Frame Output : dari perintah Display
Show Tables akan tampil kotak dialog Choose Tables For Display.
Pada kotak dialog tersebut dipilih Frame Output dari Analysis Output
Element Output. Tabel tersebut dapat kita konversikan ke format excel
dengan cara menu File Export Current Table To Excel.
81
82
Suatu struktur portal ruang dengan ukuran terlihat seperti pada gambar. Diminta
merencanakan dimensi balok dan kolom termasuk penulangannya. E = 100000
kg/cm2, BJ beton = 2400 kg/m3, Baja U24 (fy = 2400 kg/cm2, fys = 0.60 fy),
Beton K250 (fc = 250 kg/cm2). Beban rencana :
- Berat sendiri elemen
- Berat pelat lantai atap tebal 12 cm, penggantung dan langit-langit = 350
kg/m2.
- Beban hidup pada pelat lantai atap = 150 kg/m2
Kombinasi beban rencana : U = 1.2 D + 1.6 L. Distribusi beban lantai ke balok :
83
STUDI KASUS :
Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun
di Kota Bandung. Komponen struktur direncanakan menggunakan material beton
bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut :
Beton :
Kuat desak beton, fc = 25 Mpa atau K-300
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700fc = 23500 Mpa
Poisson ratio beton, c = 0,2
Berat jenis beton, c = 2400 kg/m3
Baja Tulangan :
Tulangan Longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP 24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja, vs = 0,3
Berat jenis baja, s = 7850 kg/m3
Pada pelatihan ini digunakan jenis beton normal dan jenis tulangan BJTD 40.
Berdasarkan Tabel 4.1 didapatkan tebal minimum untuk balok dengan satu ujung
menerus h = l/18,5 = 8000 mm/18,5 = 432,43 mm dan untuk balok dengan dua
ujung menerus h = l/21 = 8000 mm/21 = 380,95 mm. Tinggi balok induk harus
diambil lebih besar dari kedua nilai tersebut yaitu h = 650 mm. Lebar balok induk
ditentukan sebesar b = 350 mm. Dimensi balok induk B1-350x650.
Dimensi balok anak ditentukan dengan tinggi h = 550 mm dan lebar b = 250
mm B2-250x550.
84
85
Gambar 4.1 Peta Gempa Indonesia Untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya
(Sumber : SNI 1726-2002)
86
87
Dari tabel diatas, untuk jenis bangunan parkir digolongkan dalam gedung umum
yang memiliki faktor keutamaan I = 1,0.
Dalam prosedur SNI 1726-2002, struktur bangunan tahan gempa pada
prinsipnya direncanakan terhadap beban gempa yang direduksi dengan suatu
faktor modifikasi struktur (faktor R) yang mempresentasikan tingkat daktilitas
yang dimiliki oleh struktur. Hal ini dimaklumi karena untuk merencanakan
bangunan tahan terhadap beban gempa elastis merupakan suatu yang mahal.
Detailing tulangan yang menjamin daktilitas struktur beton bertulang diatur
dalam SNI 2847-2002 Pasal 23.
Faktor modifikasi struktur atau bisa dikatakan juga sebagai faktor reduksi gempa
(R) untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) maksimum
adalah 5,5. Pada pelatihan SAP 2000 ini digunakan R = 5,5.
Beban pada struktur gedung dapat berupa beban hidup (LL = LIVE LOAD), beban
mati sendiri (SW = SELF WEIGHT), beban mati tambahan (SIDL = SUPER
IMPOSED DEAD LOAD), beban angin (WL = WIND LOAD), beban gempa (E =
- DINAMIKA EDUCATION CENTER -
88
89
Peraturan diatas dapat dipahami bahwa untuk kondisi terjadinya gempa maka
beban hidup (LL, misalnya manusia) akan berkurang daripada saat gedung dalam
kondisi layan.
