Anda di halaman 1dari 68

LIVE TRAINING-LOKER TEKNIK SIPIL

SAP2000
Pemateri : Baskoro Abdi Praja, M.Eng.
OUTLINE PAPARAN
❖ Pendahuluan ❖ Pemodelan Pembebanan
❖ Sistem Koordinat ❖ Pemodelan SAP2000
❖ End-Length Offset
❖ Rigid End Factor
❖ Constraint Diafragma
❖ Load dalam SAP2000
❖ Load Cases
❖ Load Combination
❖ Analisis
❖ Menu SAP2000
❖ Material Property
PENDAHULUAN
STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM
SAP2000 merupakan program versi terakhir yang
paling lengkap dari seri-seri program analisis
struktur SAP, baik SAP80 maupun SAP90.

Program ini menunjang untuk berbagai kasus


struktur, tidak hanya untuk bangunan gedung saja
namun dapat digunakan untuk pemodelan
jembatan, kubah, tangga, tangki boiler dsb.

SAP2000 untuk struktur umum, termasuk stadion,


menara, pabrik industri, struktur lepas pantai, sistem
perpipaan, gedung, bendungan, tanah, suku cadang
mesin, dan banyak lainnya
PENDAHULUAN
SAP2000
• Static and dynamic analysis • P-Delta analysis with static or dynamic analysis
• Linear and nonlinear analysis • Cable and Tendon elements
• Dynamic seismic analysis and static pushover analysis • Two-dimensional plane and axisymmetric solid elements
• Vehicle live-load analysis for bridges
• Three-dimensional solid elements
• Geometric nonlinearity, including P-delta and large-displacement
effects • Nonlinear link and support elements
• Staged (incremental) construction • Frequency-dependent link and support properties
• Creep, shrinkage, and aging effects • Multiple coordinate systems
• Buckling analysis • Many types of constraints
• Steady-state and power-spectral-density analysis
• A wide variety of loading options
• Frame and shell structural elements, including beam-column, truss,
membrane, and plate behavior • Alpha-numeric labels
• Large capacity
• Highly efficient and stable solution algorithms
PENDAHULUAN
SAP2000
PENDAHULUAN
SAP2000
PENDAHULUAN
SAP2000
PENDAHULUAN
USER INTERFACE
SISTEM KOORDINAT
SUMBU GLOBAL & LOKAL

Terdapat dua sumbu pada SAP2000, yaitu


• Sistem koordinat global (sumbu X, Y dan Z), dan
• sistem koordinat lokal (sumbu 1, 2, dan 3), bentuk ruang
(3 dimensi),

➔ mengikuti hukum jari tangan kanan.

SUMBU GLOBAL merupakan SUMBU TATA RUANG STRUKTUR,


sedangkan
SUMBU LOKAL merupakan SUMBU FRAME (BATANG)
SISTEM KOORDINAT
SUMBU GLOBAL & LOKAL
SISTEM KOORDINAT
SUMBU GLOBAL & LOKAL
DEGREE OF FREEDOM
DEGREE OF FREEDOM (DOF) SUMBU GLOBAL & LOKAL
DEGREE OF FREEDOM
DEGREE OF FREEDOM (DOF) SUMBU GLOBAL & LOKAL PADA TUMPUAN
DEGREE OF FREEDOM
DEGREE OF FREEDOM (DOF) SUMBU GLOBAL & LOKAL PADA TUMPUAN

Dalam teori Mekanika Teknik yang kita pelajari dibangku kuliah selama ini, ada 3 macam dukungan yang sering
dibahas yaitu :

Jepit : Mampu menahan gaya vertikal, horisontal dan moment.


Sendi : Mampu menahan gaya vertikal dan horisontal.
Roll : Hanya mampu menahan gaya vertikal.
SISTEM KOORDINAT
KONVENSI TANDA ELEMEN FRAME
SISTEM KOORDINAT
TEGANGAN PADA ELEMEN SHELL
SISTEM KOORDINAT
TEGANGAN PADA ELEMEN ASOLID
SISTEM KOORDINAT
TEGANGAN PADA ELEMEN SOLID
SISTEM KOORDINAT
GAYA DAN MOMEN INTERNAL ELEMEN FRAME
SISTEM KOORDINAT
GAYA DAN MOMEN INTERNAL ELEMEN SHELL
END LENGTH OFFSET
OVERLAP PENAMPANG PADA BATANG
RIGID END FACTOR
KEKAKUAN SAMBUNGAN BALOK-KOLOM

• Tingkat kekakuan balok- kolom dapat dimodelkan sebagai Rigid Zone Offset atau daerah
yang kaku, karena pada struktur beton hubungan balok dan kolom adalah monolite.

