Disiapkan oleh:
Dr. I Wayan Sengara
2001
-u
dengan adalah besarnya tegangan total yang bekerja sedangkan u adalah tekanan air pori.
Perlu diketahui bahwa tegangan efektif tidak dapat ditentukan secara langsung, tetapi
harus diketahui informasi mengenai besarnya tegangan total dan tekanan air pori. Untuk
analisis stabilitas lereng, kriteria keruntuhan yang umumnya digunakan adalah kriteria
keruntuhan Mohr-Coulomb.
2.2 Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb
Kriteria keruntuhan yang dipakai dalam analisis stabilitas lereng adalah kriteria
keruntuhan Mohr-Coulomb. Kriteria keruntuhan Mohr-Coulomb dapat dituliskan
konsisten dalam keadaan efektif sebagai:
ff=
di mana :
'
tan ' + c
ff
ff
ff'
'
1c
beban (shearing).
(2) Tes Consolidated Drained (CD): pada tes ini sampel mula-mula dikonsolidasikan
dengan tekanan confining
1c
dan
3c
Pada pendekatan total stress, kondisi yang sesuai adalah keadaan dimana excess tekanan
air pori belum terdisipasi, sehingga parameter tanah yang dipakai adalah parameter yang
bersesuaian dengan tegangan total, yaitu parameter tahanan geser undrained (diperoleh
dari test triaxial undrained). Sedangkan pada pendekatan efektif stress, kondisi yang
sesuai adalah keadaan dimana excess tekanan air pori telah terdisipasi, sehingga
parameter tanah yang dipakai adalah parameter yang bersesuaian dengan tegangan
efektif, yaitu parameter tahanan geser drained (diperoleh dari test triaxial drained atau
undrained dengan pengukuran tekanan air pori).
Pendekatan yang harus dipakai dalam analisis stabilitas lereng didasarkan pada
kondisi tekanan air pori dari lereng yang dihadapi. Jika kita tidak tahu apakah kondisi
total atau efektif yang menentukan keruntuhan lereng, maka kedua kasus perlu ditinjau
dan disain ditentukan oleh keadaan yang lebih kritis.
Tabel 1 berikut memberikan tipe-tipe tes triaksial yang dilakukan sesuai tipe tanah
dan pelaksanaan konstruksi atau kondisi tekanan air pori di lapangan.
Tabel 1. Pemilihan Tipe Tes Triaksial (Lee, 1996)
Jenis Tanah
Kohesif
Jenis Konstruksi
Jangka pendek
(short term/end of construction)
Konstruksi bertahap
(staged construction)
Jangka panjang
(long term)
Granular
Semua jenis
c- material
Jangka panjang
(long term)
u) tan
tegangan normal
mengakibatkan naiknya kekuatan geser tanah dan faktor keamanan. Sebaliknya, pada
suatu galian lereng (unloading) maka akan terjadi kondisi tekanan air pori sebaliknya dari
kondisi loading. Dalam hal ini, bertambahnya akses tekanan air pori akan mengakibatkan
kekuatan geser tanah semakin menurun yang berakibat faktor keamanan semakin kecil.
Suatu tanah yang mempunyai over-consolidation ratio (OCR) antara atau lebih besar
dari 4 sampai 8, volume tanah cenderung meningkat (terjadi dilasi) selama pembebanan
geser yang memberikan konsekuensi menurunnya tekanan air pori selama pembebanan
geser. Dalam hal ini, kuat geser undrained akan lebih besar dari kuat geser tanah kondisi
drained. Perlu diperhatikan bahwa tekanan air pori negatif yang tinggi akan
mengakibatkan tanah mengalami swelling dan mereduksi kekuatan tanah. Sehingga
pemakaian kekuatan tanah undrained dalam hal ini akan memberikan hasil yang tidak
aman. Menurut Terzaghi dan Peck (1967), konsep = 0 tidak dapat digunakan untuk tanah
lempung dengan OCR lebih besar dari 2 sampai 4.
Gambar 6. Kondisi stabilitas untuk sebuah timbunan dan galian lereng pada tanah
lempung NC (dari Bishop dan Bjerrum, 1960)
Tabel 2 berikut memperlihatkan kondisi kuat geser tanah dan drainase yang kritis
untuk analisis stabilitas.
Tabel 2. Kondisi kritikal untuk stabilitas lempung jenuh. (Lee, 1995)
Jenis Tanah
Soft (NC) Clay
Kondisi kritikal
Kasus Unconsolidated
Undrained (UU) tanpa drainase
Catatan
Gunakan = 0, c =
ff
dengan
Stabilitas
biasanya
bukan
problem utama.
Catatan
Gunakan
undrained.
analisis
tegangan
Triaxial test
UU test
CU test
Undrained Strength
, Su
Ccu dan
cu
Unconfined
Unconfined
compression test
strength, qu
CD test
C dan
C dan
CU test dg
pengukuran tek.
air pori
Ring shear test
Cr dan r
residual
keamanan lereng pada suatu kondisi tanah dengan kuat geser tanah tertentu dibahas
secara detail pada materi dalam Lampiran (Landslide and Slope Stability note, Edil,
1982). Bagian ini membahas prinsip mekanika dari pendekatan kesetimbangan batas
yang digunakan di dalam analisis stabilitas lereng serta menguraikan solusi closed-form
klasik yang sering digunakan di dalam method of slices. Dibahas pula beberapa metoda
slices yang tergantung dari asumsi-asumsi kesetimbangan di dalam slices.
Tabel 3. Angka keamanan minimum untuk lereng galian terbuka (tanpa gempa)
(Konsensus TPKB DKI-Jakarta, 1999; Djayaputra, 1999)
Keandalan Parameter Tanah
Kondisi Lingkungan
Kurang
Temporer
Cukup
Permanen
Temporer
Permanen
1.3
1.5
1.25
1.3
1.5
2.0
1.3
1.5
Dalam keadaan adanya beban gempa, faktor keamanan untuk seluruh kondisi >= 1.1
Stabilitas (umum)
Angka keamanan
kondisi temporer
Angka keamanan
kondisi Permanen
1.3
1.5
Keterangan
Parameter tanah
yang ditentukan
oleh ahli geoteknik
1.3
1.5
Idem
fondasi
Bottom heave di atas level
1.5
Idem
fondasi
Piping
1.5
2.0
Idem
Beberapa metode yang ada di dalam analisis stabilitas lereng ini adalah:
(dibahas secara detail dalam materi Lampiran)
- Kesetimbangan gaya
Ordinary method of slices (OMS)
Simplified Bishop
Simplified Janbu
Corps of Engineers
Lowe dan Karafiath
Generalized Janbu
- Kesetimbangan gaya dan momen
Bishops rigorous
Spencer
Sarma
Morgenstern-Price
Uraian mengenai metode-metode ini dapat di lihat pada bagian lampiran.
References:
1. Holtz R.D., and Kovacs, W.D., An Introduction to Geotechnical Engineering,
Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice Hall, 1981.
2. Edil, Tuncer. B., Seepage, Slopes, and Embankments, CEE-530 Class Notes,
University of Wisconsin-Madion USA, 1982.
3. Abramson, L.W. et al., Slope Stability dan Stabilization Methods, John
Wiley&Sons, Inc., New York, 1995.