90
SL 2
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 2
= kolom K1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 2
SL 2
SL 2
4m
8m
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 2
SL 2
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 1
SL 2
SL 2
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
8m
SL 1
SL 2
SL 2
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
SL 1
SL 1
SL 2
91
SL 2
tangga manusia
B2
B1
B2
B2
B2
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B1
B2
B1
B2
92
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B2
B1
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B1
B1
B2
tangga manusia
B1
B1
B1
4m
= kolom K1
8m
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
tangga manusia
B1
B2
B1
B2
B1
B2
93
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B1
B1
B2
tangga manusia
B1
B1
B1
4m
= kolom K2
8m
B1
B1
B1
B1
B2
B1
B1
B1
B1
B1
B1
BD 1
BD 1
94
BD 1
BD 2
BD 2
BD 2
BD 1
BD 2
BD 2
BD 2
BD 2
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 2
BD 2
BD 2
BD 2
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 2
BD 2
BD 2
BD 2
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
tangga manusia
BD 1
BD 1
BD 1
4m
= kolom K3
8m
BD 1
BD 1
BD 1
BD 2
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 2
BD 1
BD 2
BD 1
BD 2
BD 1
BD 1
BD 2
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
BD 1
tangga manusia
95
Kolom K3
Kolom K3
Kolom K3
Kolom K3
Kolom K3
Kolom K3
Kolom K2
Kolom K2
Kolom K2
Kolom K2
Kolom K2
3.5 m
Kolom K2
LANTAI 2 ELV 8 m
Kolom K1
Kolom K1
Kolom K1
Kolom K1
Kolom K1
4m
Kolom K1
0.5 m
96
97
Pada pelatihan SAP 2000 ini, balok dianggap sebagai balok berpenampang
persegi. Pendekatan balok sebagai balok T tentu lebih mempresentasikan
keadaan sebenarnya (hubugan balok-pelat monolit) yang persyaratan lebar
sayap balok diatur lebih lanjut dalam peraturan. Sebagai catatan, SNI 1926-2002
memberikan inersia efektif yang berbeda untuk elemen struktur yang sama.
3. Lakukan hal yang sama untuk B2-250x550, BD1-350x650, BD2-250x550,
SL1-300x600, dan SL2-250x550.
4. Ulangi Add Rectangular untuk kolom K1-550x550. Masukkan nilai inersia
effektif penampang pada kolom. Lakukan hal yang sama untuk K2-500x500,
dan K3-450x450.
98
5. Klik menu Define Area Sections Add New Section. Satuan panjang
yang dipakai mm. Isi spesifikasi pelat PL1-150. Masukkan nilai inersia effektif
penampang pada pelat datar dan lantai datar.
99
100
101
static load case pertama yaitu DEAD. Jika nilai selfweight multiplier = 0, maka
perhitungan berat sendiri struktur tidak akan dilakukan oleh program. Dalam
pelatihan ini, diinginkan program SAP2000 menghitung berat sendiri struktur.
10. Klik menu Define Analysis Cases Add New Case. Untuk
mempermudah input kombinasi pembebanan, sebaiknya beban-beban yang
termasuk dalam beban mati (DL) digabung dalam satu analysis case. Beban
mati (DL) terdiri dari DEAD atau berat sendiri struktur, SIDL, dan beban
DINDING.
11. Klik menu Define Analysis Cases Add New Case. Untuk
mengaktifkan beban gempa, maka harus dibuat terlebih dahulu analysis case
dari beban tersebut. Beban gempa dibagi menjadi dua, yaitu beban gempa
EX (arah utama sumbu X koordinat global) dan beban gempa EY (arah utama
sumbu Y koordinat global)
102
Secara default, arah U1 merupakan arah yang sama dengan arah X dalam
koordinat global. Scale factor = I x g/R dimana I adalah faktor keutamaan
struktur (gedung parkir, I = 1), g = satuan percepatan gravitasi (g = 9,8
m/s2) dan R adalah faktor reduksi gempa (Struktur Rangka Pemikul Momen
Menengah, maks nilai R = 5,5). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa nilai ordinat respon spektrum SNI 1726-2002 merupakan nilai pseudo
percepatan struktur (Sa) yang telah dinormalisasi dalam satuan g. Untuk
menjadikannya komponen dari gaya luar yang bekerja pada struktur maka
nilai C harus dikalikan satuan gravitasi. Nilai I/R merupakan nilai modifikasi
berdasarkan peraturan kegempaan Indonesia. Untuk semua mode, redaman
diasumsikan memiliki nilai konstan yaitu 5%.
