20

PROGRAM
DIPLOMA 4
11
TEKNIK
SIPIL
FTSP ITS

MEKANIKA
BAHAN AJAR
TEKNIKMEKANIKA
STATIS
REKAYASA 3
TAK TENTU
PROGRAM DIPLOMA 3
TEKNIK SIPIL
BAHAN AJAR

2014
BOEDI
WIBOWO
BOEDI WIBOWO

KAMPUS DIPLOMA TEKNIK SIPIL JLN.

M E N U R 1 2 7 S U RA B AYA

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah

SWT , karena dengan rachmat NYA kami
bisa menyelesaikan
BAHAN AJAR MEKANIKA TEKNIK STATIS TAK
TENTU .
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu
proses belajar mengajar di Program
Diploma 4 Teknik Sipil , selain diktat yang
sudah ada .
Mata kuliah Mekanika Teknik Statis Tak
Tentu ini merupakan ilmu dasar keahlian
yang harus dipahami mahasiswa Teknik
Sipil , dimana pada bahan ajar ini diberikan
cara perhitungan statika untuk Konstruksi
Statis Tak Tentu .
Oleh karena itu mahasiswa harus
memahami secara benar , sehingga
diperlukan membuat sajian materi dalam
bentuk bahan ajar .
Bahan ajar ini dibuat dalam bentuk yang
lebih rinci lengkap dengan contoh soal dan
penjelasannya .
2

MATERI
.PENGERTIAN DEFORMASI
. PERHITUNGAN DEFORMASI
BALOK DAN
PORTAL DENGAN CARA UNIT
LOAD.
. PERHITUNGAN PENURUNAN
TITIK SIMPUL
PADA KONSTRUKSI RANGKA
BATANG .
. PERHITUNGAN STATIKA
DENGAN CARA
CONSISTENT DEFORMATION .
3

. PERHITUNGAN STATIKA
DENGAN CARA
CROSS.
. PERHITUNGAN STATIKA
DENGAN CARA
MATRIX ( METHODE
KEKAKUAN )
. GARIS PENGARUH BALOK
MENERUS .
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
PROGRAM D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN - ITS
MATA KULIAH

KODE

Rumpun
MK

BOBOT
(sks)

MEKANIKA TEKNIK
STATIS TAK TENTU

RC
146313

ILMU
DASAR

T=
3

OTORISASI

Koordinator
MK
TTG

Capaian
Pembelaja
ran MK

P=0

SEM
EST
ER
III

Direvisi
18 JULI 2014

Koordinator RMK

Ka PRODI

TTG

TTG

Progra
m
Studi
Mampu memberikan berbagai alternatif penyelesaian masalah teknik
sipil terapan yang dihadapi
Mampu diberikan tanggung jawab sebagai pimpinan dalam
kelompoknya
Memiliki sikap jujur
Mata
Kuliah
Mampu menghitung deformasi pada balok , portal dan rangka batang
statis tertentu
Mampu menghitung dan menggambar bidang momen , normal dan
4

lintang pada konstruksi balok , portal statis tak tentu dengan cara
consistent deformation , cross dan metode kekakuan .

Diskripsi
Bahan
Kajian &
Topik
Bahasan

Pustaka

Bahan
Kajian
Deformasi balok , portal maupun titik simpul pada KRB , menghitung
dan menggambar bidang momen , normal dan lintang pada konstruksi
statis tak tentu .
Garis pengaruh balok statis tak tentu
Topik
Bahasa
n
Dalam Matakuliah ini mahasiswa akan mempelajari pokok bahasanpokok bahasan sebagai berikut:
DEFORMASI : menghitung deformasi balok , portal statis tertentu ,
menghitung penurunan titik simpul pada KRB
KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU : pengertian dasar , perhitungan statika
dengan cara CONSISTENT DEFORMATION dan CROSS maupun
ANALISA STRUKTUR METHODE MATRIX
GARIS PENGARUH : menghitung dan menggambar garis pengaruh balok
menerus .
Utama :
1. Bahan ajar Mekanika Teknik Statis Tak Tentu D4 Teknik Sipil ,
BOEDI WIBOWO
2. Struktur Statis Tak Tentu, Chu Kia Wong Ph.D, Ir. Herman Widodo S
Penduku
ng :
1.. Analisa Struktur Lanjutan Jilid 1 , Chu Kia Wong PH, D, Kusuma Wirawan & Mulyadi Nata
Prawira

Media
Pembelaja
ran

KULIAH , LATIHAN
SOAL KULIAH ,
LATIHAN SOAL
,TUGAS

Team
ESTUTIE MAULANIE , RIDHO BAYUAJI , IBNU PUDJI RAHARDJO , BOEDI
Teaching
WIBOWO
Assessme
Tugas dan ujian
nt
Matakulia
Mekanika Teknik Statis Tertentu dan Mekanika Teknik Tegangan
h Syarat
Mg
SubMateri
Metode /
Assessment
KeCapaian
Pembelajaran
Strategi
Indikator
Bentuk
Bob
Pembelaja
Pembelaja
ot
ran MK
ran
[ Estimasi
5

(1)

Mahasiswa
mampu
menghitung
deformasi
pada balok

Menghitung
deformasi balok
statis tertentu
dengan cara unit
load

Waktu]
Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

NO 1 Halaman 6
13

Ketepatan
menghitu
ng
defleksi
dan rotasi
pada
balok

NO 2 Halaman
21 - 23
(2)

Mahasiswa
mampu
menghitung
deformasi
pada portal

Menghitung
deformasi portal
statis tertentu
dengan cara unit
load

Kuliah ,
latihan soal
,tugas
[TM:
3x50)]

Ketepatan
menghitu
ng
penuruna
n,
pergesera
n dan
rotasi
pada
portal

Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

Ketepatan
menghitu
ng
penuruna
n titik
simpul
pada KRB

NO 1 Halaman 6
13
NO 2 Halaman
35 - 42
(3)

Mahasiswa
mampu
menghitung
penurunan
titik simpul
pada
konstruksi
rangka
batang

NO 1 Halaman
21 28

Mahasiswa
mampu
mengidentifikasi
perbedaan
konstruksi
statis
tertentu
dengan
konstruksi
statis tak

5%

NO 2 Halaman
65 - 75

EVALUASI
KE 1

(4)

(5)

Menghitung
penurunan titik
simpul dengan
cara koefisien

Tugas
menghitu
ng
deformasi
pada
balok
maupun
portal

Pengertian
konstruksi statis
tak tentu beserta
aplikasinya .
Menghitung dan
menggambar
bidang M , N , D
pada balok statis
tak tentu dengan
CARA
CONSISTENT

UJIAN
Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

20
%

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
balok
statis tak
tentu
6

(6)

tentu dan
juga
mampu
menghitung
statika
konstruksi
statis tak
tentu

DEFORMATION

Mampu
menghitung
statika
konstruksi
statis tak
tentu

Menghitung dan
menggambar
bidang M , N , D
pada portal statis
tak tentu dengan
cara CONSISTENT
DEFORMATION

NO 1 Halaman
29 - 36

Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
portal
statis tak
tentu

Kuliah ,
latihan soal
, tugas
[TM:
2x(3x50)
]

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
portal
statis tak
tentu

NO 1 Halaman
37 - 42

(7,8) Mampu
menghitung
statika
konstruksi
statis tak
tentu

Menghitung dan
menggambar
bidang M , N , D
pada balokdan
portal tetap statis
tak tentu dengan
cara CROSS
NO 1 Halaman
43 -60

(9)

EVALUASI
KE 2

Menghitung dan
(10,1 Mampu
menghitung menggambar
1)
statika
konstruksi
statis tak
tentu

bidang M , N , D
pada portal tetap
dan bergoyang
statis tak tentu
dengan cara
CROSS
NO 3 Halaman

Kuliah ,
latihan soal
,tugas
[TM:
2x(3x50)
]

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
portal
statis tak
tentu

Tugas
menghit
ung dan
mengga
mbar
bidang M
,N,D
pada
balok
statis tak
tentu

5%

UJIAN

20
%

Tugas
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
portal
statis tak
tentu .

5%

61- 71

(12) Mampu
menghitung
statika
konstruksi
statis tak
tentu

Menghitung dan
menggambar
bidang M , N , D
pada balok statis
tak tentu dengan
cara METHODE
KEKAKUAN

Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

NO 3 Halaman
72- 85

EVALUASI
KE 3

(13)

(14) Mampu
menghitung
statika
konstruksi
statis tak
tentu

Menghitung dan
menggambar
bidang M , N , D
pada portal tetap
statis tak tentu
dengan cara
METHODE
KEKAKUAN

UJIAN
Kuliah ,
latihan soal
[TM:
3x50)]

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
portal
tetap
statis tak
tentu

Kuliah ,
latihan soal
, tugas
[TM:
2x(3x50)
]

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar garis
pengaruh

NO 3 Halaman
86-89

Mampu
(15,1 Mampu
menghitung
menghitung dan
6)
dan
menggamb
ar garis
pengaruh
balok statis
tak tentu
(17,18
)

Ketepatan
menghitu
ng dan
menggam
bar
bidang
M,N,D
pada
balok
statis tak
tentu

menggambar garis
pengaruh reaksi ,
D dan M
NO 1 Halaman
90-98

20
%
5%

Tugas
menghitu
ng dan
menggam
bar garis
pengaruh
balok
menerus

5%

EVALUASI KE 4 DAN REMIDI

UJIAN
20 %

Catatan :
1 sks
= (50 TM + 60 BT + 60 BM)/Minggu
T = Teori (aspek ilmu pengetahuan)
TM
= Tatap Muka (Kuliah)
BT
= Belajar Terstruktur
BM
= Belajar Mandiri

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER

KONTRAK KULIAH &

MATERI PEMBELAJARAN
1

KOMPETENSI

1 -3

Mampu
menghitung
deformasi pada
konstruksi statis
tertentu baik balok
maupun portal ,
mampu
menghitung
penurunan titik
simpul pada
Konstruksi Rangka
Batang .

4
Mampu meng
identifikasi
perbedaan antara
Konstruksi statis
tak tentu dengan
Konstruksi statis
tertentu .
Mampu
menghitung statika
konstruksi statis
tak tentu

9
10 -12

MEKANIKA TEKNIK
STATIS TAK TENTU .

DOSEN

1.

KOD
E
MK:

RC 090419
SKS

2.

MINGGU KE

5-8

MATA KULIAH
DAN KELAS :

Mampu
menghitung statika
konstruksi statis

3
PENGAMPU

MATERI PEMBELAJARAN

1
V

Menghitung deformasi pada balok dengan cara

UNIT LOAD
Menghitung deformasi pada portal dengan cara
UNIT LOAD

Menghitung penurunan titik simpul dengan cara

Koefisien
Pengertian konstruksi statis tak tentu dan
aplikasi di lapangan .

EVALUASI 1

Menghitung dan menggambar bidang momen ,

normal dan lintang pada balok dengan cara
CONSISTENT DEFORMATION

Menghitung dan menggambar bidang momen ,

normal dan lintang pada portal dengan cara
CONSISTENT DEFORMATION
Menghitung dan menggambar bidang momen ,
normal dan lintang pada balok dengan cara
CROSS
Menghitung dan menggambar bidang momen ,
normal dan lintang pada portal tetap dengan
cara CROSS

EVALUASI 2

V
V

Menghitung dan menggambar bidang momen ,

normal dan lintang pada portal tetap dengan
cara CROSS

tak tentu .

Menghitung dan menggambar bidang momen , V

normal dan lintang
pada portal bergoyang
dengan cara CROSS
Menghitung dan menggambar bidang momen , V
normal dan lintang pada balok dengan cara
ANALISA
STRUKTUR
METODE
MATRIX
( METHODE KEKAKUAN )
V
EVALUASI 3

Mampu
menghitung statika
konstruksi statis
tak tentu dan
menggambar garis
pengaruh balok
menerus .

Menghitung dan menggambar bidang momen ,

normal dan lintang pada portal tetap dengan
cara ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
( METHODE KEKAKUAN )
Menghitung dan menggambar garis pengaruh
reaksi perletakan pada balok statis tak tentu

Menghitung dan menggambar garis pengaruh M

dan D pada balok statis tak tentu

EVALUASI 4

13

14-16

17-18

Tanda Tangan Dosen Pengampu

Dosen 1
Dosen 2
(Koordinator)
PERNYATAAN:
Dengan ini saya menyatakan bersedia
memberikan materi sesuai
kesepakatan yang telah ditetapkan di
borang ini.

10

DEFORMASI

DEFORMASI ( PERUBAHAN BENTUK )

DEFLEKSI ( PENURUNAN / PERGESERAN )

ROTASI ( PERPUTARAN SUDUT )

,
,

q t/m

VB

P
A
B
11

VA

CARA UNIT LOAD

, =

M = PERSAMAAN MOMEN AKIBAT BEBAN LUAR .

m = PERSAMAAN MOMEN AKIBAT BEBAN UNIT .

APABILA DITANYAKAN :
* V , BEBAN UNIT P= 1 VERTIKAL .
hanya

arah beban unit terserah ,

* H , BEBAN UNIT P = 1 HORISONTAL .

negatif
* , BEBAN UNIT M =1
diatas

kalau hasil maupun

maka arah deformasi

12

kebalikan dari arah beban

unit .

ARAH MOMEN UNTUK PERSAMAAN DISEPAKATI SEPERTI GAMBAR

DIBAWAH INI .

CONTOH SOAL .

4T
HITUNG BESAR PENURUNAN DI
TITIK B
DARI KONSTRUKSI DAN
A EI
B
2 EI
BEBAN SEPERTI DISAMPING.
2m

8m

4
A

A
B
AB

0<X<2

EI

M = - 4X

m=0
13

BC

4T

0<X<8

2 EI

M = -4 ( 2 + X )

4T

2m

m = - 1X
X

=
VB =

) = 938,6667 / 2 EI

( hasil positif , arah

sama dengan beban unit )

1 t/m
CARI BESAR PENURUNAN DI C
2
8m

2T

E
B

4m

2m

1 t/m
CARI PERSAMAAN M

2T

CARI PERSAMAAN m

P =1

D
14

DC
0<X<2
m=0

EI

M = + 2X
2T
DD

CB
- 1X

0<X<4

EI

M= +2 ( 2+ X )
X

m=

2m X
P =1

BA
0<X<8
= -1 ( 4+ X )

2EI

M= +2 (6+X )+ 1X.1/2.X

4m

2m

2T

4m
x
B

VC =

VC =

VC =

) dx

15

 VC =

VC =

( karena hasil negative arah berlawanan

dengan arah
beban unit )

4
A

HITUNG BESAR VC
DAN C
EI

2m

2 EI

4m

10 m
16

4T

gambar bisa dipakai utk M

B

MD = 0

VA.16 4. 14 = 0

0
VB = 3,5 T VD = 0,5 T

P=1
gambar dipakai utk

m VC

D
0

0,
MD = 0

VA . 16 1. 10 = 0

VB = 0,625

VD = 0,375

M=1
gambAR dipakai utk

m C

D
0,

0,
MD = 0

VA . 16 + 1 = 0

AB 0<X<2
EI
mc = - 0,0625 X
X

VB = - 0,0625

M = +3,5 X

VD = 0,0625

mVc = + 0,625 X
X

3,5

0,625

0,0625

BC 0<X<4
EI
M = + 3,5( 2+ X ) 4X
+0,625( 2+X )
mc = -0,0625(2+X)

mVc =

17

A 2m
2m B Xm

Xm

3,5
0,0625

2m B

Xm

0,625

DC 0<X<10 2EI
mc = -0,0625X

M = - 0,5 X

mVc = - 0,375 X

D
0,5

0,375

0,0625

Vc =

=
18

Vc =

c = 1,06062/EI

19

q = 1 t/m
A

3T

EI KONSTANT

HITUNG BESAR PENURUNAN

DI TITIK A
5m

C
3m
q = 1t/m
A

3T

B
P=1

Cari M

Cari m

C
C

AB
= +1X

0<X<3

EI

M = - 1 X. 1/2 X

Q = 1X

BC 0<X<5
m = + 1.3 = + 3

EI

P=1

M = - 3.1,5 + 3X = - 4,5 + 3X

20

3T
1,5 m

3T P=1
X

3m

VA =

= -

VA = 34 , 875 / EI

21

2T

1T
1t/m

HITUNG BESAR

VD
B

2EI

2EI

2EI

EI
4m

1m

6m

2m

2T

1T
1t/m

2EI

C
EI

2EI

2EI

gambar ini untuk mencari persamaan

M
4m

1m

2EI

6m

2EI

2m

2EI

22

EI

P =1

4m
persamaan m

1m

gambar ini untuk mencari

BATANG ED
m =0

6m

0<X<2

2EI

2m

M = +1X.1/2X + 1X

Xm

P=1

Xm

Q= 1X

BATANG DC

0<X<6

M = +1(2+X) + 1/2( 2+X ) 2

2EI

= + 4 + 3X + 1/2 X2
m = -1X

Xm
D
D

2m

2m

q = 1t/m

1T

Xm

E
Q = 1( 2 + X )

P =1

23

BATANG BC
m=0

0<X<1

2T

M= -2X-1/2 .1.X 2

Xm
B

BATANG
37,5

2EI

Xm

CA 0<X<4
m = -1.6 = -6

EI

M = 1.8 + 1.8.4 -2.1 -1.1.0,5 =

2T

1T
1t/m

2EI

2EI

Q = 2T EI

2EI

Q=8T

Xm

M
Mata melihat keatas

1m

2EI

6m

2m

2EI

EI X m

2EI

P=1
m
Mata melihat keatas
24

 VD =

HITUNG BESAR Hc
4T

EI KONSTANT

B
A
c

1,8 m

4m

1,8 m

2, 4 m

C
2,4m
c=
X

4T

B
1,8 = 0,6X

X=3
X

25

gambar ini untuk mencari

persamaan M

2,4=0,8X

X
A

0,6 X

gambar ini untuk mencari persamaan m

P= 1

MENCARI HC
CB

0<X<3

EI

M=0

m = + 1.0,6.X

0,6X
P=1

BA 0<X<4

EI

M= + 4X

m = + 1.1,8 = +1,8

4T
X
X
1,8 m

P=1

26

PENURUNAN TITIK SIMPUL PADA KONSTRUKSI

RANGKA BATANG .

METHODE KOEFISIEN .

