Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

PERANGKAT LUNAK BIDANG TEKNIK SIPIL II

Disusun oleh:

Nida Ulhusna
16/395354/TK/44646
Kelas VI/A

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN – S1 TEKNIK SIPIL

UJIAN SEMESTER PERANGKAT LUNAK TEKNIK SIPIL II


(Bidang Geoteknik) Juni 2019

Buatlah ringkasan dan lakukan analisis menggunakan Geo-Slope/W berdasarkan


soal-soal berikut ini.
1. Berikan ulasan ringkas tentang software Geo-Slope/W, kegunaan dan
batasan yang dimiliki. (CP b-1, 20%)
2. Berikan ringkasan konsep dan metode analisis stabilitas lereng dalam
software Geo- Slope/W dan jelaskan bagaimana kondisi yang tepat
untuk tiap metode analisis tersebut. (CP b-1, 20%)
3. Lakukan analisis stabilitas lereng sesuai dengan soal yang telah
diberikan. (CP-b-1, b-2, b- 3, k-1 & k-2, 60%)

Kumpulkan dalam bentuk hardcopy saat ujian dan softcopy ke google drive sesuai
alamat yang diberikan.

Selamat mengerjakan

Dosen Penguji Koordinator mata kuliah Ketua Prodi S1

ARF/FFA/SIM Dr. es. sc. tech. Ahmad RIFA’I Dr. Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng.
1. Berikan ulasan ringkas tentang software Geo-Slope/W, kegunaan dan
batasan yang dimiliki.
A. Tentang Software Geo-Slope/w
Software Geo-Slope/W adalah salah satu perangkat lunak yang
berfungsi untuk menganalisis stabilitas lereng baik untuk lereng tanah
maupun lereng batuan. Analisis dilakukan untuk mengetahui nilai
aman atau safety factor dari lereng yang dimodelkan. Yang sifatnya
terintegrasi sehingga memungkinkan untuk menggunakan hasil dari
satu produk ke dalam produk yang lain dalam Geo-Slope office. Ini
unik dan fitur yang kuat sangat memperluas jenis masalah yang dapat
dianalisis dan memberikan fleksibilitas untuk memperolehmodul
seperti yang dibutuhkan untuk proyek yang berbeda. Geo-Slope/W
dapat menganalisis masalah sederhana atau kompleks dengan
berbagai bentuk permukaan slip, kondisi tekanan air pori, sifat tanah
dan kondisi permukaan. SLOPE / W memiliki lima sub rutin:
a. Geometri - deskripsi stratigrafi dan bentuk permukaan selip
potensial
b. Kekuatan tanah - parameter yang digunakan untuk menentukan
kekuatan tanah (bahan)
c. Tekanan air pori - cara mendefinisikan air pori kondisi tekanan
d. Penguatan atau interaksi struktur tanah - kain, paku, jangkar,
tiang pancang, dinding, dan sebagainya
e. Beban yang dibebankan - biaya tambahan atau beban gempa
dinamis.
Software ini merupakan salah satu bagian dari bagian dari
Software Geostudio yang berfokus kepada analisis stabilitas lereng.
SLOPE/W dapat digunakan untuk menganalisis dan memodelkan
masalah sederhana maupun kompleks untuk berbagai bidang gelincir,
kondisi tekanan pori, sifat tanah, dan kondisi pembebanan, seperti
contohnya perangkat lunak ini mampu memodelkan berbagai jenis
lereng dengan tanah heterogen (karakteristik tanah yang berbeda-
beda), bidang gelincir dengan 2 mode (Grid and Radius dan Entry
and Exit), serta beberapa cara analisis yang berdasar pada limit
equilibrium analysis (misal Metode Janbu, Bishop, Morgenstern-
Price, dan lain-lain). Tekanan air yang terjadi di lereng dimodelkan
sesuai dengan metode Piezometric Line.