• Nilai Rigid Zone Factor atau faktor kekakuan berkisar dari 0 sampai 1. Angka 0 untuk
tanpa kekakuan dan 1 untuk sangat kaku (full rigid).

• Tidak ada ketentuan khusus untuk nilai tersebut, sepenuhnya adalah Engineering
Judgement.

• Namun manual program menyarankan nilai Rigid Zone Factor adalah ≤ 0,5.
CONSTRAINT DIAFRAGMA
RIGID & SEMI RIGID

Constraint diapragma menyebabkan semua joint yang di-


constraint bergerak bersama sebagai diapragma kaku
yang berlawanan dengan deformasi membran.

Secara efektif, semua joint yang di-constraint


dihubungkan dengan Rigid Link efektif yang kaku pada
bidang tersebut, tetapi tidak mempengaruhi deformasi arah
tegak lurus bidang.

Constraint diapragma ini dapat digunakan untuk :


• Membuat model plat lantai beton, atau plat lantai beton
deck, pada bangunan gedung, yang mempunyai kekakuan besar
searah bidang lantai.
• Membuat model diapragma pada lantai atas jembatan.
CONSTRAINT DIAFRAGMA
RIGID & SEMI RIGID

Penggunaan constraint diapragma pada bagunan gedung akan


mengeliminasi masalah ketelitian numerik yang
dihasilkan, apabila kekakuan pada bidang lantai diapragma
dimodelkan dengan elemen membran.

Hal ini juga sangat bermanfaat untuk analisis dinamik


lateral bangunan gedung, yang akan cukup signifikan
mereduksi dimensi persamaan eigenvalue yang harus
diselesaikan.
LOAD DALAM SAP2000
DASAR ANALISIS
LOAD CASES DALAM SAP2000
DASAR ANALISIS
LOAD CASES DALAM SAP2000
DASAR ANALISIS
LOAD CASES DALAM SAP2000
DASAR ANALISIS – NON LINEAR
LOAD COMBINATIONS DALAM SAP2000
5 TIPE KOMBINASI
ANALISIS DALAM SAP2000
DASAR ANALISIS

• Analisis Statik

• Analisis Modal

• Analisis Respon Spektrum


ANALISIS DALAM SAP2000
ANALYSIS CASE
Beberapa tipe dasar analysis case ialah :
1. Load Case (kondisi pembebanan), atau simply Load ialah dasar untuk
menentukan distribusi beban yang berhubungan dengan hasil analisis
statik.
2. Mode, ialah eigenvector atau Ritz-vector, yang berhubungan dengan
frekuensi, yang dihasilkan dari analisis mode getaran
3. Spec, ialah hasil analisis response-spectrum dasa
ANALISIS DALAM SAP2000
STATIC ANALYSIS
Setiap load case akan memperhitungkan :
1. Beban berat sendiri (self weight) pada elemen frame dan/atau shell
2. Beban terpusat dan beban merata pada elemen frame
3. Beban merata pada elemen shell
4. Gaya dan/atau beban displacement tanah dasar pada joint
5. Tipe beban lain yang diberikan pada SAP2000 Analysis Reference
ANALISIS DALAM SAP2000
BEBAN PERCEPATAN (ACCELERATION LOADS)
1. Program secara otomatis akan menghitung beban percepatan yang
bekerja pada struktur akibat percepatan translasi pada tiga arah sumbu
global.
2. Beban percepatan ini dintentukan berdasarkan prinsip d’Alembert, dan
diberi notasi mx, my dan mz.
3. Beban-beban ini digunakan untuk menentukan percepatan tanah dasar
pada analisis response-spectrum, dan sebagai awal vector beban untuk
analisis Ritz-vector.
ANALISIS DALAM SAP2000
ANALISIS EIGENVECTOR
1. Eigenvector digunakan untuk analisis mode shape dan frekuensi sistem
getaran bebas tak teredam. Dengan analisis ini pengertian mode alami
pada perilaku struktur diberikan sangat baik.
2. Eigenvalue merupakan akar dari frekuensi sudut (circular frequncy) ω,
untuk mode tersebut. Frekuensi siklis f, dan periode T merupakan fungsi ω,
yang ditunjukkan dengan :
ANALISIS DALAM SAP2000
HASIL ANALISIS MODAL
Beberapa property mode getaran yang dihasilkan oleh program dapat
dicetak dari program SAP2000.

