1. Pendahuluan
Jembatan Grand Wisata terletak di daerah Bekasi Timur, berjarak sekitar 25 km dari
Jakarta. Jembatan ini melintasi jalan tol Jakarta – Cikampek, mempunyai panjang
bentang 81 meter, menggunakan sistem cable stayed dengan pylon tunggal yang terdiri
dari dua kolom beton miring yang dihubungkan oleh suatu lengkung pada bagian
atasnya (Gambar 1).
Sistem dek jembatan (Gambar 2) terdiri dari sepasang girder utama memanjang yang
dihubungkan oleh balok melintang dan diperkaku oleh balok memanjang sekunder. Pelat
lantai jembatan terdiri dari pelat beton pracetak dengan ketebalan 100 mm, yang
kemudian disatukan oleh pelat beton cor di tempat dengan ketebalan 120 mm, dan
dengan menggunakan shear connector di antara keduanya.
Gambar 1 Jembatan Grand Wisata1) Gambar 2 Model struktur jembatan Grand Wisata
1
Associate Professor, University of Indonesia, Untar, and Ukrida; Vice President, Asian Concrete
Federation; Director, PT. Partono Fondas Engineering Consultant.
Gambar 3 Model 1-5 analisis dinamika struktur Gambar 4 Respons spektrum gempa wilayah
3 (tanah sedang)
4. Pylon
Dalam kaitan dengan kemiringan pylon yang 3D dan bentuk yang non-prismatik, telah
digunakan sistem perancah penuh untuk pengecoran beton. Sehubungan dengan
penulangan yang padat di pylon, terutama pada bagian di sekitar angkur stay cable,
digunakan beton bermutu tinggi dan yang dapat ”mengalir” (self compacting concrete,
[2]
SCC), yang mempunyai kekuatan tekan silinder 60 MPa, dan nilai flow 650 – 750 mm .
Beton sejenis ini adalah yang tertinggi yang pernah dilaksanakan di Indonesia pada saat
ini, terutama untuk penggunaan beton cor di tempat (Gambar 5 dan 6). Tabel 1 adalah
proporsi campuran dari SCC yang digunakan pada Jembatan Grand Wisata.
Gambar 5 Pengecoran beton SSC yang Gambar 6 Pengujian flow beton SSC
“mengalir”
Gambar 8 Sistem perancah penuh pada Gambar 7 Tahap konstruksi pylon [4]
pylon [3]
24. Adjustment gaya kabel 1A, 1B, dan 2A, kemudian membongkar perancah di bawah
girder ”cor di tempat” yang bersebelahan dengan pylon 3 hari
8. Catatan Akhir
Jembatan Grand Wisata bukanlah jembatan cable stayed dengan bentang yang
panjang. Namun demikian jembatan tersebut telah menggunakan beberapa teknologi
baru untuk konstruksi jembatan beton di Indonesia, antara lain:
• Penggunaan beton SCC bermutu tinggi 60 MPa dengan perilaku “mengalir” yang
mencapai nilai flow 650 – 750 mm.
• Penggunaan unbonded epoxy coated strand untuk stay cable.
Walaupun konstruksi jembatan Grand Wisata telah selesai dilaksanakan (Gambar 28
dan 29), namun sebagai suatu jembatan dengan tipe yang khusus, perlu kiranya
dilakukan monitoring secara berkala pada komponen beton dan stay cable, untuk
menjamin keandalan dan keawetan struktur jembatan secara jangka panjang.
9. Daftar Pustaka
1. Partono Fondas: “Jembatan Cable Stayed Grand Wisata”, Laporan Perencanaan,
Jakarta, Maret 2005.