B. Kegunaan Software Geo-Slope/w


Software Geo-Slope/w digunakan untuk memodelkan dan
menganalisis kestabilan lereng dengan menghitung faktor keamanan
tanah dan kemiringan batuan baik masalah sederhana maupun
kompleks untuk berbagai bidang gelincir, kondisi tekanan pori, sifat
tanah, dan kondisi pembebanan, seperti contohnya perangkat lunak ini
mampu memodelkan berbagai jenis lereng dengan tanah heterogen
(karakteristik tanah yang berbeda-beda), bidang gelincir dengan 2
mode (Grid and Radius dan Entry and Exit), serta beberapa cara
analisis yang berdasar pada limit equilibrium analysis (misal Metode
Janbu, Bishop,Morgenstern-Price, dan lain-lain). Selain itu juga dapat
digunakan untuk melakukan analisis probabilistic, dan juga dapat
mengetahui potongan melintang paling ideal sebagai antisipasi
kelongsoran tanah.
C. Batasan yang dimiliki Software Geo-Slope/W
a. Mempunyai batasan tidak meninjau aliran permukaan, pengaruh
aliran tanah artesis maupun rembesan.
b. Tidak mempunyai output faktor aman dan nilai kritis yang pasti
dan akurat, karena harus melakukan berbagai trial.
c. Mempunyai batasan dengan memodelkan lereng dalam bentuk
2D (dua dimensi), tidak mampu memodelkan dalam bentuk 3D
(tiga dimensi).
d. Tidak meninjau adanya retakan permukaan (crack) yang terjadi
di permukaan tanah.
2. Berikan ringkasan konsep dan metode analisis stabilitas lereng
dalam software Geo- Slope/W dan jelaskan bagaimana kondisi
yang tepat untuk tiap metode analisis tersebut.
A. Metode bidang gelincir
a. Grid and Radius

Bidang gelincir dibuat berdasarkan lingkaran yang


memotong lereng dari suatu titik pusat tertentu dan
menyinggung radius. Dalam metode ini pengguna dapat
menentukan jumlah grid yang digunakan dalam iterasi
perhitungan. Hasil perhitungan ditunjukkan sebagai nilai FS
(Factor of Safety) untuk masing-masing lingkaran yang berbeda
kemudian diambil nilai yang paling kritis.
b. Entry and Exit
Penentuan bidang gelincir diawali dengan membuat garis
entry dan exit pada lereng. Garis entry dan exit menandakan arah
masuk dan keluarnya bidang gelincir saat terjadi kelongsoran.
Setelah itu diatur nilai increments yang dapat ditambah atau
dikurangi nilainya, hal ini akan berpengaruh pada akurasi hasil
setelah proses running.
B. Metode analisis stabilitas lereng
Dalam pengerjaan nomor 3 soal UAS ini (tugas), digunakan tiga
metode yaitu Morgenstern-Price, Janbu dan Bishop. Ketiga metode
ini merupakan metode irisan, yaitu metode yang membagi bidang
longsor menjadi beberapa blok atau pias untuk masing-masing
dianalisis.
a. Metode Janbu
Metode ini digunakan untuk menganalisis lereng yang
bidang longsornya tidak berbentuk busur lingkaran. Bidang
longsor pada analisa metode janbu ditentukan berdasarkan zona
lemah yang terdapat pada massa batuan atau tanah.
Cara lain yaitu dengan mengasumsikan suatu faktor
keamanan tertentu yang tidak terlalu rendah. Kemudian
melakukan perhitungan beberapa kali untuk mendapatkan
bidang longsor yang memiliki faktor keamanan terendah. Janbu
(1954) mengembangkan suatu cara analisa kemantapan lereng
yang dapat diterapkan untuk semua bentuk bidang longsor.
Faktor keamanan:

Ff=
∑ ( c ' l+ ( P−ul ) tan φ' ) sec α
∑ ( W −( X R−X L ) ) tan α
Keterangan:
W = Berat total pada irisan
EL = Gaya antar irisan yang bekerja secara horisontal
pada penampang kiri
ER = Gaya antar irisan yang bekerja secara horisontal
pada penampang kanan
XL = Gaya antar irisan yang bekerja secara vertikal pada
penampang kiri
XR = Gaya antar irisan yang bekerja secara vertikal pada
penampang kanan
P = Gaya normal total pada irisan
T = Gaya geser pada dasar irisan
ht = Tinggi rata-rata dari irisan
hf = Asumsi letak thrust line
b = Lebar dari irisan
l = Panjang dari irisan
a = Kemiringan lereng
at = Sudut thrust line
b. Metode Bishop
Metode Bishop mengasumsikan bidang longsor berbentuk
busur lingkaran. Pertama yang harus diketahui adalah geometri
dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran bidang luncur,
serta letak rekahan. Untuk menentukan titik pusat busur
lingkaran bidang luncur dan letak rekahan pada longsoran busur
dipergunakan grafik.
Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode
sangat populer dalam analisis kestabilan lereng dikarenakan
perhitungannya yang sederhana, cepat dan memberikan hasil
perhitungan faktor keamanan yang cukup teliti. Kesalahan
metode ini apabila dibandingkan dengan metode lainnya yang
memenuhi semua kondisi kesetimbangan seperti Metode
Spencer atau Metode Kesetimbangan Batas Umum, jarang lebih
besar dari 5%.
Metode Bishop sendiri memperhitungkan komponen gaya-
gaya (horizontal dan vertikal) dengan memperhatikan
keseimbangan momen dari masingmasing potongan. Metode ini
dapat digunakan untuk menganalisa tegangan efektif. Zakaria
(2009)
Faktor keamanan:
c ' l+ ( P−ul ) tan φ '
Fk=
W sin α
Keterangan:
W = Berat total pada irisan
EL, ER = Gaya antar irisan yang bekerja secara
horizontal pada penampang kiri dan kanan
XL, XR = Gaya antar irisan yang bekerja secara vertical
pada penampang kiri dan kanan
P = Gaya normal total pada irisan
T = Gaya geser pada dasar irisan
L = Panjang dari irisan
α = Sudut kemiringan lereng
b = Lebar dari irisan
c. Metode Morgenstern-Price
Dalam metode ini, dilakukan asumsi penyederhanaan
untuk menunjukkan hubungan antara gaya geser di sekitar irisan
(X) dan gaya normal di sekitar irisan (E) dengan persamaan:
X =λ ∙ f ( x ) ∙ E
dimana f(x) adalah asumsi dari sebuah nilai suatu fungsi
dan λ adalah suatu faktor pengali yang nilainya akan diasumsi
dalam perhitungan ini.
Nilai dari asumsi yang tidak diketahui dalam metode
Morgenstern-Price yaitu factor of safety (F), faktor pengali (λ),
gaya normal yang bekerja pada dasar bidang irisan (P), gaya di
sekitar bidang irisan yang bekerja secara horizontal, dan titik
dimana gaya di sekitar bidang irisan bekerja (thrust line). Dari
hasil analisis dengan kesetimbangan maka asumsi di atas akan
dapat diketahui, dan komponen gaya geser yang bekerja di
sekitar bidang irisan (X) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus.
a. Konsep yang digunakan
Konsep dari berbagai metode analisis stabilitas lereng yang ada di
Geo-Slope/W ditunjukkan pada tabel di bawah.
Metode Asumsi
Ordinary method of cells Gaya interslice diabaikan
Resultan gaya interslice yang dihasilkan adalah
Bishop
horizontal. Tidak ada gaya geser interslice
Gaya geser antar irisan sama dengan nol (X=0). Faktor
Janbu koreksi digunakan sebagai faktor empiris untuk
memasukkan efek dari gaya geser antar irisan.
Asumsi garis dorong digunakan untuk menentukan
Janbu Generalized
lokasi gaya normal interslice
Gaya interslice yang dihasilkan memiliki kemiringan
Spencer
konstan di seluruh massa geser.
Arah gaya interslice yang dihasilkan didefinisikan
menggunakan fungsi arbitrer. Fraksi nilai fungsi yang
Morgenstern-Price
diperlukan untuk keseimbangan gaya dan momen
dihitung.
Resultan gaya antar irisan sama dengan nol dan bekerja
Fredlund-Krahn
sejajar dengan permukaan bidang runtuh.
Corps of Engineers Kemiringan dari resultan gaya geser dan normal antar-
irisan besarnya sama dengan:
 Kemiringan permukaan lereng, atau
 Kemiringan dari kaki bidang runtuh ke puncak
bidang runtuh.
Kemiringan dari resultan gaya geser dan normal antar
Lowe and Karafiath irisan sama dengan rata-rata dari kemiringan permukaan
lereng dan kemiringan bidang runtuh.
Kriteria kekuatan geser diterapkan di bidang geser pada
Sarma sisi dan dasar setiap irisan. Kecenderungan antarmuka
irisan bervariasi hingga kriteria kritis terpenuhi.
Kesetimbangan Batas Sudut gaya antar irisan besarnya sebanding dengan
Umum fungsi tertentu yang diasumsikan.

Tabel di bawah ini menunjukkan kondisi keseimbangan statis


yang dipenuhi oleh beberapa metode keseimbangan batas
Keseimbangan Keseimbangan Keseimbangan
Metode
gaya (vertikal) gaya (horizontal) momen
Ordinary method of cells Ya Tidak Ya
Bishop Ya Tidak Ya
Janbu Ya Ya Tidak
Digunakan
untuk
Janbu Generalized Ya Ya menghitung
gaya geser
interslice
Spencer Ya Ya Ya
Morgenstern-Price Ya Ya Ya
Fredlund-Krahn Ya Ya Ya
Corps of Engineers Ya Ya Tidak
Lowe and Karafiath Ya Ya Tidak
Sarma Ya Ya Ya

3. Berikan ulasan ringkas tentang software Geo-Slope/W,


kegunaan dan batasan yang dimiliki.

(Dilampirkan pada file analisis dan laporan)

Anda mungkin juga menyukai