Frekuensi dan Periode, waktu getar dan frekuensi getaran diberikan pada
setiap mode sebagai berikut :
1. Periode (waktu getar) T, dengan satuan (unit) waktu, biasanya dalam detik
• Frekuensi getaran (cyclic frequency), f, dengan satuan siklus persatuan
waktu, yang merupakan inverse dari T
2. Frekuensi sudut (circular frequency), ω, dengan satuan radian persatuan
waktu, ω =2π f
3. Eigenvalue, ω2 , dengan satuan radian per-satuan waktu kuadrat
ANALISIS DALAM SAP2000
HASIL ANALISIS MODAL
Participating Mass Ratios, digunakan untuk mengontrol menentukan
ketepatan analisis respon spektrum seberapa cukup jumlah mode yang
digunakan untuk menghitung respon beban percepatan pada setiap arah
sumbu global.
ANALISIS DALAM SAP2000
HASIL ANALISIS RESPON SPEKTRUM
1. Redaman modal dan percepatan tanah yang bekerja pada tiap arah
diberikan untuk setiap mode.
2. Amplitudo modal respon spektrum diberikan dengan mengalikan mode
shape yang diperoleh dengan menggantikan bentuk struktur pada tiap
arah percepatan.
3. Base Reactions adalah total gaya dan momen searah dengan koordinat
global yang terjadi pada dukungan (Restraint dan Spring) untuk menahan
gaya inersia akibat beban respon spektrum.
ANALISIS DALAM SAP2000
MENU SAP2000
STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM
MENU DALAM SAP2000
FILE , EDIT , DEFINE , BRIDGE MENU
MENU DALAM SAP2000
DRAW , ASSIGN , DISPLAY , ANALYZE
MENU DALAM SAP2000
DESIGN , OPTIONS MENU
MATERIAL PROPERTY
Property material yang akan digunakan untuk penampang meliputi
1. Modulus Elastisitas e1, untuk kekakuan aksial dan lentur. Ec = 4700√fc’ atau
non pratekan Ec = 20000 Mpa. Untuk baja E = 200 000 kN/m2.
2. Modulus geser g12 untuk kekakuan torsi dan kekakuan geser melintang,
yang dihitung dari e1 dan angka Poison u12.
3. Kerapatan massa per-unit volume m untuk menghitung massa elemen,
ambil rumus m = w/9,81 dimana w berat sendiri per unit.
4. Berat sendiri per-unit volume w untuk menghitung beban berat sendiri
beton w = 2400 kg/m3 dan berat sendiri baja w = 7850 kg/m3 (78.5 kN/m3)
MATERIAL PROPERTY
Berat Sendiri Struktur
1. Besarnya beban berat sendiri sama dengan berat volume w dikalikan
dengan luas penampang d.
2. Berat sendiri arahnya selalu ke bawah, searah dengan sumbu –Z.
3. Berat sendiri ini dikalikan dengan faktor skala yang ditentukan untuk
seluruh struktur.
Pemodelan Beban
Beban merata pada elemen
1. Beban merata pada elemen digunakan untuk menentukan gaya dan
momen yang bekerja pada sepanjang elemen frame.
2. Intensitas beban dapat berupa beban merata atau trapesium.
Pemodelan Beban
Beban merata pada elemen
1. Beban merata pada elemen digunakan untuk menentukan gaya dan
momen yang bekerja pada sepanjang elemen frame.
2. Intensitas beban dapat berupa beban merata atau trapesium.
PROSEDUR ANALISIS
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
CONTOH SEDERHANA PEMODELAN DAN PEMBEBANAN
PEMODELAN KUDA-KUDA TRUSS 2D
MUTU MATERIAL :
1) BJ 37 (Fy = 240 Mpa ; Fu = 370 Mpa)
2) Penampang yang digunakan :
2L 60.60.8 ; 2L 50.50.8
3) Beban pada struktur P1 ; P2 ; W1 ; W2 ; W3 ; W4 ;W5
PEMODELAN 3D
BETON BERTULANG :
1) Fc’ = 25 MPa
2) BJTS 420 A : fy 420 Mpa & fu 600 Mpa
3) Dimensi Balok : 250 x 500 mm2
4) Dimensi Kolom : 400 x 400 mm2
5) Dimensi Pelat : 150 mm
6) Tumpuan Jepit
7) Beban Kombinasi : DL + SDL + LL + EX
PEMODELAN 3D

BAJA PROFIL :
1) MUTU BJ37
2) Dimensi Balok : IWF 250.150
3) Dimensi Kolom : H 300.300
4) Dimensi Pelat : 150 mm
PEMODELAN 3D
TRIAL
Correspondence for business inquiry
prajabaskoro@gmail.com

085647617000

BASKORO ABDI PRAJA


SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai