I. PEMODELAN LERENG
Pemodelan lereng adalah proses membuat model lereng yang akan dianalisis
stabilitasnya. Menurut Pigguet J.P. 1983 (“Pemodelan Struktur Alamiah”,
Irwandy Arif,DR., Ir., MSc.), model dalam geomekanika didefinisikan sebagai;
- Suatu representasi skematik dari objek riil yang dipelajari (dalam hal ini
pit slope),
- Suatu refleksi matematik dari mekanisme prilaku batuan (elastik, elasto-
plastik, dll.),
- Suatu formulasi secara statistik dari refleksi matematik suatu prilaku
batuan.
Model lereng yang dibahas dalam kursus ini, adalah model lereng yang
pertama, yaitu representasi skematik atau bentuk abstrak dari lereng bukaan
tambang dengan memasukkan faktor-faktor geometri lereng, jenis batuan dan
prilakunya, batas-batas dan bidang-bidang diskontinuitas, sifat fisik dan sifat
mekanik batuan, tegangan in-situ, pembebanan dan kondisi batas, sehingga
dapat menggambarkan dan mewakili situasi dan kondisi lereng sebenarnya.
Model lereng bukaan tambang dapat mewakili lereng tunggal, lereng tingkat
dua, tiga, inter-ramp slope, dan atau keseluruhan, tergantung konteks analisis
yang akan dilakukan.
. H-1
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Untuk lereng dengan massa batuan lunak (soft materials), seperti antara lain;
overburden lunak, tanah, waste dump, tailing dump, bentuk longsoran lereng
yang mungkin terjadi adalah mendekati “circular failure”. Analisis stabilitas
lereng menggunakan pendekatan “soil slope stability”. Untuk lereng dengan
massa batuan yang keras, kuat, maka bentuk longsoran yang mungkin terjadi
adalah bentuk “planar” (longsoran bidang) yang terjadi melalui bidang
diskontinuitas batuan. Yang sering dijumpai di lapangan adalah longsoran
bentuk kombinasi antara circular dan planar karena material lunak berdekatan
dengan bagian batuan yang relatif kuat atau keras.
Untuk lereng bukaan tambang yang kondisi batuannya kompleks, terdiri dari
beberapa jenis batuan dengan kondisi geoteknik bervariasi, maka pendekatan
analisis dengan menganggap bentuk longsoran circular, atau longsoran bidang,
atau kombinasi, tidak dapat diterapkan lagi. Pendekatan analisis numerik dalam
hal ini direkomendasikan untuk digunakan.
. H-2
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Penggunaan kurva Hoek untuk menentukan safety factor (SF) lereng secara
cepat dapat dilakukan, baik untuk mendukung pekerjaan desain awal atau
untuk melakukan evaluasi secara cepat. Hanya yang perlu diperhatikan adalah
lereng-lereng yang dianalisis cepat itu harus memenuhi atau mendekati kondisi
dalam asumsi-asumsi tersebut di atas.
. H-3
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
tanØ/F
C .
C . H Tan
3
HF
4
Gambar 1. Urutan perhitungan faktor keamanan lereng dengan Hoek's chart
. H-4
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H-5
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H-6
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H-7
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H-8
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H-9
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 10
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
TABEL CONTOH ANALISIS STABILITAS LERENG TIMBUNAN DENGAN METODE HOEK'S CHART
(m) tan/FK
. H - 11
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
(m) FK
. H - 12
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
1.29
1.37
1.26
1.41
1.3 1.2
1.40
b. Metode Bishop
. H - 13
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
sec
c'.b W 1 r u tan . tan '. tan
1
F
. sin
W 1
F
Rumus ini dikenal dengan rumus Bishop. Terlihat bahwa sebelah kiri maupun
kanan dari persamaan di atas mengandung F. Untuk menghitung harga F, kita
harus melakukan pengulangan (iterasi), yaitu kita pilih suatu perkiraan harga F
awal (F coba), dan dimasukkan pada ruas kanan persamaan, kemudian
dihitung dan diperoleh harga F pada ruas kiri. Hasil perhitungan ini dimasukkan
kembali pada ruas kanan dan begitu seterusnya (beberapa kali), sampai
didapatkan hasil nilai F pada ruas kiri mendekati sama dengan F input pada
ruas kanan. Biasanya iterasi 2 – 3 kali sudah mendapatkan hasil F yang
mendekati sama.
Perhitungan tersebut demikian jika dilakukan secara manual, namun dewasa ini
sudah banyak metode perhitungan Bishop dibuat dalam program komputer,
seperti “Slide”, Slope, dan lain-lain. Sehingga simulasi dan perhitungan faktor
keamanan lereng dapat dilakukan dengan lebih baik.