27

 = GAYA BATANG AKIBAT BEBAN UNIT YANG

DIBEBANKAN PADA TITIK
SIMPUL YANG DITANYAKAN PENURUNANNYA .

P = S = GAYA BATANG AKIBAT BEBAN LUAR YANG

BEKERJA .

L = PANJANG BATANG.

E = MODULUS ELASTISITAS BAHAN .

A = LUAS PENAMPANG DARI BATANG.

HITUNG PENURUNAN PADA TITIK G

C

BEBAN PADA

BATANG FG ADALAH

q = 1 t/m
BEBAN HARUS

DITEMPATKAN PADA
A
M
F
3
M

B
TITIK SIMPUL
G

E = 2.106 KG/ CM2

3
D

3
E

A = 10 CM2

28

,
5

,
5

KARENA BEBAN
DAN KONSTRUKSI
SIMETRIS MAKA VA
= VB = 1,5 T

MENCARI

TITIK A
S
S

A
C

A
F

PEMISALAN
A
TARIK
( TEKAN )

= 0 1,5 + S AC = 0

S AC = - 1,5 T

HASIL S AC NEGATIF, ARTINYA ARAH

SALAH , ARTINYA S AC BUKAN BATANG

1
,
5

TETAPI BATANG TEKAN.

S AC = 1,5 T

T
=0

S AF = 0

TITIK C
S

1C
,
5 S
CF
T SIN

C
D

HASIL S AC ADALAH 1,5 T

TEKAN , MAKA
S
CF
CO
S ARAH S AC MENEKAN
S
TITIK C
C
F

PADA TITIK SIMPUL C

29

=0

1,5 - S CF SIN = 0

S CF = 1,5 / SIN =

1,875 T
S CF = 1, 875 T ( TARIK )
=0

+ S CD + S CF COS =0

SCD = - 1,875 . 0,6 = - 1,125 T

SCD = 1,125 T ( TEKAN )

PAKAI CARA RITTER .

MENCARI S DE DAN S EF ,DIPOTONG BATANG S DE, S EF , S FG

CENTRUM KEKUATAN BATANG DE ADALAH TITIK F
= 0 ( LIHAT KANAN POT )
- S DE . 4 1,5 .6 + 1, 5 . 3 = 0
4
S DE = - 1, 125 T

S
SD
E
F
E

S
M
EF
S DE = 1, 125 T ( TEKAN )
SIN
1
F
1

6 ,
,
5
5
M
BATANG S EF ADALAH BATANG YANG TIDAK MEMPUNYAI
T CENTRUM
T
KEKUATAN BATANG , KARENA BATANG S DE DAN BATANG S FG TIDAK
AKAN MUNGKIN BERPOTONGAN .
=0

+ 1, 5 1, 5 S EF SIN = 0
S EF = 0

V =0

S DF = 0

S DF

UNTUK MENCARI BATANG S GF , S GE DAN S EB, DIPOTONG KETIGA

BATANG TERSEBUT . LIHAT KANAN POTONGAN .
E
S
S

S
30

E
B

E
G
F

,
5

,
5

T
SIN = a / 3

a = 3 SIN

a = 3 . 4 / 5 = 12 / 5 M

MENGHITUNG S GF

=0

+ S GF . 4 1, 5 . 3 = 0
S GF = 1, 125 T ( TARIK )

MENGHITUNG SEB

=0

- S EB . 12/5 1,5 . 3 = 0
S EB = - 1, 875 T

S EB = 1, 875

( TEKAN )

MENGHITUNG S GE

=0

+ S GE . 3 1, 5 . 3 = 0
S GE = 1,5 T ( TARIK )

TITIK B
SEB COS

H=0

SBG
( TARIK )

- SBG + SEB COS = 0

SBG = + 1,875 . 0,8 = 1,5 T

1
,
5
T

MENCARI

31

P =1 DI BEBANKAN PADA TITIK SIMPUL YANG DITANYAKAN

PENURUNANNYA .

MB = 0

VA.9 1.3 =

0
VA = 0,333

VB =

0,667
4m

B
A
S

F
3m

P=1
3m

3m

TITIK A

0,333

A
C

A
F

A
PEMISALAN

= 0 0,333 + AC = 0

AC = -

HASIL S AC NEGATIF, ARTINYA ARAH

SALAH , ARTINYA S AC BUKAN BATANG

TARIK

0,
3
0,333 ( TEKAN
)
3
3

TETAPI BATANG TEKAN.

=0

AC =

AF = 0

TITIK C

C
0
,

3
CF
3
SIN
3

C
D

HASIL AC ADALAH 0,333

TEKAN , MAKA

CF
CO
ARAH AC MENEKAN
S
TITIK C
C
F

PADA TITIK SIMPUL C

32

=0

0,333 - CF SIN = 0

CF = 0,333 / 0,8

= 0,41625
CF = 0,41625 ( TARIK )
=0

+ CD + CF COS =0

CD = - 0,41625 . 0,6 = - 0,24975

CD = 0,24975 ( TARIK )

PAKAI CARA RITTER .

MENCARI DE DAN EF ,DIPOTONG BATANG DE, EF , FG

CENTRUM KEKUATAN BATANG DE ADALAH TITIK F

= 0 ( LIHAT KANAN POT )
- DE . 4 0,667 .6 + 1 . 3 = 0
4
DE = -0,2505

D
E
F
E

EF
DE = 0,2505 ( TEKAN )
SIN
P
F
0

6 =
,
1
6
M
BATANG EF ADALAH BATANG YANG TIDAK MEMPUNYAI CENTRUM6
7
KEKUATAN BATANG , KARENA BATANG DE DAN BATANG FG TIDAK
AKAN MUNGKIN BERPOTONGAN .
M

=0

+ 0,667 1 EF SIN = 0
EF = - 0,41625

EF = 0,41625

( TEKAN )

UNTUK MENCARI BATANG GF , GE DAN EB, DIPOTONG KETIGA

BATANG TERSEBUT . LIHAT KANAN POTONGAN .
33

E
SIN = a / 3

G
F

a = 3 . 4 / 5 = 12 / 5 M

G
E

E B
B

a
G

1
3

MENGHITUNG GF

a = 3 SIN

=
M0

0
,
6
6
+ 7GF . 4 0,667 . 3 = 0
GF = 0,5 ( TARIK )

MENGHITUNG EB

=0

- EB . 12/5 0,667 . 3 = 0

EB = - 0,03335

EB = 0,03335

( TEKAN )

MENGHITUNG GE

=0

+ GE . 3 0,667 . 3 = 0

GE =0,667 ( TARIK )
V=0

DF = 0

DF

TITIK B
EB COS
BG
0,02668( TARIK )

H=0

- BG + EB COS = 0
BG = 0,03335 . 0,8 =

0
,
6
6
7

34

TABEL PERHITUNGAN PENURUNAN DI G

BATAN
G

S KG

L CM

E
A CM2
KG/CM

CM

.
CM

AC

0,333

1,5.103

4.102

2.106

10

-0,03

+0,009
9

AF

3.102

2.106

10

CF

+0,41
625

+1,875.
103

5.102

2.106

10

+0,046
9

+0,019
512

CD

+0,24
975
DI

1,125.1
03
JUMLA
H -

5.102

2.106

10

0,0281
2

0,0070
23

5.102

2.106

10

0,0281
2

+0,007
044

DE

0,2505 1,125.1
03
EF

0,4162
5

5.102

2.106

10

GF

+ 0,5

+1,125.

3.102

2.106

10

+0,016

+0,008
35

103
GE

+
0,667

+1,5 .
103

875

437

4.102

2.106

10

+0,03

+0,020
01

EB

0,0335 1,875.1
03

5.102

2.106

10

-0,0469

+0,001
571

GB

+0,02
668

+ 1,5 .
103

3.102

2.106

10

+0,022
5

+0,000
6

DF

4.102

2.106

10

V DI G =

0,06 CM

PENGERTIAN TENTANG KONSTRUKSI STATIS TAK

TENTU

SENDI A MEMPUNYAI
REAKSI VA DAN HA
A
MEMPUNYAI REAKSI VB

ROL B

JEPIT A MEMPUNYAI REAKSI VA ,

HA DAN MA
A

KONSTRUKSI DIATAS ADALAH KONSTRUKSI STATIS TERTENTU ,

KARENA JUMLAH REAKSI
36

TIDAK LEBIH DARI TIGA , SEHINGGA BISA DIHITUNG DENGAN

MEMAKAI PERSAMAAN
KESETIMBANGAN . ( H = 0 , M = 0 , V = 0 )
JADI KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU ADALAH SUATU KONSTRUKSI
YANG MEMPUNYAI
REAKSI PERLETAKAN LEBIH DARI TIGA , SEHINGGA UNTUK
MENGHITUNG REAKSI
PERLETAKANNYA DIBUTUHKAN PERSAMAAN LAGI SELAIN TIGA
PERSAMAAN
KESETIMBANGAN DIATAS . PERSAMAAN TERSEBUT ADALAH
PERSAMAAN DEFORMASI.

2 REAKSI

1 REAKSI

3 REAKSI

1 REAKSI
3 REAKSI

2 REAKSI

MENENTUKAN DERAJAT ATAU TINGKAT KESTATIS TIDAK

TENTUAN

CARA MENENTUKAN ATAU MENGHITUNG DERAJAT/ TINGKAT

KESTATIS TIDAK TENTUAN
1 . JUMLAH REAKSI PERLETAKAN DIKURANGI 3

37

2 . JUMLAH GAYA KELEBIHAN YANG HARUS DIHILANGKAN AGAR

KONSTRUKSI MENJADI
KONSTRUKSI STATIS TERTENTU .

CARA PERTAMA
A 3 REAKSI
3=3

3 REAKSI

N=6

KONSTRUKSI DIATAS DISEBUT KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU

TINGKAT 3

CARA KEDUA , KONSTRUKSI DIATAS DIJADIKAN KONSTRUKSI

STATIS TERTENTU .

GAYA KELEBIHAN YANG

DIBUANG
A

ADALAH VB , HB , MB

KARENA YANG DIBUANG ADALAH TIGA REAKSI MAKA KONSTRUKSI

DIATAS DISEBUT
KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU TINGKAT 3 .

38

PENYELESAIAN DENGAN CARA CONSISTENT

DEFORMATION

1. KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU DIANGGAP DULU SEBAGAI

STATIS TERTENTU DENGAN
MENGHILANGKAN GAYA KELEBIHAN .

KONSTRUKSI STATIS TAK

TENTU
A
TAK TENTU

DIATAS DIJADIKAN STATIS

DENGAN MENGHILANGKAN
GAYA KELEBIHAN VB

A
KONSTRUKSI STATIS TAK TENTU

B
DIATAS

DIJADIKAN STATIS TAK TENTU

DENGAN MENGHILANGKAN
GAYA KELEBIHAN MA

2. MENGHITUNG BESAR DEFORMASI AKIBAT BEBAN LUAR

YANG BEKERJA .
GAYA KELEBIHAN V , HITUNG v
GAYA KELEBIHAN H , HITUNG h
39

GAYA KELEBIHAN M , HITUNG

3. DITEMPAT DIMANA GAYA KELEBIHAN DIHILANGKAN
DIBEBANKAN BEBAN UNIT ,
DICARI JUGA DEFORMASINYA . ( BEBAN LUAR TIDAK
DIGUNAKAN LAGI )
GAYA KELEBIHAN V , HITUNG v
GAYA KELEBIHAN H , HITUNG h
GAYA KELEBIHAN M, HITUNG

4. TENTUKAN PERSAMAAN CONSISTENT DEFORMATION

UNTUK MENDAPATKAN
BESAR GAYA KELEBIHAN YANG DIHILANGKAN .

5. DARI HASIL DIATAS , MAKA DAPAT DICARI SELURUH REAKSI

PERLETAKANNYA
DAN BIDANG MOMEN , NORMAL DAN LINTANG DAPAT
DIGAMBAR .
CONTOH .

C
GAYA

LELEBIHAN VB
Dengan
gambar disamping cari VB
A

VB =1

40

Dengan gambar disamping

cari Vbb
A

PERSAMAAN CONSISTENT DEFORMATION

VB + VB . Vbb

=0
VB DAPAT DIHITUNG .
4T
SELESAIKAN SOAL INI DENGAN
CARA
CONSISTENT DEFORMATION
A

EI

2 EI

gaya

kelebihan VB

2m

8m

AB 0<X<2

EI

M =4- 4X
m=0
A
BC 0<X<8

C
2 EI
M = -4 ( 2 + X )

m = -1 X

C
B

VB =

Vbb =

) = 938,6667 / 2 EI

dx =

= 170,6667 /2EI
41

VB + VB .Vbb = 0
=- 5,5 T
VB = 5,5 T

938,6667 / 2EI + VB . 170,6667 /2EI =0

VB

Hasil VB negatip , maka arah VB berlawanan

dengan arah VB =1

4T
+5,5.8 =0

4TM

MC = 0

MC 4.10

MC = -4 TM

MC =

4TM

5,5 T

1,5 T

4T

8TM

4T

1,5 T

8TM

4TM

1,5 T

4
8
42

4
A

GAYA KELEBIHAN VC
EI

2m

2 EI

4m

10 m

4T
A
mencari VC
gambar bisa dipakai utk M
B
3

0
VC = 1

gambar bisa dipakai utk

0<X<2

D
0

0,

AB

mencari V cc

EI

M = +3,5 X

m = + 0,625 X

43

BC
)

0<X<4

DC 0<X<10

EI

M = + 3,5( 2+ X ) 4X

2EI

M = - 0,5 X

m = +0,625( 2+X
m = - 0,375 X

Vc =

Vc =

Vcc =

dx

44

Vc + Vc . Vcc = 0

=0

Vc = - 1,85 T

Vc =

1,85 T

4T

D
MD = 0

EI
1,85.10=0

2 EI

2m

VA. 16 4.14 +

4m

10m

VA = 2,34 T
2,34 T
2,34 1,85

1,85 T
4T

0,19T

VD = 4

1,9 TM

V D = 0,19 T

2,34 T
MC=0

1,66T
2

0.19 T

0,19 T
0

+MC

0,19.10 = 0
MC= + 1,9 TM
1

1
1,

MB = +2,34.2 = 2,68TM

q = 1 t/m
45

3T

EI KONSTANT

GAYA KELEBIHAN ADALAH

VA
5m

C
3m
q = 1t/m
A

3T

B
VA = 1

Cari VA

Cari V aa

C
C

AB
= +1X

0>X>3

EI

BC 0>X>5
m = + 1.3 = + 3

EI

M = - 1 X. 1/2 X

M = - 3.1,5 + 3X = - 4,5 + 3X

VA =

46

= -

V aa =

= +

VA + VA . V aa = 0

VA =

- 0,646 T
VA = 0.646 T

A
3,646T

A
3T

3T

6,44 TM

0,646 T
3,646T

0,646T

6,44 TM

8,56 TM
8,56TM

C
3,646 T

3T

3,646 T

47

MC = 0
8,56 TM

BATANG AB

+ MC 0,646 . 3 3.1,5 + 3.5 = 0

MC = -

MB = 0

+ MB 0.646 . 3 3.1,5 = 0

MB = 6,44 TM

3,646

3
0,646

3,646

6,44

48

6,44

8,56

4T

EI KONSTANT

B
A
c

1,8 m

4m

1,8 m

2, 4 m
2,4m

C
c=
X

4T

B
1,8 = 0,6X

X=3
X
gambar ini untuk mencari HC dan

persamaan M

2,4=0,8X

X
A

B
49

X
gambar ini untuk mencari HCC dan
HC =1

0,6 X

persamaan m

MENCARI HC
CB

0<X<3

BA 0<X<4

EI

M=0

m = + 1.0,6.X

EI

M= + 4X

m = + 1.1,8 = +1,8

Karena hasil negative arah HC

berlawanan dengan arah HC =1
HA

4T

VA

H=0
V=0

HA = 3,56 T
VA = 4 T

C
50

 MA = 0 + MA 3,56.1,8 + 4.4 =0

3,56 T
MA = - 9,6 TM

4T

6,4 T

B
6,4TM

4T

9,6 TM
MB = 0 +MB 3,56 .1,8 =0

3,56

SIN
MB = + 6,4 TM

C
3,56
DCB = -3,56 SIN = -3,56 . 0,6 = - 2,14 T
COS

3,56

NCB = + 3,56 COS = 3,56.0,8 = 2,85 T

3,56 T

2,85 T

4T

2,85 T

4T

51

2,14 T
9,6 TM

6,4 TM

6,4

PENYELESAIAN DENGAN CARA CROSS

1. ANGKA KEKAKUAN
PERLETAKAN : JEPIT JEPIT
JEPIT SENDI / ROL

K = 4EI / L
K= 3EI / L

2. FAKTOR DISTRIBUSI ( )
CONTOH :
EI
A

4m

2EI
B

8m

EI
C

2m

52

(=1)
INGAT

FAKTOR DISTRIBUSI PADA SATU TITIK SIMPUL =

1
)
CB = 1

CD = 0

DALAM SOAL DIATAS PERLETAKAN ROL DI B HARUS

DIANGGAP JEPIT , SEDANG
PERLETAKAN SENDI DI C TETAP DIANGGAP SEBAGAI SENDI .
UNTUK MUDAHNYA PENENTUAN DIATAS , CARANYA
MUDAHNYA SEBAGAI BERIKUT :
APABILA KITA ITU TITIK B , LENGAN KANAN DIPEGANGI
TITIK A , SEDANG YANG KIRI
DIPEGANGI TITIK C , MAKA PERLETAKAN DI B HARUS
DIANGGAP JEPIT .
APABILA KITA ITU TITIK C , LENGAN KANAN DIPEGANGI
TITIK B , SEDANG YANG KIRI
DILEPAS ( KARENA TITIK D ADALAH BEBAS ) , MAKA
PERLETAKAN DI C TETAP SEBAGAI
SENDI .

3. MOMEN PRIMAIR ( MF )

UNTUK ARAH MOMEN DISEPAKATI

SEPERTI GAMBAR DISAMPING .
ARAH MOMEN PRIMAIR MENGEMBALIKAN
ARAH LENDUTAN .

53

q
A
+ 1/12.q .L

Lm

Lm
1/12 . q.L

MF AB =

MF BA = -

P ton

MF AB =

MF BA =
am

bm

a=b

MFAB = -

MFBA=
Lm

q
A
AB = + 1/8 . q .L

MF

Lm

P ton

54

MF AB

= + 3/16. P .L

Lm
L

B
L

MF AB = + 3/16 . P .

L
P ton
L

4. MOMEN DISTRIBUSI .
MOMEN DISTRIBUSI = - MOMEN PRIMAIR PADA SATU TITIK
KUMPUL X FAKTOR DISTRIBUSI
AGAR TIDAK LUPA HARGA NEGATIF DIDEPAN , MAKA FAKTOR
DISTRIBUSI DITULIS NEGATIF
PADA TABEL MOMEN DISTRIBUSI ( TABEL CROSS ) .

5. MOMEN INDUKSI .
FAKTOR INDUKSI = 1/2
PERLETAKAN JEPIT JEPIT , DAPAT SALING INDUKSI .
PERLETAKAN JEPIT SENDI ATAU JEPIT ROL , SENDI ATAU ROL
HANYA BOLEH MEMBERI
INDUKSI KE PERLETAKAN JEPIT , TETAPI TIDAK BOLEH
MENERIMA INDUKSI DARI
PERLETAKAN JEPIT .
CONTOH :
q = 1t/m

4T
55

D
EI

EI

2m

4m

3m

BA : BC = 0 : KBC

2EI
8m

BA = 0

BC = 1

CB : CD = KCB : KCD = 3EI/3 : 4.2EI / 8 = EI :

EI
CB = 0,5

CD = 0,5

MOMEN PRIMAIR .
MF BA = - 2.1.1 = - 2 TM
MF CB = - 1/8.1.32 = - 1,125 TM ( MF BC = 0 ,karena
titik B dianggap sendi )
MF CD = - MF DC = 1/8 . 4 . 8 = + 4 TM

TITIK

BATANG

BA

BC

CB

CD

DC

FD

-1

- 0,5

- 0,5

MF

-2

-1,125

+4

-4

MD

+2

-1,4375

1,4375

XXXX

+1

0,71875

-0,5

-0,5

MI
MD

MD
BA = (
MBADi
+ ju

MI
MD
MOMEN
AKHIR

MBC ) . FD BA = ( -2 + 0 ) . 0 = 0
56

MD CB = ( MCB + MCD ) . FD CB = ( -1,125 + 4 ) .

(- 0,5 ) = - 1,4375
MI BC = 0 ( KARENA SENDI B TIDAK BOLEH
MENERIMA INDUKSI )
MI CB = 1/2 . MBC = 1/2 . ( + 2 ) = + 1
MI DC = 1/2 . MCD = 1/2 . ( - 1,4375 ) = - 0,71875
MOMEN AKHIR DIDAPAT DARI PENJUMLAHAN
MOMEN .

UNTUK PERHITUNGAN PORTAL , HARUS DIBEDAKAN ANTARA

PORTAL TETAP DAN PORTAL
BERGOYANG .
n = 2 . jumlah titik simpul ( 2 . jumlah jepit + 2 .jumlah sendi +
jumlah rol + jumlah batang )

n = 2.3 ( 2.1 + 2.0 + 1 + 2 ) = 1 > 0

PORTAL BERGOYANG

57

CONTOH SOAL
1 t/m

4T

2 t/m

2 EI

2 EI

EI

A
m

6m
D

4m

4m

= EI : EI

BA : BD =

BA = 0,5

BD = 0,5
DB : DE =

= EI : 0,75 EI

DB = 0,57

DE = 0,43

MF BA = -1/8 . 1 . 6
4 . 8 = 4 TM

= - 4,5 TM

MF BD = - MF DB = 1/8 .

MF DE = + 1/8 .2 . 4 2 = + 4 TM
bentang pakai rumus

kalau P tidak ditengah

MF BD = + P.a.b2/ L2
2

P.b.a / L

MF DB = -

TITIK

D
BATANG
FAKTOR
DISTRB.
MF

BA
0,5
- 4,5

BD
0,5
+4

DB
- 0,57
-4

DE
- 0,43
+4
58

MD
MI
MD

+ 0,25

+ 0,25
0
0

MI
MD

-0,035625
+
0,0178125
+ 4,23

+
0,0178125
- 4,23

MOMEN
AKHIR

0
0,125
0,07125
0

0
0,05375

- 3,94

1 t/m

+ 3,94

4T

2 t/m

2,3
4,99
A
D

3,94
6m
4m

4,23
3,01

3,7

2,04
B

4,23
4m

3,94
C

1,96
4m

D
2,3
4,99
2,04

2,0
1,96

1,96
3,7
3,01

M
4,23
3,94

59

2,645

3,93

2,06

q = 1t/m

P=4T

q = 2t/m

2m
A

D
6
a

BA : BC =

BA = 0,5

CB : CD =

CB = 0,5

BC = 0,5

CD =

0,5

MF BA = - 1/8 . 1 . 62 = - 4,5 TM
MF BC = - MF CB = + 1/8 . 4 . 4 = 2 TM
MF CDF = - MF DC = + 1/12 . 2 . 42 = + 2,667 TM

60

TITIK
BATANG
FD
MF
MD
MI
MD

B
BA
- 0,5
- 4,5
+ 1,25
+
0,083375

MI

C
BC
- 0,5
+2
+ 1,25
- 0,16675
+
0,083375
- 0,15625

MD

+
0,078125

+
0,078125

MOMEN
AKHIR

- 3,09

+ 3,08

CB
- 0,5
-2
- 0,3335
+ 0,625
- 0,3125

CD
- 0,5
+ 2,667
- 0,3335
0
- 0,3125

+
0,041687
5
0,020843
75
-2

q = 1 t/m

D
DC
- 2,667
0
- 0,16675
0
- 0,15625

0,020843
75
+2

- 2,99

4T

q = 2 t/m
A

D
3,09

3,09

2,99
2,485
3,752

2,485
3,752

3,515
4,248

2,272

2,272

1,728

2,272

D
61

3,515

1,728

1 728

4,248
AB
CD
DX = 0 2,485 1X =0
X = 2,485 m
3,752 -2X =0 X = 1,876 m

DX =0

Mmax = 2,485. 2,485 1.2,485 .1/2 . 2,485

3,752.1,876 2.1,876.1/2.1,876 -2

M max=

= 3,088 TM
7,039 3,519 2 = 1,52 TM

ME = 2,272 .2 3,09 = 1,454 TM

3,515

M
2
2,99

1,454
3,088

q = 1 t/m
A
D

5T
C
2
m

62

EI KONSTANT
E

5T
2m
n=2.4 ( 2.1 + 2.1 +1 + 3 ) = 0

portal tetap

3m

4m

4m

BA : BD : BF =

BA =

0,44

BD =

BF =

MF BA = - 1/8 . 1 . 32 = - 1,125 TM
MF BD = + 1/8 .5 . 8 = + 5 TM

MF DB = - 5 TM

MF BF = + 3/16 . 5 . 4 = + 3,75 TM

63

TITIK

D
BATANG
FAKTOR
DIST
MF
MD
MI
MD
MOMEN
AKHIR

BA
- 0,44

BF
- 0,34

BD
- 0,22

DB
-

- 1,125
- 3,355

+ 3,75
- 2,5925

+5
- 1,6775
0
0

-5
0
- 0,83875
0

- 4,48

+ 1,16

+ 3,32

- 5,84

MB = 0 ( OK )

q= 1t/m

5T

A
D

2,79

B
2,79

4,48

5,115

0,007

3,32

2,93

5,84

2,185

2,815
1,16

2,79

balok

FB

MB = 0

HF MISAL

E
=0

5T

- HF.4 + 5.2 1,16

HF = 2,21 T
HB = 5 2, 21= 2,79

T
balok

BD

MD=0

VB

MISAL

2,21

VB.8 -3,32 5.4 +

5,84 = 0

5,115

VB =2,185 T

VD=5-2,185 = 2,815T
64

Balok

AB

MB= 0

VA MISAL

VA.3 3.1,5 + 4,48 = 0

VA = 0,007 T

2,79

N
5,115
5,115
0,007

2,185
2,79
2,93

2,815
Bat AB

DX =0

0,007-1X=0

2,79
X= 0,007 m

DARI A

2,21
5,84
4,48
3,32
1,16
MX = 0,007X- 1X.1/2 X
65

Mmax = 0

5,42

X=0,007 m

4,42

Mmax =

0,007.0,007- 1.0,007.1/2.0,007
Mmax = 0
ME = 2,21 . 2 = 4 ,42 TM

2 t/m
6T
E
G

2m
H

4T

4m

4m
2m

6m

n = 2.6 ( 2.2 + 2.1 + 1 + 5 ) = 0

portal tetap

EC : EF : EA =
EC = 0,31

EF = 0,28

EA = 0,41

FE : FB : FD =
FE = 0,28

FB = 0,41

FD = 0,31

MOMEN PRIMAIR
MF EC = - 1/8 . 2. 42 = - 4 TM
MF EF = - MF FE = + 1/12 . 2 . 62 = + 6 TM
66

MF FD = + 3/16 . 6 . 4 = + 4,5 TM
MF EA = - MF AE = 1/8 . 4 . 4 = + 2 TM
TTK
BATA
NG
FD
MF
MD
MI
MD

EC

E
EA

-0,31
-4
-1,24
0,065
1

MI
MD
MAKH
IR

0,024
3
-5,33

EF

A
AE

FE

-0,41
+2
-1,64

-0,28
+6
-1,12

-2
0

-0,28
-6
+0,42

0
0,086
1
0

+0,21
0,058
8
+0,07
84

+ 0,82
0

-0,56
+0,15
68

0,0430
5
0

0,029
4
0,008
23

0,009
11

0,012
05

-2,86

-6

+5,15

+0,85

+0,42

0,032 0,021
1
9
+0,24 +5,09

1 t/m

F
FD

FB

-0,31
+ 4,5
+0,46
5

-0,41
0
+0,61
5

+0,17
36

E 0,32

0,3075
0

6T
0,32F

11,18

+0,20
96

0
0

+0,114
8

1t/m
1,665

B
BF

10,44

5,33

5,09

5,15
2,67
4,29

5,33
1,71
0,24

5,85

1,345

6,15
0,85

0,32

4T

2,86
0,42

67

2,655
0,32

B
11,18

10,44

0,32

1,66
5
1,665

11,18

10,44

5,85
2,67

4,29
1,345

1,71
5,33

2,655

6,15

0,32
68

6
5,33
5,09

0,24

0,85

3,56

3,42

2,45

12,02
2,86

0,42

q = 1t/m
1
m

B
F

C
4T

3
m

1
m

E
D
3m

6m

m
n = 2.5 ( 2.2 + 2.1 + 0 + 4 ) = 0

portal tetap

( 3,5 )

BA : BC : BE =
BA = 0,38

BC = 0,19

BE = 0,43
69

 CB : CD =
CB = 0,45

CD = 0,55
MF AB = - MF BA = + 1/12 . 1 . 32 = + 0,75 TM
MF BC = MF CD = + 1/12 . 1 . 62 = + 3 TM
MF BE = + 3/16 . 4 . 2 = + 1,5 TM

TITIK

BATAN
G
FD
MF
MD

AB

BA

BC

BE

+ 0,75
0

- 0,38
- 0,75
1,425

- 0,19
+3
- 0,7125

- 0,43
+ 1,5
1,612
5

MI
MD
MI
MD

M
AKHIR

0,7125
0
0,1282
5
0

+ 0,675
0,2565

-0,12825

0,2902
5

C
CB

CD

DC

- 0,45
-3
+ 1,35

- 0,55
0
+ 1,65

0
0

+
0,35625
+0,1603
125

0,0304
6

+
0,080156
2
0,015229
7

0,0344
67

0,06412
5
+
0,02885
6

-2,45

+ 2,90

- 0,45

- 1,88

- 0,09

+
0,19593
7

+
0,825
0
+
0,0979
7

+0,0352
69

+ 1,88

+
0,92

FREE BODY DIAGRAM

6,4
85

0,09

1 t/m 4,71

6,485 4,71
5,44

2,83

2,45 2,27

3,17

2,90

1,88

2,83

4,71
0,27

1,775

0,45

1,88

70

4T

0,92

E 2,225
5,44

BE MB = 0
1,775 T

4,71

- HE.2 + 4.1 + 0,45 = 0

HE = 2,225 T

HB =

CD MD = 0
4,71 T

- HD.3 -0,92 -1,88 2,83.4 =0

3M

HD = 4,71 T

2,83

HC =

5M

4M

4,71 SIN

SIN = 3/5

2,83 COS

COS = 4/5

2,83

4,71
4,71 COS
2, 83 SIN

N DC = - 4,71 COS 2,83 SIN = - 3,768 1,698 = - 5,466 T

D DC = + 4,71 SIN 2,83 COS = 2,826 2,264 = + 0,562 T
DX = 3,17 1X = 0

X = 3,17 M

MX = 3,17.X 1.X.1/2.X 2,90

X= 3,17 M MAX = 3,17.3,17 1.3,17 . . 3,17 2,90 = 2,12
TM
6,4
4,71

5,44

5,466

71

3,17

5,466

0,562
1,775
0,27

2,27
2,83

2,225
2,98

2,45

1,88
1,88

0,45
0,09
2,25

M MAX =2,12

M
0,92

TAHAP PENYELESAIAN UNTUK PORTAL

BERGOYANG

1. PORTAL DIANGGAP DULU SEBAGAI PORTAL TETAP / TIDAK

BERGOYANG DENGAN
MEMASANG PENDEL DITEMPAT PERGOYANGANNYA . ( PHASE
NOL )

72

DARI GAMBAR DISAMPING ,

Pendel
DIHITUNG MOMEN AKHIR NYA
DAN
JUGA REAKSI PENDEL NYA.

2. PORTAL DIBIARKAN BERGOYANG . ( PHASE SATU )

HITUNG MOMEN AKHIR DAN JUGA REAKSI PENDEL NYA .
B

B
JEPIT JEPIT

A
MFBC

JEPIT SENDI /

ROL

MFCB

UNTUK LEBIH MUDAHNYA ,

EI
DIMISALKAN DALAM X ,
SEHINGGA
REAKSI PENDEL DALAM X

3. DARI HASIL REAKSI PENDEL DIATAS DIDAPAT KAN HARGA X

73

DIMANA

RP0 + RP1 = 0

X DAPAT DITEMUKAN

SEHINGGA MOMEN AKHIR DAPAT DIHITUNG DARI MOMEN AKHIR

PHASE NOL
DITAMBAH MOMEN AKHIR PHASE SATU .

4. DARI HASIL MOMEN AKHIR YANG DIDAPAT DIATAS , MAKA

DAPAT DILANJUTKAN
DENGAN MENGHITUNG DAN MENGGAMBAR BIDANG MOMEN ,
NORMAL DAN
LINTANG .

2T

1T
1t/m

74

2EI

2EI

2EI

EI
4m
portal bergoyang

1m

n= 2.3 ( 2.1 + 2.0 + 1 + 2 ) = 1 > 0

6m

2m

2T

1T
1t/m

2EI

2EI

E
dianggap dulu tidak bergoyang

2EI
portal

4m
memasang pendel .

1m
PHASE 1

dengan

6m

2m

PORTAL DIANGGAP TIDAK BERGOYANG

CB : CD : CA = 0 : 3.2EI/6 : 4EI/4
CA = 0,5
DC : DE = 1 : 0

DC = 1

CB = 0

CD = 0,5

DE = 0

MF CB = - 2.1 1.1.0,5 = - 2,5 TM

MF CD = +1/8. 1. 62 = + 4,5 TM
MF DE = + 1.2 + 2.1.1 = + 4 TM
TITIK

BATANG
FD
MF
MD
MI
MD
MI
MD

AC
0
0
-0,5
0
+0,5
0

C
CA
-0,5
0
-1
0
+1

CB
0
-2,5
0

CD
-0,5
+4,5
-1
-2
+1
0
0

D
DC
-1
0
-4
0
0

DE
0
+4
0
0
0
75

M
.AKHIR

-2,5

+ 2,5

-4

+4

2T
1T
B
E

2,5

2,5

MC = 0

HA MISAL

- HA . 4 + 0 = 0

HA = 0 T

RP0 = 0 T
A

PHASE SATU

PORTAL DIBIARKAN BERGOYANG

2EI

C1

2EI

2EI

EI
4m

1m

MF AC = MF CA =

6m

TITIK

BATANG
FD
MF
MD

AC
100X
0

2m

C
CA
-0,5
100X
-50X

CB
0
0
0

CD
-0,5
0
-50X

D
DC
-1
0
0

DE
0
0
0
76

MI
MD
MOMEN
AKHIR

-25X
0
75X

B
D

0
0
50X

0
0
-50X

0
0

0
0

0
0

50X
E

31,25X

31,25X

31,25X
31,25X

50X

MC = 0
75X

HA MISAL

- HA . 4 -75X-50X = 0

HA

= 31,25X
RP1 = 31,25X
A
RP0 + RP

31,25X

=0

0 31,25 X = 0

X=0

MOMEN AKHIR = MOMEN PHASE NOL + MOMEN PHASE SATU

MAC = 0 + 75 . 0 = 0 TM
MCA = 0 + 50. 0 = 0 TM
MCB = - 2,5 + 0.0 = - 2,5 TM
MCD = + 2,5 -50.0 = + 2,5 TM
MDC = -4 + 0.0 = -4 TM
MDE = + 4 + 0.0 = + 4 TM
2T
A
E

1T
C

77

2,5 TM
2T
3T

=0

3T

7T

4T
4 TM

2,5 TM

BATANG CD
VD= 2T

VC = 4T

DX = 0

4 TM

MD=0

DX = 4 1X = 0

VC.6-2,5+4-1.6.3
X = 4M

terjadi

M max
MX = 4X - 1.X.1/2.X 2,5
A

7T

X= 4

M max = 4.4 1.4.1/2.4

2,5 = 5,5 TM

7T
4T
3T
1T

2T

3T

2T

4TM
78

2,5 TM

5,5 TM

4T
A

3m
1T

4m
2m

4m

PORTAL DIANGGAP DULU TIDAK BERGOYANG DENGAN MEMASANG

PENDEL ( PHASE NOL)

4T
B
A

3m
1T

4m
2m

4m

BA : BC = 4EI/4 : 3EI/5 = EI : 0,6EI

BC = 0,6/1,6 = 0,375
CB: D = KCD : 0
CD = 0

BA = 1/1,6 = 0,625
CB =1
79

MF CD = + 1.2 = + 2TM

TITIK

BATANG
FD
MF
MD
MI
MD
MI
MD
M AKHIR

AB
0
0
0
0
+0,3125
0
+0,3125

B
BA
-0,625
0
0
0
+0,625
0
0
+0,625

BC
-0,375
0
0
-1
+0,375
0
0
-0,625

C
CB
-1
0
-2

CD
0
+2
0

0
-2

0
+2

4T
0,625TM

B
0,3125TM

0,2344T

0,625TM

0,2344T

3,7656T
2TM

1T
C
D
3,7656T
2TM

RP0

AB

MB = 0 VA.4-0,3125-0,625 =0

VA=0,2344 T

1T

VB = 0,2344 T
BC

VB = 4 0,2344 = 3,7656 T

CB
MB = 0
4,1458 T

VC = 3,7656 T

-HC.3 3,7656.4 + 2 + 0,625 =0

CD
HC = 4,1458 T
4,1458 T

HD = 4,1458 T

HC =
RP 0 =
80

PHASE SATU , PORTAL DIBIARKAN BERGOYANG

3

sin=3/5

tg=3/4

/tg

A
=
/sin
B

4m
2m

4m

D
MFAB = MFBA =

MFBC =

TITIK
BATANG
FD
MF
MD
MI
MD
MI
MD
M AKHIR

A
AB
250X
0
-46,875X
0
0
0
203,125X

B
BA
-0,625
250X
-93,75X
0
0
0
0
156,25X

BC
-0,375
-100X
-56,25X
0
0
0
0
-156,25

C
CB
-1
0
0

CD
0
0
0

0
0

0
0

81

156,25X

B
203,125X 89,84375X
89,84375X

156,25X
89,84375X

C
D
89,84375X

AB

RP1

MB = 0 VA.4-203,125X-156,25X =0

VA=89,84375X

VB = 89,84375X
BC

VB = 89,84375X

CB
MB = 0
171,875X

VC = 89,84375X

-HC.3 + 89,84375X.4 + 156,25X =0

CD
HC = 171,875X
= 171,875X
RP0 + RP1 = 0

HD = 171,875X
4,1458 171,875 X = 0

HC =
RP 1

X = 0,02412

MOMEN AKHIR = MOMEN PHASE NOL + MOMEN PHASE SATU

MAB = 0,3125 + 203,125 . 0,02412 = + 5,212 TM
MBA = 0,625 + 156,25 . 0,02412

= + 4,394 TM

MBC = -0,625 -156,25 .0,02412

= - 4,394 TM

MCB = -2 + 0 . 0,02412

= -2 TM

MCD = +2 + 0. 0,02412

= + 2TM

82

4T

4,394TM

B
5,212TM

2,4015T

2,4015T

4,394TM
1,5985T
2TM

1T
C
D
1,5985T
2TM
1T

CB
4,394 TM

MB = 0
CD

+ MB 1,5985.4 + 2 = 0

MC = 0

MB =

+ MC + 2.1 = 0

MC =

- 2TM
NCB = - 1,5985 . 0,6 = - 0,9591 T
DCB = - 1,5985 .0,8 = - 1,2788 T
C
1,5985COS
1,5985SIN

0,9591T

N
83

0,9591T

2,4015T

2,4015T

1T

1,2788 T
5,212TM

4,394TM

2TM

2TM

4,394TM

REVIEW TENTANG MATRIX

1.MENJUMLAH MATRIX

84

MATRIX YANG DIJUMLAH HARUS MEMPUNYAI JUMLAH BARIS DAN KOLOM

YANG SAMA.

-3

-4

-4

10

11

-2
2

2. MENGALIKAN MATRIX

JUMLAH KOLOM PADA MATRIX YANG PERTAMA HARUS SAMA DENGAN

JUMLAH BARIS PADA
MATRIX YANG KEDUA.

-4

-5

-2

2X3

=
=

4. 5 + 2.2 + 3.3
33
-18

44

5.5 + -4.2 +9.3

-59
64

3X3

4. -5 + 2.4 + 3.-2

4.8 + 2.3 + 3.4

5.-5 + -4.4 +9.-2

5.8 +-4.3 + 9.4

50

2X3
-

3. INVERS MATRIX

85

6.9 2.7

- ( 3.9 2.2 )

3.7

6.2
A

- ( 5.9 1.7 )

4.9 2.1

- ( 4.7

5.2 )
5.2 6.1

- ( 4.2 1.3 )

4.6

3.5

40

- 23

3
=

-38

34

T
=

-5

40
- 23

-18

- 38
34

- 18

4
-5
9

86

3
1.6.2 4.2.7 -5.3.9 =

= 1.3.7 + 5.2.2 + 4.6 9

21 + 20 + 212 12

56 135 = 50

-1
A

40
= 1/50

- 38

- 23
3

34
- 18

-5
9

ANALISA STRUKTUR METHODE

MATRIX
87

TAHAPAN PENYELESAIAN KONSTRUKSI

STATIS TAK TENTU DENGAN CARA METHODE
KEKAKUAN

1. MENENTUKAN MATRIX

2. MENENTUKAN MATRIX KEKAKUAN

3.

MENGHITUNG MATRIX

-1
4

-1

HITUNG

K
5. TENTUKAN MOMEN PRIMAIR AKIBAT BEBAN LUAR NYA

HO

QR

6. TENTUKAN MATRIX
-1
7.

QR

8.

9.

akhir =

I.

MENENTUKAN MATRIX

D
+

Ho

88

D1
D2

d
2

d
4

d
3

TENTUKAN TITIK YANG MENGALAMI DEFORMASI

d

DALAM SOAL DIATAS

MENGALAMI ROTASI.

SENDI B DAN ROL C

SEBAGAI DASAR PENENTUAN

ROL

H=1

( BERGERAK )
V = 0

( TIDAK

BERGERAK )

V
H

SENDI

= 1

V=0
H=0

= 1

V
V
V

V =0
H

H=0
=0

89

UNTUK SOAL DIHALAMAN SEBELUMNYA, DAPAT DITENTUKAN

MATRIX A SEBAGAI BERIKUT

d1

AKIBAT D 1 , MAKA YANG

BERGERAK ADALAH d 2 DAN d 3

1

AKIBAT D 2 , MAKA YANG

d2

BERGERAK ADALAH d 4
1

d3

1
D1

d4
D2

JUMLAH KOLOM PADA MATRIX A TERGANTUNG

DARI JUMLAH
DEFORMASI YANG TERJADI.

D
d

d
d

d1

AKIBAT D 1, YANG

d2

AKIBAT D 2 , YANG

d3

AKIBAT D 3 , YANG

BERGERAK d 1
0

BERGERAK d 2 DAN d 3
0

BERGERAK d 4

90

1
H

D1

D2

D3

d4

MENENTUKAN MATRIX
PORTAL

UNTUK

D
d

AKIBAT D 1 , YANG

BERGERAK d 1
d

AKIBAT D 2 , YANG

BERGERAK d 2 dan d3
d
D

d1

d2

d3

0
0

d4
D1

D2

91

MENENTUKAN MATRIX
A

E
I

2
E
I

6m

8m

UNTUK MEMBUAT ROTASI d 1 = 1 , DIBUTUHKAN M AB = 4

EI/L
MBA = 2 EI/L
UNTUK MEMBUAT ROTASI d 2 = 1 , DIBUTUHKAN M BA = 4

EI/L
M AB
= 2EI/L
BEGITU SETERUSNYA UNTUK ROTASI d 3 DAN d 4.

4 EI/6

2EI/6

2 EI/6

4 EI/6

4.2EI/8

2.2EI/8
92

2.2EI/8

= EI
0.67
0.33
UNTUK MUDAHNYA , APABILA
0.33

4.2EI/8

JADI

0.67

ADA 2

0.5

0.5

BATANG,MAKA MATRIX S ,
0
TERDIRI DARI 4 BARIS DAN
0

KOLOM

CONTOH SOAL
1 t/m
2T
A

D
2

4m

8m

1m
HITUNG BESAR MOMEN AKHIR NYA DENGAN CARA METHODE
KEKAKUAN
D1

0
1
93

4 EI/4

2 EI/4

2 EI/4

4 EI/4

4.2 EI/8

2.2EI/8

2.2 EI/8

4.2 EI/8

= EI

0.5

0.5

0.5

T
A

0.5

K
1
1
0

0,5

0.5

EI

0
0

0.5

0.5

0.5

0
1

EI

94

0
2

EI

0.5
1

0.5

0.5

1
0.5

matrix S dikali matrix A

sebaiknya diselesaikan dahulu
-1

= 2 0,5 . 0,5

karena

hasil tersebut akan

= 1,75
digunakan lagi pada

K
perhitungan matrix H

K
- 0.5

= EI

- 0.5

- 0.5

EI

- 0.5
K

-1

2
=

1/1,75 EI

-0.5

-0.5

MOMEN PRIMAIR ( DIANGGAP PERLETAKAN JEPIT JEPIT

)
M F AB = 0
MF BA = 0
MF BC = 1/12 q L

MF CB = - 1/12 q L

= 1/12 1 8
2

= 1, 333 TM

= - 1, 333 TM

MF CD = + 2.1 = 2 TM
95

0
HO

0
+ 1, 333
- 1,333

2T

A
2

1,333

1,333

1,333

-1,333

1,333

- 1,333

+ 1,333 2

- 0,667

UNTUK MENENTUKAN JUMLAH BARIS PADA MATRIX Q

DILIHAT

DAPAT

DARI JUMLAH GAYA KELEBIHAN ( D )

= 1/1,75 EI

QR

-1

-0,5

-0,5

-1,333

-0,667

2x2

= 1/1,75 EI

- 0,9995

2x1

1/EI

- 0, 5711
96

- 0, 667

= EI
- 0,28555

0,5

- 0,3811

0,5

0,5

-0, 5711
1/EI

- 0,3811

- 0,5711
- 0,76165
- 0,66665

- 0, 29

akhir =

0
M AB

Ho

- 0,28555

97

- 0, 57

0
M BA

+ 0,57

1,333
M BC

- 0,5711

- 0,76165

-1,333
-

- 0,66665

M CB

FREE BODY DIAGRAM

2T

98

0,215
4,18

0,215

3,82

2
4m

8m

1m

D
2

3,82
2

+
0,215

0,215

4,18
2

0,57

0,29
M max
= 6,74

2T
99

2EI

HITUNG BESAR

MOMEN AKHIRNYA DENGAN

CARA METHODE
KEKAKUAN .
2EI
+ 2 ) = 0 portal tidak bergoyang

4m

n = 2.3 ( 2.1 + 2.1 + 0

A
2m

2m

D2
2T
B

d3

2EI

d4
d2
2EI

D1

d1

100

4X4
4X2
S

2X4

4X2

101

2T
B

+1

-1

MF AB = - MF BA = 0
MF BC = - MF CB = + 1/8 . 2 . 4 = + 1 TM

B
-1

102

2T
B

C
0,429

1,286

103

0,429

DARI GAMBAR FREEBODY DISAMPING ,

BIDANG
MOMEN , NORMAL DAN LINTANG DAPAT
DIGAMBAR .

GARIS PENGARUH
Definisi
Garis pengaruh struktur statis tak tentu/balok menerus
adalah persamaan garis elastis dibagi dengan faktor. Faktor
adalah nilai deformasi pada titik yang diinginkan pada garis
pengaruh.

PersamaanGarisPengaruh

PersamaanGarisElastis ( Defleksi / rotasi )

Factor

Pada bab ini dibahas garis pengaruh balok menerus dengan

maksud :
1. Menentukan diagram gaya lintang dan momen
tertentu

akibat

beban

berjalan

yang

pada titik

terjadi

pada

jembatan/konstruksi balok menerus

2. Menentukan besar gaya lintang dan momen pada titik
tertentu

akibat

beban

berjalan

yang

terjadi

pada

jembatan/konstruksi balok menerus

1.

Tahapan Pengerjaan

104

6m

a. Memberikan gaya 1 satuan di titik yang ditinjau GP (berupa P

(reaksi/gaya lintang) = 1 satuan atau M (momen) = 1 satuan

B
3EI
6m
(a)

P=1

A
(b)

Gambar . (a) Balok kantilever statis tak tentu, (b) Balok kantilever
dengan beban P 1 satuan mengganti reaksi di titik B

Gambar di atas adalah asumsi untuk membuat garis pengaruh

reaksi di titik B, maka balok kantilever statis tak tentu pada gambar
diatas dirubah menjadi balok kantilever dengan beban P = 1

b. Menyusun persamaan momen dan persamaan garis elastis

Untuk mencari persamaan defleksi, dipakai :

d2y
Mx

2
EI
dx
PersamaanRotasi Y '

d2y
dx 2

Kedua integral ini

mengandung

PersamaanDefleksi Y Y '

c. Menyusun syarat batas, (lihat bab 1 gambar 1.3, gambar 1.4 dan
gambar 1.5)
105

d. Menyusun persamaan garis elastis

Konstanta C yang diperoleh pada tahapan c, selanjutnya
dimasukkan kembali pada persamaan garis elastis.

e. Menghitung nilai faktor

Untuk Garis Pengaruh Reaksi
Faktornya
(Defleksi)
Garis Pengaruh D

Untuk Garis Pengaruh M

Faktornya (Rotasi)

f. Menyusun persamaan garis pengaruh

g. Menggambar persamaan garis pengaruh
Pada mata kuliah Mekanika Teknik statis tak tentu ini , hanya
diberikan garis pengaruh Reaksi Perletakan. Dengan bantuan garis
pengaruh diatas dapat juga dicari garis pengaruh D maupun M.

Contoh Soal :

B
EI
2
m

C
2
EI
4m

HITUNG DAN GAMBAR GARIS PENGARUH Rc .

106

Turunkan persamaan garis pengaruh Rc. Titik C dihilangkan terlbih

dahulu, pada titik tersebut dibebankan P = 1

B
EI

2
m

P=
1
C

2
EI
4m

Reaksi perletakan dihitung :

VA = 2 ( )
VB = 3 ( )

AB

CB

Mx = -2x

Mx = -1x

d 2 y 2x

EI
dx 2

d 2 y 1x

2 EI
dx 2

x2
Y '
C1
EI

1 2
x
Y ' 2
C3
2 EI

1 3
x
Y 3 C1 X C 2
EI

1 3
x
Y 6
C3 X C 4
2 EI
107

X=0

YA = 0

X=2

YB = 0

C2 = 0

X=4

1
23
3
0
C1 2
Ei
C1

YB = 0

1
43
..........(1)
6
C3 4 C 4 0
2 EI

4
3EI

AB

CB
22
Y 'B
C1
EI

X=2

Y 'B

1 3
4
2
Y 'B
C3
2 EI

X=4

4
4

EI EI

4
C3
EI

8
3EI

Y ' B Y ' B
8
4

C3
3EI
EI
C3

Persamaan ( 1 ) :

20
3EI

1
43
20
6

4 C4 0
2 EI
3EI
C4

64
3EI

108

Karena yang ditanyakan garis pengaruh Rc maka faktor pembaginya

adalah c.
Dipakai persamaan defleksi bagian CB dengan memasukkan harga X = 0

1 3
X
20
64
6

X
2 EI
3EI
3EI
YC C

X=0

64
3EI

Persamaan garis pengaruh RC :

AB
0 X 2

1 3
X
4
3

X
3EI
Y1 EI
0.0156 X 3 0.0625 X
64
3EI

CB
0 X 4

1 3
X
20
64
6

X
3EI
3EI 0.0039 X 3 0.3125 X 1
Y1 EI
64
3EI

B
C
2
m

4m

Y1 = 0.0156
X3 - 0.0625

Garis
Pengaruh

Y2 = 0.00039 X3
- 0.3125 X+1

109

Hitung besar Rc apabila beban merata q = 2 T/m berada

tepat di AB dan P = 4 Ton ditengah BC.

Ingat apabila yang berjalan adalah beban merata harus dikali

dengan luasan dibawah beban tersebut dan apabila yang
berjalan beban terpusat di kali dengan ordinat dibawah beban
tersebut

2
m

4m

P
Y

RC q luasan P Y

0.00156 x
0

0.0625 x dx 4 0.0039 2 3 0.3125 2 1

2 0.00624 0.125 4 0.0312 0.625 1 1.38728 ()

Hitung besar DI dan MI (Potongan I ditengah BC)

110

2
m

RC

MI = + RC . 2 = + 1.38728 x 2 = 2.77456 Tm
DI = - RC = - 1.38728 T

Apabila diketahui persamaan garis pengaruh RC, turunkan

persamaan garis pengaruh DI dan MI
A

B
2
m

2
m

C
2
m

P = 1 diantara C I :
1
X
I

DI = - RC + 1

C
2
m

= - ( 0.0039 X3 - 0.3125 X + 1)
RC

= - 0.0039 X3 + 0.3125 X - 1 + 1
= - 0.0039 X3 + 0.3125 X

MI = RC . 2 - 1 ( 2 - X )
= ( 0.0039 X3 - 0.3125 X + 1 ) . 2 - 2 + X
= 0.0078 X3 - 0.625 X + 2 - 2 + X
= 0.0078 X3 - 0.375 X

P = 1 diantara I B :

P=
1

DI = - RC
111

= - 0.0039 X3 - 0.3125 X
I

MI = RC . 2

RC

= 0.0078 X3 - 0.625 X + 2

P = 1 diantara A B :

P=
1
A

DI = - RC
B

= - 0.00156 X3 - 0.0625 X

MI = R C . 2
RC

= ( - 0.00156 X3 - 0.0625 X ) . 2

- 0.0039 X3
+ 0.3125 X

- 0.00156 X3
+ 0.0625 X

GP DI
- 0.0039 X3 +
0.3125 X - 1
- 0.0312
X3 + 0.125
GP MI
0.0078 X3
- 0.625 X +

0.0078
X3 - 0.375

DAFTAR PUSTAKA
112

1 . Chu Kia Wang Ph D , Ir . Herman

Widodo S ,
STRUKTUR STATIS TAK TENTU
2 . Chu Kia Wang Ph D, Kusuma
Wirawan & Mulyadi
Nata Prawira , ANALISA STRUKTUR
LANJUTAN

113