12. Lakukan hal yang sama untuk analysis case gempa arah Y.
103
Secara default, arah U2 merupakan arah yang sama dengan arah Y dalam
koordinat global. Kemudian jika memang diperlukan arah U3 merupakan
arah yang sama dengan arah Z dalam koordinat global.
13. Untuk memperoleh beban ultimate dari beban-beban yang mungkin akan
terjadi pada struktur, maka dilakukan kombinasi beban terfaktor. Klik menu
Define Combinations Add New Combo.
104
105
Perintah lain yang terkait dengan penggambaran elemen frame yaitu Quick
Draw Frame/Cable Element, Quick Draw Secondary Beams.
2. Menggambar Area Section
Klik Draw Poly Area pilih section yang diinginkan klik titik-titik yang
diperlukan untuk menggambar area (penggambaran dimulai dari satu titik
dan kembali ke titik yang sama) klik kanan pada mouse untuk
mengakhirinya.
106
Perintah lain yang terkait dengan penggambaran area section yaitu Draw
Rectangular Area Element dan Quick Draw Area Element.
MESH AREA
Untuk menghaluskan dan membuat model lebih detail atau lebih kecil dapat
dilakukan dengan cara membagi elemen menjadi elemen-elemen lain yang lebih
kecil (meshing). Klik pelat yang lantai atau atap yang akan dipartisi Assign
Area Automatic Area Mesh.
107
2. Pembebanan Garis
Contoh beban garis yaitu beban dinding yang menumpu pada balok. Pilih
elemen frame (balok/kolom) yang akan diberi beban Assign
Frame/Cable/Tendon Loads Distributed. Misal dinding beton setinggi
1 m dan setebal 0,15 m yang berada pada perimeter gedung parkir. Beban
dinding = 2400 kg/m3 x 1 m x 0,15 m = 360 kg/m.
108
3. Pembebanan Titik
Klik pada titik yang ditinjau Joint Loads Forces.
DIAFRAGMA LANTAI
Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur gedung
dapat dianggap sangat kaku dalam bidangnya dan karenanya dapat dianggap
bekerja sebagai diafragma terhadap beban gempa horizontal. Ctrl+A Joint
Constraints Diaphragm Add New Constraint.
109
Jenis perletakan yang digunakan untuk gedung parkir yaitu perletakan jepit. Hal
ini sesuai dengan perlaku struktur yang menggunakan pondasi dalam.
ANALISA STRUKTUR
Klik menu Analyze Set Analysis Options pastikan bahwa analisis
dilakukan dalam derajat kebebasan ruang (translasi arah X, translasi arah Y,
translasi arah Z, rotasi terhadap sumbu X, rotasi terhadap sumbu Y, rotasi
terhadap sumbu Z).
110
Klik menu Analyze Run Analysis. Selama proses analisis pastikan bahwa
tidak ada WARNING dan ERROR yang terjadi.
MENU : DISPLAY
1. Jika suatu elemen diberikan gaya luar, maka akan timbul reaksi terhadap
gaya luar tersebut yang diberikan oleh elemen itu sendiri. Gaya reaksi
terhadap gaya luar dalam mekanika teknik diistilahkan sebagai gaya-gaya
dalam. Gaya-gaya dalam tersebut antara lain :
P, gaya aksial
V2, gaya geser pada bidang 1-2
V3, gaya geser pada bidang 1-3
T, momen torsi aksial atau momen yang berputar terhadap sumbu 1
M2, momen yang berputar terhadap sumbu 2
M3, momen yang berputar terhadap sumbu 3
2. Untuk melihat hasil-hasil analisis pada window x-z atau y-z klik menu
Display Show Force Frame. Kita dapat memilih Case/Combo
Name sesuai dengan beban dan kombinasi yang kita masukkan dan hasil
analisis yang akan dilihat.
111
112
113
114
115
116
117
118