. H - 14
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
2
m.a.t
Z
b
1 u
W Sin
W Cos
W (berat Slice)
. H - 15
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
E = =
tan . tan
M tan + 1 x
F
E (3) (5)
1 26 12 530.4 0.385 50 406.3 240 118.8 358.8 1.085 1.147 1.160 389.3 411.8 416.1
2 28 14 666.4 0.571 30 333.2 280 103.9 383.9 0.954 0.985 0.991 366.4 378.2 380.4
3 14 12 285.6 0.571 20 97.7 240 44.5 284.5 0.940 0.960 0.964 267.4 273.1 274.2
Iterasi ke-1 : FK = 1023.0 : 837.1 = 1.22 Iterasi ke-2 : FK = 1063.1 ; 837.1 = 1.27 Iterasi ke-3 : FK = 1070.7 : 837.1 = 1.28
. H - 16
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 17
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Dalam menganalisis longsoran bidang menurut metode Hoek dan Bray, maka
suatu lereng ditinjau dalam dua dimensi dengan anggapan-anggapan sebagai
berikut :
. H - 18
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
dimana :
F = faktor keamanan lereng
C = kohesi batuan pembentuk lereng pada bidang luncur (ton f/m2)
A = panjang bidang luncur (m)
. H - 19
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
U = ½ w Zw (H-Z) cosec p
V = gaya mendatar yang ditimbulkan oleh tekanan air pada
regangan tarik (ton)
V = ½ w Zw2
Jika terjadi getaran yang diakibatkan oleh adanya gempa, peledakan maupun
aktivitas manusia lainnya, maka persamaan di atas menjadi :
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu lereng batuan jika terdapat lebih dari
satu bidang lemah yang bebas dan saling berpotongan. Sudut perpotongan
antara bidang lemah tersebut harus lebih besar dari sudut geser-dalamnya
(Gambar 12).
Bidang lemah ini dapat berupa bidang sesar, rekahan, maupun bidang
perlapisan batuan.
. H - 20
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Sebagai contoh analisis akan dibahas tentang longsoran baji yang dibentuk
oleh dua bidang lemah. Dalam analisis dengan menggunakan metode Hoek
dan Bray, longsoran baji dianggap hanya akan terjadi pada garis perpotongan
kedua bidang lemah.
w w
F
3
.H
C a . X C b .Y A 2. X tan a B 2 Y tan b
dimana :
Ca = kohesi batuan pada bidang lemah I (ton f/m2)
Cb = kohesi batuan pada bidang lemah II (ton f/m2)
. H - 21
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 22
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
sin 24
X
sin 45 . cos 2 na
sin 13
Y
sin 35 . cos 1nb
. H - 23
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Jika pada bidang I dan II tidak terdapat kohesi, serta kondisi lereng kering,
maka persamaan di atas menjadi :
F = A tana + B tanb
Dimana A dan B adalah suatu faktor tanpa satuan yang besarnya tergantung
pada jurus (strike) dan kemiringan (dip) kedua bidang lemahnya. Bidang lemah
yang mempunyai kemiringan lebih kecil selalu dinamakan bidang lemah I,
sedang bidang lemah yang satunya lagi dinamakan bidang lemah II.
Penggunaan rumus ini lebih praktis dan lebih disarankan karena analisisnya
lebih konservatif dan lebih mudah.
. H - 24
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 25
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 26
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 27
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 28
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 29
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 30
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 31
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 32
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
Tabel III-1
Perhitungan faktor keamanan lereng longsoran baji Metode Hoek, Bray & Boyd
DATA MASUKAN NILAI FUNGSI PERHITUNGAN
a =45o
b =70o
Cosa =0,7071
Cosb =0,3420
cos cos . cos ab cos cos . cos ab
A a b
1,5475 B b a
0,9557
5 =31,2o Sin5 =0,5180
sin .sin sin .sin ab
2 2
na.nb =101o Cosna.nb =-0,191 5 ab 5
Sinna.nb =-0,982
24 =65o
45 =25o
Sin24 =0,9063
Sin45 =0,4226
sin 24
X 3,3363
2.na =50o Cos2.na =0,6428
sin 45 . cos 2..na
13 =62o
35 =31o
Sin13 =0,8829
Sin35 =0,5150
sin 13
X 3,4287
1.nb =60o Cos1.nb =0,5000
sin 35 . cos 1..nb
A w X tan B w Y tan
A =30o TanA =0,5773
B =20o TanB =0,3640 F
3
.H
C a
. X Cb .Y 2.
a
2
b 1,35
=160lb/ft3 w/2 =0,1953
w =62,5lb/ft3 3cA/H =0,0721
cA =500lb/ft2 3cA/H =0,1442
cB =1000lb/ft2
H =130ft
. H - 33
Pemodelan dan Analisis Stabilitas Lereng
. H - 34